'Alif-Lām-Mīm-Rā ۚ Tilka 'Āyātu Al-Kitābi Wa ۗ Al-Ladhī 'Unzila 'Ilayka MinRabbika Al-Ĥaqqu Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Yu'uminūna
013-001 [[13 ~ AR-RA'D (GURUH) Pendahuluan: Madaniyyah, 43 ayat ~ Surat al-Ra'd termasuk kelompok surat Madaniyyah dan berisikan 43 ayat. Dinamakan al-ra'd (guruh) karena mengandung pemujaan yang dilakukan petir kepada Allah. Surat ini diawali dengan keterangan mengenai posisi al-Qur'ân yang merupakan wahyu Allah swt., keterangan mengenai kekuasaan Allah di alam raya, dan keindahan serta manfaat yang dapat diambil dari alam raya itu. Selain itu, terdapat pula keterangan mengenai kekuasaan Allah Swt. dalam menciptakan sesuatu dan dalam mengembalikan dan membangkitkan manusia kembali, keterangan mengenai ilmu pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu. Keterangan mengenai kekuasaan Allah menurunkan siksa di dunia dan di akhirat juga dibahas dalam surat ini. Setelah itu, surat ini mengajak kita untuk mengamati keajaiban-keajaiban yang terdapat di alam raya. Di samping itu, Allah kemudian menerangkan bermacam-macam sikap manusia dalam menerima al-Qur'ân, sifat-sifat orang Mukmin dalam hubungannya dengan umat manusia, perilaku orang-orang kafir dan sikap keras kepala mereka dalam meminta mukjizat selain al-Qur'ân, walaupun posisi al-Qur'ân sedemikian tinggi, dan beberapa ejekan mereka kepada Rasulullah saw. Allah kemudian, dalam surat ini, menerangkan bahwa rasul-rasul sebelum Muhammad pun telah diejek pula. Keterangan bahwa Allah menguasai segala sesuatu, jiwa dan raga, juga dibahas di sini. Kemudian, Allah menjelaskan bahwa Dia akan membalas masing-masing jiwa itu sesuai apa yang pantas diterimanya, bahwa al-Qur'ân adalah mukjizat terbesar yang bersifat abadi sampai hari kiamat, bahwa Allahlah yang menguatkan rasul-rasul-Nya dengan berbagai mukjizat yang menurut Allah perlu. Terakhir, terdapat keterangan bahwa kalaupun orang-orang musyrik mengingkari pesan-pesan suci Tuhan yang dibawa Muhammad saw., Allah tetap menjadi saksi atas kebenaran pesan-pesan itu. Cukuplah Allah sebagai saksi.]] Alif, Lâm, Râ', adalah huruf-huruf fonemis yang mengawali beberapa surat al-Qur'ân. Huruf-huruf itu menunjukkan bahwa al-Qur'ân adalah mukjizat meskipun "hanya" tersusun dari huruf-huruf yang biasa digunakan dalam bahasa Arab. Pada saat diturunkannya al-Qur'ân, huruf-huruf itu menarik orang-orang Arab untuk mau mendengarkannya. Saat itu, orang-orang musyrik Arab saling berpesan kepada sesama mereka untuk tidak mendengarkan al-Qur'ân. Nah, orang-orang Mukmin, ketika memulai membaca huruf- huruf itu, menarik pendengaran orang-orang musyrik hingga mau mendengar. Ayat-ayat yang dibacakan ini adalah al-Qur'ân, sebuah kitab suci yang diturunkan kepadamu, Muhammad, dengan benar dari Allah Swt. yang menciptakanmu dan memilihmu sebagai rasul. Akan tetapi, kebanyakan orang musyrik yang mengingkari kebenaran yang dikandung al-Qur'ân tidak mau tunduk kepada kebenaran. Mereka bahkan bersikap keras kepala.
013-002 Yang menurunkan kitab suci ini adalah Allah Swt. yang meninggikan langit, dengan bintang-bintangnya yang beredar, tanpa tiang yang dapat dilihat dan tanpa seorang pun tahu kecuali Dia. Namun begitu, Allah menghubungkan langit dan bumi dengan berbagai ikatan yang tak akan putus kecuali jika Dia menghendaki. Allah juga menundukkan matahari dan bulan dengan kekuasaan-Nya untuk kepentingan kalian. Matahari dan bulan itu berputar secara teratur sampai masa waktu yang telah ditentukan. Hanya Dialah yang mengatur segala sesuatu di langit dan di bumi, dan menerangkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam raya, agar kalian meyakini konsep keesaan Tuhan.
Wa Huwa Al-Ladhī Madda Al-'Arđa Wa Ja`ala Fīhā Rawāsiya Wa 'Anhārāan ۖ Wa Min Kulli Ath-Thamarāti Ja`ala Fīhā Zawjayni Athnayni ۖ Yughshī Al-Layla An-Nahāra ۚ 'Inna Fī Dhālika La'āyātin Liqawmin Yatafakkarūna
013-003 Allahlah yang membentangkan bumi dan menjadikannya takluk, hingga kalian dapat berjalan di atasnya ke timur dan ke barat. Allah menciptakan pula gunung yang menancap dan sungai yang mengalirkan air tawar. Dari air itu, Dia menumbuhkan bermacam-macam jenis buah yang beranak pinak. Berbagai jenis buah itu diciptakan berpasangan. Ada yang manis, ada pula yang masam; ada yang putih, ada pula yang hitam. Selain itu, Allah Swt. menutup siang dengan malam. Di dalam keajaiban alam raya ini sungguh terdapat bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kemahakuasaan dan kemahaesaan Allah Swt. bagi orang-orang yang mau berfikir dan merenungkan ciptaan-Nya(1). (1) Segala macam jenis bunga yang menghasilkan buah hanya dapat berproduksi bila ada perkawinan antara unsur jantan dan unsur betina, baik yang berasal dari bunga itu sendiri maupun dari dua jenis bunga yang berbeda.
