Al-Ĥamdu Lillāh Al-Ladhī Lahu Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi Wa Lahu Al-Ĥamdu Fī Al-'Ākhirati ۚ Wa Huwa Al-Ĥakīmu Al-Khabīru
034-001 [[34 ~ SABA' (KAUM SABA) Pendahuluan: Makkiyyah, 54 ayat ~ Surat Saba' diawali dengan ayat yang berisi pernyataan bahwa hanya Allah Swt. zat yang berhak untuk mendapat pujian atas karunia dan nikmat yang diberkan-Naya kepada manusia. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan dan milik Allah Swt. Surat ini juga memaparkan pendapat dan komentar orang-orang kafir tentang hari kiamat, penolakan mereka terhadap kedatangan hari kebangkitan, dan tuduhan mereka bahwa Nabi Muhammad itu hanya seorang pembohong dan tidak waras. Allah menyanggah berbagai tuduhan mereka itu dengan memperlihatkan beberapa bukti kekuasaan-Nya. Allah menakut-nakuti dan mengancam mereka dengan siksaan seperti yang pernah terjadi pada orang-orang terdahulu. Sebagian ada yang ditelan bumi dan yang lain ditimpa malapetaka dari langit. Setelah itu, dijelaskan pula sikap Allah terhadap para wali-Nya. Nabi Dâwûd a. s., misalnya, diberikan kemampuan meluluhkan besi dan Sulaimân a. s. dapat menundukan jin untuk kepentingan dirinya. Para jin itu membangun gedung-gedung tinggi dan patung-patung atau apa saja yang dikehendaki Sulaimân. Dâwûd dan Sulaimân adalah hamba Allah yang besyukur, sedangkan kebanyakan manusia tidak demikian. Ayat-ayat selanjutnya bertutur tentang karunia Allah atas kaum Saba' yang tidak mereka syukuri. Mereka memiliki perkebunan luas dan subur di kanan dan kiri kawasan negeri, perkampungan yang saling berdekatan dan mudah dijangkau dengan aman. Tetapi mereka kemudian menyia-nyiakan nikmat Tuhan itu. Maka Allah memberikan hukuman orang-orang yang mengingkari nikmat kepada mereka. Mereka mewujudkan dan mengikuti dugaan-dugaan yang dilontarkan oleh iblis, padahal iblis tidak memiliki kekuasaan apa pun atas diri mereka. Disebutkan pula bahwa adanya nikmat merupakan ujian bagi manusia agar dapat diketahui siapa yang beriman pada hari akhir dengan sepenuh hati dan siapa yang meragukan kebenaran itu. Surat Saba' juga mengetengahkan ihwal kebodohan dan kelemahan orang-orang yang mempertuhan sesuatu selain Allah, menyatakan dengan tegas bahwa setiap insan bertanggung jawab sepenuhnya atas dosa yang diperbuat sendiri dan memproklamirkan universalitas misi kerasulan Nabi Muhammad. Ayat-ayat lainnya menyingung keengganan orang-orang musyrik untuk mempercayai hari pembalasan yang telah ditentukan masanya oleh Allah. Pada bagian lain, diketengahkan pendapat orang-orang kafir sekitar al-Qur'ân dan perbincangan al-Qur'ân sendiri dengan orang-orang yang sombong dan lemah akal. Dalam surat ini pula al-Qur'ân memberikan suatu batas sikap membanggakan anak dan harta, menyajikan sebuah konsep bahwa kekayaan duniawi tidak akan dapat mendekatkan diri seseorang kepada Tuhan jika tidak melahirkan hasil guna bagi kepentingan sosial. Sebab, dalam pandangan al-Qur'ân, harta manusia itu pada hakikatnya adalah milik Allah. Dialah yang telah menakar dan meluaskan rezeki setiap manusia. Ayat-ayat selanjutnya melukiskan kembali sosok orang-orang kafir yang telah mengatakan bahwa Muhammad bermaksud membuat batas pemisah antara mereka dengan tradisi para leluhur yang bertuhan selain Allah. Tentang kitab suci al-Qur'ân, mereka menuduh sebagai kebohongan yang dibuat-buat atau sebuah bentuk sihir. Mereka menyangkal pula bahwa telah ada sejumlah rasul sebelum Muhammad yang juga mendapatkan wahyu seperti dirinya, padahal Allah benar-benar telah mengutus banyak rasul kepada umat terdahulu. Allah menghancurkan bangsa yang memiliki kekuatan dan kedigdayaan dengan bencana, lantaran tidak mau mempedulikan ajakan rasul yang ditutus kepada mereka. Dalam surat ini disinggung pula perintaah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memberikan penjelasan mengenai tugas dan misi yang dibawanya. Inti dakwah Muhammad tidak lebih dari pemberian peringatan, tanpa paksaan. Manusia diperintahkan untuk mengenali sendiri karakter Nabi Muhammad, sehingga mereka sadar bahwa Muhammad bukan orang tidak waras atau orang yang hanya mencari kekayaan materi. Dakwah Muhammad berdasarkan wahyu yang berasal dari Allah, dengan tujuan mendatangkan kedamaian pada umat manusia. Ketika tiba saatnya nanti, dan orang-orang menjadi panik dan tidak mendapatkan pelarian dari kedahsyatan hari itu, mereka akan berkata, "Kami beriman kepada Allah." Tapi bagaimana keimanan itu akan mendatangkan manfaat bagi mereka, padahal mereka sebelumnya adalah orang-orang kafir. Sebagaimana orang-orang kafir lainnya, mereka tidak akan diberikan apa yang mereka inginkan. Mereka adalah orang-orang yang selalu meragukan ajaran-ajaran agama.]] Segala puji hanyalah hak Allah, Tuhan yang mencipta, memiliki dan memelihara semua yang terdapat di langit dan di bumi. Bagi Allah pula segala puji di akhirat karena kekuasaan-Nya yang mutlak. Dialah Yang Mahabijaksana dan tidak pernah khilaf. Allah Maha Mengetahui, dan tidak satu rahasia pun luput dari pengetahuan-Nya.
