Yā 'Ayyuhā An-Nāsu Attaqū Rabbakumu Al-Ladhī Khalaqakum Min Nafsin Wāĥidatin Wa Khalaqa Minhā Zawjahā Wa Baththa Minhumā Rijālāan Kathīrāan Wa Nisā'an ۚ Wa Attaqū Allaha Al-Ladhī Tasā'alūna Bihi Wa Al-'Arĥāma ۚ 'Inna Allāha Kāna `AlaykumRaqībāan
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silatur-rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. 4:1)
Wa 'Ātū Al-Yatāmá 'Amwālahum ۖ Wa Lā Tatabaddalū Al-Khabītha Biţ-Ţayyibi ۖ Wa Lā Ta'kulū 'Amwālahum 'Ilá 'Amwālikum ۚ 'Innahu Kāna Ĥūbāan Kabīrāan
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. (QS. 4:2)
Wa 'In Khiftum 'Allā Tuqsiţū Fī Al-Yatāmá Fānkiĥū Mā Ţāba Lakum Mina An-Nisā' Mathná Wa Thulātha Wa Rubā`a ۖ Fa'in Khiftum 'Allā Ta`dilū Fawāĥidatan 'Aw Mā Malakat 'Aymānukum ۚ Dhālika 'Adná 'Allā Ta`ūlū
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. 4:3)
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (QS. 4:4)
Wa Lā Tu'utū As-Sufahā'a 'Amwālakumu Allatī Ja`ala Allāhu LakumQiyāmāan Wa Arzuqūhum Fīhā Wa Aksūhum Wa Qūlū LahumQawlāan Ma`rūfāan
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (QS. 4:5)
Wa Abtalū Al-Yatāmá Ĥattá 'Idhā Balaghū An-Nikāĥa Fa'in 'Ānastum MinhumRushdāan Fādfa`ū 'Ilayhim 'Amwālahum ۖ Wa Lā Ta'kulūhā 'Isrāfāan Wa Bidārāan 'An Yakbarū ۚ Wa Man Kāna Ghanīyāan Falyasta`fif ۖ Wa Man Kāna Faqīrāan Falya'kul Bil-Ma`rūfi ۚ Fa'idhā Dafa`tum 'Ilayhim 'Amwālahum Fa'ash/hidū `Alayhim ۚ Wa Kafá Billāhi Ĥasībāan
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk nikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu memakan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu). (QS. 4:6)
Lilrrijāli Naşībun Mimmā Taraka Al-Wālidāni Wa Al-'Aqrabūna Wa Lilnnisā'i Naşībun Mimmā Taraka Al-Wālidāni Wa Al-'Aqrabūna Mimmā Qalla Minhu 'Aw Kathura ۚ Naşībāan Mafrūđāan
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (QS. 4:7)
Wa 'Idhā Ĥađara Al-Qismata 'Ūlū Al-Qurbá Wa Al-Yatāmá Wa Al-Masākīnu Fārzuqūhum Minhu Wa Qūlū LahumQawlāan Ma`rūfāan
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (QS. 4:8)
Wa Līakhsha Al-Ladhīna Law Tarakū Min KhalfihimDhurrīyatanĐi`āfāan Khāfū `Alayhim Falyattaqū Allaha Wa Līaqūlū Qawlāan Sadīdāan
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. 4:9)
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. 4:10)
Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan 272; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya memperoleh seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfa'atnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:11)
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (QS. 4:12)
Tilka Ĥudūdu Allāhi ۚ Wa Man Yuţi`i Allāha Wa Rasūlahu Yudkhilhu Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'AnhāruKhālidīna Fīhā ۚ Wa Dhalika Al-Fawzu Al-`Ažīmu
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 4:13)
Wa Man Ya`şi Allāha Wa Rasūlahu Wa Yata`adda Ĥudūdahu Yudkhilhu Nārāan Khālidāan Fīhā Wa Lahu `Adhābun Muhīnun
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. 4:14)
Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya. (QS. 4:15)
Wa Al-Ladhāni Ya'tiyānihā Minkum Fa'ādhūhumā ۖ Fa'in Tābā Wa 'Aşlaĥā Fa'a`riđū `Anhumā ۗ 'Inna Allāha Kāna TawwābāanRaĥīmāan
Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 4:16)
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:17)
Wa Laysati At-Tawbatu Lilladhīna Ya`malūna As-Sayyi'āti Ĥattá 'Idhā Ĥađara 'Aĥadahumu Al-Mawtu Qāla 'Innī Tubtu Al-'Āna Wa Lā Al-Ladhīna Yamūtūna Wa Hum Kuffārun ۚ 'Ūlā'ika 'A`tadnā Lahum `Adhābāan 'Alīmāan
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang" Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. 4:18)
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. 4:19)
Wa 'In 'Aradtumu Astibdāla Zawjin Makāna Zawjin Wa 'Ātaytum 'Iĥdāhunna Qinţārāan Falā Ta'khudhū Minhu Shay'āan ۚ 'Ata'khudhūnahu Buhtānāan Wa 'Ithmāan Mubīnāan
Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata? (QS. 4:20)
Wa Kayfa Ta'khudhūnahu Wa Qad 'Afđá Ba`đukum 'Ilá Ba`đin Wa 'Akhadhna Minkum Mīthāqāan Ghalīžāan
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (QS. 4:21)
Wa Lā Tankiĥū Mā Nakaĥa 'Ābā'uukum Mina An-Nisā' 'Illā Mā Qad Salafa ۚ 'Innahu Kāna Fāĥishatan Wa Maqtāan Wa Sā'a Sabīlāan
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruknya jalan (yang ditempuh). (QS. 4:22)
Ĥurrimat `Alaykum 'Ummahātukum Wa Banātukum Wa 'Akhawātukum Wa `Ammātukum Wa Khālātukum Wa Banātu Al-'Akhi Wa Banātu Al-'Ukhti Wa 'Ummahātukumu Al-Lātī 'Arđa`nakum Wa 'Akhawātukum Mina Ar-Rađā`ati Wa 'Ummahātu Nisā'ikum Wa Rabā'ibukumu Al-Lātī Fī Ĥujūrikum Min Nisā'ikumu Al-Lātī Dakhaltum Bihinna Fa'in Lam Takūnū Dakhaltum Bihinna Falā Junāĥa `Alaykum Wa Ĥalā'ilu 'Abnā'ikumu Al-Ladhīna Min 'Aşlābikum Wa 'An Tajma`ū Bayna Al-'Ukhtayni 'Illā Mā Qad Salafa ۗ 'Inna Allāha Kāna GhafūrāanRaĥīmāan
Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isteri kamu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS. 4:23)