Wa Fī Al-'Arđi Qiţa`un Mutajāwirātun Wa Jannātun Min 'A`nābin Wa Zar`un Wa NakhīlunŞinwānun Wa GhayruŞinwānin Yusqá Bimā'in Wāĥidin Wa Nufađđilu Ba`đahā `Alá Ba`đin Fī Al-'Ukuli ۚ 'Inna Fī Dhālika La'āyātin Liqawmin Ya`qilūna
013-004 Bumi juga mengandung berbagai keajaiban. Ada kepingan-kepingan tanah yang saling berdekatan. Meskipun demikian, jenis tanahnya dapat berbeda-beda. Ada yang kering tandus, ada pula yang basah subur. Ada pula tanah yang, kalaupun jenisnya sama, menjadi lahan perkebunan anggur, lahan persawahan, dan lahan perkebunan korma. Kebun-kebun itu ada yang berkumpul di atas satu area, ada pula yang tumbuh berpisah-pisah. Selain itu, meskipun kebun-kebun itu disiram dan tumbuh dari sumber air yang sama, rasa yang dihasilkan oleh buah-buahannya beraneka ragam. Sungguh, di dalam keajaiban alam itu, benar-benar terdapat bukti yang jelas atas kemahakuasaan Allah bagi orang yang memiliki akal dan mau berfikir(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan adanya ilmu tentang tanah (geologi dan geofisika) dan ilmu lingkungan hidup (ekologi) serta pengaruhnya terhadap sifat tumbuh-tumbuhan. Sudah diketahui secara ilmiah, bahwa tanah persawahan terdiri atas butir-butir mineral yang beraneka ragam sumber, ukuran dan susunannya; air yang bersumber dari hujan; udara; zat organik yang berasal dari limbah tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang ada di atas maupun di dalam lapisan tanah. Lebih dari itu, terdapat pula berjuta-juta makhluk hidup yang amat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, karena ukurannya yang sangat kecil. Jumlahnya pun sangat bervariasi, berkisar antara puluhan juta sampai ratusan juta pada setiap satu gram tanah pertanian. Sifat-sifat tanah yang bermacam-macam itu, baik secara kimia, fisika maupun secara biologi, menunjukkan kemahakuasaan Allah Sang Pencipta dan kesempurnaan penciptaan-Nya. Tanah, seperti dikatakan sendiri oleh para petani, benar-benar berbeda dari satu jengkal ke satu jengkal lainnya. Para ahli menyatakan bahwa kekurangan salah satu zat utama yang diperlukan sebagai bahan makanan, akan mengakibatkan perubahan yang berpengaruh pada tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, para petani umumnya menggunakan pupuk yang sesuai dengan jenis tanah. Hal itu ternyata cukup berpengaruh pada buah yang dihasilkan, baik buah yang dihasilkan oleh pohon yang berasal dari satu jenis, maupun yang berbeda jenisnya. Allah Mahasuci, yang memiliki kerajaan segala sesuatu, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
013-005 Keadaan orang-orang musyrik dalam menghadapi bukti-bukti yang nyata dan jelas itu sungguh aneh! Kalau kamu merasa heran, wahai Muhammad, maka yang sebenarnya mengherankan adalah ucapan mereka yang mengatakan, "Apakah, setelah kami mati dan menjadi tanah, kami akan hidup kembali?" Itu adalah sikap orang yang kafir terhadap Sang Pencipta. Akal mereka telah sesat dan tempat kembali mereka adalah neraka yang akan hidup kekal di dalamnya. Padahal, Tuhan yang mampu menciptakan tentu mampu pula mengembalikan penciptaan-Nya.
Wa Yasta`jilūnaka Bis-Sayyi'ati Qabla Al-Ĥasanati Wa QadKhalat MinQablihimu Al-Mathulātu ۗ Wa 'Inna Rabbaka Ladhū Maghfiratin Lilnnāsi `Alá Žulmihim ۖ Wa 'Inna Rabbaka Lashadīdu Al-`Iqābi
013-006 Kesesatan mereka yang terlalu itu menggiring mereka untuk meminta agar siksa itu didatangkan segera, bukan malah meminta petunjuk yang dapat menyelamatkan mereka. Mereka menduga bahwa Allah tidak akan menurunkan siksa di dunia jika Dia berkehendak. Padahal, sebelum mereka dahulu telah pernah didatangkan siksa yang memusnahkan orang-orang seperti mereka. Namun demikian, Allah akan mengampuni kezaliman dari orang yang mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Juga, Allah akan mendatangkan siksa yang pedih kepada orang yang tetap berada dalam kesesatan.