Ya`lamu Mā Yaliju Fī Al-'Arđi Wa Mā Yakhruju Minhā Wa Mā Yanzilu Mina As-Samā'i Wa Mā Ya`ruju Fīhā ۚ Wa Huwa Ar-Raĥīmu Al-Ghafūru
034-002 Allah mengetahui apa saja yang masuk ke dalam bumi seperti air, berbagai kekayaan alam atau fosil-fosil makhluk yang telah mati. Allah mengetahui apa saja yang keluar dari dalam bumi seperti tumbuhan, binatang, barang tambang, air dan sebagainya. Allah mengetahui apa saja yang turun dari langit berupa malaikat, kitab-kitab suci para nabi, hujan atau petir. Allah mengetahui pula semua yang naik ke langit, termasuk di dalamnya para malaikat, roh dan amal perbuatan manusia. Rahmat Allah sungguh amat banyak dan ampunan-Nya pun amat luas.
Wa Qāla Al-Ladhīna Kafarū Lā Ta'tīnā As-Sā`atu ۖ Qul Balá Wa Rabbī Lata'tiyannakum `Ālimi Al-Ghaybi ۖ Lā Ya`zubu `Anhu Mithqālu Dharratin Fī As-Samāwāti Wa Lā Fī Al-'Arđi Wa Lā 'Aşgharu MinDhālika Wa Lā 'Akbaru 'Illā Fī Kitābin Mubīnin
034-003 Orang-orang kafir berkata, "Hari kiamat yang dijanjikan sebagai hari kebangkitan dan pengumpulan manusia tidak akan pernah datang pada kita." Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Tidak! Bahkan hari kiamat itu pasti datang. Demi Tuhan, sungguh hari kiamat itu akan datang pada kalian. Tuhanku mengetahui segala yang gaib. Tidak satu pun persoalan gaib yang terdapat di langit maupun di bumi yang luput dari pengetahuan Allah, meskipun hanya sekecil atom. Segala yang ada di alam ini, baik yang lebih kecil atau lebih besar dari atom, semuanya tertulis dalam sebuah buku yang menjelaskannya secara sempurna(1). (1) Kata "dzarrah" dalam bahasa Arab menunjuk pada suatu benda amat kecil, seukuran anak semut atau debu halus. Frase "mitsqâlu dzarrah" pada ayat ini berarti 'seberat atom'. Ini mengisyaratkan adanya suatu senyawa yang berat jenisnya lebih ringan dari atom. Sains modern membuktikan bahwa atom memiliki dua unsur: proton dan netron. Isyarat ilmiah al-Qur'ân ini baru dapat diketahui pada abad 20.
Liyajziya Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti ۚ 'Ūlā'ika Lahum Maghfiratun Wa Rizqun Karīmun
034-004 Agar Allah mengokohkan jiwa orang-orang beriman dan berbuat kebajikan untuk diri sendiri dan umat manusia. Mereka kelak akan mendapatkan pengampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka dan rezeki luas yang tidak akan terputus.
034-005 Orang-orang yang mengerahkan kekuatannya untuk tujuan memerangi al-Qur'ân dan merintangi kehendak Allah untuk memenangkan Rasul-Nya, mereka itulah yang kelak akan mendapatkan siksa paling buruk dan menyakitkan.
Wa Yará Al-Ladhīna 'Ūtū Al-`Ilma Al-Ladhī 'Unzila 'Ilayka MinRabbika Huwa Al-Ĥaqqa Wa Yahdī 'Ilá Şirāţi Al-`Azīzi Al-Ĥamīdi
034-006 Orang-orang yang diberi anugerah ilmu dari Allah Swt. akan mengetahui bahwa kitab suci al-Qur'ân yang diturunkan dari sisi Allah kepadamu, Muhammad, yang berisi pokok-pokok kepercayaan dan petunjuk, adalah suatu kebenaran yang tidak perlu diragukan. Kitab itulah yang akan membimbing kalian menuju jalan Allah, Tuhan yang menundukkan segala sesuatu dan yang berhak untuk menerima segala macam puji.