Wa Al-Muĥşanātu Mina An-Nisā' 'Illā Mā Malakat 'Aymānukum ۖ Kitāba Allāhi `Alaykum ۚ Wa 'Uĥilla Lakum Mā Warā'a Dhālikum 'An Tabtaghū Bi'amwālikum Muĥşinīna Ghayra Musāfiĥīna ۚ Famā Astamta`tum Bihi Minhunna Fa'ātūhunna 'Ujūrahunna Farīđatan ۚ Wa Lā Junāĥa `Alaykum Fīmā Tarāđaytum Bihi Min Ba`di Al-Farīđati ۚ 'Inna Allāha Kāna `Alīmāan Ĥakīmāan
Dan (diharamkan juga kamu menikahi) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dinikahi bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni'mati (campur) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:24)
Wa Man Lam Yastaţi` MinkumŢawlāan 'An Yankiĥa Al-Muĥşanāti Al-Mu'umināti Famin Mā Malakat 'Aymānukum Min Fatayātikumu Al-Mu'umināti Wa ۚ Allāhu 'A`lamu Bi'īmānikum ۚ Ba`đukum Min Ba`đin ۚ Fānkiĥūhunna Bi'idhni 'Ahlihinna Wa 'Ātūhunna 'Ujūrahunna Bil-Ma`rūfi Muĥşanātin Ghayra Musāfiĥātin Wa Lā Muttakhidhāti 'Akhdānin ۚ Fa'idhā 'Uĥşinna Fa'in 'Atayna Bifāĥishatin Fa`alayhinna Nişfu Mā `Alá Al-Muĥşanāti Mina Al-`Adhābi ۚ Dhālika Liman Khashiya Al-`Anata Minkum ۚ Wa 'An Taşbirū Khayrun Lakum Wa ۗ Allāhu GhafūrunRaĥīmun
Dan barangsiapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaanya untuk menikahi wanita merdeka lagi beriman, ia boleh menikahi wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebagian kamu adalah dari sebagian yang lain, karena itu nikahilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan menikah, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman bagi wanita-wanita merdeka bersuami. (Kebolehan menikahi budak) itu, adalah bagi-bagi orang-orang yang takut kepada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) diantaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4:25)
Yurīdu Allāhu Liyubayyina Lakum Wa Yahdiyakum Sunana Al-Ladhīna MinQablikum Wa Yatūba `Alaykum Wa ۗ Allāhu `Alīmun Ĥakīmun
Allah hendak menerangkan (hukum syariat-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:26)
Wa Allāhu Yurīdu 'An Yatūba `Alaykum Wa Yurīdu Al-Ladhīna Yattabi`ūna Ash-Shahawāti 'An Tamīlū Maylāan `Ažīmāan
Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. 4:27)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu 287; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. 4:29)
Wa Man Yaf`al Dhālika `Udwānāan Wa Žulmāan Fasawfa Nuşlīhi Nārāan ۚ Wa Kāna Dhālika `Alá Allāhi Yasīrāan
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. 4:30)
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (QS. 4:31)
Wa Lā Tatamannaw Mā Fađđala Allāhu Bihi Ba`đakum `Alá Ba`đin ۚ Lilrrijāli Naşībun Mimmā Aktasabū ۖ Wa Lilnnisā'i Naşībun Mimmā Aktasabna ۚ Wa As'alū Allaha Min Fađlihi~ ۗ 'Inna Allāha Kāna Bikulli Shay'in `Alīmāan
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 4:32)
Wa Likullin Ja`alnā Mawāliya Mimmā Taraka Al-Wālidāni Wa Al-'Aqrabūna Wa ۚ Al-Ladhīna `Aqadat 'Aymānukum Fa'ātūhum Naşībahum ۚ 'Inna Allāha Kāna `Alá Kulli Shay'inShahīdāan
Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu". (QS. 4:33)
Ar-Rijālu Qawwāmūna `Alá An-Nisā' Bimā Fađđala Allāhu Ba`đahum `Alá Ba`đin Wa Bimā 'Anfaqū Min 'Amwālihim ۚ Fālşşāliĥātu Qānitātun Ĥāfižātun Lilghaybi Bimā Ĥafiža Allāhu Wa ۚ Al-Lātī Takhāfūna Nushūzahunna Fa`ižūhunna Wa Ahjurūhunna Fī Al-Mađāji`i Wa Ađribūhunna ۖ Fa'in 'Aţa`nakum Falā Tabghū `Alayhinna Sabīlāan ۗ 'Inna Allāha Kāna `Alīyāan Kabīrāan
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta'atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. 4:34)
Wa 'In KhiftumShiqāqa Baynihimā Fāb`athū Ĥakamāan Min 'Ahlihi Wa Ĥakamāan Min 'Ahlihā 'In Yurīdā 'Işlāĥāan Yuwaffiqi Allāhu Baynahumā ۗ 'Inna Allāha Kāna `Alīmāan Khabīrāan
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. 4:35)
Wa A`budū Allaha Wa Lā Tushrikū Bihi Shay'āan ۖ Wa Bil-Wālidayni 'Iĥsānāan Wa Bidhī Al-Qurbá Wa Al-Yatāmá Wa Al-Masākīni Wa Al-Jāri Dhī Al-Qurbá Wa Al-Jāri Al-Junubi Wa Aş-Şāĥibi Bil-Janbi Wa Abni As-Sabīli Wa Mā Malakat 'Aymānukum ۗ 'Inna Allāha Lā Yuĥibbu Man Kāna Mukhtālāan Fakhūrāan
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. 4:36)
Al-Ladhīna Yabkhalūna Wa Ya'murūna An-Nāsa Bil-Bukhli Wa Yaktumūna Mā 'Ātāhumu Allāhu Min Fađlihi ۗ Wa 'A`tadnā Lilkāfirīna `Adhābāan Muhīnāan
(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (QS. 4:37)
Wa Al-Ladhīna Yunfiqūna 'AmwālahumRi'ā'a An-Nāsi Wa Lā Yu'uminūna Billāhi Wa Lā Bil-Yawmi Al-'Ākhiri ۗ Wa Man Yakuni Ash-Shayţānu LahuQarīnāan Fasā'a Qarīnāan
Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Dan barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu teman yang seburuk-buruknya. (QS. 4:38)
Wa Mādhā `Alayhim Law 'Āmanū Billāhi Wa Al-Yawmi Al-'Ākhiri Wa 'Anfaqū Mimmā Razaqahumu Allāhu ۚ Wa Kāna Allāhu Bihim `Alīmāan
Apakah kemudharatan bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebagian rezki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka. (QS. 4:39)
'Inna Allāha Lā Yažlimu Mithqāla Dharratin ۖ Wa 'In Taku Ĥasanatan Yuđā`ifhā Wa Yu'uti Min Ladunhu 'Ajrāan `Ažīmāan