Wa Yaqūlu Al-Ladhīna Kafarū Lawlā 'Unzila `Alayhi 'Āyatun MinRabbihi~ ۗ 'Innamā 'Anta Mundhirun ۖ Wa Likulli Qawmin Hādin
013-007 Orang-orang yang mengingkari kebenaran mukjizat besar, yaitu al-Qur'ân, berkata "Mengapa Allah tidak menurunkan kepadanya bukti yang tampak jelas, seperti menggerakkan gunung, tentang kebenaran kenabian, hingga Allah menunjukkan kebenaran itu kepada nabi-Nya?" Kepada mereka, Allah mengatakan, "Engkau, Muhammad, hanyalah seorang pemberi peringatan tentang akibat buruk yang akan mereka rasakan kalau mereka terus menerus berada dalam kesesatannya. Masing-masing umat memiliki rasul yang menunjukkan mereka ke jalan yang benar. Masing-masing rasul itu memiliki mukjizat yang membuktikan kebenaran misi kenabian-Nya. Dalam hal ini mereka tidak memiliki kebebasan memilih. Mereka harus melawan tantangan mukjizat itu dan mendatangkan sesuatu yang serupa.
Al-Lahu Ya`lamu Mā Taĥmilu Kullu 'Unthá Wa Mā Taghīđu Al-'Arĥāmu Wa Mā Tazdādu ۖ Wa Kullu Shay'in `Indahu Bimiqdārin
013-008 Yang memberikan mukjizat yang besar itu kepada Rasulullah saw. adalah Allah yang mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui keadaan manusia sejak masih berupa sperma yang tersimpan di dalam rahim sampai matinya. Oleh karena itu, Dia mengetahui keadaan janin--laki-laki atau perempuan--yang dikandung dalam rahim setiap wanita, pengurangan dan penambahan yang terjadi di dalam rahim dari waktu ke waktu, sampai selesai masa kehamilan dan sempurnalah pertumbuhan janin dan lahirlah ia ke alam dunia. Bagi Allah, segala sesuatu telah dibatasi kadar dan waktunya(1). (1) Allah mengetahui janin yang dikandung oleh rahim setiap wanita, dan mengetahui berbagai fase yang terjadi. Sejak rahim itu masih kecil, ketika sperma mulai menghilang [menjelma dalam bentuk lain], kemudian membesar dari hari ke hari, sampai akhirnya sperma itu menjadi janin yang siap dilahirkan. Sungguh, segala sesautu, besar maupun kecil, bagi Allah ditetapkan dengan perhitungan yang tepat.
`Ālimu Al-Ghaybi Wa Ash-Shahādati Al-Kabīru Al-Muta`ālī
013-009 Dialah yang mengetahui sesuatu yang gaib, yang luput dari jangkauan indera kita dan sesuatu yang nyata, yang dapat kita saksikan dengan indera, dengan ilmu-Nya yang jauh lebih luas dari sekadar apa yang kita lihat. Dia Mahabesar yang lebih besar dari segala yang ada di alam raya.
Sawā'un Minkum Man 'Asarra Al-Qawla Wa Man Jahara Bihi Wa Man Huwa Mustakhfin Bil-Layli Wa Sāribun Bin-Nahāri
013-010 Dia mengetahui segala keadaan kalian, perkataan dan perbuatan, semasa hidup. Dengan begitu, Dia mengetahui perkataan yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian tampakkan. Dia juga mengetahui persembunyian kalian di malam hari dan keluarnya kalian di siang hari. Semua itu sama dalam ilmu Allah.
Lahu Mu`aqqibātun Min Bayni Yadayhi Wa Min Khalfihi Yaĥfažūnahu Min 'Amri Allāhi ۗ 'Inna Allāha Lā Yughayyiru Mā Biqawmin Ĥattá Yughayyirū Mā Bi'anfusihim ۗ Wa 'Idhā 'Arāda Allāhu Biqawmin Sū'āan Falā Maradda Lahu ۚ Wa Mā Lahum Min Dūnihi Min Wa A-
013-011 Sesungguhnya Allahlah yang memelihara kalian. Setiap manusia memiliki sejumlah malaikat yang bertugas--atas perintah Allah--menjaga dan memeliharanya. Mereka ada yang menjaga dari arah depan dan ada juga yang menjaga dari arah belakang. Demikian pula, Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa dari susah menjadi bahagia, atau dari kuat menjadi lemah, sebelum mereka sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka sesuai dengan keadaan yang akan mereka jalani. Apabila Allah berkehendak memberikan bencana kepada suatu bangsa, tidak akan ada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari bencana itu. Tidak ada seorang pun yang mengendalikan urusan kalian hingga dapat menolak bencana itu.
Huwa Al-Ladhī Yurīkumu Al-Barqa Khawfāan Wa Ţama`āan Wa Yunshi'u As-Saĥāba Ath-Thiqāla
013-012 Kekuasaan Allah di dalam alam raya ini sungguh jelas dan nyata. Dialah, misalnya, yang memperlihatkan kilat kepada kalian yang membuat kalian takut melihatnya atau khawatir akan turun hujan yang tidak kalian butuhkan lalu memusnahkan tanaman kalian. Atau sebaliknya, kilat yang membuat kalian justru sangat berharap akan turunnya hujan lebat yang kalian perlukan untuk memperbaiki tanaman kalian. Dialah pula yang membentuk gumpalan awan yang penuh dengan air hujan.