Wa Qāla Al-Ladhīna Kafarū Hal Nadullukum `Alá Rajulin Yunabbi'ukum 'Idhā Muzziqtum Kulla Mumazzaqin 'Innakum Lafī Khalqin Jadīdin
034-007 Dengan maksud mencemooh berita tentang hari kebangkitan, orang-orang kafir itu saling mengatakan, "Maukah kalian kutunjukkan pada orang yang mengatakan bahwa jika kalian mati dan jasad kalian telah dicerai-beraikan sehancur-hancurnya, kalian akan dibangkitkan dan hidup kembali seperti sediakala?
'Āftará `Alá Allāhi Kadhibāan 'Am Bihi Jinnatun ۗ Bali Al-Ladhīna Lā Yu'uminūna Bil-'Ākhirati Fī Al-`Adhābi Wa Ađ-Đalāli Al-Ba`īdi
034-008 Orang itu membuat-buat kebohongan dengan mengatakan bahwa Allah kelak akan membangkitkan kembali semua makhluk yang telah mati. Jika tidak, bukankah ia telah menjadi orang gila yang mengatakan sesuatu di luar kesadaran?" Persoalannya tidaklah seperti yang mereka tuduhkan. Akan tetapi sebenarnya orang-orang yang tidak beriman pada hari akhir akan terjerumus ke dalam siksa dan terperangkap dalam jurang kesesatan yang teramat jauh dari kebenaran.
'Afalam Yaraw 'Ilá Mā Bayna 'Aydīhim Wa Mā Khalfahum Mina As-Samā'i Wa Al-'Arđi ۚ 'In Nasha' Nakhsif Bihimu Al-'Arđa 'Aw Nusqiţ `Alayhim Kisafāan Mina As-Samā'i ۚ 'Inna Fī Dhālika La'āyatan Likulli `Abdin Munībin
034-009 Apakah pandangan mereka buta dan tidak memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi, di dapan dan di belakang mereka agar dapat melihat dengan jelas kekuasaan Kami untuk berbuat segala sesuatu? Jika Kami berkehendak, Kami dapat saja memerintahkan bumi untuk menelan mereka. Kami sanggup menjatuhkan langit di atas kepala mereka. Apa yang telah Kami terangkan merupakan bukti nyata bagi orang yang mau kembali kepada Tuhan dalam setiap urusan.
Wa Laqad 'Ātaynā Dāwūda Minnā Fađlāan ۖ Yā Jibālu 'Awwibī Ma`ahu Wa Aţ-Ţayra ۖ Wa 'Alannā Lahu Al-Ĥadīda
034-010 Demi Allah, Kami telah memberikan karunia kepada Dâwûd berupa hikmah dan kitab suci. Kami berkata, "Wahai gunung, bertasbihlah bersama Dâwûd!" Kami menundukkan bangsa burung yang selalu bertasbih KEpada Allah demi kepentingannya. Kami melunakkan besi baginya sehingga dengan mudah dapat dibentuk sesuai keinginannya(1). (1) Dâwûd a. s. adalah salah seorang nabi dan raja Banû Isrâ'îl yang hidup antara tahun 1010-970 S. M.
'Ani A`mal Sābighātin Wa Qaddir Fī As-Sardi ۖ Wa A`malū Şāliĥāan ۖ 'Innī Bimā Ta`malūna Başīrun
034-011 Kami mewahyukan kepadanya untuk membuat baju besi yang bakal menjadi pelindung dari keganasan musuh dan memperkuat ikatannya dengan rantai. Kami katakan kepadanya dan kepada para pengikutnya, "Kerjakanlah sesuatu yang mendatangkan manfaat, bagi diri kalian sendiri dan bagi orang lain! Sungguh Kami Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan dan tidak satu pun perbuatan kalian yang samar bagi Kami."
Wa Lisulaymāna Ar-Rīĥa Ghudūwuhā Shahrun Wa Rawāĥuhā Shahrun ۖ Wa 'Asalnā Lahu `Ayna Al-Qiţri ۖ Wa Mina Al-Jinni Man Ya`malu Bayna Yadayhi Bi'idhni Rabbihi ۖ Wa Man Yazigh Minhum `An 'Amrinā Nudhiqhu Min `Adhābi As-Sa`īri
034-012 Kami telah menundukan angin bagi Sulaimân. Kecepatan gerak angin itu di pagi hari sama jauhnya dengan jarak yang dapat ditempuh oleh orang yang berjalan kaki sebulan lamanya. Demikian pula di sore hari. Kami buat cairan tambang tembaga terus mengalir dengan deras untuknya. Kami tundukkan pula bangsa jin yang selalu bekerja padanya. Jika ada salah satu dari mereka yang menyalahi perintah Kami untuk berbakti kepada Sulaimân, Kami akan menjerumuskannya ke dalam api neraka yang membakar.
