Roman Script    Reciting key words            Previous Sūrah    Quraan Index    Home  

21) Sūrat Al-'Anbyā'

Printed format

21) سُورَة الأَنبيَاء

Toggle thick letters. Most people make the mistake of thickening thin letters in the words that have other (highlighted) thick letter Toggle to highlight thick letters خصضغطقظ رَ
Aqtaraba Lilnnāsi Ĥisābuhum Wa HumGhaflatin Mu`rūna 021-001 [[21 ~ AL-ANBIYA' (NABI-NABI) Pendahuluan: Makkiyyah, 112 ayat ~ Surat yang termasuk kelompok surat Makkiyyah dan diturunkan setelah surat Ibrâhîm ini mengandung seratus dua belas ayat. Surat ini diawali dengan penjelasan mengenai hari kiamat yang semakin mendekat, sementara orang-orang musyrik tidak memperhatikan hal itu. Mereka beranggapan bahwa semestinya seorang rasul bukanlah manusia. Tentang al-Qur'ân, mereka sesekali menganggapnya sebagai sihir, lain kali sebagai syair, bahkan kadang-kadang sebagai mimpi kosong belaka. Mereka telah diberi peringatan. Selain itu, terdapat pula penjelasan bahwa para rasul hanyalah manusia biasa, seperti Muhammad, misalnya. Juga terdapat keterangan bahwa orang-orang terdahulu pun ada yang mendustakan para rasul seperti kaum Quraisy mendustakan Muhammad. Allah menuturkan kisah tentang kehancuran mereka dalam surat ini, karena memang hanya Dialah yang mempertahankan dan membinasakan suatu bangsa. Dia pulalah yang memiliki kekusaan di langit dan di bumi, sedang malaikat-malaikat selalu bertasbih kepada-Nya di tempat-tempat peredarannya, tanpa pernah merasa lelah. Juga terdapat penjelasan bahwa langit dan bumi yang kokoh ini adalah bukti kemahaesaan penciptanya. Sebab, kalau ada pencipta lain selain Allah yang ikut serta, tentu langit dan bumi akan hancur. Keterangan bahwa semua rasul membawa misi yang sama, yaitu ibadah kepada Allah semata yang tidak mempunyai anak, juga terdapat dalam surat ini. Tidak ada seorang rasul pun yang mengakui adanya tuhan selain Allah. Kalau ada, maka balasannya adalah neraka jahanam. Selanjutnya, dalam surat ini Allah menjelaskan keagungan ciptaan-Nya dan keajaiban langit dan bumi. Pemaparan kondisi orang-orang musyrik dan orang-orang kafir. Mengingatkan bahwa Allah menjaga manusia. Diisaratkan pula akan balasan orang-orang kafir pada hari kiamat. Pemaparan kisah Nabi Mûsâ dan Hârûn dengan Fir'aun, kisah Nabi Ibrâhîm denan kaumnya, karunia Allah berupa keturunanya yang baik. Pemaparan kisah nabi Lûth dan kaumnya yang musnah. dan kisah nabi Nûh dan kekufuran kaumnya sehingga dihancurkan, kecuali orang yang beriman. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan kisah nabi Sulaymân (Sulaiman), Dâwûd (Daud), Ismâ'îl (Ismail), Idrîs (Idris), Dzû al-Kifl (Zukifli) dan Nabi Yûnus (Yunus) serta Maryam. Dibicarakan pula tentang Ya'jûj dan Ma'jûj. Penjelasan lain yang dipaparkan dalam surat ini adalah tentang perbuatan saleh dan buah dari perbuatan itu, balasan orang-orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan serta keadaanya pada hari kiamat, rahmat Allah pada misi kenabian Muhammad, peringatan Allah terhadap orang-orang musyrik, dan bahwa segala ketetapan. Hanya Dialah yang menentukan ketetapan, dan Dia adalah penentu ketetapan yang paling adil.]] Hari kiamat, saat perhitungan orang-orang musyrik itu, telah semakin mendekat, sementara mereka melalaikan kedahsyatannya dan menolak untuk mempercayainya. ا‍قْ‍‍تَ‍رَبَ لِل‍‍نّ‍‍َ‍اسِ حِسَابُهُمْ ‌وَهُمْ فِي غَ‍‍فْلَةٍ‌ مُعْ‍‍رِ‍‍ضُ‍‍ونَ
Mā Ya'tīhim Min Dhikrin Min Rabbihim Muĥdathin 'Illā Astama`ūhu Wa Hum Yal`abūna 021-002 Ketika al-Qur'ân yang baru diturunkan dari Tuhan mereka itu datang untuk memberi peringatan tentang apa yang bermanfaat bagi mereka, mereka mendengarnya sambil menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat: bermain seperti kanak-kanak. مَا‌ يَأْتِيهِمْ مِ‍‌‍نْ ‌ذِكْر‌ٍ‌ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَبِّهِمْ مُحْدَث‌‍ٍ‌ ‌إِلاَّ‌ ‌اسْتَمَع‍‍ُ‍وهُ ‌وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Lāhiyatan Qulūbuhum ۗ Wa 'Asarrū An-Naj Al-Ladhīna Žalamū Hal Hādhā 'Illā Basharun Mithlukum ۖ 'Afata'tūna As-Siĥra Wa 'Antum Tubşirūna 021-003 Hati mereka pun lengah untuk merenungkannya. Mereka sangat menyembunyikan tipu dayanya terhadap Nabi dan al-Qur'ân, dengan saling mengatakan, "Muhammad hanyalah manusia biasa seperti kalian. Dan seorang rasul hanyalah dari jenis malaikat. Apakah kalian mempercayai Muhammad dan mendatangi majlis sihirnya, padahal kalian menyaksikan bahwa al-Qur'ân adalah sihir?" لاَهِيَة‌ ًقُ‍‍لُوبُهُمْ ۗ ‌وَ‌أَسَرُّ‌و‌ا‌ال‍‍نَّ‍‍جْ‍‍وَ‌ى‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ظَ‍‍لَمُو‌ا‌ هَلْ هَذَ‌ا‌ ‌إِلاَّ‌ بَشَر‌ٌ‌ مِثْلُكُمْ ۖ ‌أَفَتَأْت‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍سِّحْ‍رَ‌ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ تُ‍‍بْ‍‍‍‍صِ‍‍رُ‌ونَ
Qāla Rabbī Ya`lamu Al-Qawla Fī As-Samā'i Wa Al-'Arđi ۖ Wa Huwa As-Samī`u Al-`Alīmu 021-004 Rasulullah berkata kepada mereka, setelah Allah memberitahukannya pembicaraan yang mereka rahasiakan itu, "Tuhanku mengetahui apa yang terucap, baik di langit maupun di bumi. Dia Maha Mendengar setiap yang bisa didengar, lagi Maha Mengetahui segala apa yang akan terjadi." قَ‍‍الَ ‌‍رَبِّي يَعْلَمُ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْلَ فِي ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءِ‌ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ۖ ‌وَهُوَ‌ ‌ال‍‍سَّم‍‍ِ‍ي‍‍عُ ‌الْعَلِيمُ
Bal Qālū 'Ađghāthu 'Aĥlāmin Bal Aftarāhu Bal Huwa Shā`irun Falya'tinā Bi'āyatin Kamā 'Ursila Al-'Awwalūna 021-005 Bahkan mereka mengatakan bahwa al-Qur'ân merupakan mimpi-mimpi yang kalut yang pernah mereka lihat di dalam tidur. Malah mereka mengada-ada, menisbatkan kebohongan kepada Allah. Kemudian mereka menentangnya dan berkata bahwa Muhammad adalah seorang penyair yang menguasai jiwa para pendengarnya. "Hendaknya ia mendatangkan kepada kita satu mukjizat inderawi yang membuktikan kebenarannya, seperti halnya nabi-nabi terdahulu yang dikuatkan dengan mukjizat," kata mereka. بَلْ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌أَ‍ضْ‍‍غَ‍‍اثُ ‌أَحْلاَم ٍ‌ بَلْ ‌افْتَ‍رَ‍‌اهُ بَلْ هُوَ‌ شَاعِر‌‌ٌ‌ فَلْيَأْتِنَا‌ بِآيَة‌‍ٍ‌ كَمَ‍‍ا‌ ‌أُ‌رْسِلَ ‌الأَ‌وَّلُونَ
Mā 'Āmanat Qablahum Min Qaryatin 'Ahlaknāhā ۖ 'Afahum Yu'uminūna 021-006 Orang-orang terdahulu sebelum mereka, yang Kami binasakan setelah mereka tidak mempercayai mukjizat inderawi itu, tidak juga beriman. Apakah mereka akan beriman jika apa yang mereka minta itu dikabulkan? مَ‍‍ا‌ ‌آمَنَتْ قَ‍‍بْ‍‍لَهُمْ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍رْيَةٍ ‌أَهْلَكْنَاهَ‍‍اۖ ‌أَفَهُمْ يُؤْمِنُونَ
Wa Mā 'Arsalnā Qablaka 'Illā Rijālāan Nūĥī 'Ilayhim ۖ Fās'alū 'Ahla Adh-Dhikri 'In Kuntum Lā Ta`lamūna 021-007 Orang-orang yang Kami utus sebagai rasul sebelummu, Muhammad, hanyalah orang laki-laki biasa yang kemudian Kami berikan wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia. Cobalah kalian bertanya, wahai orang-orang yang ingkar, kepada orang-orang yang tahu tentang kitab-kitab suci samawi, jika kalian tidak tahu. وَمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌رْسَلْنَا‌ قَ‍‍بْ‍‍لَكَ ‌إِلاَّ‌ ‌رِجَالا‌ ً‌ نُوحِ‍‍ي ‌إِلَيْهِمْ ۖ فَاسْأَلُ‍‍و‌ا‌ ‌أَهْلَ ‌ال‍‍ذِّكْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ لاَ‌ تَعْلَمُونَ
Wa Mā Ja`alnāhum Jasadāan Lā Ya'kulūna Aţ-Ţa`āma Wa Mā Kānū Khālidīna 021-008 Kami tidak menjadikan rasul-rasul itu memiliki tubuh yang berbeda dengan tubuh manusia pada umumnya, seperti tahan hidup tanpa makanan berhari-hari, misalnya. Dan mereka bukanlah orang-orang yang hidup abadi di dunia. وَمَا‌ جَعَلْنَاهُمْ جَسَد‌ا‌ ً‌ لاَ‌ يَأْكُل‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍طَّ‍‍ع‍‍َ‍امَ ‌وَمَا‌ كَانُو‌اخَ‍‍الِدِينَ
Thumma Şadaqnāhumu Al-Wa`da Fa'anjaynāhum Wa Man Nashā'u Wa 'Ahlaknā Al-Musrifīna 021-009 Setelah itu, Kami menepati janji yang telah Kami ucapkan kepada mereka. Mereka Kami selamatkan bersama orang-orang Mukmin yang Kami kehendaki. Sedangkan orang-orang kafir yang melampaui batas dalam mendustakan dan mengingkari misi suci para nabi mereka, Kami hancurkan. ثُ‍‍مَّ صَ‍‍دَ‍قْ‍‍نَاهُمُ ‌الْوَعْدَ‌ فَأَ‌ن‍‍جَيْنَاهُمْ ‌وَمَ‍‌‍نْ نَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ‌وَ‌أَهْلَكْنَا‌ ‌الْمُسْ‍‍رِفِينَ
Laqad 'Anzalnā 'Ilaykum Kitābāan Fīhi Dhikrukum ۖ 'Afalā Ta`qilūna 021-010 Kami sungguh telah menurunkan sebuah kitab suci kepada kalian yang mengandung peringatan buat kalian, kalau kalian tahu dan mau melaksanakan ajarannya. Bagaimana kalian membangkang dan tetap ingkar? Apakah kesombongan dan kebodohan kalian sedemikian rupa, hingga kalian tidak dapat mengerti apa yang sebenarnya bermanfaat bagi kalian lalu kalian cari dan kejar? لَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلْنَ‍‍ا‌ ‌إِلَيْكُمْ كِتَابا‌‌ ً‌ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ ‌ذِكْرُكُمْ ۖ ‌أَفَلاَ‌ تَعْ‍‍قِ‍‍لُونَ