Wa Yusabbiĥu Ar-Ra`du Biĥamdihi Wa Al-Malā'ikatu Min Khīfatihi Wa Yursilu Aş-Şawā`iqa Fayuşību Bihā Man Yashā'u Wa Hum Yujādilūna Fī Al-Lahi Wa Huwa Shadīdu Al-Miĥāli
013-013 Selain itu, tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa guruh pun tunduk dan patuh kepada Allah dengan sepenuhnya. Suara petir yang kalian dengar itu tak ubahnya sebagai tasbih yang telah menciptakannya, sebagai bukti kepatuhannya kepada Sang Pencipta. Demikian pula malaikat yang tidak dapat kalian lihat, mereka bertasbih pula memuji Allah Swt. Dialah yang menurunkan angin badai yang panas dan membakar, lalu menimpakannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Namun, meskipun bukti-bukti tentang kemahakuasaan Allah begitu nyata dan jelas, mereka masih saja mendebat tentang hakikat Allah. Padahal, Allah Mahakuat dan siasat-Nya dalam membalas makar kepada musuh-musuh-Nya pun sungguh sangat tajam.
Lahu Da`watu Al-Ĥaqqi Wa ۖ Al-Ladhīna Yad`ūna Min Dūnihi Lā Yastajībūna Lahum Bishay'in 'Illā Kabāsiţi Kaffayhi 'Ilá Al-Mā'i Liyablugha Fāhu Wa Mā Huwa Bibālighihi ۚ Wa Mā Du`ā'u Al-Kāfirīna 'Illā Fī Đalālin
013-014 Patung-patung yang mereka mohonkan sesuatu, baik dalam keadaan takut maupun dalam keadaan aman, tidak akan dapat mengabulkan permohonan mereka. Hubungan para penyembah patung dengan patung-patung yang disembahnya itu bagaikan orang yang membuka telapak tangannya untuk menyiduk air kemudian mendekatkannya ke mulut untuk meminumnya, sampai akhirnya hilang rasa dahaganya. Padahal, telapak tangan yang terbuka itu mustahil dapat membawa air sampai ke mulut. Kalau memang demikian keadaan mereka, maka doa dan permohonan mereka kepada patung-patung itu hanya kesia-siaan dan kerugian belaka!
Wa Lillāh Yasjudu Man Fī As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Ţaw`āan Wa Karhāan Wa Žilāluhum Bil-Ghudūwi Wa Al-'Āşāli
013-015 Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi seperti manusia, jin, malaikat dan makhluk-makhluk lainnya tunduk kepada kehendak dan kebesaran Allah, baik secara sadar dan patuh maupun secara tidak sadar dengan apa yang terjadi pada diri mereka. Bahkan, lebih dari itu, panjang pendeknya bayangan kalian di waktu siang dan petang, juga tunduk dan patuh kepada perintah dan larangan Allah.
Qul ManRabbu As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Quli Allāhu ۚ Qul 'Afāttakhadhtum Min Dūnihi~ 'Awliyā'a Lā Yamlikūna Li'nfusihim Naf`āan Wa Lā Đarrāan ۚ Qul Hal Yastawī Al-'A`má Wa Al-Başīru 'Am Hal Tastawī Až-Žulumātu Wa An-Nūr ۗ 'Am Ja`alū Lillāh Shurakā'a Khalaqū Kakhalqihi Fatashābaha Al-Khalqu `Alayhim ۚ Quli Allāhu Khāliqu Kulli Shay'in Wa Huwa Al-Wāĥidu Al-Qahhāru
013-016 Allah memerintah rasul-Nya untuk mendebat orang-orang musyrik sambil mengarahkan dan menjelaskan yang benar. Maka, Dia pun berfirman kepada Rasulullah saw., "Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, 'Siapakah yang menciptakan, memelihara dan mengatur segala yang ada di langit dan di bumi?' Kemudian jelaskan kepada mereka jawaban yang benar yang tidak membingungkan mereka. Katakan kepada mereka, 'Dialah Allah yang patut disembah, bukan selain Dia. Kalian semestinya memang hanya menyembah kepada-Nya, bukan kepada yang lain. ' Katakan pula kepada mereka, wahai Muhammad, 'Apakah kalian mengada-ada, setelah bukti tentang kemahaesaan Allah itu tampak jelas, lalu kalian tetap menyembah patung-patung yang kalian anggap sebagai tuhan tanpa kalian sendiri mengakui keesaannya? Padahal, patung-patung itu pun tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menguntungkan atau merugikan diri sendiri! Mengapa kalian menyamakan patung-patung itu dengan Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta ini? Sungguh, kalian benar-benar menyamakan Zat yang menciptakan segala sesuatu dengan sesuatu yang tidak memiliki apa-apa! Kalian, kalau demikian, bagikan orang yang menyamakan antara dua hal yang saling berlawanan. Apakah sama antara orang yang dapat melihat dengan orang yang tidak dapat melihat? Juga, apakah sama antara kegelapan yang kelam dengan cahaya yang terang?' Apakah mereka sengaja membuat persamaan itu, atau mereka terbawa oleh kesesatan mereka sehingga beranggapan bahwa patung-patung mereka adalah sekutu-sekutu Allah dalam penciptaan dan pengaturan makhluk, lalu persoalan penciptaan menjadi kacau bagi mereka seperti mereka sesat dalam beribadah? Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, 'Hanya Allah sendirilah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam raya ini. Dialah, hanya Dia sendiri, yang mencipta dan berhak disembah, dan yang Mahaunggul atas segala sesuatu. '"