Ya`malūna Lahu Mā Yashā'u Min Maĥārība Wa Tamāthīla Wa Jifānin Kāljawābi Wa QudūrinRāsiyātin ۚ A`malū 'Āla Dāwūda Shukrāan ۚ Wa Qalīlun Min `Ibādiya Ash-Shakūru
034-013 Bangsa jin itu bekerja menurut perintah Sulaimân. Mereka membangun rumah-rumah peribadatan, bermacam-macam arca, bejana-bejana raksasa seperti kolam air dan perabot-perabot memasak yang tidak dapat dipindah-pindah karena ukurannnya yang sangat besar. Kami perintahkan kepada para pengikut Dâwûd, "Berbuatlah sesuatu sebagai cara kalian untuk bersyukur kepada Allah." Tetapi, sedikit sekali hamba-Ku yang mau mengingat dan bersyukur kepada-Ku."
034-014 Ketika Kami mematikan Sulaimân, tidak ada yang memberitahukan hal itu kepada bangsa jin selain seekor binatang melata yang menggerogoti tongkat sandaran Sulaimân. Saat jatuh tersungkur, barulah bangsa jin menyadari bahwa seandainya mereka dapat mengetahui persoalan gaib, mereka pasti tidak akan membiarkan diri mereka berada dalam siksa yang menyusahkan dan menghinakan.
Laqad Kāna Lisaba'iin Fī Maskanihim 'Āyatun ۖ Jannatāni `An Yamīnin Wa Shimālin ۖ Kulū MinRizqi Rabbikum Wa Ashkurū Lahu ۚ BaldatunŢayyibatun Wa Rabbun Ghafūrun
034-015 Aku bersumpah, sungguh di tempat tinggal penduduk negeri Saba' di Yaman terdapat bukti-bukti kekuasaan-Ku. Di sana terdapat dua petak kebun yang memagari negeri mereka di sebelah kiri dan kanan. Kepada mereka dikatakan, "Makanlah dari rezeki Tuhan dan syukurilah nikmat-Nya dengan menggunakannya secara baik. Negeri kalian adalah negeri yang baik yang dipenuhi pepohonan dan buah- buahan. Ampuan Tuhan sungguh amat luas bagi orang yang mau bersyukur."
Fa'a`rađū Fa'arsalnā `Alayhim Sayla Al-`Arimi Wa Baddalnāhum Bijannatayhim Jannatayni Dhawātá 'Ukulin Khamţin Wa 'Athlin Wa Shay'in Min SidrinQalīlin
034-016 Akan tetapi mereka memalingkan diri dan enggan bersyukur. Dihancurkannya sendiri kehidupan mereka, sehingga Kami mendatangkan banjir melanda yang merobohkan bendungan dan memusnahkan perkebunan mereka. Kami gantikan kebun itu dengan tanaman yang berbuah pahit serta pepohonan lain yang tidak berbuah dan sedikit tumbuhan seroja yang tidak berguna(1). (1) Sayl al-'Arim juga dikenal dengan nama bendungan Ma'rib, salah satu dari bendungan terbesar di Yaman saat itu. Berkat bendungan ini kawasan seluas 300 mil persegi yang kering dan tandus dapat diubah menjadi lahan subur dan produktif. Kemakmuran dan kesuburana negeri Yaman waktu itu diilustrasikan dalam dua buah kebun yang dikisahkan oleh ayat ini. Tetapi, sangat disayangkan, bahwa para ahli sejarah tidak memiliki pendapat yang sama menyangkut siapa yang membangun bendungan Ma'rib dan faktor apa yang menjadi penyebab kehancurannya.
Dhālika Jazaynāhum Bimā Kafarū ۖ Wa Hal Nujāzī 'Illā Al-Kafūra
034-017 Hukuman itu Kami jatuhkan lantaran mereka ingkar dan enggan mensyukuri nikmat. Bukankah balasan itu sudah sepantasnya Kami berikan kepada orang-orang yang sangat kufur kepada Allah dan karunia- karunia-Nya?
Wa Ja`alnā Baynahum Wa Bayna Al-Qurá Allatī Bāraknā Fīhā QuranŽāhiratan Wa Qaddarnā Fīhā As-Sayra ۖ Sīrū Fīhā Layāliya Wa 'Ayyāmāan 'Āminīna
034-018 Kami telah membangun perkampungan yang saling berdekatan dan saling terlihat satu sama lain di antara kampung halaman mereka, di Yaman, dan negeri yang Kami berkahi. Kami jadikan jarak antarperkampungan itu sedemikian rupa sehingga dapat dicapai melalui perjalanan yang mudah, tanpa rintangan. Kami firmankan kepada mereka, "Berjalanlah kalian dalam perkampungan itu dengan aman di waktu siang atau malam hari."