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (QS. 4:40)
Fakayfa 'Idhā Ji'nā Min Kulli 'Ummatin Bishahīdin Wa Ji'nā Bika `Alá Hā'uulā' Shahīdāan
Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (QS. 4:41)
Yawma'idhin Yawaddu Al-Ladhīna Kafarū Wa `Aşaw Ar-Rasūla Law Tusawwá Bihimu Al-'Arđu Wa Lā Yaktumūna Allāha Ĥadīthāan
Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun. (QS. 4:42)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (QS. 4:43)
'Alam Tara 'Ilá Al-Ladhīna 'Ūtū Naşībāan Mina Al-Kitābi Yashtarūna Ađ-Đalālata Wa Yurīdūna 'An Tađillū As-Sabīla
Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al-Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar). (QS. 4:44)
Wa Allāhu 'A`lamu Bi'a`dā'ikum ۚ Wa Kafá Billāhi Walīyāan Wa Kafá Billāhi Naşīrāan
Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu). (QS. 4:45)
Mina Al-Ladhīna Hādū Yuĥarrifūna Al-Kalima `An Mawāđi`ihi Wa Yaqūlūna Sami`nā Wa `Aşaynā Wa Asma` Ghayra Musma`in Wa Rā`inā Layyāan Bi'alsinatihim Wa Ţa`nāan Fī Ad-Dīni ۚ Wa Law 'AnnahumQālū Sami`nā Wa 'Aţa`nā Wa Asma` Wa Anžurnā Lakāna Khayrāan Lahum Wa 'Aqwama Wa Lakin La`anahumu Allāhu Bikufrihim Falā Yu'uminūna 'Illā Qalīlāan
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merobah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa'ina “, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (QS. 4:46)
Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami merobah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuk mereka sebagaimana Kami telah mengutuk orang-orang (yang berbuat ma'siat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku. (QS. 4:47)
'Inna Allāha Lā Yaghfiru 'An Yushraka Bihi Wa Yaghfiru Mā Dūna Dhālika Liman Yashā'u ۚ Wa Man Yushrik Billāhi Faqadi Aftará 'Ithmāan `Ažīmāan
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. 4:48)
'Alam Tara 'Ilá Al-Ladhīna Yuzakkūna 'Anfusahum ۚ Bali Allāhu Yuzakkī Man Yashā'u Wa Lā Yužlamūna Fatīlāan
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih 308? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. (QS. 4:49)
'Alam Tara 'Ilá Al-Ladhīna 'Ūtū Naşībāan Mina Al-Kitābi Yu'uminūna Bil-Jibti Wa Aţ-Ţāghūti Wa Yaqūlūna Lilladhīna Kafarū Hā'uulā' 'Ahdá Mina Al-Ladhīna 'Āmanū Sabīlāan
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. (QS. 4:51)
'Am Lahum Naşībun Mina Al-Mulki Fa'idhāan Lā Yu'utūna An-Nāsa Naqīrāan
Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia. (QS. 4:53)
'Am Yaĥsudūna An-Nāsa `Alá Mā 'Ātāhumu Allāhu Min Fađlihi ۖ Faqad 'Ātaynā 'Āla 'Ibrāhīma Al-Kitāba Wa Al-Ĥikmata Wa 'Ātaynāhum Mulkāan `Ažīmāan
Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS. 4:54)
Faminhum Man 'Āmana Bihi Wa Minhum ManŞadda `Anhu ۚ Wa Kafá Bijahannama Sa`īrāan
Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya. (QS. 4:55)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:56)
Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti Sanudkhiluhum Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'AnhāruKhālidīna Fīhā 'Abadāan ۖ Lahum Fīhā 'Azwājun Muţahharatun ۖ Wa NudkhiluhumŽillā Žalīlāan
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (QS. 4:57)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. 4:58)
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū 'Aţī`ū Allaha Wa 'Aţī`ū Ar-Rasūla Wa 'Ūlī Al-'Amri Minkum ۖ Fa'in Tanāza`tum Fī Shay'in Faruddūhu 'Ilá Allāhi Wa Ar-Rasūli 'In Kuntum Tu'uminūna Billāhi Wa Al-Yawmi Al-'Ākhiri ۚ Dhālika Khayrun Wa 'Aĥsanu Ta'wīlāan
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. 4:59)
'Alam Tara 'Ilá Al-Ladhīna Yaz`umūna 'Annahum 'Āmanū Bimā 'Unzila 'Ilayka Wa Mā 'Unzila MinQablika Yurīdūna 'An Yataĥākamū 'Ilá Aţ-Ţāghūti Wa Qad 'Umirū 'An Yakfurū Bihi Wa Yurīdu Ash-Shayţānu 'An YuđillahumĐalālāan Ba`īdāan
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. 4:60)
Wa 'Idhā Qīla Lahum Ta`ālaw 'Ilá Mā 'Anzala Allāhu Wa 'Ilá Ar-Rasūli Ra'ayta Al-Munāfiqīna Yaşuddūna `Anka Şudūdāan
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. 4:61)
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna". (QS. 4:62)
'Ūlā'ika Al-Ladhīna Ya`lamu Allāhu Mā Fī Qulūbihim Fa'a`riđ `Anhum Wa `Ižhum Wa Qul Lahum Fī 'AnfusihimQawlāan Balīghāan
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS. 4:63)
Wa Mā 'Arsalnā MinRasūlin 'Illā Liyuţā`a Bi'idhni Allāhi ۚ Wa Law 'Annahum 'IdhŽalamū 'Anfusahum Jā'ūka Fāstaghfarū Allaha Wa Astaghfara Lahumu Ar-Rasūlu Lawajadū Allaha TawwābāanRaĥīmāan
Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk dita'ati dengan seijin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 4:64)
Falā Wa Rabbika Lā Yu'uminūna Ĥattá Yuĥakkimūka Fīmā Shajara BaynahumThumma Lā Yajidū Fī 'Anfusihim Ĥarajāan Mimmā Qađayta Wa Yusallimū Taslīmāan
Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. 4:65)
Wa Law 'Annā Katabnā `Alayhim 'Ani Aqtulū 'Anfusakum 'Aw Akhrujū Min Diyārikum Mā Fa`alūhu 'Illā Qalīlun Minhum ۖ Wa Law 'Annahum Fa`alū Mā Yū`ažūna Bihi Lakāna Khayrāan Lahum Wa 'Ashadda Tathbītāan