013-017 Nikmat dan karunia Allah kepada kalian pun sungguh sangat jelas dan nyata, dan patung-patung kalian tidak mempunyai peran apa-apa tentang karunia-karunia itu. Hanya Dialah yang menurunkan hujan dari awan hingga mengakibatkan sungai dan lembah dapat mengalirkan air. Semua itu sesuai dengan ketentuan takdir yang telah ditetapkan Allah untuk dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan membuahkan pohon. Sungai-sungai itu, ketika mengalirkan air, membawa benda-benda yang tak berguna yang mengapung di atas permukaannya, mengalir mengikuti arah air, sedangkan di dalamnya terdapat benda-benda yang dapat dimanfaatkan dan tidak lenyap. Sementara benda yang tak berguna itu akan lenyap. Demikian pula halnya dengan kebenaran dan kebatilan. Yang pertama itu akan tetap, kekal dan tidak lenyap, sedangkan yang kedua akan lenyap. Selain itu, di antara tambang yang kalian olah dengan menggunakan api, ada yang dapat kalian ambil sebagai perhiasan seperti emas dan perak, ada pula yang dapat kalian pergunakan sebagaimana peralatan seperti besi dan tembaga. Ada juga yang tidak dapat dimanfaatkan, yang muncul di permukaan. Nah, yang tidak dapat dimanfaatkan itu hanya akan terbuang, sedangkan yang dapat digunakan akan bertahan. Demikian pula halnya dengan akidah dan kepercayaan. Akidah yang sesat akan lenyap tak berarti, dan akidah yang benar akan tetap, tidak akan lenyap. Dengan cara seperti ini Allah Swt. menerangkan yang sebenarnya. Allah mengumpamakan suatu dengan yang lainnya agar semuanya menjadi jelas(1). (1) Allah menjelaskan dua hal yang mirip dengan kebenaran, yaitu air jernih dan tambang murni, yang dapat diambil kegunaannya, juga dua hal yang mirip dengan kebaikan, yaitu buih air dan buih tambang yang larut, yang tidak dapat diambil kegunaannya. Dia menurunkan air hujan dari awan, lalu mengalirlah air lembah dan sungai dengan berbagai ukurannya, besar dan kecil. Air yang mengalir itu menghanyutkan buih yang muncul di atas permukaan air yang disebut busa air. Dari berbagai barang tambang yang dihasilkan orang melalui proses pembakaran seperti emas, perak, tembaga dan timah ada yang dapat dijadikan perhiasan atau peralatan seperti bejana. Ada juga yang berupa sampah seperti sampah air yang mengapung di atas permukaan air. Bagian barang tambang yang mengalir itu disebut khabîts (limbah). Dengan tamsil air dan limbahnya serta tambang dan limbahnya itu, Allah menerangkan kebenaran dan kebatilan. Kebenaran diibaratkan sebagai air dan tambang yang jernih, sedangkan kebatilan diibaratkan sebagai limbah air dan limbah tambang yang tidak mungkin dapat dimanfaatkan dan akan lenyap dan terbuang. Sedangkan air jernih dan tambang jernih yang dapat berguna untuk kepentingan manusia akan bertahan di dalam tanah agar dapat dimanfaatkan. Dengan tamsil yang sangat jelas seperti itulah Allah selalu memperlihatkan kebaikan dan kejahatan kepada manusia. Setelah menerangkan kebenaran dan kebatilan, Allah kemudian menerangkan orang yang mengikuti jalan yang benar dan jalan yang batil. Orang-orang yang mengikuti jalan yang benar dengan selalu bersikap patuh akan memperoleh pahala dan kenikmatan surga di akhirat. Sebaliknya, orang-orang yang lebih memilih jalan yang batil, meskipun mereka memiliki seluruh kekayaan dunia bahkan dua kali lebih banyak untuk menghindari siksaan Allah, tidak akan diterima.
Lilladhīna Astajābū Lirabbihimu Al-Ĥusná Wa ۚ Al-Ladhīna Lam Yastajībū Lahu Law 'Anna Lahum Mā Fī Al-'Arđi Jamī`āan Wa Mithlahu Ma`ahu Lāftadaw Bihi~ ۚ 'Ūlā'ika Lahum Sū'u Al-Ĥisābi Wa Ma'wāhum Jahannamu ۖ Wa Bi'sa Al-Mihādu
013-018 Dalam menyikapi petunjuk, manusia terbagi menjadi dua golongan. Pertama, golongan yang menerima dan menyambut baik ajakan Allah, Sang Pencipta dan Pengatur. Mereka ini akan memperoleh akibat baik di dunia dan di akhirat. Kedua, golongan yang tidak mau menerima ajakan Tuhan yang telah menciptakan mereka. Mereka ini akan merasakan akibat buruk di akhirat. Kalau saja mereka memiliki semua kekayaan di bumi, bahkan dua kali lebih banyak, mereka tidak akan mampu menghindar--dengan harta itu--dari akibat buruk yang mereka rasakan itu. Tetapi, dari mana mereka dapat memiliki harta sebanyak itu? Oleh karena itu, mereka memiliki perhitungan jelek yang berakhir dengan neraka jahanam. Sungguh, jahanam adalah tempat tinggal yang sangat buruk!