034-019 Dengan nikmat kedamaian dan keamanan yang Kami berikan itu, mereka menjadi sombong dan berkata dengan bangga, "Ya Tuhan, jadikanlah jarak perjalanan kami menjadi jauh. Janganlah Engkau pertemukan kami dengan kota yang ramai di tengah perjalanan kami!" Mereka telah menganiaya diri sendiri dengan kesewenang-wenangan, sehingga Kami jadikan sebagai bahan perbincangan bagi orang lain. Mereka Kami ceraiberaikan sejadi-jadinya. Sesungguhnya apa yang tengah menimpa diri mereka merupakan pelajaran berharga bagi orang yang bersabar atas musibah dan bagi orang yang mau mensyukuri karunia Tuhan.
Wa LaqadŞaddaqa `Alayhim 'Iblīsu Žannahu Fa Attaba`ūhu 'Illā Farīqāan Mina Al-Mu'uminīna
034-020 Iblis berhasil mewujudkan rayuannya pada diri mereka, sehingga mereka mengikuti jejak langkahnya. Hanya sebagian kecil, yaitu orang-orang beriman, yang tidak mengikutinya.
Wa Mā Kāna Lahu `Alayhim Min Sulţānin 'Illā Lina`lama Man Yu'uminu Bil-'Ākhirati Mimman Huwa Minhā Fī Shakkin ۗ Wa Rabbuka `Alá Kulli Shay'in Ĥafīžun
034-021 Pada hakikatnya iblis tidak mempunyai kekuatan untuk menundukkan orang beriman. Akan tetapi Allah hanya bermaksud menguji agar terlihat jelas siapa yang meyakini kebenaran dan siapa yang meragukan hari akhirat. Wahai Muhammad, ketahuilah, bahwa Tuhanmu Maha Mengawasi dan Maha Mengatur segala sesuatu.
Qul Ad`ū Al-Ladhīna Za`amtum Min Dūni Allāhi ۖ Lā Yamlikūna Mithqāla Dharratin Fī As-Samāwāti Wa Lā Fī Al-'Arđi Wa Mā Lahum Fīhimā MinShirkin Wa Mā Lahu Minhum MinŽahīrin
034-022 Katakan kepada orang-orang musyrik, "Mohonlah kepada tuhan-tuhan yang kalian anggap secara tidak benar sebagai tandingan Allah, agar mereka mendatangkan kebaikan atau menjauhkan marabahaya dari diri kalian. Mereka pasti tidak akan mempedulikan permintaan itu, karena tuhan-tuhan itu tidak memiliki apa- apa, baik yang ada di langit maupun di bumi, meskipun sekecil biji atom. Mereka bukanlah sekutu Allah dalam penciptaan atau pemilikan alam. Tidak satu pun dari mereka yang memberikan bantuan kepada Allah dalam mengatur segala urusan makhluk-Nya.
Wa Lā Tanfa`u Ash-Shafā`atu `Indahu~ 'Illā Liman 'Adhina Lahu ۚ Ĥattá 'Idhā Fuzzi`a `AnQulūbihimQālū Mādhā Qāla Rabbukum ۖ Qālū Al-Ĥaqqa ۖ Wa Huwa Al-`Alīyu Al-Kabīru
034-023 Tidak seorang pun dapat menggunakan syafaat di sisi Allah kecuali orang yang benar-benar dipersiapkan untuk memberikan syafaat. Sehingga, ketika rasa takut telah lenyap dari diri mereka karena izin Allah kepada mereka untuk mendapatkan syafaat, mereka saling bertanya dengan perasaan gembira, "Apa kata Tuhan kalian?" Dikatakan kepada mereka, "Allah berkata benar. Dia memberikan izin bagi orang yang dikehendaki-Nya. Hanya Allah yang berhak merasa besar dan sombong. Allah mengizinkan dan melarang siapa saja sesuai dengan kehendak-Nya."
Qul Man Yarzuqukum Mina As-Samāwāti Wa Al-'Arđi ۖ Quli Allāhu ۖ Wa 'Innā 'Aw 'Īyākum La`alá Hudan 'Aw Fī Đalālin Mubīnin
034-024 Wahai Muhammad, katakan kepada orang-orang musyrik, "Siapakah yang mendatangkan rezeki kalian dari langit dan bumi?" Berikanlah jawaban kepada orang-orang yang diam membisu lantaran sikap keras kepala mereka dengan mengatakan, "Allah yang mendatangkan rezeki kalian. Kami, orang-orang beriman, dan kalian, orang-orang musyrik, berada pada dua pilihan: petunjuk kesesatan yang nyata."
Qul Yajma`u Baynanā Rabbunā Thumma Yaftaĥu Baynanā Bil-Ĥaqqi Wa Huwa Al-Fattāĥu Al-`Alīmu
034-026 Katakan pula kepada mereka, "Pada hari kiamat nanti, Allah akan menghimpun kita dan akan memberikan keputusan antara kita secara adil. Dialah yang Maha Memutuskan segala persoalan dan Mahatahu akan kebenaran di antara kita.