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). (QS. 4:66)
Wa Man Yuţi`i Allāha Wa Ar-Rasūla Fa'ūlā'ika Ma`a Al-Ladhīna 'An`ama Allāhu `Alayhim Mina An-Nabīyīna Wa Aş-Şiddīqīna Wa Ash-Shuhadā'i Wa Aş-Şāliĥīna ۚ Wa Ĥasuna 'Ūlā'ika Rafīqāan
Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. 4:69)
Wa 'Inna Minkum Laman Layubaţţi'anna Fa'in 'Aşābatkum MuşībatunQāla Qad 'An`ama Allāhu `Alayya 'Idh Lam 'Akun Ma`ahumShahīdāan
Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang-orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran 315). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: "Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan ni'mat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka". (QS. 4:72)
Wa La'in 'Aşābakum Fađlun Mina Allāhi Layaqūlanna Ka'an Lam Takun Baynakum Wa Baynahu Mawaddatun Yā Laytanī Kuntu Ma`ahum Fa'afūza Fawzāan `Ažīmāan
Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: "Wahai, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula). (QS. 4:73)
Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. (QS. 4:74)
Wa Mā Lakum Lā Tuqātilūna Fī Sabīli Allāhi Wa Al-Mustađ`afīna Mina Ar-Rijāli Wa An-Nisā' Wa Al-Wildāni Al-Ladhīna Yaqūlūna Rabbanā 'Akhrijnā Min Hadhihi Al-Qaryati Až-Žālimi 'Ahluhā Wa Aj`al Lanā Min Ladunka Walīyāan Wa Aj`al Lanā Min Ladunka Naşīrāan
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a: "Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau". (QS. 4:75)
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)
'Alam Tara 'Ilá Al-Ladhīna Qīla Lahum Kuffū 'Aydiyakum Wa 'Aqīmū Aş-Şalāata Wa 'Ātū Az-Zakāata Falammā Kutiba `Alayhimu Al-Qitālu 'Idhā Farīqun Minhum Yakhshawna An-Nāsa Kakhashyati Allāhi 'Aw 'Ashadda Khashyatan ۚ Wa Qālū Rabbanā Lima Katabta `Alaynā Al-Qitāla Lawlā 'Akhkhartanā 'Ilá 'AjalinQarībin ۗ Qul Matā`u Ad-Dunyā Qalīlun Wa Al-'Ākhiratu Khayrun Limani Attaqá Wa Lā Tužlamūna Fatīlāan
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka : "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari takutnya. Mereka berkata: "Ya Rabb kami, mengapa engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. (QS. 4:77)
'Aynamā Takūnū Yudrikkumu Al-Mawtu Wa Law Kuntum Fī Burūjin Mushayyadatin ۗ Wa 'In Tuşibhum Ĥasanatun Yaqūlū Hadhihi Min `Indi Allāhi ۖ Wa 'In Tuşibhum Sayyi'atun Yaqūlū Hadhihi Min `Indika ۚ Qul Kullun Min `Indi Allāhi ۖ Famāli Hā'uulā' Al-Qawmi Lā Yakādūna Yafqahūna Ĥadīthāan
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (QS. 4:78)
Mā 'Aşābaka Min Ĥasanatin Famina Allāhi ۖ Wa Mā 'Aşābaka Min Sayyi'atin Famin Nafsika ۚ Wa 'Arsalnāka Lilnnāsi Rasūlāan ۚ Wa Kafá Billāhi Shahīdāan
Apa saja ni'mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. 4:79)
Man Yuţi`i Ar-Rasūla Faqad 'Aţā`a Allāha ۖ Wa Man Tawallá Famā 'Arsalnāka `Alayhim Ĥafīžāan
Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (QS. 4:80)
Wa Yaqūlūna Ţā`atun Fa'idhā Barazū Min `Indika Bayyata Ţā'ifatun MinhumGhayra Al-Ladhī Taqūlu Wa ۖ Allāhu Yaktubu Mā Yubayyitūna ۖ Fa'a`riđ `Anhum Wa Tawakkal `Alá Allāhi ۚ Wa Kafá Billāhi Wa Kīlāan
Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung. (QS. 4:81)
'Afalā Yatadabbarūna Al-Qur'āna ۚ Wa Law Kāna Min `Indi Ghayri Allāhi Lawajadū Fīhi Akhtilāfāan Kathīrāan
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. 4:82)
Wa 'Idhā Jā'ahum 'Amrun Mina Al-'Amni 'Awi Al-Khawfi 'Adhā`ū Bihi ۖ Wa Law Raddūhu 'Ilá Ar-Rasūli Wa 'Ilá 'Ūlī Al-'Amri Minhum La`alimahu Al-Ladhīna Yastanbiţūnahu Minhum ۗ Wa Lawlā Fađlu Allāhi `Alaykum Wa Raĥmatuhu Lāttaba`tumu Ash-Shayţāna 'Illā Qalīlāan
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri 323). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu). (QS. 4:83)
Faqātil Fī Sabīli Allāhi Lā Tukallafu 'Illā Nafsaka ۚ Wa Ĥarriđi Al-Mu'uminīna ۖ `Asá Allāhu 'An Yakuffa Ba'sa Al-Ladhīna Kafarū Wa ۚ Allāhu 'Ashaddu Ba'sāan Wa 'Ashaddu Tankīlāan
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mu'min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya). (QS. 4:84)
Man Yashfa` Shafā`atan Ĥasanatan Yakun Lahu Naşībun Minhā ۖ Wa Man Yashfa` Shafā`atan Sayyi'atan Yakun Lahu Kiflun Minhā ۗ Wa Kāna Allāhu `Alá Kulli Shay'in Muqītāan
Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) daripadanya. Dan barangsiapa yang memberikan syafa'at yang buruk , niscaya ia akan memikul bagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 4:85)
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa 327). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS. 4:86)
Al-Lahu Lā 'Ilāha 'Illā Huwa ۚ Layajma`annakum 'Ilá Yawmi Al-Qiyāmati Lā Rayba Fīhi ۗ Wa Man 'Aşdaqu Mina Allāhi Ĥadīthāan
Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah? (QS. 4:87)
Famā Lakum Fī Al-Munāfiqīna Fi'atayni Wa Allāhu 'Arkasahum Bimā Kasabū ۚ 'Aturīdūna 'An Tahdū Man 'Ađalla Allāhu ۖ Wa Man Yuđlili Allāhu Falan Tajida Lahu Sabīlāan
Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka pada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah 329? Barangsiapa yang telah disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya. (QS. 4:88)
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan diantara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawanlah dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun diantara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, (QS. 4:89)
kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum,yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk melawan dan membunuh) mereka. (QS. 4:90)
Satajidūna 'Ākharīna Yurīdūna 'An Ya'manūkum Wa Ya'manū Qawmahum Kulla Mā Ruddū 'Ilá Al-Fitnati 'Urkisū Fīhā ۚ Fa'in Lam Ya`tazilūkum Wa Yulqū 'Ilaykumu As-Salama Wa Yakuffū 'Aydiyahum Fakhudhūhum Wāqtulūhum Ĥaythu Thaqiftumūhum ۚ Wa 'Ūla'ikum Ja`alnā Lakum `Alayhim Sulţānāan Mubīnāan
Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman daripada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dimana saja kamu menemui mereka, dan merekalah orang-orang yang kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka. (QS. 4:91)
Wa Mā Kāna Limu'uminin 'An Yaqtula Mu'umināan 'Illā Khaţa'an ۚ Wa ManQatala Mu'umināan Khaţa'an Fataĥrīru Raqabatin Mu'uminatin Wa Diyatun Musallamatun 'Ilá 'Ahlihi~ 'Illā 'An Yaşşaddaqū ۚ Fa'in Kāna MinQawmin `Adūwin Lakum Wa Huwa Mu'uminun Fataĥrīru Raqabatin Mu'uminatin ۖ Wa 'In Kāna MinQawmin Baynakum Wa Baynahum Mīthāqun Fadiyatun Musallamatun 'Ilá 'Ahlihi Wa Taĥrīru Raqabatin Mu'uminatin ۖ Faman Lam Yajid Faşiyāmu Shahrayni Mutatābi`ayni Tawbatan Mina Allāhi ۗ Wa Kāna Allāhu `Alīmāan Ĥakīmāan
Dan tidaklah layak bagi seorang mu'min membunuh seorang mu'min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) dan barangsiapa membunuh seorang mu'min karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mu'min, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mu'min. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mu'min. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:92)
Wa Man Yaqtul Mu'umināan Muta`ammidāan Fajazā'uuhu Jahannamu Khālidāan Fīhā Wa Ghađiba Allāhu `Alayhi Wa La`anahu Wa 'A`adda Lahu `Adhābāan `Ažīmāan
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, Kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. 4:93)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu : "Kamu bukan seorang mu'min"(lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan ni'mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 4:94)
Lā Yastawī Al-Qā`idūna Mina Al-Mu'uminīna Ghayru 'Ūlī Ađ-Đarari Wa Al-Mujāhidūna Fī Sabīli Allāhi Bi'amwālihim Wa 'Anfusihim ۚ Fađđala Allāhu Al-Mujāhidīna Bi'amwālihim Wa 'Anfusihim `Alá Al-Qā`idīna Darajatan ۚ Wa Kullāan Wa`ada Allāhu Al-Ĥusná ۚ Wa Fađđala Allāhu Al-Mujāhidīna `Alá Al-Qā`idīna 'Ajrāan `Ažīmāan
Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (QS. 4:95)
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali, (QS. 4:97)
'Illā Al-Mustađ`afīna Mina Ar-Rijāli Wa An-Nisā' Wa Al-Wildāni Lā Yastaţī`ūna Ĥīlatan Wa Lā Yahtadūna Sabīlāan
kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), (QS. 4:98)
Wa Man Yuhājir Fī Sabīli Allāhi Yajid Fī Al-'Arđi Murāghamāan Kathīrāan Wa Sa`atan ۚ Wa Man Yakhruj Min Baytihi Muhājirāan 'Ilá Allāhi Wa Rasūlihi Thumma Yudrik/hu Al-Mawtu Faqad Waqa`a 'Ajruhu `Alá Allāhi ۗ Wa Kāna Allāhu GhafūrāanRaĥīmāan
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4:100)
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqasar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 4:101)
Wa 'Idhā Kunta Fīhim Fa'aqamta Lahumu Aş-Şalāata FaltaqumŢā'ifatun Minhum Ma`aka Wa Līa'khudhū 'Asliĥatahum Fa'idhā Sajadū Falyakūnū Min Warā'ikum Wa Lta'ti Ţā'ifatun 'Ukhrá Lam Yuşallū Falyuşallū Ma`aka Wa Līa'khudhū Ĥidhrahum Wa 'Asliĥatahum ۗ Wadda Al-Ladhīna Kafarū Law Taghfulūna `An 'Asliĥatikum Wa 'Amti`atikum Fayamīlūna `Alaykum Maylatan Wāĥidatan ۚ Wa Lā Junāĥa `Alaykum 'In Kāna Bikum 'Adhan Min Maţarin 'Aw Kuntum Marđá 'An Tađa`ū 'Asliĥatakum ۖ Wa Khudhū Ĥidhrakum ۗ 'Inna Allāha 'A`adda Lilkāfirīna `Adhābāan Muhīnāan
Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka'at, maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bershalat,lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (QS. 4:102)
Fa'idhā Qađaytumu Aş-Şalāata Fādhkurū Allaha Qiyāmāan Wa Qu`ūdāan Wa `Alá Junūbikum ۚ Fa'idhā Aţma'nantum Fa'aqīmū Aş-Şalāata ۚ 'Inna Aş-Şalāata Kānat `Alá Al-Mu'uminīna Kitābāan Mawqūtāan
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. 4:103)
Wa Lā Tahinū Fī Abtighā'i Al-Qawmi ۖ 'In Takūnū Ta'lamūna Fa'innahum Ya'lamūna Kamā Ta'lamūna ۖ Wa Tarjūna Mina Allāhi Mā Lā Yarjūna ۗ Wa Kāna Allāhu `Alīmāan Ĥakīmāan
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:104)
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat, (QS. 4:105)