Wa Kam Qaşamnā Min Qaryatin Kānat Žālimatan Wa 'Ansha'nā Ba`dahā Qawmāan 'Ākharīna 021-011 Betapa banyak penduduk suatu negeri yang Kami musnahkan akibat sikap kufur dan dusta mereka terhadap para nabi, kemudian Kami gantikan dengan penduduk lain yang kondisi dan kekayaannya lebih baik dari mereka. وَكَمْ قَ‍‍صَ‍‍مْنَا‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍رْيَة‌‍ٍ‌ كَانَتْ ظَ‍‍الِمَة ً‌ ‌وَ‌أَ‌ن‍‍شَأْنَا‌ بَعْدَهَا‌ قَ‍‍وْما‌‌ ً‌ ‌آ‍‍خَ‍‍رِينَ
Falammā 'Aĥassū Ba'sanā 'Idhā Hum Minhā Yarkuđūna 021-012 Ketika Kami berkehendak memusnahkan mereka, dan mereka merasakan sendiri siksa Kami dan kekuasaan Kami untuk menurunkannya, dengan segera mereka lari mencari pertolongan, persis seperti binatang. فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌أَحَسُّو‌ا‌ بَأْسَنَ‍‍ا‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ هُمْ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ يَرْكُ‍‍ضُ‍‍ونَ
Lā Tarkuđū Wa Arji`ū 'Ilá Mā 'Utriftum Fīhi Wa Masākinikum La`allakum Tus'alūna 021-013 Jangan lari, wahai orang-orang yang ingkar! Sebab tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan kalian dari siksa Allah. Kembalilah ke tempat tinggal dan kenikmatan kalian semula, barangkali para pelayan dan pengikut kalian meminta bantuan dan pendapat kepada kalian seperti dulu. Tapi, bagaimana kalian bisa? لاَ‌ تَرْكُ‍‍ضُ‍‍و‌ا‌ ‌وَ‌ا‌رْجِعُ‍‍و‌ا‌ ‌إِلَى‌ مَ‍‍ا‌ ‌أُتْ‍‍رِفْتُمْ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ ‌وَمَسَاكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْأَلُونَ
Qālū Yā Waylanā 'Innā Kunnā Žālimīna 021-014 Setelah mendengar ejekan terhadap mereka, dengan meneriakkan "celaka…!" dan yakin bahwa mereka pasti celaka, mereka berkata, "Kami benar-benar telah berbuat zalim ketika kami tidak menerima apa yang sebenarnya bermanfaat, lalu tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhan kami!" قَ‍‍الُو‌ا‌ يَا‌وَيْلَنَ‍‍ا‌ ‌إِنَّ‍‍ا‌ كُ‍‍نَّ‍‍ا‌ ظَ‍‍الِمِينَ
Famā Zālat Tilka Da`wāhum Ĥattá Ja`alnāhum Ĥaşīdāan Khāmidīna 021-015 Kata-kata itu masih saja diulang-ulang terus menerus. Maka mereka pun Kami jadikan, dengan siksaan, bagai tanaman yang telah ditunai: diam dan tak lagi dapat hidup. فَمَا‌ ‌زَ‌الَتْ تِلْكَ ‌دَعْوَ‌اهُمْ حَتَّى‌ جَعَلْنَاهُمْ حَ‍‍صِ‍‍يد‌اً‌ خَ‍‍امِدِينَ
Wa Mā Khalaq As-Samā'a Wa Al-'Arđa Wa Mā Baynahumā Lā`ibīna 021-016 Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa saja yang berada di antara keduanya, dengan tata aturan yang begitu tepat dan indah, dengan main-main. Kami menciptakan semua itu dengan penuh hikmah, yang dapat diketahui oleh orang-orang yang merenung dan berpikir. وَمَا‌ خَ‍‍لَ‍‍قْ‍‍نَا‌ ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضَ ‌وَمَا‌ بَيْنَهُمَا‌ لاَعِبِينَ
Law 'Aradnā 'An Nattakhidha Lahwan Lāttakhadhnāhu Min Ladunnā 'In Kunnā Fā`ilīna 021-017 Jika memang Kami hendak bermain-main, tentu Kami dapat melakukannya pada kerajaan milik Kami, di mana tak ada yang memilikinya kecuali Kami. Tetapi Kami tidak melakukannya, karena hal itu mustahil dan tidak pantas terjadi pada Kami. لَوْ‌ ‌أَ‌‍رَ‌دْنَ‍‍ا‌ ‌أَ‌نْ نَتَّ‍‍خِ‍‍ذَ‌ لَهْو‌ا‌ ً‌ لاَتَّ‍‍خَ‍‍ذْن‍‍َ‍اهُ مِ‍‌‍نْ لَدُنَّ‍‍ا‌ ‌إِ‌نْ كُ‍‍نَّ‍‍ا‌ فَاعِلِينَ
Bal Naqdhifu Bil-Ĥaqqi `Alá Al-Bāţili Fayadmaghuhu Fa'idhā Huwa Zāhiqun ۚ Wa Lakumu Al-Waylu Mimmā Taşifūna 021-018 Yang pantas Kami lakukan adalah melontarkan kebenaran kepada sesuatu yang batil, sehingga yang benar itu akan menghilangkan yang batil. Dan kalian, wahai orang-orang kafir, pasti akan binasa karena kebohongan yang kalian buat-buat terhadap Allah dan Rasul-Nya. بَلْ نَ‍‍قْ‍‍ذِفُ بِ‍الْحَ‍‍قِّ عَلَى‌ ‌الْبَاطِ‍‍لِ فَيَ‍‍دْمَ‍‍غُ‍‍هُ فَإِ‌ذَ‌ا‌ هُوَ‌ ‌زَ‌اهِ‍‍قٌۚ ‌وَلَكُمُ ‌الْوَيْ‍‍لُ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ تَ‍‍صِ‍‍فُونَ
Wa Lahu Man As-Samāwāti Wa Al-'Arđi ۚ Wa Man `Indahu Lā Yastakbirūna `An `Ibādatihi Wa Lā Yastaĥsirūna 021-019 Hanya hak Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi, baik hak cipta maupun hak milik. Oleh karena itu, hanya Dialah yang pantas disembah. Malaikat-malaikat yang dekat di sisi-Nya itu tidak pernah sombong untuk beribadah dan selalu tunduk kepada-Nya. Mereka tak pernah merasa lelah dan bosan melakukan ibadah yang lama, siang dan malam. وَلَ‍‍هُ مَ‍‌‍نْ فِي ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ عِ‍‌‍نْ‍‍دَهُ لاَ‌ يَسْتَكْبِر‍ُ‍‌ونَ عَ‍‌‍نْ عِبَا‌دَتِ‍‍هِ ‌وَلاَ‌ يَسْتَحْسِرُ‌ونَ
Yusabbiĥūna Al-Layla Wa An-Nahāra Lā Yafturūna 021-020 Mereka menyucikan Tuhan Yang Mahaagung dari sifat-sifat yang tak layak disandang-Nya, tiada jenuh- jenuhnya. Sebuah tasbih penyucian yang abadi dan tak terganggu oleh apa pun. يُسَبِّح‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍لَّ‍‍يْ‍‍لَ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍ه‍‍َ‍ا‌‍رَ‌ لاَ‌ يَفْتُرُ‌ونَ
'Am Attakhadhū 'Ālihatan Mina Al-'Arđi Hum Yunshirūna 021-021 Orang-orang musyrik tidak pernah melakukan ibadah kepada Allah dengan tulus seperti apa yang dilakukan oleh makhluk-makhluk terdekat-Nya. Mereka malah menyembah sesuatu yang tak pantas disembah, seperti bumi, sebagai tuhan selain Allah. Bagaimana mereka menyembah sesuatu selain Allah, padahal ia tidak mampu menghidupkan orang mati? أَمْ ‌اتَّ‍‍خَ‍‍ذُ‌و‌ا‌ ‌آلِهَة ً‌ مِنَ ‌الأَ‌رْ‍ضِ هُمْ يُ‍‌‍ن‍‍شِرُ‌ونَ
Law Kāna Fīhimā 'Ālihatun 'Illā Al-Lahu Lafasadatā ۚ Fasubĥāna Allāhi Rabbi Al-`Arshi `Ammā Yaşifūna 021-022 Seandainya di langit dan bumi ini terdapat beberapa tuhan selain Allah yang ikut mengatur, niscaya sistem yang menjadi dasar penciptaannya dan yang sangat teliti dan tepat akan hancur berantakan. Allah, Pemilik kerajaan ini, Mahasuci dari apa yang dinisbatkan orang-orang musyrik itu. لَوْ‌ ك‍‍َ‍انَ فِيهِمَ‍‍ا‌ ‌آلِهَة‌‍ٌ‌ ‌إِلاَّ‌ ‌اللَّ‍‍هُ لَفَسَدَتَا‌ ۚ فَسُ‍‍بْ‍‍ح‍‍َ‍انَ ‌اللَّ‍‍هِ ‌‍رَبِّ ‌الْعَرْشِ عَ‍‍مَّ‍‍ا‌ يَ‍‍صِ‍‍فُونَ
Lā Yus'alu `Ammā Yaf`alu Wa Hum Yus'alūna 021-023 Allah tidak dihisab dan tidak ditanya mengenai apa yang diperbuat. Karena hanya Dialah yang Agung dan Berkuasa, Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, hingga tak akan pernah salah dalam melakukan sesuatu. Sementara mereka, sebaliknya, akan dihisab dan ditanya mengenai apa yang mereka perbuat, karena mereka dapat bersalah akibat kelemahan dan kebodohan mereka dan lantaran dikuasai oleh hawa nafsu. لاَ‌ يُسْأَلُ عَ‍‍مَّ‍‍ا‌ يَفْعَلُ ‌وَهُمْ يُسْأَلُونَ
'Am Attakhadhū Min Dūnihi~ 'Ālihatan ۖ Qul Hātū Burhānakum ۖdhā Dhikru Man Ma`iya Wa Dhikru Man Qabۗ Bal 'Aktharuhum Lā Ya`lamūna Al-Ĥaqqa ۖ Fahum Mu`rūna 021-024 Mereka tidak mengetahui kewajiban mereka terhadap Allah. Bahkan mereka menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah tanpa bukti yang masuk akal atau alasan yang benar. Katakan, wahai Rasulullah, "Tunjukkanlah bukti kalian bahwa Allah mempunyai sekutu dalam penguasaan alam, yang menjadi alasan kalian menyekutukan ibadah dengan selain-Nya. Al-Qur'ân yang datang mengingatkan umatku tentang apa yang harus mereka lakukan, dan kitab-kitab suci para nabi sebelumku yang datang mengingatkan umat- umat terdahulu, seluruhnya menyeru kepada pengesaan Allah." Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui apa yang ada di dalam kitab-kitab suci itu, karena mereka tidak punya perhatian dalam merenunginya. Oleh karena itu, mereka menentang untuk beriman kepada Allah. أَمْ ‌اتَّ‍‍خَ‍‍ذُ‌و‌ا‌ مِ‍‌‍نْ ‌دُ‌ونِهِ ‌آلِهَة‌ ًۖ قُ‍‍لْ هَاتُو‌ا‌ بُرْهَانَكُمْ ۖ هَذَ‌ا‌ ‌ذِكْرُ‌ مَ‍‌‍نْ مَعِيَ ‌وَ‌ذِكْرُ‌ مَ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِي ۗ بَلْ ‌أَكْثَرُهُمْ لاَ‌ يَعْلَم‍‍ُ‍ونَ ‌الْحَ‍‍قَّ ۖ فَهُمْ مُعْ‍‍رِ‍‍ضُ‍‍ونَ
Wa Mā 'Arsalnā Min Qablika Min Rasūl 'Illā Nūĥī 'Ilayhi 'Annahu Lā 'Ilāha 'Illā 'Anā Fā`budūni 021-025 Tidak seorang rasul pun sebelummu, Muhammad, yang Aku utus tanpa Aku wahyukan untuk menyampaikan kepada umatnya bahwa tidak ada yang pantas disembah kecuali Aku. Oleh karena itu, tuluslah dalam beribadah kepada-Ku. وَمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌رْسَلْنَا‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِكَ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَسُول ‌إِلاَّ‌ نُوحِ‍‍ي ‌إِلَ‍‍يْ‍‍هِ ‌أَنَّ‍‍هُ لاَ‌ ‌إِلَهَ ‌إِلاَّ‌ ‌أَنَا‌ فَاعْبُدُ‌ونِ
Wa Qālū Attakhadha Ar-Raĥmānu Waladāan ۗ Subĥānahu ۚ Bal `Ibādun Mukramūna 021-026 Sebagian orang Arab yang kafir berkata, "Tuhan Sang Pemurah mempunyai anak," dengan mengira bahwa malaikat adalah anak perempuan-Nya. Dia Mahasuci dari sangkaan bahwa diri-Nya mempunyai anak. Malaikat hanyalah hamba-hamba yang mendapat kehormatan di sisi Allah dengan kedekatan dan ibadah mereka kepada-Nya. وَ‍قَ‍‍الُو‌ا‌اتَّ‍‍خَ‍‍ذَ‌ ‌ال‍رَّحْمَنُ ‌وَلَد‌ا‌‌ ًۗ سُ‍‍بْ‍‍حَانَ‍‍هُ ۚ بَلْ عِب‍‍َ‍ا‌د‌ٌ‌ مُكْ‍رَمُونَ
Lā Yasbiqūnahu Bil-Qawli Wa Hum Bi'amrihi Ya`malūna 021-027 Mereka tidak pernah mendahului mengucapkan ucapan Allah sebelum mendapat izin untuk itu. Mereka melaksanakan perintah-Nya dan tidak melampaui batas-batas apa yang diperintahkan. لاَ‌ يَسْبِ‍‍قُ‍‍ونَ‍‍هُ بِ‍الْ‍‍قَ‍‍وْلِ ‌وَهُمْ بِأَمْ‍‍رِهِ يَعْمَلُونَ