Qul 'Arūniya Al-Ladhīna 'Alĥaqtum Bihi Shurakā'a ۖ Kallā ۚ Bal Huwa Allāhu Al-`Azīzu Al-Ĥakīmu
034-027 Perlihatkan kepadaku tuhan-tuhan yang kalian sejajarkan dengan Allah dalam hal kelayakan mereka untuk disembah, yang kalian anggap sebagai tandingan-tandingan Allah. Allah tidak memiliki tandingan. Dialah yang Mahaperkasa atas segala sesuatu, lagi Mahabijaksana dalam setiap perbuatan dan pemeliharaan."
Wa Mā 'Arsalnāka 'Illā Kāffatan Lilnnāsi Bashīrāan Wa Nadhīrāan Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna
034-028 Wahai Muhammad, sesungguhnya Kami tidak mengutusmu kecuali untuk seluruh umat manusia, sebagai pembawa berita gembira bagi orang beriman dan pemberi peringatan bagi orang kafir. Namun sebagian besar manusia tidak mengetahui kebenaran dirimu dan misi kerasulanmu yang universal.
Wa Yaqūlūna Matá Hādhā Al-Wa`du 'In KuntumŞādiqīna
034-029 Dengan maksud menjauhkan kemungkinan datangnya hari pembalasan yang dijanjikan Allah, orang-orang kafir berkata, "Bilakah datangnya janji itu, lalu kami masuk neraka dan kalian masuk surga, jika janji itu memang benar?"
034-030 Wahai Nabi, katakan kepada mereka, "Akan datang kepada kalian saat hari besar yang dijanjikannya itu. Tidak akan ditunda atau disegerakan meskipun sekejap saja."
Wa Qāla Al-Ladhīna Kafarū Lan Nu'umina Bihadhā Al-Qur'āni Wa Lā Bial-Ladhī Bayna Yadayhi ۗ Wa Law Tará 'Idhi Až-Žālimūna Mawqūfūna `Inda Rabbihim Yarji`u Ba`đuhum 'Ilá Ba`đin Al-Qawla Yaqūlu Al-Ladhīna Astuđ`ifū Lilladhīna Astakbarū Lawlā 'Antum Lakunnā Mu'uminīna
034-031 Orang-orang kafir berkata, "Kami tidak akan mempercayai kebenaran al-Qur'ân dan kitab-kitab suci yang turun sebelum itu sebagaimana perintah dan seruanmu. Jika kamu--wahai orang yang kelak dapat melihat--menyaksikan sendiri orang-orang zalim itu berdiri di hadapan Allah swt., Pencipta dan Penguasa urusan mereka, kamu pasti akan mendapatkan suatu hal yang menakjubkan dari sikap mereka yang saling melemparkan tuduhan. Kaum lemah dari kalangan orang-orang zalim itu berkata kepada para pembesar, "Kalau bukan karena kekuasaan kalian, kami pasti akan menjadi orang beriman."
034-032 Para pembesar kaum mengingkari pernyataan pengikut mereka dengan mengatakan, "Tidak benar jika kami merintangi jalan kalian untuk mendapatkan petunjuk. Pada dasarnya kalian memang lebih memilih jalan kesesatan daripada petunjuk."
Wa Qāla Al-Ladhīna Astuđ`ifū Lilladhīna Astakbarū Bal Makru Al-Layli Wa An-Nahāri 'Idh Ta'murūnanā 'An Nakfura Billāhi Wa Naj`ala Lahu~ 'Andādāan ۚ Wa 'Asarrū An-Nadāmata Lammā Ra'aw Al-`Adhāba Wa Ja`alnā Al-'Aghlāla Fī 'A`nāqi Al-Ladhīna Kafarū ۚ Hal Yujzawna 'Illā Mā Kānū Ya`malūna
034-033 Orang-orang lemah itu balik berkata, "Tetapi rencana dan bujukan kalian di siang dan malam hari telah menjerumuskan kami ke dalam jurang kehancuran. Saat itu kalian perintahkan kami untuk mengingkari dan menyekutukan Allah." Kedua belah pihak berusaha menutupi penyesalan masing-masing, saat menyaksikan azab hampir datang, meskipun penyesalan itu tidak akan berguna lagi. Kami letakkan belenggu pada leher orang-orang yang tidak mau beriman. Tidakkah mereka itu pantas menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka?
Wa Mā 'Arsalnā Fī Qaryatin Min Nadhīrin 'Illā Qāla Mutrafūhā 'Innā Bimā 'Ursiltum Bihi Kāfirūna
034-034 Setiap kali Kami mengutus seorang rasul yang mengajak kaumnya kepada kebenaran, pihak yang membuat kerusakan dari kalangan mereka pasti mengatakan, "Kami benar-benar mendustakan ajaran yang kalian bawa."
Qul 'Inna Rabbī Yabsuţu Ar-Rizqa Liman Yashā'u Wa Yaqdiru Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna
034-036 Wahai Muhammad, katakan kepada mereka, "Tuhanku telah melapangkan atau membatasi rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya, baik orang yang durhaka maupun orang yang taat. Namun hal itu bukan berarti pertanda keridaan atau kemurkaan Allah. Tetapi hal itu tidak diketahui oleh sebagian besar manusia.