Wa Lā Tujādil `Ani Al-Ladhīna Yakhtānūna 'Anfusahum ۚ 'Inna Allāha Lā Yuĥibbu Man Kāna Khawwānāan 'Athīmāan
Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, (QS. 4:107)
Yastakhfūna Mina An-Nāsi Wa Lā Yastakhfūna Mina Allāhi Wa Huwa Ma`ahum 'Idh Yubayyitūna Mā Lā Yarđá Mina Al-Qawli ۚ Wa Kāna Allāhu Bimā Ya`malūna Muĥīţāan
mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. (QS. 4:108)
Hā'antum Hā'uulā' Jādaltum `Anhum Fī Al-Ĥayāati Ad-Dunyā Faman Yujādilu Allāha `Anhum Yawma Al-Qiyāmati 'Am Man Yakūnu `Alayhim Wa Kīlāan
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)? (QS. 4:109)
Wa Man Ya`mal Sū'āan 'Aw Yažlim Nafsahu Thumma Yastaghfiri Allāha Yajidi Allāha GhafūrāanRaĥīmāan
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4:110)
Wa Man Yaksib 'Ithmāan Fa'innamā Yaksibuhu `Alá Nafsihi ۚ Wa Kāna Allāhu `Alīmāan Ĥakīmāan
Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:111)
Wa Man YaksibKhaţī'atan 'Aw 'IthmāanThumma Yarmi Bihi Barī'āan Faqadi Aĥtamala Buhtānāan Wa 'Ithmāan Mubīnāan
Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. 4:112)
Wa Lawlā Fađlu Allāhi `Alayka Wa Raĥmatuhu LahammatŢā'ifatun Minhum 'An Yuđillūka Wa Mā Yuđillūna 'Illā 'Anfusahum ۖ Wa Mā Yađurrūnaka MinShay'in ۚ Wa 'Anzala Allāhu `Alayka Al-Kitāba Wa Al-Ĥikmata Wa `Allamaka Mā Lam Takun Ta`lamu ۚ Wa Kāna Fađlu Allāhi `Alayka `Ažīmāan
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu. (QS. 4:113)
Lā Khayra Fī Kathīrin Min Najwāhum 'Illā Man 'Amara Bişadaqatin 'Aw Ma`rūfin 'Aw 'Işlāĥin Bayna An-Nāsi ۚ Wa Man Yaf`al Dhālika Abtighā'a Marđāati Allāhi Fasawfa Nu'utīhi 'Ajrāan `Ažīmāan
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS. 4:114)
Wa Man Yushāqiqi Ar-Rasūla Min Ba`di Mā Tabayyana Lahu Al-Hudá Wa Yattabi` Ghayra Sabīli Al-Mu'uminīna Nuwallihi Mā Tawallá Wa Nuşlihi Jahannama ۖ Wa Sā'at Maşīrāan
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali. (QS. 4:115)
'Inna Allāha Lā Yaghfiru 'An Yushraka Bihi Wa Yaghfiru Mā Dūna Dhālika Liman Yashā'u ۚ Wa Man Yushrik Billāhi FaqadĐalla Đalālāan Ba`īdāan
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. 4:116)
'In Yad`ūna Min Dūnihi~ 'Illā 'Ināthāan Wa 'In Yad`ūna 'Illā Shayţānāan Marīdāan
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, (QS. 4:117)
La`anahu Allāhu ۘ Wa Qāla La'attakhidhanna Min `Ibādika Naşībāan Mafrūđāan
yang dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) , (QS. 4:118)
Wa La'uđillannahum Wa La'umanniyannahum Wa La'āmurannahum Falayubattikunna 'Ādhāna Al-'An`ām Wa La'āmurannahum Falayughayyirunna Khalqa Allāhi ۚ Wa Man Yattakhidhi Ash-Shayţāna Walīyāan Min Dūni Allāhi FaqadKhasira Khusrānāan Mubīnāan
dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya “. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (QS. 4:119)
Ya`iduhum Wa Yumannīhim ۖ Wa Mā Ya`iduhumu Ash-Shayţānu 'Illā Ghurūrāan
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS. 4:120)
Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti Sanudkhiluhum Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'AnhāruKhālidīna Fīhā 'Abadāan ۖ Wa`da Allāhi Ĥaqqāan ۚ Wa Man 'Aşdaqu Mina Allāhi Qīlāan
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah? (QS. 4:122)
Laysa Bi'amānīyikum Wa Lā 'Amānīyi 'Ahli Al-Kitābi ۗ Man Ya`mal Sū'āan Yujza Bihi Wa Lā Yajid Lahu Min Dūni Allāhi Walīyāan Wa Lā Naşīrāan
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. (QS. 4:123)
Wa Man Ya`mal Mina Aş-Şāliĥāti MinDhakarin 'Aw 'Unthá Wa Huwa Mu'uminun Fa'ūlā'ika Yadkhulūna Al-Jannata Wa Lā Yužlamūna Naqīrāan
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (QS. 4:124)
Wa Man 'Aĥsanu Dīnāan Mimman 'Aslama Wajhahu Lillāh Wa Huwa Muĥsinun Wa Attaba`a Millata 'Ibrāhīma Ĥanīfāan Wa Attakhadha ۗ Allāhu 'Ibrāhīma Khalīlāan
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus. Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (QS. 4:125)
Wa Yastaftūnaka Fī An-Nisā' ۖ Quli Allāhu Yuftīkum Fīhinna Wa Mā Yutlá `Alaykum Fī Al-Kitābi Fī Yatāmá An-Nisā' Al-Lātī Lā Tu'utūnahunna Mā Kutiba Lahunna Wa Targhabūna 'An Tankiĥūhunna Wa Al-Mustađ`afīna Mina Al-Wildāni Wa 'An Taqūmū Lilyatāmá Bil-Qisţi ۚ Wa Mā Taf`alū Min Khayrin Fa'inna Allāha Kāna Bihi `Alīmāan
Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Qur'an (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin menikahi mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya". (QS. 4:127)
Wa 'Ini Amra'atun Khāfat Min Ba`lihā Nushūzāan 'Aw 'I`rāđāan Falā Junāĥa `Alayhimā 'An Yuşliĥā Baynahumā Şulĥāan Wa ۚ Aş-Şulĥu Khayrun ۗ Wa 'Uĥđirati Al-'Anfusu Ash-Shuĥĥa ۚ Wa 'In Tuĥsinū Wa Tattaqū Fa'inna Allāha Kāna Bimā Ta`malūna Khabīrāan
Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 4:128)
Wa Lan Tastaţī`ū 'An Ta`dilū Bayna An-Nisā' Wa Law Ĥaraştum ۖ Falā Tamīlū Kulla Al-Mayli Fatadharūhā Kālmu`allaqati ۚ Wa 'In Tuşliĥū Wa Tattaqū Fa'inna Allāha Kāna GhafūrāanRaĥīmāan
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4:129)
Wa 'In Yatafarraqā Yughni Allāhu Kullā Min Sa`atihi ۚ Wa Kāna Allāhu Wāsi`āan Ĥakīmāan