013-019 Orang-orang yang mendapat petunjuk dan orang-orang yang sesat tentu tidak sama. Apakah orang yang mengerti kebenaran ajaran yang diturunkan Allah--Tuhan yang memelihara dan memilihmu, Muhammad, untuk menyampaikan pesan-pesan suci-Nya--sama dengan orang yang tersesat dari kebanaran, hingga menjadi seperti orang buta yang tidak dapat melihat? Tidak ada yang dapat mengerti kebenaran dan merenungkan kebesaran Allah selain orang yang berakal dan berfikir.
Al-Ladhīna Yūfūna Bi`ahdi Allāhi Wa Lā Yanquđūna Al-Mīthāqa
013-020 Mereka yang mengetahui kebenaran itu adalah orang-orang yang menepati janji Allah pada mereka sesuai dengan fitrah, penciptaan dan kuatnya perjanjian itu. Mereka tidak akan memutuskan ikatan perjanjian yang kuat yang mereka lakukan atas nama Allah antara sesama mereka, apalagi dengan perjanjian yang lebih besar yang Allah lakukan dengan mereka melalui fitrah dan penciptaan serta dijadikannya mereka dapat mengetahui kebenaran lalu beriman, kecuali jika mereka sesat dalam keyakinan.
Wa Al-Ladhīna Yaşilūna Mā 'Amara Allāhu Bihi~ 'An Yūşala Wa Yakhshawna Rabbahum Wa Yakhāfūna Sū'a Al-Ĥisābi
013-021 Orang-orang yang beriman itu memiliki sifat cinta dan patuh. Mereka saling mencintai sesama manusia, terutama orang-orang yang memiliki hubungan kerabat dengan mereka. Mereka juga mendukung penguasa-penguasa mereka dalam memerintahkan kebenaran. Mereka mengetahui hak Allah, oleh karenanya mereka takut kepada-Nya, dan takut kepada hari perhitungan yang akan berakibat baik bagi mereka di hari kiamat. Oleh karena itu, mereka selalu tidak berbuat dosa sedapat mungkin.
Wa Al-Ladhīna Şabarū Abtighā'a Wajhi Rabbihim Wa 'Aqāmū Aş-Şalāata Wa 'Anfaqū Mimmā Razaqnāhum Sirrāan Wa `Alāniyatan Wa Yadra'ūna Bil-Ĥasanati As-Sayyi'ata 'Ūlā'ika Lahum `Uqbá Ad-Dāri
013-022 Mereka pun sabar akan cobaan yang diberikan dengan penuh mengharap perkenan dan rida Allah dalam menegakkan kebenaran. Mereka juga melaksanakan salat pada waktu dan dalam bentuk yang tepat, demi menyucikan jiwa mereka dan demi mengingat Allah. Selain itu, mereka juga menginfakkan sebagian kekayaan yang diberikan Allah, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan, tanpa riyâ'. Dengan sifat-sifat seperti ini, mereka akan memperoleh akibat yang baik dengan tinggal di tempat yang paling baik di hari kiamat, yaitu surga.
Jannātu `Adnin Yadkhulūnahā Wa ManŞalaĥa Min 'Ābā'ihim Wa 'Azwājihim Wa Dhurrīyātihim Wa ۖ Al-Malā'ikatu Yadkhulūna `Alayhim Min Kulli Bābin
013-023 Akibat baik itu adalah tempat tinggal yang tak akan pernah berakhir di surga yang penuh kenikmatan. Di sana mereka tinggal bersama leluhur-leluhur mereka yang akidah dan perbuatannya benar. Di samping itu, mereka juga tinggal bersama istri dan anak cucu mereka. Dari segala penjuru, malaikat akan mendatangi dan memberi ucapan selamat kepada mereka.
013-024 Para malaikat itu berkata, "Selamat dan damai abadilah untuk kalian, karena kesabaran kalian menahan derita dan cobaan, serta kesabaran kalian dalam memerangi keinginan nafsu." Betapa baiknya akibat yang kalian peroleh ini! Surga yang merupakan negeri kenikmatan.
Wa Al-Ladhīna Yanquđūna `Ahda Allāhi Min Ba`di Mīthāqihi Wa Yaqţa`ūna Mā 'Amara Allāhu Bihi~ 'An Yūşala Wa Yufsidūna Fī Al-'Arđi ۙ 'Ūlā'ika Lahumu Al-La`natu Wa Lahum Sū'u Ad-Dāri
013-025 Sifat-sifat baik orang-orang Mukmin itu berlawanan dengan sifat-sifat buruk orang-orang musyrik. Orang-orang musyrik tidak menepati janji Allah yang secara fitrah telah mereka ucapkan dahulu. Mereka melawan fitrah dan akal mereka sendiri dengan menyembah batu-batu yang tidak dapat memberikan keuntungan dan kerugian apa-apa. Mereka juga melanggar perjanjian mereka kepada sesama manusia, kemudian memutus tali kasih sayang dengan mereka, dan tali perhubungan mereka dengan Allah. Mereka tidak mematuhi perintah-perintah Allah dan tidak mengesakan-Nya dalam beribadah. Mereka juga melakukan tindak perusakan di muka bumi dengan melancarkan sikap permusuhan dan tidak memperbaiki serta memanfaatkan sumber daya alam. Allah Swt. sungguh tidak menyukai kesia-siaan dan perusakan.