Ya`lamu Mā Bayna 'Aydīhim Wa Mā Khalfahum Wa Lā Yashfa`ūna 'Illā Limani Artađá Wa Hum Min Khashyatihi Mushfiqūna 021-028 Allah mengetahui seluruh keadaan dan perbuatan mereka--baik yang telah lalu maupun yang akan datang--dan mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang mendapat perkenan Allah. Karena begitu takutnya kepada Allah dan karena selalu mengagungka-Nya, mereka selalu bersikap hati-hati. يَعْلَمُ مَا‌ بَ‍‍يْ‍‍نَ ‌أَيْدِيهِمْ ‌وَمَا‌ خَ‍‍لْفَهُمْ ‌وَلاَ‌ يَشْفَع‍‍ُ‍ونَ ‌إِلاَّ‌ لِمَنِ ‌ا‌رْتَ‍‍ضَ‍‍ى‌ ‌وَهُمْ مِ‍‌‍نْ خَ‍‍شْيَتِ‍‍هِ مُشْفِ‍‍قُ‍‍ونَ
Wa Man Yaqul Minhum 'Innī 'Ilahun Min Dūnihi Fadhālika Najzīhi Jahannama ۚ Kadhālika Naj Až-Žālimīna 021-029 Apabila di antara malaikat ada yang berkata, "Aku adalah tuhan selain Allah yang harus disembah," pasti akan Kami balas dengan neraka Jahanam. Balasan seperti ini juga Kami berikan kepada mereka yang melampaui batas-batas kebenaran dan menzalimi dirinya sendiri, dengan mengaku tuhan atau mengakui adanya tuhan lain selain Kami. وَمَ‍‌‍نْ يَ‍‍قُ‍‍لْ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ‌إِنِّ‍‍ي ‌إِلَهٌ‌ مِ‍‌‍نْ ‌دُ‌ونِ‍‍هِ فَذَلِكَ نَ‍‍جْ‍‍ز‍ِ‍ي‍‍هِ جَهَ‍‍نَّ‍‍مَ ۚ كَذَلِكَ نَ‍‍جْ‍‍زِي ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمِينَ
'Awalam Yará Al-Ladhīna Kafarū 'Anna As-Samāwāti Wa Al-'Arđa Kānatā Ratqāan Fafataqnāhumā ۖ Wa Ja`alnā Mina Al-Mā'i Kulla Shay'in Ĥayyin ۖ 'Afalā Yu'uminūna 021-030 Apakah orang-orang kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi pada awalnya penciptaannya adalah satu kesatuan dan saling melekat satu sama lain, lalu--dengan kekuasaan Kami--masing-masing Kami pisahkan? Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak mengandung kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu, setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa tiada tuhan selain Kami?(1). (1) Ayat ini mengungkap konsep penciptaan planet, termasuk bumi, yang belakangan dikuatkan oleh penemuan ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori modernnya. Dalam konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain. Kenyataan itu pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat. Kata al-fatq pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit yang sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap sejumlah gejala berkaitan dengan hal ini tetapi tidak dapat mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat dan disepakati oleh seluruh ahli. Namun demikian, berikut ini ada baiknya kalau kita melihat dua dari sejumlah teori itu, sebagai contoh. Teori pertama, berkaitan dengan tercpitanya tata surya, menyebutkan bahwa kabut di sekitar matahari akan menyebar dan melebar pada ruangan yang dingin. Butir-butir kecil gas yang membentuk kabut akan bertambah tebal pada atom-atom debu yang bergerak amat cepat. Atom-atom itu kemudian mengumpul, akibat terjadinya benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan sejumlah gas berat. Seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi itu semakin bertambah besar hingga membentuk planet-planet, bulan dan bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan itu sendiri, seperti telah diketahui, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan yang pada gilirannya membuat temperatur bertambah tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi setelah itu, bumi memperoleh sejumlah besar uap air dan karbon dioksiada akibat surplus larva yang mengalir. Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang segar di udara setalah itu adalah aktifias dan interaksi sinar matahari melalui asimilasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan. Teori kedua, berkenaan dengan terciptanya alam raya secara umum yang dapat dipahami dari firman Allah Swt. : "…anna al-samâwâti wa al-ardla kânatâ ratqan…" yang berarti bahwa bumi dan langit pada dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak seolah satu massa. Hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir mengenai teori terjadinya alam raya. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk seperti sekarang ini, bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan atom-atom yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh akal. Selain itu, penemuan mutakhir itu juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang beserta kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi, sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola yang jari-jarinya tidak lebih dari 3. 000. 000 mil. Lanjutan firman Allah yang berbunyi "…fa fataqnâhumâ…" merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah, termasuk tata surya dan bumi. Sedangkan ayat yang berbunyi "wa ja'alnâ min al-mâ'i kulla syay'in hayyin" telah dibuktikan melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan. Sitologi (ilmu tentang susunan dan fungsi sel), misalnya, menyatakan bahwa air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Sedang Biokimia menyatakan bahwa air adalah unsur yang sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah proses interaksi itu sendiri. Sedangkan Fisiologi menyatakan bahwa air sangat dibutuhkan agar masing-masing organ dapat berfungsi dengan baik. Hilangnya fungsi itu akan berarti kematian. أَ‌وَلَمْ يَ‍رَ‌ى‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ ‌أَنَّ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضَ كَانَتَا‌ ‌‍رَتْ‍‍ق‍‍ا‌‌ ً‌ فَفَتَ‍‍قْ‍‍نَاهُمَا‌ ۖ ‌وَجَعَلْنَا‌ مِنَ ‌الْم‍‍َ‍ا‌ءِ‌ كُلَّ شَ‍‍يْءٍ‌ حَيٍّ ۖ ‌أَفَلاَ‌ يُؤْمِنُونَ
Wa Ja`alnā Fī Al-'Arđi Rawāsiya 'An Tamīda Bihim Wa Ja`alnā Fīhā Fijājāan Subulāan La`allahum Yahtadūna 021-031 Di antara bukti-bukti kekuasan Kami adalah bahwa Kami menciptakan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi, agar tidak goncang dengan ulah mereka. Dan Kami jadikan pula di bumi jalan-jalan yang lapang dan luas agar mereka dapat dengan mudah meniti jalan ke arah yang mereka tuju(1). (1) Hal itu dapat kita pahami kalau kita mengingat bahwa perut bumi merupakan cairan. Apabila kita umpamakan bahwa gunung- gunung itu terletak di beberapa bagian bola dunia bagai karang mahabesar nan tinggi, maka beratnya itu akan mengakibatkan terjadinya pergeseran, perenggangan atau bahkan peretakan pada kulit bumi. Oleh karena itu, Allah Swt. menjadikan gunung-gunung itu sebagai rawâsî, artinya 'yang mempunyai akar yang menancap panjang ke dalam lapisan kulit bumi'. Kedalaman akar itu sendiri disesuaikan dengan ketinggian gunung. Secara sederhana, akar-akar itu dapat diibaratkan seperti pasak penyangga. Selain itu, kerapatan jarak gunug-gunung dan akar-akarnya itu tidak lebih dari kerapatan kulit bumi yang mengelilinginya. Itu semua diciptakan demikian, agar tekanan pada kulit dalam bumi terbagi secara merata ke semua arah. Dengan demikian, tidak akan terjadi pergeseran atau perenggangan pada kulit bumi, karena tekanan yang tersebar secara merata itu hampir tidak menimbulkan pengaruh yang berarti. Di samping itu, distribusi daratan dan lautan pada satu sisi dan adanya gunung-gunung di muka bumi pada sisi lain, seperti dibuktikan ilmu pengetahuan modern, merupakan faktor penyebab keseimbangan pada bumi seperti sekarang ini. Terbukti pula bahwa gunung-gunung yang berat selalu mempunyai bagian bawah yang lunak dan lembut, dan di bawah air samudera selalu terdapat benda-benda yang berat. Dengan demikian, terjadi penyebaran berat di seluruh bagian bumi secara merata dan seimbang. Distribusi sedemikian itu, di mana posisi gunung merupakan dasarnya, memang bertujuan untuk menjaga keseimbangan bola bumi. Maka, di mana terdapat gunung-gunung yang tinggi selalu terdapat pula lembah, dataran rendah atau lorong di antara gunung-gunung itu dan tepi laut atau samudera. Dan itu merupakan jalan yang dapat dilalui. وَجَعَلْنَا‌ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌‍رَ‌وَ‌اسِيَ ‌أَ‌نْ تَم‍‍ِ‍ي‍‍دَ‌ بِهِمْ ‌وَجَعَلْنَا‌ فِيهَا‌ فِجَاجا‌‌ ً‌ سُبُلا‌ ً‌ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُ‌ونَ
Wa Ja`alnā As-Samā'a Saqfāan Maĥfūžāan ۖ Wa Hum `An 'Āyātihā Mu`rūna 021-032 Selain itu, Kami pun menjadikan langit di atas mereka bagaikan atap yang ditinggikan. Langit itu Kami lindungi agar tidak jatuh atau menjatuhkan benda-bendanya kepada mereka. Meskipun demikian, mereka tetap enggan untuk meneliti dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan, kebijaksanaan dan kasih sayang Kami(1). (1) Ayat ini menyatakan bahwa langit dan benda-benda angkasa selalu dalam keadaan terlindungi yang saling menguatkan satu sama lain, sehingga tidak akan jatuh ke muka bumi. Definisi langit itu sendiri adalah "segala sesuatu yang ada di atas kita", mulai dari atmosfer yang melindungi penduduk bumi dari berbagai benda luar angkasa--seperti meteor, komet dan sinar gamma--yang mungkin jatuh ke permukaan bumi. Tanpa atmosfer, yang dipertahankan oleh bumi melalui daya grafitasi, kehidupan di muka bumi ini tidak akan berjalan dengan baik. Di atas lapisan atmosfer terdapat berbagai macam benda langit yang jarak antara satu sama lainnya berbeda-beda. Dengan demikian, yang dimaksud "wa ja'alnâ al-samâ'a saqfan mahfûzhan" pada bagian awal ayat ini adalah bahwa atmosfer dan seluruh benda langit yang terlihat pada posisinya masing-masing di kubah langit dan tampak oleh mata seolah-olah berada di permukaan kubah langit, secara horizontal kelihatan sangat luas, lebih luas jika dibandingkan dengan luasnya secara vertikal. Gejala ini akan semakin tampak jelas pada saat terbit atau terbenamnya matahari. Saat itu bola matahari kelihatan lebih besar jika dibandingkan dengan bola matahari saat berada di atas azimut. Hal itu disebabkan oleh tipuan mata sehingga kita dapat menentukan jarak horizontal jauh lebih tepat daripada jarak vertikal. Kubah langit ini mencakup atmosfer yang memiliki perbedaan karakter sesuai dengan ketinggiannya di atas permukaan bumi, di samping benda-benda langit lainnya yang kasat mata. وَجَعَلْنَا‌ ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءَ‌ سَ‍‍قْ‍‍فا‌ ً‌ مَحْفُوظ‍‍ا‌ ًۖ ‌وَهُمْ عَ‍‌‍نْ ‌آيَاتِهَا‌ مُعْ‍‍رِ‍‍ضُ‍‍ونَ