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:130)
Wa Lillāh Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi ۗ Wa Laqad Waşşaynā Al-Ladhīna 'Ūtū Al-Kitāba MinQablikum Wa 'Īyākum 'Ani Attaqū Allaha ۚ Wa 'In Takfurū Fa'inna Lillāh Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi ۚ Wa Kāna Allāhu Ghanīyāan Ĥamīdāan
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. 4:131)
'In Yasha' Yudh/hibkum 'Ayyuhā An-Nāsu Wa Ya'ti Bi'ākharīna ۚ Wa Kāna Allāhu `Alá Dhālika Qadīrāan
Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian. (QS. 4:133)
Man Kāna Yurīdu Thawāba Ad-Dunyā Fa`inda Allāhi Thawābu Ad-Dunyā Wa Al-'Ākhirati ۚ Wa Kāna Allāhu Samī`āan Başīrāan
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena disisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. 4:134)
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. 4:135)
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū 'Āminū Billāhi Wa Rasūlihi Wa Al-Kitābi Al-Ladhī Nazzala `Alá Rasūlihi Wa Al-Kitābi Al-Ladhī 'Anzala MinQablu ۚ Wa Man Yakfur Billāhi Wa Malā'ikatihi Wa Kutubihi Wa Rusulihi Wa Al-Yawmi Al-'Ākhiri FaqadĐalla Đalālāan Ba`īdāan
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. 4:136)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yanglurus. (QS. 4:137)
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (QS. 4:139)
Wa Qad Nazzala `Alaykum Fī Al-Kitābi 'An 'Idhā Sami`tum 'Āyāti Allāhi Yukfaru Bihā Wa Yustahza'u Bihā Falā Taq`udū Ma`ahum Ĥattá Yakhūđū Fī Ĥadīthin Ghayrihi~ ۚ 'Innakum 'Idhāan Mithluhum ۗ 'Inna Allāha Jāmi`u Al-Munāfiqīna Wa Al-Kāfirīna Fī Jahannama Jamī`āan
Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam, (QS. 4:140)
Al-Ladhīna Yatarabbaşūna Bikum Fa'in Kāna Lakum Fatĥun Mina Allāhi Qālū 'Alam Nakun Ma`akum Wa 'In Kāna Lilkāfirīna NaşībunQālū 'Alam Nastaĥwidh `Alaykum Wa Namna`kum Mina Al-Mu'uminīna ۚ Fa-Allāhu Yaĥkumu Baynakum Yawma Al-Qiyāmati ۗ Wa Lan Yaj`ala Allāhu Lilkāfirīna `Alá Al-Mu'uminīna Sabīlāan
(yaitu) orang-orang yang menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mu'min). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu". Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mu'min". Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS. 4:141)
'Inna Al-Munāfiqīna Yukhādi`ūna Allāha Wa Huwa Khādi`uhum Wa 'Idhā Qāmū 'Ilá Aş-Şalāati Qāmū Kusālá Yurā'ūna An-Nāsa Wa Lā Yadhkurūna Allāha 'Illā Qalīlāan
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. (QS. 4:142)
Mudhabdhabīna Bayna Dhālika Lā 'Ilá Hā'uulā' Wa Lā 'Ilá Hā'uulā' ۚ Wa Man Yuđlili Allāhu Falan Tajida Lahu Sabīlāan
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman dan kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS. 4:143)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? (QS. 4:144)
'Inna Al-Munāfiqīna Fī Ad-Darki Al-'Asfali Mina An-Nāri Wa Lan Tajida Lahum Naşīrāan
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. 4:145)
'Illā Al-Ladhīna Tābū Wa 'Aşlaĥū Wa A`taşamū Billāhi Wa 'Akhlaşū Dīnahum Lillāh Fa'ūlā'ika Ma`a Al-Mu'uminīna ۖ Wa Sawfa Yu'uti Allāhu Al-Mu'uminīna 'Ajrāan `Ažīmāan
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (QS. 4:146)
Lā Yuĥibbu Allāhu Al-Jahra Bis-Sū'i Mina Al-Qawli 'Illā ManŽulima ۚ Wa Kāna Allāhu Samī`āan `Alīmāan
Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 4:148)
Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. (QS. 4:149)
'Inna Al-Ladhīna Yakfurūna Billāhi Wa Rusulihi Wa Yurīdūna 'An Yufarriqū Bayna Allāhi Wa Rusulihi Wa Yaqūlūna Nu'uminu Biba`đin Wa Nakfuru Biba`đin Wa Yurīdūna 'An Yattakhidhū Bayna Dhālika Sabīlāan
Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebagian dan kafir terhadap sebagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), (QS. 4:150)
Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Billāhi Wa Rusulihi Wa Lam Yufarriqū Bayna 'Aĥadin Minhum 'Ūlā'ika Sawfa Yu'utīhim 'Ujūrahum ۗ Wa Kāna Allāhu GhafūrāanRaĥīmāan
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya dan tidak membedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 4:152)
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu, mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata. (QS. 4:153)
Wa Rafa`nā Fawqahumu Aţ-Ţūra Bimīthāqihim Wa Qulnā LahumAdkhulū Al-Bāba Sujjadāan Wa Qulnā Lahumu Lā Ta`dū Fī As-Sabti Wa 'Akhadhnā Minhum Mīthāqāan Ghalīžāan
Dan telah kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka: "Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud “,dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu “, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. (QS. 4:154)
Fabimā Naqđihim Mīthāqahum Wa Kufrihim Bi'āyāti Allāhi Wa Qatlihimu Al-'Anbiyā'a Bighayri Ĥaqqin Wa QawlihimQulūbunā Ghulfun ۚ Bal Ţaba`a Allāhu `Alayhā Bikufrihim Falā Yu'uminūna 'Illā Qalīlāan
Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup". Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka. (QS. 4:155)