Wa Mā 'Amwālukum Wa Lā 'Awlādukum Bi-Atī Tuqarribukum `Indanā Zulfá 'Illā Man 'Āmana Wa `Amila Şāliĥāan Fa'ūlā'ika Lahum Jazā'u Ađ-Đi`fi Bimā `Amilū Wa Hum Fī Al-Ghurufāti 'Āminūna
034-037 Kekayaan materi dan keturunan bukan suatu hal istimewa sehingga dapat menjadi faktor yang mendekatkan diri kalian pada Kami. Tetapi, siapa saja yang beriman dan beramal saleh, dialah yang akan menerima pahala berlipat ganda atas perbuatan baiknya. Dia akan menemukan kehidupan damai di surga yang tinggi.
Wa Al-Ladhīna Yas`awna Fī 'Āyātinā Mu`ājizīna 'Ūlā'ika Fī Al-`Adhābi Muĥđarūna
034-038 Adapun orang-orang yang berupaya menentang dan membatalkan ayat-ayat Kami atau merintangi jalan Rasul dalam menyampaikan misi dakwah, mereka itulah golongan yang akan mendapat siksa dan selamanya tidak akan terlepas daripadanya.
Qul 'Inna Rabbī Yabsuţu Ar-Rizqa Liman Yashā'u Min `Ibādihi Wa Yaqdiru Lahu ۚ Wa Mā 'Anfaqtum MinShay'in Fahuwa Yukhlifuhu ۖ Wa Huwa Khayru Ar-Rāziqīna
034-039 Katakan, wahai Rasul, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan dan membatasi rezeki hamba yang dikehendaki-Nya. Maka apa saja yang kalian dermakan, Allah pasti akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.
Wa Yawma Yaĥshuruhum Jamī`āanThumma Yaqūlu Lilmalā'ikati 'Ahā'uulā' 'Īyākum Kānū Ya`budūna
034-040 Ingatlah, wahai Muhammad, suatu hari ketika Allah mengumpulkan seluruh manusia. Pada hari itu Allah berfirman kepada para malaikat di hadapan golongan manusia yang menganggap mereka sebagai tuhan, "Apakah mereka itu mempertuhan kalian selain Aku?"
Qālū Subĥānaka 'Anta Walīyunā Min Dūnihim ۖ Bal Kānū Ya`budūna Al-Jinna ۖ 'Aktharuhum Bihim Mu'uminūna
034-041 Para malaikat menjawab, "Kami benar-benar menyucikan Engkau dari tuhan-tuhan yang mereka anggap sebagai tandingan-Mu. Kami telah menjadikan Engkau, bukan mereka, sebagai penolong kami. Golongan manusia yang mempertuhan diri kami hanyalah orang-orang yang terpengaruh oleh dugaan-dugaan yang tidak benar. Mereka berada di bawah pengaruh setan yang menjadikan perbuatan syirik itu indah dalam pandangan mata mereka. Dan sebagian besar dari orang-orang yang syirik itu membenarkan setan."
Fālyawma Lā Yamliku Ba`đukum Liba`đin Naf`āan Wa Lā Đarrāan Wa Naqūlu Lilladhīna Žalamū Dhūqū `Adhāba An-Nāri Allatī Kuntum Bihā Tukadhdhibūn
034-042 Saat hari kebangkitan tiba, tidak seorang pun dari kalangan orang-orang musyrik itu dapat memberikan bantuan pada yang lain atau menghindarkan yang lain dari siksaan. Kami firmankan kepada orang-orang zalim itu, "Rasakan siksa neraka yang telah kalian dustakan dulu di dunia. !"
034-043 Apabila ayat-ayat Kami yang jelas kebenarannya itu dibacakan kepada orang-orang kafir, mereka akan berkata, "Ini tidak lain hanyalah suatu upaya seseorang yang ingin mencegah kalian untuk menyembah sesembahan nenek moyang kalian." Mereka juga akan berkata, "Al-Qur'ân ini tidak lain hanyalah suatu kebohongan yang dibuat-buat." Dan orang-orang kafir itu akan berkata tentang al-Qur'ân yang datang kepada mereka bahwa ia hanyalah sihir yang nyata.
Wa Mā 'Ātaynāhum Min Kutubin Yadrusūnahā ۖ Wa Mā 'Arsalnā 'IlayhimQablaka Min Nadhīrin
034-044 Sebelumnya, Allah tidak pernah menurunkan kepada bangsa Arab kitab suci yang dapat mereka pelajari. Dan sebelum kedatanganmu, Muhammad, Kami tidak pernah mengutus kepada mereka seorang pemberi peringatan yang mengingatkan akibat buruk dari sikap ingkar mereka.