Wa Huwa Al-Ladhī Khalaqa Al-Layla Wa An-Nahāra Wa Ash-Shamsa Wa Al-Qamara ۖ Kullun Fī Falakin Yasbaĥūna 021-033 Allahlah yang menciptakan malam, siang, matahari dan bulan. Semua itu berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya(1). (1) Masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri. Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya yang disebut orbit. Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari dan bulan. Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula. وَهُوَ‌ ‌الَّذِي خَ‍‍لَ‍‍قَ ‌ال‍‍لَّ‍‍يْ‍‍لَ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍ه‍‍َ‍ا‌‍رَ‌ ‌وَ‌ال‍‍شَّمْسَ ‌وَ‌الْ‍‍قَ‍‍مَ‍رَۖ كُلّ‌‍ٌ‌ فِي فَلَكٍ‌ يَسْبَحُونَ
Wa Mā Ja`alnā Libasharin Min Qablika Al-Khulda ۖ 'Afa'īn Mitta Fahumu Al-Khālidūna 021-034 Tidak seorang pun sebelummu, Muhammad, yang Kami jadikan kekal dalam kehidupan ini sehingga orang-orang kafir itu menanti-nanti kematianmu. Bagaimana mereka menanti-nanti lalu bergembira dengan kematianmu, padahal mereka akan mati juga seperti kamu? Apakah, jika kamu mati, mereka akan tetap hidup? وَمَا‌ جَعَلْنَا‌ لِبَشَر‌ٍ‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِكَ ‌الْ‍‍خُ‍‍لْدَ‌ ۖ ‌أَفَإِيْ‍‌‍نْ مِتَّ فَهُمُ ‌الْ‍‍خَ‍‍الِدُ‌ونَ
Kullu Nafsin Dhā'iqatu Al-Mawti ۗ Wa Nablūkum Bish-Sharri Wa Al-Khayri Fitnatan ۖ Wa 'Ilaynā Turja`ūna 021-035 Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Kami memperlakukan kalian sebagai orang yang diuji dengan berbagai kenikmatan dan bencana, agar nampak jelas siapa di antara kalian yang bersyukur atas kebaikan dan bersabar atas cobaan, dan siapa yang tidak bersyukur serta kecewa saat tertimpa musibah. Kalian semua akan kembali kepada Kami, lalu Kami akan memperhitungkan segala perbuatan kalian. كُلُّ نَفْس‌‍ٍ‌ ‌ذ‍َ‍‌ائِ‍‍قَ‍‍ةُ ‌الْمَ‍‍وْتِ ۗ ‌وَنَ‍‍بْ‍‍لُوكُمْ بِ‍ال‍‍شَّرِّ‌ ‌وَ‌الْ‍‍خَ‍‍يْ‍‍ر‍ِ‍‌ فِتْنَة ًۖ ‌وَ‌إِلَيْنَا‌ تُرْجَعُونَ
Wa 'Idhā Ra'āka Al-Ladhīna Kafarū 'In Yattakhidhūnaka 'Illā Huzūan 'Ahadhā Al-Ladhī Yadhkuru 'Ālihatakum Wa Hum Bidhikri Ar-Raĥmāni Hum Kāfirūna 021-036 Apabila orang-orang yang ingkar kepada Allah dan kepada ajaran yang kau bawa itu melihatmu, Muhammad, mereka hanya akan mengejek dan menghinamu. Mereka saling berkata kepada sesamanya, "Inikah orang yang mencela tuhan-tuhan kalian?" Padahal mereka sendiri tidak percaya dengan zikir kepada Allah yang melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka. وَ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌‍رَ‌آكَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ ‌إِ‌نْ يَتَّ‍‍خِ‍‍ذُ‌ونَكَ ‌إِلاَّ‌ هُز‍ُ‍‌و‌اً‌ ‌أَهَذَ‌ا‌ ‌الَّذِي يَذْكُرُ‌ ‌آلِهَتَكُمْ ‌وَهُمْ بِذِكْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌ال‍رَّحْمَنِ هُمْ كَافِرُ‌ونَ
Khuliqa Al-'Insānu Min `Ajalin ۚ Sa'urīkum 'Āyātī Falā Tasta`jilūni 021-037 Jika dahulu mereka meminta agar siksaan untuk mereka disegerakan, itu memang sudah merupakan tabiat manusia. Akan Aku perlihatkan kepada kalian, wahai orang-orang yang menginginkan disegerakannya siksa, nikmat-Ku di dunia dan siksa-Ku di akhirat. Oleh karena itu, kalian tidak perlu minta dipercepat sesuatu yang memang pasti akan tiba(1). (1) Yang dimaksud dengan kata "âyâtî" ('ayat-ayat-Ku') dalam ayat ini adalah âyât kawniyyah, yaitu tanda-tanda wujud dan kekuasaan Allah yang terdapat di alam raya. Kemajuan ilmu pengetahuan akan dapat menyingkap tanda-tanda itu sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia pada waktu yang telah ditentukan. Maka, apabila waktu yang ditentukan itu telah tiba, Allah akan memudahkan manusia untuk dapat menyingkap rahasia tanda-tanda kekuasaan-Nya itu. خُ‍‍لِ‍قَ ‌الإِ‌ن‍‍س‍‍َ‍انُ مِ‍‌‍نْ عَجَل‌‍ٍۚ سَأُ‌رِيكُمْ ‌آيَاتِي فَلاَ‌ تَسْتَعْجِلُونِ
Wa Yaqūlūna Matá Hādhā Al-Wa`du 'In Kuntum Şādiqīna 021-038 Dengan meminta dipercepat dan mengingkari bahwa siksaan itu akan tiba, orang-orang kafir itu berkata, "Kapankah siksa yang kalian janjikan itu akan tiba, hai orang orang yang beriman, jika kalian memang benar dengan apa yang kalian ucapkan?" وَيَ‍قُ‍‍ول‍‍ُ‍ونَ مَتَى‌ هَذَ‌ا‌ ‌الْوَعْدُ‌ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ صَ‍‍ا‌دِقِ‍‍ينَ
Law Ya`lamu Al-Ladhīna Kafarū Ĥīna Lā Yakuffūna `An Wujūhihimu An-Nāra Wa Lā `An Žuhūrihim Wa Lā Hum Yunşarūna 021-039 Kalau saja orang-orang yang ingkar kepada Allah itu mengetahui keadaan mereka ketika tidak mampu mengelakkan api neraka dari muka dan punggung mereka, serta tidak menemukan orang yang mampu menolong mereka mengelakkanya, niscaya mereka tidak akan mengatakan yang mereka katakan ini. لَوْ‌ يَعْلَمُ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ ح‍‍ِ‍ي‍‍نَ لاَ‌ يَكُفّ‍‍ُ‍ونَ عَ‍‌‍نْ ‌وُجُوهِهِمُ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍ا‌‍رَ‌ ‌وَلاَ‌ عَ‍‌‍نْ ظُ‍‍هُو‌رِهِمْ ‌وَلاَ‌ هُمْ يُ‍‌‍نْ‍‍‍‍صَ‍‍رُ‌ونَ
Bal Ta'tīhim Baghtatan Fatabhatuhum Falā Yastaţī`ūna Raddahā Wa Lā Hum Yunžarūna 021-040 Hari kiamat itu akan datang dengan tidak ditunggu dan dikira-kira, tetapi dengan tiba-tiba, sehingga mereka menjadi panik lalu tidak dapat menahan dan memperlambat kedatanganya agar dapat memohon ampun dari perbuatan mereka yang telah lampau. بَلْ تَأْتِيهِمْ بَ‍‍غْ‍‍تَة‌ ً‌ فَتَ‍‍بْ‍‍هَتُهُمْ فَلاَ‌ يَسْتَ‍‍طِ‍‍يع‍‍ُ‍ونَ ‌‍رَ‌دَّهَا‌ ‌وَلاَ‌ هُمْ يُ‍‌‍ن‍‍ظَ‍‍رُ‌ونَ
Wa Laqadi Astuhzi'a Birusulin Min Qablika Faĥāqa Bial-Ladhīna Sakhirū Minhum Mā Kānū Bihi Yastahzi'ūn 021-041 Rasul-rasul sebelummu pun pernah diejek dan dihina oleh kaumnya yang ingkar. Mereka yang mengejek dan menghina itu akhirnya mendapat siksaan berupa ejekan dan hinaan yang mereka lemparkan itu. وَلَ‍قَ‍‍دِ‌ ‌اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِكَ فَح‍‍َ‍اقَ بِ‍الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ سَ‍‍خِ‍‍رُ‌و‌ا‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ مَا‌ كَانُو‌ا‌ بِ‍‍هِ يَسْتَهْزِئ‍‍ُ‍‍ون
Qul Man Yakla'uukum Bil-Layli Wa An-Nahāri Mina Ar-Raĥmāni ۗ Bal Hum `An Dhikri Rabbihim Mu`rūna 021-042 Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Siapakah yang dapat memelihara kalian dari azab Allah di waktu malam dan siang hari, dan siapa pula yang dapat memberi kasih sayang dan kenikmatan kepada kalian? Tak seorang pun yang dapat melakukan itu." Terhadap al-Qur'ân yang mengingatkan mereka tentang hal-hal yang dapat mendatangkan keuntungan dan mencegah siksaan, mereka malah berpaling. قُ‍‍لْ مَ‍‌‍نْ يَكْلَؤُكُمْ بِ‍ال‍‍لَّ‍‍يْ‍‍لِ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍ه‍‍َ‍ا‌ر‍ِ‍‌ مِنَ ‌ال‍رَّحْمَنِ ۗ بَلْ هُمْ عَ‍‌‍نْ ‌ذِكْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌‍رَبِّهِمْ مُعْ‍‍رِ‍‍ضُ‍‍ونَ
'Am Lahum 'Ālihatun Tamna`uhum Min Dūninā ۚ Lā Yastaţī`ūna Naşra 'Anfusihim Wa Lā Hum Minnā Yuşĥabūna 021-043 Adakah mereka mempunyai tuhan selain Kami yang dapat memelihara mereka dari siksaan? Tidak. Mereka tidak dapat menolong diri sendiri, apalagi menolong orang lain. Dan tidak ada seseorang pun yang dapat menjaga dan menemani mereka jika Kami hendak memberikan siksaan dan memusnahkan mereka. أَمْ لَهُمْ ‌آلِهَة‌‍ٌ‌ تَمْنَعُهُمْ مِ‍‌‍نْ ‌دُ‌ونِنَا‌ ۚ لاَ‌ يَسْتَ‍‍طِ‍‍يع‍‍ُ‍ونَ نَ‍‍صْ‍رَ‌ ‌أَ‌ن‍‍فُسِهِمْ ‌وَلاَ‌ هُمْ مِ‍‍نَّ‍‍ا‌ يُ‍‍صْ‍‍حَبُونَ
Bal Matta`nā Hā'uulā' Wa 'Ābā'ahum Ĥattá Ţāla `Alayhimu Al-`Umuru ۗ 'Afalā Yarawna 'Annā Na'tī Al-'Arđa Nanquşuhā Min 'Aţfihā ۚ 'Afahumu Al-Ghālibūna 021-044 Kami memang tidak segera menyiksa mereka akibat kekufuran itu tetapi membiarkan dan memberikan kenikmatan di dunia seperti Kami membiarkan nenek moyang mereka sampai berumur panjang. Apakah mereka pura-pura buta lalu tidak melihat bahwa Kami mengurangi sisi-sisi bumi dengan cara penaklukan dan memenangkan orang-orang Mukmin? Merekakah yang menang, atau orang-orang Mukmin yang telah dijanjikan oleh Allah Swt. untuk diberi kemenangan dan dukungan?(1). (1) Ayat ini merupakan salah satu bukti kemukjizatan al-Qur'ân dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Bumi, seperti ditunjukkan oleh ayat ini, tidak sepenuhnya bulat. Para ahli belum berhasil mengukur berbagai dimensi bumi sebelum ± 250 tahun yang lalu. Ketika sebuah misi yang terdiri atas para ahli mengadakan penelitian terhadap jarak panjang garis lintang di antara dua bujur yang sama panjang dan dipisah oleh satu derajat lengkung di seluruh belahan bumi, ditemukan bahwa separuh belahan katulistiwa lebih panjang dari separuh belahan kutub sekitar 21,5 km. Ini berarti bahwa bumi mengalami penyusutan pada sisi-sisinya yang tampak pada kutub utara dan kutub selatan. Bentuk dan dimensi bumi adalah dasar untuk menggambar peta. بَلْ مَتَّعْنَا‌ ه‍‍َ‍ا‌ؤُلاَ‌ء‌ ‌وَ‌آب‍‍َ‍ا‌ءَهُمْ حَتَّى‌ طَ‍‍الَ عَلَيْهِمُ ‌الْعُمُرُ‌ ۗ ‌أَفَلاَ‌ يَ‍رَ‌وْنَ ‌أَنَّ‍‍ا‌ نَأْتِي ‌الأَ‌رْ‍ضَ نَ‍‌‍ن‍‍قُ‍‍صُ‍‍هَا‌ مِ‍‌‍نْ ‌أَ‍طْ‍‍‍رَ‌افِهَ‍‍اۚ ‌أَفَهُمُ ‌الْ‍‍غَ‍‍الِبُونَ