Wa Qawlihim 'Innā Qatalnā Al-Masīĥa `Īsá Abna Maryama Rasūla Allāhi Wa Mā Qatalūhu Wa Mā Şalabūhu Wa LakinShubbiha Lahum ۚ Wa 'Inna Al-Ladhīna Akhtalafū Fīhi Lafī Shakkin Minhu ۚ Mā Lahum Bihi Min `Ilmin 'Illā Attibā`a Až-Žanni ۚ Wa Mā Qatalūhu Yaqīnāan
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah “, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS. 4:157)
Wa 'In Min 'Ahli Al-Kitābi 'Illā Layu'uminanna BihiQabla Mawtihi ۖ Wa Yawma Al-Qiyāmati Yakūnu `AlayhimShahīdāan
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (QS. 4:159)
Fabižulmin Mina Al-Ladhīna Hādū Ĥarramnā `AlayhimŢayyibātin 'Uĥillat Lahum Wa Bişaddihim `An Sabīli Allāhi Kathīrāan
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, (QS. 4:160)
Wa 'Akhdhihimu Ar-Ribā Wa Qad Nuhū `Anhu Wa 'Aklihim 'Amwāla An-Nāsi Bil-Bāţili ۚ Wa 'A`tadnā Lilkāfirīna Minhum `Adhābāan 'Alīmāan
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah melarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. (QS. 4:161)
Lakini Ar-Rāsikhūna Fī Al-`Ilmi Minhum Wa Al-Mu'uminūna Yu'uminūna Bimā 'Unzila 'Ilayka Wa Mā 'Unzila MinQablika Wa ۚ Al-Muqīmīna Aş-Şalāata Wa ۚ Al-Mu'utūna Az-Zakāata Wa Al-Mu'uminūna Billāhi Wa Al-Yawmi Al-'Ākhiri 'Ūlā'ika Sanu'utīhim 'Ajrāan `Ažīmāan
Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu'min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur'an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar. (QS. 4:162)
'Innā 'Awĥaynā 'Ilayka Kamā 'Awĥaynā 'Ilá Nūĥin Wa An-Nabīyīna Min Ba`dihi ۚ Wa 'Awĥaynā 'Ilá 'Ibrāhīma Wa 'Ismā`īla Wa 'Isĥāqa Wa Ya`qūba Wa Al-'Asbāţi Wa `Īsá Wa 'Ayyūba Wa Yūnus Wa Hārūna Wa Sulaymāna ۚ Wa 'Ātaynā Dāwūda Zabūrāan
Sesungguhnya Kami telah mamberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS. 4:163)
Wa RusulāanQadQaşaşnāhum `Alayka MinQablu Wa Rusulāan Lam Naqşuşhum `Alayka ۚ Wa Kallama Allāhu Mūsá Taklīmāan
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. 4:164)
Rusulāan Mubashshirīna Wa Mundhirīna Li'llā Yakūna Lilnnāsi `Alá Allāhi Ĥujjatun Ba`da Ar-Rusuli ۚ Wa Kāna Allāhu `Azīzāan Ĥakīmāan
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:165)
Lakini Allāhu Yash/hadu Bimā 'Anzala 'Ilayka ۖ 'Anzalahu Bi`ilmihi Wa ۖ Al-Malā'ikatu Yash/hadūna ۚ Wa Kafá Billāhi Shahīdāan
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. (QS. 4:166)
'Inna Al-Ladhīna Kafarū Wa Žalamū Lam Yakuni Allāhu Liyaghfira Lahum Wa Lā LiyahdiyahumŢarīqāan
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, (QS. 4:168)
Yā 'Ayyuhā An-Nāsu Qad Jā'akumu Ar-Rasūlu Bil-Ĥaqqi MinRabbikum Fa'āminū Khayrāan Lakum ۚ Wa 'In Takfurū Fa'inna Lillāh Mā Fī As-Samāwāti Wa Al-'Arđi ۚ Wa Kāna Allāhu `Alīmāan Ĥakīmāan
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Rabbmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah . Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:170)
Yā 'Ahla Al-Kitābi Lā Taghlū Fī Dīnikum Wa Lā Taqūlū `Alá Allāhi 'Illā Al-Ĥaqqa ۚ 'Innamā Al-Masīĥu `Īsá Abnu Maryama Rasūlu Allāhi Wa Kalimatuhu~ 'Alqāhā 'Ilá Maryama Wa Rūĥun Minhu ۖ Fa'āminū Billāhi Wa Rusulihi ۖ Wa Lā Taqūlū Thalāthatun ۚ Antahū Khayrāan Lakum ۚ 'Innamā Al-Lahu 'Ilahun Wāĥidun ۖ Subĥānahu~ 'An Yakūna Lahu Waladun ۘ Lahu Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi ۗ Wa Kafá Billāhi Wa Kīlāan
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Ilah itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Ilah Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (QS. 4:171)
Lan Yastankifa Al-Masīĥu 'An Yakūna `Abdāan Lillāh Wa Lā Al-Malā'ikatu Al-Muqarrabūna ۚ Wa Man Yastankif `An `Ibādatihi Wa Yastakbir Fasayaĥshuruhum 'Ilayhi Jamī`āan
Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. (QS. 4:172)
Fa'ammā Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti Fayuwaffīhim 'Ujūrahum Wa Yazīduhum Min Fađlihi ۖ Wa 'Ammā Al-Ladhīna Astankafū Wa Astakbarū Fayu`adhdhibuhum `Adhābāan 'Alīmāan Wa Lā Yajidūna Lahum Min Dūni Allāhi Walīyāan Wa Lā Naşīrāan
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah. (QS. 4:173)
Yā 'Ayyuhā An-Nāsu Qad Jā'akum Burhānun MinRabbikum Wa 'Anzalnā 'Ilaykum Nūrāan Mubīnāan
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an). (QS. 4:174)
Fa'ammā Al-Ladhīna 'Āmanū Billāhi Wa A`taşamū Bihi Fasayudkhiluhum Fī Raĥmatin Minhu Wa Fađlin Wa Yahdīhim 'Ilayhi Şirāţāan Mustaqīmāan
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya. (QS. 4:175)
Yastaftūnaka Quli Allāhu Yuftīkum Fī Al-Kalālati ۚ 'Ini Amru'uun Halaka Laysa Lahu Waladun Wa Lahu~ 'Ukhtun Falahā Nişfu Mā Taraka ۚ Wa Huwa Yarithuhā 'In Lam Yakun Lahā Waladun ۚ Fa'in Kānatā Athnatayni Falahumā Ath-Thuluthāni Mimmā Taraka ۚ Wa 'In Kānū 'IkhwatanRijālāan Wa Nisā'an Falildhdhakari Mithlu Ĥažži Al-'Unthayayni ۗ Yubayyinu Allāhu Lakum 'An Tađillū Wa ۗ Allāhu Bikulli Shay'in `Alīmun
Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan),jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 4:176)