Al-Lahu Yabsuţu Ar-Rizqa Liman Yashā'u Wa Yaqdiru ۚ Wa Fariĥū Bil-Ĥayāati Ad-Dunyā Wa Mā Al-Ĥayāatu Ad-Dunyā Fī Al-'Ākhirati 'Illā Matā`un
013-026 Kalau orang-orang Mukmin merasa bahwa orang-orang musyrik itu diberi banyak kekayaan, sedangkan mereka tidak demikian, maka hendaknya mereka menyadari bahwa Allah Swt. memang memberikan rezeki yang banyak kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya jika ia menempuh cara-cara mendapatkannya. Allah juga akan mempersempit rezeki seseorang yang dikehendaki-Nya. Dia akan memberi rezeki kepada orang yang beriman dan orang yang tidak beriman. Jangan kalian kira bahwa banyaknya harta pada orang-orang musyrik itu adalah bukti bahwa mereka berada dalam kebenaran. Akan tetapi, mereka kemudian terlena oleh harta mereka, padahal Allah memberikan kenikmatan dunia kepada orang yang menyukainya dan tidak menyukainya. Kehidupan dunia ini hanyalah kenikmatan sementara yang sedikit dan fana.
Wa Yaqūlu Al-Ladhīna Kafarū Lawlā 'Unzila `Alayhi 'Āyatun MinRabbihi ۗ Qul 'Inna Allāha Yuđillu Man Yashā'u Wa Yahdī 'Ilayhi Man 'Anāba
013-027 Sikap keras kepala orang-orang musyrik itu mendorong mereka untuk mengatakan, "Mengapa tidak diturunkan mukjizat lain kepada Muhammad?" Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Penyebab tidak berimannya kalian itu bukanlah kurangnya mukjizat, melainkan kesesatan kalian sendiri. Allah Swt. menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya, selama orang itu berjalan pada jalan kesesatan. Demikian pula, Allah akan memberi petunjuk kebenaran kepada siapa saja yang selalu kembali kepada Allah.
013-028 Orang-orang yang selalu kembali kepada Allah dan menyambut kebenaran itu adalah orang-orang yang beriman. Mereka adalah orang-orang yang ketika berzikir mengingat Allah dengan membaca al-Qur'ân dan sebagainya, hati mereka menjadi tenang. Hati memang tidak akan dapat tenang tanpa mengingat dan merenungkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah, dengan selalu mengharap keridaan-Nya.
Kadhālika 'Arsalnāka Fī 'UmmatinQadKhalat MinQablihā 'Umamun Litatluwa `Alayhimu Al-Ladhī 'Awĥaynā 'Ilayka Wa Hum Yakfurūna Bir-Raĥmani ۚ Qul Huwa Rabbī Lā 'Ilāha 'Illā Huwa `Alayhi Tawakkaltu Wa 'Ilayhi Matābi
013-030 Seperti halnya Kami mengutus sejumlah rasul kepada umat-umat terdahulu, yang menerangkan kebenaran kepada mereka--lalu ada yang sesat dan ada pula yang mendapat petunjuk--dan kepada mereka Kami berikan mukjizat yang membuktikan kebenaran pesan suci yang dibawanya, Kami pun mengutusmu kepada bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya. Sebelum itu, telah ada bangsa-bangsa lain yang telah berlalu. Mukjizatmu adalah al-Qur'ân, agar dapat kau bacakan dan kau terangkan arti dan kedudukannya kepada mereka. Mereka itu mengingkari kasih sayang Allah berupa penurunan al-Qur'ân. Katakan kepada mereka, "Allahlah yang menciptakan, memelihara dan mengasihiku. Tidak ada tuhan yang pantas disembah selain Dia. Aku hanya bertawakkal kepada-Nya. Kepada-Nyalah aku dan kalian akan kembali.