Qul 'Innamā 'Undhirukum Bil-Waĥyi ۚ Wa Lā Yasma`u Aş-Şummu Ad-Du`ā'a 'Idhā Mā Yundharūna 021-045 Katakan, wahai Muhammad, "Aku tidak mengingatkan kalian dengan perkataanku sendiri. Aku hanya mengingatkan kalian dengan wahyu yang diberikan Allah kepadaku, sebuah perkataan yang mahabenar." Akibat panjangnya masa berpaling mereka dari kebenaran, pendengaran mereka ditutup oleh Allah hingga seolah-olah tuli. Dan seorang yang tuli tentu tidak akan dapat mendengar seruan ketika diingatkan tentang siksaan. قُ‍‍لْ ‌إِنَّ‍‍مَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍ذِ‌رُكُمْ بِ‍الْوَحْيِ ۚ ‌وَلاَ‌ يَسْمَعُ ‌ال‍‍صُّ‍‍مُّ ‌ال‍‍دُّع‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ مَا‌ يُ‍‌‍ن‍‍ذَ‌رُ‌ونَ
Wa La'in Massat/hum Nafĥatun Min `Adhābi Rabbika Layaqūlunna Yā Waylanā 'Innā Kunnā Žālimīna 021-046 Yakinlah kamu bahwa jika mereka terkena sedikit siksaan yang mereka sepelekan, mereka akan berteriak ketakutan, "Alangkah meruginya kami! Dahulu kami benar-benar menzalimi diri sendiri dan orang lain dengan mengingkari apa yang diberitahukan kepada kami." وَلَئِ‍‌‍نْ مَسَّتْهُمْ نَفْحَةٌ‌ مِ‍‌‍نْ عَذ‍َ‍‌ابِ ‌‍رَبِّكَ لَيَ‍‍قُ‍‍ولُ‍‍نَّ يَا‌وَيْلَنَ‍‍ا‌ ‌إِنَّ‍‍ا‌ كُ‍‍نَّ‍‍ا‌ ظَ‍‍الِمِينَ
Wa Nađa`u Al-Mawāzīna Al-Qisţa Liyawmi Al-Qiyāmati Falā Tužlamu Nafsun Shay'āan ۖ Wa 'In Kāna Mithqāla Ĥabbatin Min Khardalin 'Ataynā Bihā ۗ Wa Kafá Binā Ĥāsibīna 021-047 Kami menetapkan timbangan untuk menentukan keadilan pada hari kiamat. Maka, pada hari itu, tidak akan ada seorang pun yang dicurangi dengan pengurangan kebaikannya atau penambahan kejelekannya. Meskipun perbuatannya hanya seberat biji moster, akan Kami datangkan dan akan Kami perhitungkan. Cukuplah Kami sebagai penghitung, maka tak seorang pun akan dirugikan(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan betapa ringannya biji moster (khardzal) itu. Melalui penelitian dapat diketahui bahwa satu kilogram biji moster terdiri atas 913. 000 butir. Dengan demikian, berat satu butir biji moster hanya sekitar satu per seribu gram, atau ± 1 mg., dan merupakan biji-bijian teringan yang diketahui umat manusia sampai sekarang. Oleh karena itu, biji ini sering digunakan untuk menimbang berat yang sangat detil dan halus. وَنَ‍ضَ‍‍عُ ‌الْمَوَ‌ا‌ز‍ِ‍ي‍‍نَ ‌الْ‍‍قِ‍‍سْ‍‍طَ لِيَ‍‍وْمِ ‌الْ‍‍قِ‍‍يَامَةِ فَلاَ‌ تُ‍‍ظْ‍‍لَمُ نَفْس‌‍ٌ‌ شَ‍‍يْ‍‍ئا‌ ًۖ ‌وَ‌إِ‌نْ ك‍‍َ‍انَ مِثْ‍‍قَ‍‍الَ حَبَّةٍ‌ مِ‍‌‍نْ خَ‍‍رْ‌دَلٍ ‌أَتَيْنَا‌ بِهَا‌ ۗ ‌وَكَفَى‌ بِنَا‌ حَاسِبِينَ
Wa Laqad 'Ātaynā Mūsá Wa Hārūna Al-Furqāna Wa Điyā'an Wa Dhikan Lilmuttaqīna 021-048 Kami sungguh telah memberikan Tawrât kepada Mûsâ dan Hârûn, sebuah kitab suci yang membedakan antara yang benar dan yang salah, dan antara yang halal dan yang haram. Lebih dari itu, Tawrât merupakan cahaya yang menerangi jalan kebaikan dan kecemerlangan, di samping merupakan peringatan yang berguna bagi orang-orang yang bertakwa. وَلَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌آتَيْنَا‌ مُوسَى‌ ‌وَهَا‌ر‍ُ‍‌ونَ ‌الْفُرْ‍قَ‍‍انَ ‌وَ‍ضِ‍‍ي‍‍َ‍ا‌ء‌ ً‌ ‌وَ‌ذِكْر‌ا‌ ً‌ لِلْمُتَّ‍‍قِ‍‍ينَ
Al-Ladhīna Yakhshawna Rabbahum Bil-Ghaybi Wa Hum Mina As-Sā`ati Mushfiqūna 021-049 Yaitu orang-orang yang takut kepada Pencipta dan Penguasa mereka dalam keadaan tidak diketahui orang. Mereka tidak riya atau mengharap pujian seseorang, dan selalu takut akan kedahsyatan hari kiamat. الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يَ‍‍خْ‍‍شَ‍‍وْنَ ‌‍رَبَّهُمْ بِ‍الْ‍‍غَ‍‍يْ‍‍بِ ‌وَهُمْ مِنَ ‌ال‍‍سَّاعَةِ مُشْفِ‍‍قُ‍‍ونَ
Wa Hadhā Dhikrun Mubārakun 'Anzalnāhu ۚ 'Afa'antum Lahu Munkirūna 021-050 Al-Qur'ân ini adalah peringatan yang banyak mengandung kebaikan, yang Kami turunkan kepada kalian seperti halnya Kami menurunkan peringatan kepada Mûsâ. Bagaimana kalian mengingkarinya, padahal kalian adalah orang yang paling pantas untuk mengimaninya? وَهَذَ‌ا‌ ‌ذِكْر‌ٌ‌ مُبَا‌‍رَكٌ ‌أَ‌ن‍‍زَلْن‍‍َ‍اهُ ۚ ‌أَفَأَ‌نْ‍‍تُمْ لَ‍‍هُ مُ‍‌‍ن‍‍كِرُ‌ونَ
Wa Laqad 'Ātaynā 'Ibhīma Rushdahu Min Qablu Wa Kunnā Bihi `Ālimīna 021-051 Sungguh, Ibrâhîm telah Kami berikan kematangan dan daya pikir dalam mencari kebenaran dengan tulus, sebelum Mûsâ dan Hârûn. Dan Kami Maha Mengetahui tentang kondisi dan keutamaannya hingga pantas membawa pesan-pesan Tuhan. وَلَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌آتَيْنَ‍‍ا‌ ‌إِبْ‍‍‍رَ‌اه‍‍ِ‍ي‍‍مَ ‌رُشْدَهُ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لُ ‌وَكُ‍‍نَّ‍‍ا‌ بِ‍‍هِ عَالِمِينَ
'Idh Qāla Li'abīhi Wa Qawmihi Mā Hadhihi At-Tamāthīlu Allatī 'Antum Lahā `Ākifūna 021-052 Ingatlah, wahai Rasulullah, ketika Ibrâhîm berkata kepada ayahnya dan pengikutnya seraya meremehkan patung-patung yang dahulu mereka agungkan dan mereka sembah, "Apa itu patung-patung yang kalian sembah?" إِ‌ذْ‌ قَ‍‍الَ لِأَب‍‍ِ‍ي‍‍هِ ‌وَ‍قَ‍‍وْمِ‍‍هِ مَا‌ هَذِهِ ‌ال‍‍تَّمَاث‍‍ِ‍ي‍‍لُ ‌الَّتِ‍‍ي ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ لَهَا‌ عَاكِفُونَ
Qālū Wajadnā 'Ābā'anā Lahā `Ābidīna 021-053 Mereka menjawab, "Kami melihat nenek moyang kami mengagungkan dan menyembahnya, maka kami pun mengikuti jejak mereka." قَ‍‍الُو‌ا‌ ‌وَجَ‍‍دْنَ‍‍ا‌ ‌آب‍‍َ‍ا‌ءَنَا‌ لَهَا‌ عَابِدِينَ
Qāla Laqad Kuntum 'Antum Wa 'Ābā'uukumĐalālin Mubīnin 021-054 Ibrâhîm berkata, "Kalian dan nenek moyang kalian dahulu benar-benar amat jauh dari kebenaran." قَ‍‍الَ لَ‍‍قَ‍‍دْ‌ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ ‌وَ‌آب‍‍َ‍ا‌ؤُكُمْ فِي ضَ‍‍لاَلٍ‌ مُبِينٍ
Qālū 'Aji'tanā Bil-Ĥaqqi 'Am 'Anta Mina Al-Lā`ibīna 021-055 Mereka menjawab, "Apakah kamu, dengan ucapanmu itu, membawa sesuatu yang kamu anggap benar kepada kami, atau hanya bermain-main saja dan tidak perlu diikuti?" قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌أَجِئْتَنَا‌ بِ‍الْحَ‍‍قِّ ‌أَمْ ‌أَ‌نْ‍‍تَ مِنَ ‌ال‍‍لاَّعِبِينَ
Qāla Bal Rabbukum Rabbu As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Al-Ladhī Faţarahunna Wa 'Anā `Alá Dhālikum Mina Ash-Shāhidīna 021-056 Ibrâhîm menjawab, "Aku tidak main-main dalam ucapanku tadi. Tuhan yang pantas kalian sembah dengan penuh pengagungan dan kekhusyukan adalah Allah, Tuhan yang menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya. Hanya Dialah yang pantas disembah. Dan aku termasuk orang-orang yang yakin, yang hanya berkata tentang apa yang dilihat dan diketahui." قَ‍‍الَ بَ‍‍ل ‌‍رَبُّكُمْ ‌‍رَبُّ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌الَّذِي فَ‍‍طَ‍رَهُ‍‍نَّ ‌وَ‌أَنَا‌ عَلَى‌ ‌ذَلِكُمْ مِنَ ‌ال‍‍شَّاهِدِينَ
Wa Tālllahi La'akīdanna 'Aşnāmakum Ba`da 'An Tuwallū Mudbirīna 021-057 Ibrâhîm berkata kepada dirinya sendiri, "Aku bersumpah demi Allah, akan mengatur siasat untuk menghancurkan patung-patung kalian setelah kalian pergi jauh meninggalkannya agar tampak sesatnya apa yang kalian lakukan." وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ ‌أَ‍صْ‍‍نَامَكُمْ بَعْدَ‌ ‌أَ‌نْ تُوَلُّو‌ا‌ مُ‍‍دْبِ‍‍رِينَ
Faja`alahum Judhādhāan 'Illā Kabīrāan Lahum La`allahum 'Ilayhi Yarji`ūna 021-058 Setelah mereka pergi meninggalkan patung-patung itu, Ibrâhîm mendatanginya lalu menghancurkannya berkeping-keping kecuali patung yang besar agar nantinya menjadi tempat bertanya bagi mereka tentang apa yang telah terjadi pada tuhan-tuhan mereka itu. Tentu, patung besar itu pun tidak akan dapat menjawab apa-apa. Dengan demikian kebatilan akan tampak jelas pada mereka. فَجَعَلَهُمْ جُذَ‌ا‌ذ‌ا‌‌ ً‌ ‌إِلاَّ‌ كَبِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍هِ يَرْجِعُونَ
Qālū Man Fa`ala Hādhā Bi'ālihatinā 'Innahu Lamina Až-Žālimīna 021-059 Setelah mereka melihat apa yang terjadi pada tuhan-tuhan mereka itu, mereka pun berkata bahwa siapa yang melakukan hal ini terhadap tuhan-tuhan mereka sungguh termasuk orang yang menzalimi diri sendiri dengan menjerumuskannya untuk disiksa. قَ‍‍الُو‌ا‌ مَ‍‌‍نْ فَعَلَ هَذَ‌ا‌ بِآلِهَتِنَ‍‍ا‌ ‌إِنَّ‍‍هُ لَمِنَ ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمِينَ
Qālū Sami`nā Fatan Yadhkuruhum Yuqālu Lahu~ 'Ibhīmu 021-060 Di antara mereka ada yang berkata, "Kami mendengar ada seorang anak muda bernama Ibrâhîm yang menghina tuhan-tuhan kita." قَ‍‍الُو‌ا‌ سَمِعْنَا‌ فَتى‌ ً‌ يَذْكُرُهُمْ يُ‍‍قَ‍‍الُ لَهُ~ُ ‌إِبْ‍‍‍رَ‌اهِيمُ
Qālū Fa'tū Bihi `Alá 'A`yuni An-Nāsi La`allahum Yash/hadūna 021-061 Pembesar-pembesar mereka berkata, "Carilah ia dan datangkan ke sini untuk diperhitungkan di hadapan orang banyak, agar mereka menyaksikan apa yang telah ia lakukan!" قَ‍‍الُو‌ا‌ فَأْتُو‌ا‌ بِ‍‍هِ عَلَ‍‍ى‌ ‌أَعْيُنِ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُ‌ونَ