Wa Kadhdhaba Al-Ladhīna MinQablihim Wa Mā Balaghū Mi`shāra Mā 'Ātaynāhum Fakadhdhabū Rusulī ۖ Fakayfa Kāna Nakīri
034-045 Umat-umat terdahulu memang telah mendustakan nabi-nabi mereka. Orang-orang musyrik dari kaummu pun mendustakanmu. Padahal kekuatan dan kehebatan mereka belum mencapai sepersepuluh dari apa yang ada pada umat-umat terdahulu. Dari itu, tak dapat dibayangkan bagaimana kemurkaan-Ku untuk mencerca mereka!
Qul 'Innamā 'A`ižukum Biwāĥidatin ۖ 'An Taqūmū Lillāh Mathná Wa Furādá Thumma Tatafakkarū ۚ Mā Bişāĥibikum Min Jinnatin ۚ 'In Huwa 'Illā Nadhīrun Lakum Bayna Yaday `AdhābinShadīdin
034-046 Katakanlah, wahai Muhammad, kepada mereka, "Hanyasanya aku memerintahkan kalian untuk memiliki satu sikap dasar. Yaitu agar kalian--dengan mengikhlaskan diri kepada Allah dan menjauhi sikap taklid--melakukan pencarian dan perenungan secara tulus ikhlas, baik hal itu kalian lakuan secara terpisah--berdua-dua--agar kalian saling membantu dalam permenungan, ataupun secara sendiri-sendiri agar kalian dapat mencermatinya secara lebih objektif dan mendalam. Setelah itu, pikirkanlah mengenai hal-ihwal kawan kalian (Muhammad) yang berada di tengah-tengah kalian dan kalian ketahui sendiri kenormalan akalnya. Sama sekali Muhammad tidak menderita penyakit gila saat menyampaikan pesan-pesan suci ini. Sungguh, Muhammad tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan akan siksa yang pedih yang ada di hadapan kalian."
Qul Mā Sa'altukum Min 'Ajrin Fahuwa Lakum ۖ 'In 'Ajriya 'Illā `Alá Allāhi ۖ Wa Huwa `Alá Kulli Shay'inShahīdun
034-047 Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, "Kebaikan dari pesan-pesan suci yang kusampaikan ini sebenarnya akan terpulang kepada kalian. Tak ada suatu imbalan yang kuharapkan kecuali dari Allah. Sesungguhnya Dia Mahaawas dan Mahacermat atas segala sesuatu."
034-048 Katakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya Tuhanku telah melontarkan kebenaran ke arah kebatilan sehingga kebatilan itu musnah. Dia Maha Mengetahui semua kegaiban sehingga tidak ada satu rahasia pun yang luput dari pengawasan-Nya."
Qul Jā'a Al-Ĥaqqu Wa Mā Yubdi'u Al-Bāţilu Wa Mā Yu`īdu
034-049 Katakanlah kepada mereka, "Islam telah muncul. Dengan kemunculannya, kebatilan tak dapat lagi dijadikan sebagai sarana untuk menolak kebenaran. Sarana-sarana sebelumnya pun tak dapat lagi melakukan hal itu."
034-050 Katakanlah kepada mereka, "Jika aku menyalahi kebenaran, maka kerugian akan menimpa diriku sendiri. Jika aku mendapatkan petunjuk, hal itu karena adanya petunjuk Tuhanku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar segala ucapanku dan ucapan kalian. Dia pun Mahadekat dengan diriku dan diri kalian."
Wa Law Tará 'Idh Fazi`ū Falā Fawta Wa 'Ukhidhū Min MakāninQarībin
034-051 Jika kamu melihat, wahai orang yang melihat dengan cermat, tatkala orang-orang kafir itu ketakutan di saat kebenaran datang, mereka tidak mendapatkan tempat pelarian lagi. Lalu mereka digiring ke neraka dari tempat yang dekat.
Wa Qālū 'Āmannā Bihi Wa 'Anná Lahumu At-Tanāwushu Min Makānin Ba`īdin
034-052 Di saat menyaksikan azab, mereka berkata, "Kami beriman kepada kebenaran itu." Apakah semudah itu mereka mengucapkan keimanan, padahal mereka kini berada di tempat yang jauh dari dunia--sebagai tempat diterimanya keimanan--yang telah berlalu masanya?
Wa Qad Kafarū Bihi MinQablu ۖ Wa Yaqdhifūna Bil-Ghaybi Min Makānin Ba`īdin
034-053 Sebelum datangnya hari kiamat ini, mereka sungguh telah mengingkari kebenaran. Mereka pun selalu melontarkan praduga-praduga batil yang jauh dari kebenaran.
Wa Ĥīla Baynahum Wa Bayna Mā Yashtahūna Kamā Fu`ila Bi'ashyā`ihim MinQablu ۚ 'Innahum Kānū Fī Shakkin Murībin
034-054 Sebagaimana nasib orang-orang sebelum mereka yang menyatakan keimanan setelah lewat masanya, keinginan mereka untuk memanfaatkan keimanan itu pun kini terhalang sudah. Mereka semua adalah orang-orang yang meragukan kebenaran dan kini duduk sebagai pesakitan (terdakwa).