Qālū 'A'anta Fa`alta Hādhā Bi'ālihatinā Yā 'Ibhīmu 021-062 Setelah Ibrâhîm berhasil didatangkan, mereka berkata, "Kamukah yang melakukan ini semua terhadap tuhan-tuhan kami, Ibrâhîm?" قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌أَ‌أَ‌نْ‍‍تَ فَعَلْتَ هَذَ‌ا‌ بِآلِهَتِنَا‌ يَا‌إِبْ‍‍‍رَ‌اهِيمُ
Qāla Bal Fa`alahu Kabīruhumdhā Fās'alūhum 'In Kānū Yanţiqūna 021-063 Dengan maksud mengingatkan kesesatan mereka, Ibrâhîm menjawab, "Tuhan terbesar itulah yang melakukannya. Tanyakan saja kepada tuhan-tuhan yang lain tentang siapa yang telah melakukan hal itu kalau mereka bisa menjawab pertanyaan kalian!" قَ‍‍الَ بَلْ فَعَلَ‍‍هُ كَبِيرُهُمْ هَذَ‌ا‌ فَاسْأَلُوهُمْ ‌إِ‌نْ كَانُو‌ا‌ يَ‍‌‍ن‍‍طِ‍‍قُ‍‍ونَ
Faraja`ū 'Ilá 'Anfusihim Faqālū 'Innakum 'Antumu Až-Žālimūna 021-064 Mereka pun menengok diri sendiri yang menyembah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan keuntungan dan mencegah kejahatan. Mereka menyadari kesalahannya. Sebagian mereka ada yang berkata, "Ibrâhîm tidaklah zalim. Kalianlah yang zalim dengan menyembah sesuatu yang tidak pantas disembah." فَ‍رَجَعُ‍‍و‌ا‌ ‌إِلَ‍‍ى‌ ‌أَ‌ن‍‍فُسِهِمْ فَ‍‍قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌إِنَّ‍‍كُمْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمُ ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمُونَ
Thumma Nukisū `Alá Ru'ūsihim Laqad `Alimta Mā Hā'uulā' Yanţiqūna 021-065 Tetapi mereka kemudian kembali terbawa oleh kesesatannya setelah sebelumnya sadar. Mereka bekata kepada Ibrâhîm, "Kamu tahu bahwa patung-patung yang kami sembah itu tidak dapat berbicara, tapi mengapa kamu menyuruh kami bertanya kepada mereka?" ثُ‍‍مَّ نُكِسُو‌ا‌ عَلَى‌ ‌رُ‌ء‍ُ‍‌وسِهِمْ لَ‍‍قَ‍‍دْ‌ عَلِمْتَ مَا‌ ه‍‍َ‍ا‌ؤُلاَ‌ء‌ يَ‍‌‍ن‍‍طِ‍‍قُ‍‍ونَ
Qāla 'Afata`budūna Min Dūni Allāhi Mā Lā Yanfa`ukum Shay'āan Wa Lā Yađurrukum 021-066 Ibrâhîm berkata, "Selemah itukah keadaan patung-patung itu? Dan seperti itu pulakah sikap kalian terhadapnya, hingga kalian menyembah sesuatu selain Allah yang tidak akan menguntungkan bila kalian sembah dan tidak merugikan bila kalian abaikan? قَ‍‍الَ ‌أَفَتَعْبُد‍ُ‍‌ونَ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌اللَّ‍‍هِ مَا‌ لاَ‌ يَ‍‌‍ن‍‍فَعُكُمْ شَ‍‍يْ‍‍ئا‌ ً‌ ‌وَلاَ‌ يَ‍‍ضُ‍‍رُّكُمْ
'Uffin Lakum Wa Limā Ta`budūna Min Dūni Allāhi ۖ 'Afalā Ta`qilūna 021-067 Alangkah jeleknya kalian dan tuhan-tuhan kalian itu! Apakah kalian tidak mau berpikir dan merenungkan hal-hal yang kalian lihat itu? Patung-patung itu tidak pantas disembah." أُفّ‍ٍ‌ لَكُمْ ‌وَلِمَا‌ تَعْبُد‍ُ‍‌ونَ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌اللَّ‍‍هِ ۖ ‌أَفَلاَ‌ تَعْ‍‍قِ‍‍لُونَ
Qālū Ĥarriqūhu Wa Anşurū 'Ālihatakum 'In Kuntum Fā`ilīna 021-068 Terjadilah pembicaraan di antara sesama mereka. Ada yang mengatakan, "Bakar saja dia dengan api. Jadikan hal itu sebagai wujud pembelaan kalian kepada tuhan, bila kalian benar-benar ingin melakukan sesuatu yang bisa menolong tuhan kalian!" قَ‍‍الُو‌ا‌ حَرِّ‍‍قُ‍‍وهُ ‌وَ‌ان‍‍صُ‍‍رُ‌و‌ا‌ ‌آلِهَتَكُمْ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ فَاعِلِينَ
Qulnā Yā Nāru Kūnī Bardāan Wa Salāmāan `Alá 'Ibhīma 021-069 Kemudian Kami membuat api yang membakar Ibrâhîm menjadi dingin, mengandung keselamatan, dan tidak membahayakannya sama sekali. قُ‍‍لْنَا‌ يَا‌ ن‍‍َ‍ا‌رُ‌ كُونِي بَرْ‌د‌ا‌ ً‌ ‌وَسَلاَماً‌ عَلَ‍‍ى‌ ‌إِبْ‍‍‍رَ‌اهِيمَ
Wa 'Adū Bihi Kaydāan Faja`alnāhumu Al-'Akhsarīna 021-070 Dengan pembakaran itu, mereka sebetulnya ingin membuat Ibrâhîm mati. Tetapi Kami menyelamatkannya. Dengan demikian, mereka Kami jadikan sebagai sekelompok orang yang paling merugi. وَ‌أَ‌‍رَ‌ا‌دُ‌و‌ا‌ بِ‍‍هِ كَيْد‌ا‌‌ ً‌ فَجَعَلْنَاهُمُ ‌الأَ‍خْ‍‍سَ‍‍رِينَ
Wa Najjaynāhu Wa Lūţāan 'Ilá Al-'Arđi Allatī Bāraknā Fīhā Lil`ālamīna 021-071 Begitulah, Kami telah menyelamatkan Ibrâhîm dan Lûth dari tipu daya orang-orang yang berbuat makar. Mereka berdua kemudian berpindah ke belahan bumi yang Kami penuhi dengan kebaikan untuk manusia dan tempat Kami mengutus banyak nabi. وَنَجَّيْن‍‍َ‍اهُ ‌وَلُوط‍‍ا‌‌ ً‌ ‌إِلَى‌ ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌الَّتِي بَا‌‍رَكْنَا‌ فِيهَا‌ لِلْعَالَمِينَ
Wa Wahabnā Lahu~ 'Isĥāqa Wa Ya`qūba Nāfilatan ۖ Wa Kullāan Ja`alnā Şāliĥīna 021-072 Lalu Ibrâhîm Kami karuniakan Ishâq, dan Ya'qûb setelah Ishâq, sebagai tambahan atas permintaannya. Baik Ishâq maupun Ya'qûb, keduanya kemudian Kami jadikan orang-orang yang saleh. وَ‌وَهَ‍‍بْ‍‍نَا‌ لَهُ~ُ ‌إِسْح‍‍َ‍اقَ ‌وَيَعْ‍‍قُ‍‍وبَ نَافِلَة ًۖ ‌وَكُلاّ‌‌ ً‌ جَعَلْنَا‌ صَ‍‍الِحِينَ
Wa Ja`alnāhum 'A'immatan Yahdūna Bi'amrinā Wa 'Awĥaynā 'Ilayhim Fi`la Al-Khayrāti Wa 'Iqāma Aş-Şalāati Wa 'Ītā'a Az-Zakāati ۖ Wa Kānū Lanā `Ābidīna 021-073 Mereka juga Kami jadikan sebagai nabi yang menyeru dan menunjuki manusia kepada kebaikan dengan perintah Kami. Hal itu setelah Kami mengilhami mereka untuk melakukan kebaikan, mengerjakan salat dengan betul dan membayar zakat. Mereka pun kemudian tunduk dan ikhlas kepada Kami. وَجَعَلْنَاهُمْ ‌أَئِ‍‍مَّ‍‍ة ً‌ يَهْد‍ُ‍‌ونَ بِأَمْ‍‍رِنَا‌ ‌وَ‌أَ‌وْحَيْنَ‍‍ا‌ ‌إِلَيْهِمْ فِعْلَ ‌الْ‍‍خَ‍‍يْ‍رَ‍‌اتِ ‌وَ‌إِقَ‍‍امَ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةِ ‌وَ‌إِيت‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌ال‍‍زَّك‍‍َ‍اةِ ۖ ‌وَكَانُو‌ا‌ لَنَا‌ عَابِدِينَ
Wa Lūţāan 'Ātaynāhu Ĥukmāan Wa `Ilmāan Wa Najjaynāhu Mina Al-Qaryati Allatī Kānat Ta`malu Al-Khabā'itha ۗ 'Innahum Kānū Qawma Saw'in Fāsiqīna 021-074 Sedangkan Lûth, ia Kami karuniai daya ketegasan dan kejelian dalam memutuskan masalah dan ilmu yang bermanfaat. Di samping itu, ia pun telah Kami selamatkan dari penduduk negeri yang melakukan jenis kejahatan yang ganjil. Mereka itu adalah suatu bangsa yang selalu melakukan kemungkaran dan keluar dari ketaatan kepada Allah dan tabiat normal. وَلُوط‍‍ا‌‌ ً‌ ‌آتَيْن‍‍َ‍اهُ حُكْما‌ ً‌ ‌وَعِلْما‌ ً‌ ‌وَنَجَّيْن‍‍َ‍اهُ مِنَ ‌الْ‍‍قَ‍‍رْيَةِ ‌الَّتِي كَانَتْ تَعْمَلُ ‌الْ‍‍خَ‍‍ب‍‍َ‍ائِثَ ۗ ‌إِنَّ‍‍هُمْ كَانُو‌اقَ‍‍وْمَ سَ‍‍وْ‌ء‌‌ٍ‌ فَاسِ‍‍قِ‍‍ينَ
Wa 'Adkhalnāhu Fī Raĥmatinā ۖ 'Innahu Mina Aş-Şāliĥīna 021-075 Lûth Kami masukkan ke dalam golongan orang yang mendapat rahmat Kami. Dan dia memang pantas untuk dimasukkan ke dalam golongan orang saleh yang dinaungi oleh kasih sayang dan pertolongan Allah. وَ‌أَ‌دْ‍‍خَ‍‍لْن‍‍َ‍اهُ فِي ‌‍رَحْمَتِنَ‍‍اۖ ‌إِنَّ‍‍هُ مِنَ ‌ال‍‍صَّ‍‍الِحِينَ
Wa Nūĥāan 'Idh Nādá Min Qablu Fāstajabnā Lahu Fanajjaynāhu Wa 'Ahlahu Mina Al-Karbi Al-`Ažīmi 021-076 Setelah itu semua, berikut ini Aku sampaikan kisah Nûh yang hidup sebelum Ibrâhîm dan Lûth. Dia memohon kepada Tuhannya agar membersihkan bumi dari orang-orang yang keluar dari aturan agama. Doa itu Kami kabulkan, dan dia Kami selamatkan bersama keluarganya yang beriman dari bencana topan yang besar. وَنُوحا‌‌ ً‌ ‌إِ‌ذْ‌ نَا‌دَ‌ى‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لُ فَاسْتَجَ‍‍بْ‍‍نَا‌ لَ‍‍هُ فَنَجَّيْن‍‍َ‍اهُ ‌وَ‌أَهْلَ‍‍هُ مِنَ ‌الْكَرْبِ ‌الْعَ‍‍ظِ‍‍يمِ
Wa Naşarnāhu Mina Al-Qawmi Al-Ladhīna Kadhdhabū Bi'āyātinā ۚ 'Innahum Kānū Qawma Saw'in Fa'aghraqnāhum 'Ajma`īna 021-077 Dengan pertolongan Kami itu, berarti dia telah Kami selamatkan dari tipu daya kaumnya yang mendustakan ayat-ayat Kami yang membuktikan kerasulannya. Mereka benar-benar pelaku kejahatan yang, akhirnya, Kami tenggelamkan. وَنَ‍صَ‍‍رْن‍‍َ‍اهُ مِنَ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمِ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَذَّبُو‌ا‌ بِآيَاتِنَ‍‍اۚ ‌إِنَّ‍‍هُمْ كَانُو‌اقَ‍‍وْمَ سَ‍‍وْ‌ء‌‌ٍ‌ فَأَ‍‍غْ‍رَ‍قْ‍‍نَاهُمْ ‌أَجْ‍‍مَعِينَ
Wa Dāwūda Wa Sulaymāna 'Idh Yaĥkumāni Fī Al-Ĥarthi 'Idh Nafashat Fīhi Ghanamu Al-Qawmi Wa Kunnā Liĥukmihim Shāhidīna 021-078 Sampaikanlah, wahai Muhammad, kisah Dâwûd dan Sulaymân. Suatu ketika, mereka berselisih dalam menyelesaikan masalah tanaman yang dimakan oleh sekawanan kambing orang lain di waktu malam. Kami Maha Mengetahui keputusan yang mereka berdua ambil dalam masalah itu (1). (1) Cerita lengkapnya adalah bahwa sekawanan kambing itu memakan habis tanaman pemilik ladang di malam hari. Nabi Dâwûd memutuskan agar kambing-kambing itu diberikan kepada pemilik ladang sebagai ganti dari tanaman yang rusak dan musnah. Sedangkan Nabi Sulaymân berpendapat bahwa kambing itu diberikan kepada pemilik ladang untuk sementara waktu saja, yaitu rentang waktu sampai tumbuhnya tanaman itu menjadi seperti semula. وَ‌دَ‌ا‌و‍ُ‍‌و‌دَ‌ ‌وَسُلَيْم‍‍َ‍انَ ‌إِ‌ذْ‌ يَحْكُم‍‍َ‍انِ فِي ‌الْحَرْثِ ‌إِ‌ذْ‌ نَفَشَتْ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ غَ‍‍نَمُ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمِ ‌وَكُ‍‍نَّ‍‍ا‌ لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ
Fafahhamnāhā Sulaymāna ۚ Wa Kullāan 'Ātaynā Ĥukmāan Wa `Ilmāan ۚ Wa Sakhkharnā Ma`a Dāwūda Al-Jibāla Yusabbiĥna Wa Aţ-Ţayra ۚ Wa Kunnā Fā`ilīna 021-079 Lalu Kami memahamkan kepada Sulaymân bagaimana seharusnya berfatwa. Dan keduanya Kami beri ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan tentang segala hal ihwal kehidupan. Kami menundukkan bersama Dâwûd gunung dan burung untuk menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas untuk-Nya. Semua itu Kami lakukan dengan kekuasaan Kami yang tidak terkalahkan. فَفَهَّمْنَاهَا‌ سُلَيْم‍‍َ‍انَ ۚ ‌وَكُلاّ‌‌ ً‌ ‌آتَيْنَا‌ حُكْما‌ ً‌ ‌وَعِلْما‌ ًۚ ‌وَسَ‍‍خَّ‍‍رْنَا‌ مَعَ ‌دَ‌ا‌و‍ُ‍‌و‌دَ‌ ‌الْجِب‍‍َ‍الَ يُسَبِّحْنَ ‌وَ‌ال‍‍طَّ‍‍يْ‍رَۚ ‌وَكُ‍‍نَّ‍‍ا‌ فَاعِلِينَ
Wa `Allamnāhu Şan`ata Labūsin Lakum Lituĥşinakum Min Ba'sikum ۖ Fahal 'Antum Shākirūna 021-080 Dâwûd juga Kami ajari cara menganyam baju besi untuk kalian pergunakan sebagai pelindung dari serangan keras bila terjadi perselisihan antara kelompok kalian dengan yang lain. وَعَلَّمْن‍‍َ‍اهُ صَ‍‍‌‍نْ‍‍عَةَ لَب‍‍ُ‍وس‍ٍ‌ لَكُمْ لِتُحْ‍‍صِ‍‍نَكُمْ مِ‍‌‍نْ بَأْسِكُمْ ۖ فَهَلْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ شَاكِرُ‌ونَ
Wa Lisulaymāna Ar-Rīĥa `Āşifatan Tajrī Bi'amrihi~ 'Ilá Al-'Arđi Allatī Bāraknā Fīhā ۚ Wa Kunnā Bikulli Shay'in `Ālimīna 021-081 Kami menundukkan angin kepada Sulaymân, hingga berhembus kencang menuju belahan bumi yang Kami bekali dengan banyak kebaikan dengan kehendaknya. Kami Mahatahu segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu pun yang terlepas dari pengetahuan Kami, sekecil apa pun. وَلِسُلَيْم‍‍َ‍انَ ‌ال‍‍رّ‍ِ‍ي‍‍حَ عَاصِ‍‍فَة‌ ً‌ تَ‍‍جْ‍‍رِي بِأَمْ‍‍رِهِ ‌إِلَى‌ ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌الَّتِي بَا‌‍رَكْنَا‌ فِيهَا‌ ۚ ‌وَكُ‍‍نَّ‍‍ا‌ بِكُلِّ شَ‍‍يْءٍ‌ عَالِمِينَ
Wa Mina Ash-Shayāţīni Man Yaghūşūna Lahu Wa Ya`malūna `Amalāan Dūna Dhālika ۖ Wa Kunnā Lahum Ĥāfižīna 021-082 Kami juga menundukkan sebagian setan kepadanya. Dengan perintahnya, setan-setan itu menyelam ke dasar laut untuk mencari mutiara dan merjan, dan mengerjakan tugas-tugas lain seperti membangun benteng dan istana. Kami selalu mengawasi setan-setan itu hingga tidak menyebabkan suatu keburukan kepada siapa pun serta tidak membangkang kepada Sulaymân. وَمِنَ ‌ال‍‍شَّيَاطِ‍‍ي‍‍نِ مَ‍‌‍نْ يَ‍‍غُ‍‍وصُ‍‍ونَ لَ‍‍هُ ‌وَيَعْمَل‍‍ُ‍ونَ عَمَلا‌‌ ً‌ ‌د‍ُ‍‌ونَ ‌ذَلِكَ ۖ ‌وَكُ‍‍نَّ‍‍ا‌ لَهُمْ حَافِ‍‍ظِ‍‍ينَ
Wa 'Ayyūba 'Idh Nādá Rabbahu~ 'Annī Massanī Ađ-Đurru Wa 'Anta 'Arĥamu Ar-ĥimīna 021-083 Ceritakan juga, wahai Muhammad, kisah Ayyûb. Tatkala menderita sakit, ia berdoa kepada Tuhannya seraya berkata, "Ya Tuhanku, aku terserang penyakit yang membahayakan, dan Engkau adalah Zat Yang Paling Pengasih." وَ‌أَيّ‍‍ُ‍وبَ ‌إِ‌ذْ‌ نَا‌دَ‌ى‌ ‌‍رَبَّهُ~ُ ‌أَنِّ‍‍ي مَسَّنِي ‌ال‍‍ضُّ‍‍رُّ‌ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تَ ‌أَ‌رْحَمُ ‌ال‍رَّ‌احِمِينَ
Fāstajabnā Lahu Fakashafnā Mā Bihi Min Đurrin ۖ Wa 'Ātaynāhu 'Ahlahu Wa Mithlahum Ma`ahum Raĥmatan Min `Indinā Wa Dhikrá Lil`ābidīna 021-084 Permohonan itu kemudian Kami kabulkan. Ia Kami bebaskan dari penyakit yang menyerangnya, dan Kami karuniai anak lagi dua kali lebih banyak dari anak yang meninggalkannya. Hal itu Kami lakukan sebagai wujud kasih sayang Kami kepadanya, dan sebagai bahan pelajaran bagi yang lain agar bersabar dan haus akan kasih sayang Allah seperti dia. فَاسْتَجَ‍‍بْ‍‍نَا‌ لَ‍‍هُ فَكَشَفْنَا‌ مَا‌ بِ‍‍هِ مِ‍‌‍نْ ضُ‍‍رّ‌ٍۖ ‌وَ‌آتَيْن‍‍َ‍اهُ ‌أَهْلَ‍‍هُ ‌وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ ‌‍رَحْمَة ً‌ مِ‍‌‍نْ عِ‍‌‍نْ‍‍دِنَا‌ ‌وَ‌ذِكْ‍رَ‌ى‌ لِلْعَابِدِينَ
Wa 'Ismā`īla Wa 'Idrīsa Wa Dhā Al-Kifli ۖ Kullun Mina Aş-Şābirīna 021-085 Sampaikan juga berita tentang Ismâ'îl, Idrîs dan Dzû al-Kifl! Mereka semua termasuk dalam golongan orang-orang yang tabah dalam mengemban tugas dan menghadapi kesusahan hidup. وَ‌إِسْمَاع‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌وَ‌إِ‌دْ‌ر‍ِ‍ي‍‍سَ ‌وَ‌ذَ‌ا‌ ‌الْكِفْلِ ۖ كُلٌّ‌ مِنَ ‌ال‍‍صَّ‍‍ابِ‍‍رِينَ
Wa 'AdkhalnāhumRaĥmatinā ۖ 'Innahum Mina Aş-Şāliĥīna 021-086 Mereka juga Kami masukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan kasih sayang Kami, dan benar-benar termasuk dalam golongan orang-orang yang saleh. وَ‌أَ‌دْ‍‍خَ‍‍لْنَاهُمْ فِي ‌‍رَحْمَتِنَ‍‍اۖ ‌إِنَّ‍‍هُمْ مِنَ ‌ال‍‍صَّ‍‍الِحِينَ
Wa Dhā An-Nūni 'Idh Dhahaba Mughāđibāan Fažanna 'An Lan Naqdira `Alayhi Fanādá Fī Až-Žulumāti 'An Lā 'Ilāha 'Illā 'Anta Subĥānaka 'Innī Kuntu Mina Až-Žālimīna 021-087 Sebutkan pula kisah tentang Yûnus, tokoh utama peristiwa ikan paus. Suatu ketika ia merasa sesak dada karena kaumnya berpaling dari seruan yang ia sampaikan, hingga menyebabkannya marah dan pergi meninggalkan mereka. Dia menyangka bahwa Allah memperkenankan untuk melakukan hal itu dan tidak akan menghukumnya. Kemudian ia pun ditelan ikan paus dan hidup di dalam perutnya dalam kegelapan laut. Hingga, ketika ia mengakui kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, ia pun memanjatkan doa kepada Allah seraya berkata, "Wahai Tuhanku, tidak ada sembahan yang sebenarnya kecuali Engkau. Aku menyucikan-Mu dari sesuatu yang tidak pantas bagi diri-Mu. Aku mengaku telah menganiaya diriku dengan melakukan hal-hal yang tidak membuat-Mu berkenan." وَ‌ذَ‌ا‌ ‌ال‍‍نّ‍‍ُ‍ونِ ‌إِ‌ذْ‌ ‌ذَهَبَ مُ‍‍غَ‍‍اضِ‍‍با‌‌ ً‌ فَ‍‍ظَ‍‍نَّ ‌أَ‌نْ لَ‍‌‍نْ نَ‍‍قْ‍‍دِ‌ر‍َ‍‌ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ فَنَا‌دَ‌ى‌ فِي ‌ال‍‍ظُّ‍‍لُم‍‍َ‍اتِ ‌أَ‌نْ لاَ‌ ‌إِلَهَ ‌إِلاَّ‌ ‌أَ‌نْ‍‍تَ سُ‍‍بْ‍‍حَانَكَ ‌إِنِّ‍‍ي كُ‍‌‍ن‍‍تُ مِنَ ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمِينَ
Fāstajabnā Lahu Wa Najjaynāhu Mina Al-Ghammi ۚ Wa Kadhalika Nun Al-Mu'uminīna 021-088 Lalu Kami pun mengabulkan permohonannya dan menyelamatkannya dari kesusahan yang sedang ia alami. Dengan cara penyelamatan seperti itu, Kami juga akan menyelamatkan orang-orang Mukmin yang mengakui kesalahan dan ikhlas berdoa kepada Kami. فَاسْتَجَ‍‍بْ‍‍نَا‌ لَ‍‍هُ ‌وَنَجَّيْن‍‍َ‍اهُ مِنَ ‌الْ‍‍غَ‍‍مِّ ۚ ‌وَكَذَلِكَ نُ‍‌‍نْ‍‍جِي ‌الْمُؤْمِنِينَ
Wa Zakarīyā 'Idh Nādá Rabbahu Rabbi Lā Tadharnī Fardāan Wa 'Anta Khayru Al-Wārithīna 021-089 Sampaikan juga kisah perjalanan Zakariyyâ, tatkala ia--setelah melihat kekuasan Allah yang membangkitkan harapan di dalam hati untuk memperoleh rahmat-Nya--berdoa kepada Tuhannya. Ia berkata, "Tuhanku, janganlah Engkau biarkan diriku sendirian tanpa penerus, sedangkan Engkau adalah sebaik-baik penerus bagi yang lain, karena hanya Engakaulah yang kekal setelah kemusnahan alam semesta." وَ‌زَكَ‍‍رِيَّ‍‍ا‌ ‌إِ‌ذْ‌ نَا‌دَ‌ى‌ ‌‍رَبَّ‍‍هُ ‌‍رَبِّ لاَ‌ تَذَ‌رْنِي فَرْ‌د‌ا‌ ً‌ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تَ خَ‍‍يْ‍‍رُ‌ ‌الْوَ‌ا‌رِثِينَ
Fāstajabnā Lahu Wa Wahabnā Lahu Yaĥyá Wa 'Aşlaĥnā Lahu Zawjahu~ ۚ 'Innahum Kānū Yusāri`ūna Fī Al-Khayrāti Wa Yad`ūnanā Raghabāan Wa Rahabāan ۖ Wa Kānū Lanā Khāshi`īna 021-090 Kemudian Kami mewujudkan harapannya. Doanya Kami kabulkan dan ia Kami karuniai--meskipun dalam umur yang sudah tua dan dalam keadaan istrinya mandul--seorang anak bernama Yahyâ. Sesungguhnya para nabi yang terpilih itu selalu bergegas untuk melakukan setiap perbuatan baik, memohon doa karena haus akan kasih sayang Kami, dan hanya takut serta mengagungkan diri Kami. فَاسْتَجَ‍‍بْ‍‍نَا‌ لَ‍‍هُ ‌وَ‌وَهَ‍‍بْ‍‍نَا‌ لَ‍‍هُ يَحْيَى‌ ‌وَ‌أَ‍صْ‍‍لَحْنَا‌ لَ‍‍هُ ‌زَ‌وْجَهُ~ُ ۚ ‌إِنَّ‍‍هُمْ كَانُو‌ا‌ يُسَا‌رِع‍‍ُ‍ونَ فِي ‌الْ‍‍خَ‍‍يْ‍رَ‍‌اتِ ‌وَيَ‍‍دْعُونَنَا‌ ‌‍رَغَ‍‍با‌ ً‌ ‌وَ‌‍رَهَبا‌ ًۖ ‌وَكَانُو‌ا‌ لَنَا‌ خَ‍‍اشِعِينَ
Wa A-Atī 'Aĥşanat Farjahā Fanafakhnā Fīhā Min Rūĥinā Wa Ja`alnāhā Wa Abnahā 'Āyatan Lil`ālamīna 021-091 Selain tentang mereka itu, sampaikanlah juga cerita tentang Maryam yang selalu menjaga kehormatannya. Dan karenanya, Kami hembuskan ke dalam dirinya sebagian rahasia Kami, hingga ia dapat melahirkan anak tanpa suami. Ia dan putranya merupakan suatu bukti kekuasaan Kami dalam mengubah hukum sebab akibat, dan bukti bahwa Kami Mahakuasa atas segala sesuatu. وَ‌الَّتِ‍‍ي ‌أَحْ‍‍صَ‍‍نَتْ فَرْجَهَا‌ فَنَفَ‍‍خْ‍‍نَا‌ فِيهَا‌ مِ‍‌‍نْ ‌رُ‌وحِنَا‌ ‌وَجَعَلْنَاهَا‌ ‌وَ‌ابْ‍‍نَهَ‍‍ا‌ ‌آيَة ً‌ لِلْعَالَمِينَ
'Inna Hadhihi~ 'Ummatukum 'Ummatan Wāĥidatan Wa 'Anā Rabbukum Fā`budūni 021-092 Agama Islam ini benar-benar agama yang harus kalian jaga pada saat masih utuh, serasi, dan tidak ada pertentangan antara hukum-hukumnya. Dari itu, janganlah kalian berpecah belah hingga menjadi berkelompok-kelompok dan berpartai-partai! Aku adalah pencipta dan pengatur urusan kalian. Maka beribadahlah kepada-Ku, dan jangan menyekutukan-Ku! إِنَّ هَذِهِ ‌أُمَّ‍‍تُكُمْ ‌أُمَّ‍‍ة ً‌ ‌وَ‌احِدَة ً‌ ‌وَ‌أَنَا‌ ‌‍رَبُّكُمْ فَاعْبُدُ‌ونِ
Wa Taqaţţa`ū 'Amrahum Baynahum ۖ Kullun 'Ilaynā ji`ūna 021-093 Tetapi, meskipun telah diberikan bimbingan seperti itu, ternyata kebanyakan orang berpecah belah menurut hawa nafsu, dan memotong-motong urusan agama. Dan karenanya mereka menjadi banyak golongan yang saling berselisih. Setiap kelompok itu, kelak akan kembali kepada Kami dan akan Kami hitung amal perbuatan mereka. وَتَ‍قَ‍‍طَّ‍‍عُ‍‍و‌ا‌ ‌أَمْ‍رَهُمْ بَيْنَهُمْ ۖ كُلّ‌‍ٌ‌ ‌إِلَيْنَا‌ ‌‍رَ‌اجِعُونَ
Faman Ya`mal Mina Aş-Şāliĥāti Wa Huwa Mu'uminun Falā Kufrāna Lisa`yihi Wa 'Innā Lahu Kātibūna 021-094 Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal perbuatan baik, sementara ia beriman kepada Allah dan agama yang diridai-Nya, urusannya tidak akan sia-sia sedikit pun. Sebaliknya ia akan diberi balasan dengan sempurna. Hal itu, karena segala usaha akan dicatat dengan teliti oleh juru tulis dari Kami yang tidak mungkin meninggalkan sesuatu sedikit pun. فَمَ‍‌‍نْ يَعْمَلْ مِنَ ‌ال‍‍صَّ‍‍الِح‍‍َ‍اتِ ‌وَهُوَ‌ مُؤْمِن‌‍ٌ‌ فَلاَ‌ كُفْ‍رَ‍‌انَ لِسَعْيِ‍‍هِ ‌وَ‌إِنَّ‍‍ا‌ لَ‍‍هُ كَاتِبُونَ
Wa Ĥarāmun `Alá Qaryatin 'Ahlaknāhā 'Annahum Lā Yarji`ūna 021-095 Tidak mungkin bagi penduduk setiap negeri yang telah Kami binasakan akibat kezaliman mereka untuk tidak kembali kepada Kami di hari kiamat. Mereka pasti kembali dan akan dihitung perbuatan jelek mereka. وَحَ‍رَ‍‌امٌ عَلَى‌ قَ‍‍رْيَةٍ ‌أَهْلَكْنَاهَ‍‍ا‌ ‌أَنَّ‍‍هُمْ لاَ‌ يَرْجِعُونَ
Ĥattá 'Idhā Futiĥat Ya'jūju Wa Ma'jūju Wa Hum Min Kulli Ĥadabin Yansilūna 021-096 Hingga ketika dibuka pintu-pintu kejahatan dan kerusakan, dan anak keturunan Ya'jûj dan Ma'jûj mulai bergegas meninggalkan bagian tinggi dari jalan dan gunung untuk melakukan hal-hal yang bisa menyebabkan kekacauan dan keresahan. حَتَّ‍‍ى‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ فُتِحَتْ يَأْج‍‍ُ‍وجُ ‌وَمَأْج‍‍ُ‍وجُ ‌وَهُمْ مِ‍‌‍نْ كُلِّ حَدَبٍ‌ يَ‍‌‍ن‍‍سِلُونَ
qtaraba Al-Wa`du Al-Ĥaqqu Fa'idhā Hiya Shākhişatun 'Abşāru Al-Ladhīna Kafarū Yā Waylanā Qad Kunnā Fī Ghaflatin Min Hādhā Bal Kunnā Žālimīna 021-097 Hari kiamat yang dijanjikan pasti terjadi telah semakin dekat. Orang-orang kafir dikejutkan karena mereka tidak bisa memejamkan mata akibat ketakutan yang sangat. Mereka berteriak, "Alangkah takutnya kami dari kehancuran. Dahulu kami pernah tidak mengindahkan datangnya hari ini, bahkan kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri dengan kekufuran dan sikap keras kepala." وَ‌ا‍قْ‍‍تَ‍رَبَ ‌الْوَعْدُ‌ ‌الْحَ‍‍قُّ فَإِ‌ذَ‌ا‌ هِيَ شَاخِ‍‍صَ‍‍ةٌ ‌أَبْ‍‍‍‍صَ‍‍ا‌رُ‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ يَا‌وَيْلَنَا‌ قَ‍‍دْ‌ كُ‍‍نَّ‍‍ا‌ فِي غَ‍‍فْلَةٍ‌ مِ‍‌‍نْ هَذَ‌ا‌ بَلْ كُ‍‍نَّ‍‍ا‌ ظَ‍‍الِمِينَ
'Innakum Wa Mā Ta`budūna Min Dūni Allāhi Ĥaşabu Jahannama 'Antum Lahā Wa Aridūna 021-098 Dikatakan kepada mereka, "Kalian dan tuhan-tuhan selain Allah yang kalian sembah benar-benar akan menjadi bahan bakar neraka jahanam. Kalian akan masuk dan disiksa di dalamnya." إِنَّ‍‍كُمْ ‌وَمَا‌ تَعْبُد‍ُ‍‌ونَ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌اللَّ‍‍هِ حَ‍‍صَ‍‍بُ جَهَ‍‍نَّ‍‍مَ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ لَهَا‌ ‌وَ‌ا‌رِ‌دُ‌ونَ
Law Kāna Hā'uulā' 'Ālihatan Mā Waradūhā ۖ Wa Kullun Fīhā Khālidūna 021-099 Jikalau yang kalian sembah selain Allah itu benar-benar tuhan yang pantas disembah, pasti mereka tidak akan masuk ke dalam neraka bersama kalian. Baik penyembah maupun yang disembah, semuanya akan kekal di dalam neraka. لَوْ‌ ك‍‍َ‍انَ ه‍‍َ‍ا‌ؤُلاَ‌ء‌ ‌آلِهَة ً‌ مَا‌ ‌وَ‌‍رَ‌دُ‌وهَا‌ ۖ ‌وَكُلّ‌‍ٌ‌ فِيهَا‌ خَ‍‍الِدُ‌ونَ
Lahum Fīhā Zafīrun Wa Hum Fīhā Lā Yasma`ūna 021-100 Di dalamnya mereka mengeluarkan napas dari dada dengan suara seperti tercekik akibat kesesakan yang mereka alami. Mereka juga tidak akan mendengarkan sesuatu yang menyenangkan mereka. لَهُمْ فِيهَا‌ ‌زَف‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٌ‌ ‌وَهُمْ فِيهَا‌ لاَ‌ يَسْمَعُونَ
'Inna Al-Ladhīna Sabaqat Lahum Minnā Al-Ĥusná 'Ūlā'ika `Anhā Mub`adūna 021-101 Mereka yang Kami bimbing untuk mengikuti kebenaran dan melakukan perbuatan baik, serta Kami janjikan untuk mendapat nasib akhir yang baik, akan terjauhkan dari siksa neraka jahannam. إِنَّ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ سَبَ‍‍قَ‍‍تْ لَهُمْ مِ‍‍نَّ‍‍ا‌ ‌الْحُسْنَ‍‍ى‌ ‌أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ عَ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ مُ‍‍بْ‍‍عَدُ‌ونَ
Lā Yasma`ūna Ĥasīsahā ۖ Wa Hum Fī Mā Ashtahat 'Anfusuhum Khālidūna 021-102 Mereka tidak akan mendengar desisan apinya, dan akan kekal dalam kesenangan yang mereka rasakan. لاَ‌ يَسْمَع‍‍ُ‍ونَ حَسِيسَهَا‌ ۖ ‌وَهُمْ فِي مَا‌ ‌اشْتَهَتْ ‌أَ‌ن‍‍فُسُهُمْ خَ‍‍الِدُ‌ونَ
Lā Yaĥzunuhumu Al-Faza`u Al-'Akbaru Wa Tatalaqqāhumu Al-Malā'ikatu Hādhā Yawmukumu Al-Ladhī Kuntum Tū`adūna 021-103 Mereka tidak gentar melihat bencana besar yang membuat takut orang-orang kafir itu. Sebaliknya, mereka akan disambut oleh para malaikat dengan ucapan selamat, seraya berkata, "Ini adalah hari penuh nikmat yang pernah dijanjikan Tuhan kepada kalian. لاَ‌ يَحْزُنُهُمُ ‌الْفَزَعُ ‌الأَكْبَرُ‌ ‌وَتَتَلَ‍‍قَّ‍‍اهُمُ ‌الْمَلاَئِكَةُ هَذَ‌ا‌ يَوْمُكُمُ ‌الَّذِي كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ تُوعَدُ‌ونَ
Yawma Naţ As-Samā'a Kaţayyi As-Sijilli Lilkutubi ۚ Kamā Bada'nā 'Awwala Khalqin Nu`īduhu ۚ Wa`dāan `Alaynā ۚ 'Innā Kunnā Fā`ilīna 021-104 Hari ketika Kami melipat langit seperti melipat lembaran buku, dan mengembalikan semua makhluk untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan. Tak ada sesuatu pun yang membuat Kami tidak mampu untuk melakukan hal itu, karena Kamilah yang menciptakan mereka pada awal mulanya. Maka sebagaimana Kami menciptakan mereka sejak awalnya, Kami pun akan mengembalikan mereka lagi. Aku benar-benar berjanji untuk itu, dan akan selalu menepati segala hal yang pernah Aku janjikan." يَ‍‍وْمَ نَ‍‍طْ‍‍وِي ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءَ‌ كَ‍‍طَ‍‍يِّ ‌ال‍‍سِّجِلِّ لِلْكُتُبِ ۚ كَمَا‌ بَدَ‌أْنَ‍‍ا‌ ‌أَ‌وَّلَ خَ‍‍لْ‍‍قٍ‌ نُعِيدُهُ ۚ ‌وَعْد‌اً‌ عَلَيْنَ‍‍اۚ ‌إِنَّ‍‍ا‌ كُ‍‍نَّ‍‍ا‌ فَاعِلِينَ
Wa Laqad Katabnā Fī Az-Zabūri Min Ba`di Adh-Dhikri 'Anna Al-'Arđa Yarithuhā `Ibādiya Aş-Şāliĥūna 021-105 Kami sungguh telah menuliskan dalam kitab Zabûr, kitab suci Dâwûd, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang pantas untuk membangun dan menyediakan keperluan hidup yang layak di dalamnya. وَلَ‍قَ‍‍دْ‌ كَتَ‍‍بْ‍‍نَا‌ فِي ‌ال‍‍زَّب‍‍ُ‍و‌ر‍ِ‍‌ مِ‍‌‍نْ بَعْدِ‌ ‌ال‍‍ذِّكْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌أَنَّ ‌الأَ‌رْ‍ضَ يَ‍‍رِثُهَا‌ عِبَا‌دِيَ ‌ال‍‍صَّ‍‍الِحُونَ
'Inna Fī Hādhā Labalāghāan Liqawmin `Ābidīna 021-106 Dalam berbagai berita tentang nabi-nabi dengan kaum mereka, tentang surga dan neraka yang telah Kami sampaikan itu terdapat suatu peringatan dan pelajaran yang cukup bagi suatu bangsa yang siap sedia untuk menyembah Allah semata, dan tidak tertipu oleh perhiasan dunia. إِنَّ فِي هَذَ‌ا‌ لَبَلاَ‍‍غ‍‍ا‌ ً‌ لِ‍‍قَ‍‍وْمٍ عَابِدِينَ
Wa Mā 'Arsalnāka 'Illā Raĥmatan Lil`ālamīna 021-107 Kami tidak mengutusmu, wahai Nabi, kecuali sebagai perwujudan kasih sayang yang menyeluruh untuk alam semesta. وَمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌رْسَلْن‍‍َ‍اكَ ‌إِلاَّ‌ ‌‍رَحْمَة ً‌ لِلْعَالَمِينَ
Qul 'Innamā Yūĥá 'Ilayya 'Annamā 'Ilahukum 'Ilahun Wāĥidun ۖ Fahal 'Antum Muslimūna 021-108 Katakan kepada semua manusia, wahai Nabi, "Inti dari wahyu yang disampaikan Allah kepadaku adalah bahwa tidak ada Tuhan bagi kalian kecuali Dia. Adapun hal-hal lainnya hanyalah rincian dari pokok yang telah disebut tadi. Jika demikian halnya, maka kalian harus tunduk dan berserah diri kepada Allah semata." قُ‍‍لْ ‌إِنَّ‍‍مَا‌ يُوحَ‍‍ى‌ ‌إِلَيَّ ‌أَنَّ‍‍مَ‍‍ا‌ ‌إِلَهُكُمْ ‌إِلَهٌ‌ ‌وَ‌احِد‌‌ٌۖ فَهَلْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ مُسْلِمُونَ
Fa'in Tawallaw Faqul 'Ādhantukum `Alá Sawā'in ۖ Wa 'In 'Adrī 'Aqarībun 'Am Ba`īdun Mā Tū`adūna 021-109 Jika mereka perpaling dari ajakanmu, katakanlah kepada mereka, "Aku telah memberitahu kalian semua hal yang telah diperintahkan Allah kepadaku. Dengan demikian, pengetahuan kita semua menjadi sama. Aku tidak tahu apakah janji tentang pembangkitan dan pembalasan itu telah dekat atau masih jauh. فَإِ‌نْ تَوَلَّوْ‌ا‌ فَ‍‍قُ‍‍لْ ‌آ‌ذَ‌نْ‍‍تُكُمْ عَلَى‌ سَو‍َ‍‌ا‌ء‌ٍۖ ‌وَ‌إِ‌نْ ‌أَ‌دْ‌رِي ‌أَ‍قَ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍بٌ ‌أَمْ بَع‍‍ِ‍ي‍‍د‌ٌ‌ مَا‌ تُوعَدُ‌ونَ
'Innahu Ya`lamu Al-Jahra Mina Al-Qawli Wa Ya`lamu Mā Taktumūna 021-110 Allah benar-benar mengetahui semua hal yang terucap, baik secara terang-terangan maupun dalam hati. إِنَّ‍‍هُ يَعْلَمُ ‌الْجَهْ‍رَ‌ مِنَ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْلِ ‌وَيَعْلَمُ مَا‌ تَكْتُمُونَ
Wa 'In 'Adrī La`allahu Fitnatun Lakum Wa Matā`un 'Ilá Ĥīnin 021-111 Aku juga tidak tahu, barangkali penundaan azab itu adalah ujian dari Allah. Dia sengaja membiarkan kalian menikmati kesenangan hidup sampai suatu waktu yang telah ditentukan Allah menurut kebijaksanaan-Nya." وَ‌إِ‌نْ ‌أَ‌دْ‌رِي لَعَلَّ‍‍هُ فِتْنَة ٌ‌ لَكُمْ ‌وَمَت‍‍َ‍اع‌‍ٌ‌ ‌إِلَى‌ حِينٍ
Qāla Rabbi Aĥkum Bil-Ĥaqqi ۗ Wa Rabbunā Ar-Raĥmānu Al-Musta`ānu `Alá Mā Taşifūna 021-112 Katakanlah, wahai Nabi, "Tuhanku, hukumlah aku dan orang-orang yang telah aku sampaikan wahyu-Mu secara adil! Suatu pengadilan yang membuat tidak sama antara orang-orang Mukmin dengan orang-orang kafir. Tuhan kami adalah Pemberi nikmat yang mulia, berhak dipuji dan disyukuri, serta tempat meminta pertolongan dalam menyangkal kebohongan-kebohongan yang kalian lakukan terhadap Allah, wahai orang-orang kafir." قَ‍‍الَ ‌‍رَبِّ ‌احْكُمْ بِ‍الْحَ‍‍قِّ ۗ ‌وَ‌‍رَبُّنَا‌ ‌ال‍رَّحْمَنُ ‌الْمُسْتَع‍‍َ‍انُ عَلَى‌ مَا‌ تَ‍‍صِ‍‍فُونَ
Toggle thick letters. Most people make the mistake of thickening thin letters in the words that have other (highlighted) thick letter Toggle to highlight thick letters خصضغطقظ رَ
Next Sūrah