Wa Law 'Anna Qur'ānāan Suyyirat Bihi Al-Jibālu 'Aw Quţţi`at Bihi Al-'Arđu 'Aw Kullima Bihi Al-Mawtá ۗ Bal Lillāh Al-'Amru Jamī`āan ۗ 'Afalam Yay'asi Al-Ladhīna 'Āmanū 'An Law Yashā'u Allāhu Lahadá An-Nāsa Jamī`āan ۗ Wa Lā Yazālu Al-Ladhīna Kafarū Tuşībuhum Bimā Şana`ū Qāri`atun 'Aw Taĥullu Qarībāan Min Dārihim Ĥattá Ya'tiya Wa`du Allāhi ۚ 'Inna Allāha Lā Yukhlifu Al-Mī`āda
013-031 Mereka menuntut adanya mukjizat selain al-Qur'ân, padahal al-Qur'ân amat tinggi kedudukan dan pengaruhnya kalau mereka mau mencari dan tunduk kepada kebenaran. Kalau terbukti ada kitab suci yang dibacakan, lalu menggetarkan gunung hingga dapat bergerak dari tempatnya, atau membelah bumi, atau dapat membuat orang mati berbicara, itulah al-Qur'ân. Akan tetapi mereka keras kepala. Hanya pada Allah sajalah persoalan mukjizat dan pembalasan orang-orang yang ingkar. Dalam hal itu, Dia memiliki kekuasaan yang mutlak dan sempurna. Jika begitu keadaan orang-orang yang keras kepala, apakah orang-orang yang takut kepada kebenaran tidak putus asa dengan berimannya mereka, sementara keingkaran itu adalah atas kehendak Allah? Kalau Allah menghendaki memberi petunjuk kepada semua orang, tentu mereka semua akan berpetunjuk. Kekuasaan Allah sungguh amat jelas di hadapan mereka. Oleh karena itu, mereka masih terus tertimpa musibah yang amat besar, akibat perbuatan yang membinasakan itu, atau bencana yang turun di dekat mereka, sampai datang waktu yang telah ditentukan Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengkhianati janji-Nya.
013-032 Kalau orang-orang yang ingkar itu mengejek dan mengolok-olok ajaran yang kau bawa dan mengolok- olok al-Qur'ân, maka sesungguhnya rasul-rasul yang diutus sebelum kamu pun dahulu telah diejek pula. Oleh sebab itu, janganlah bersedih. Aku sengaja menunda siksa orang-orang yang ingkar itu, untuk kemudian Aku siksa dengan siksaan yang kejam, yang tidak dapat digambarkan kekejamannya.
'Afaman Huwa Qā'imun `Alá Kulli Nafsin Bimā Kasabat ۗ Wa Ja`alū Lillāh Shurakā'a Qul Sammūhum ۚ 'Am Tunabbi'ūnahu Bimā Lā Ya`lamu Fī Al-'Arđi 'Am Bižāhirin Mina Al-Qawli ۗ Bal Zuyyina Lilladhīna Kafarū Makruhum Wa Şuddū `Ani As-Sabīli ۗ Wa Man Yuđlili Allāhu Famā Lahu Min Hādin
013-033 Orang-orang musyrik itu benar-benar bodoh dalam sikap ingkar mereka. Mereka menjadikan sekutu- sekutu bagi Allah dalam beribadah. Apakah ada yang memelihara, mengawasi dan menghitung kebaikan dan keburukan yang dilakukan setiap orang yang menyembah patung ini? Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Berilah nama dan sifat-sifat mereka yang sebenarnya itu! Apakah mereka itu hidup? Apakah mereka dapat melindungi diri sendiri dari bahaya? Kalau mereka merupakan batu-batu yang tak dapat mendatangkan keuntungan dan kerugian, lalu apakah kalian menipu diri sendiri dengan memberitahukan Allah tentang sesuatu di bumi yang menurut dugaan kalian tidak diketahui oleh Allah? Atau, apakah mereka kalian tempatkan pada posisi yang disembah dengan ucapan-ucapan yang selalu kalian sebut. Yang benar adalah bahwa tipu daya mereka yang palsu itu telah menguasai diri mereka. Oleh sebab itu, mereka terpalingkan dari jalan yang benar sehingga tersesat. Orang yang kesesatannya seperti kesesatan mereka, tidak akan dapat ditunjuki oleh siapa pun, karena dirinya sendiri telah memalingkan diri dari petunjuk.
Lahum `Adhābun Fī Al-Ĥayāati Ad-Dunyā ۖ Wa La`adhābu Al-'Ākhirati 'Ashaqqu ۖ Wa Mā Lahum Mina Allāhi Min Wāqin
013-034 Di dunia, mereka disiksa dengan kekalahan, tertawan dan terbunuh, kalau orang-orang Mukmin tetap berjalan pada jalan yang benar. Selain itu, siksa akhirat yang pasti akan menimpa mereka, tentulah lebih kejam dan lebih kekal. Tidak ada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari siksaan Allah yang amat kejam di atas segalanya.
Mathalu Al-Jannati Allatī Wu`ida Al-Muttaqūna ۖ Tajrī Min Taĥtihā Al-'Anhāru ۖ 'Ukuluhā Dā'imun Wa Žilluhā ۚ Tilka `Uqbá Al-Ladhīna Attaqaw ۖ Wa `Uqbá Al-Kāfirīna An-Nāru
013-035 Jika mereka mendapat siksaan semacam itu, maka orang-orang Mukmin mendapatkan surga dengan kenikmatannya. Mereka memang telah dijanjikan untuk itu. Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang berpegang teguh pada kebenaran, dan memiliki iman sebagai benteng yang melindungi mereka dari kebatilan, adalah surga yang di bawah pepohonannya dialiri sungai-sungai dengan airnya yang tawar. Buah- buahannya abadi, tak akan pernah habis. Naungannya pun kekal. Itu adalah akibat baik bagi orang-orang yang tidak berbuat jahat. Sedangkan orang-orang yang ingkar, akibat yang akan dirasakan adalah neraka.
Wa Al-Ladhīna 'Ātaynāhumu Al-Kitāba Yafraĥūna Bimā 'Unzila 'Ilayka ۖ Wa Mina Al-'Aĥzābi Man Yunkiru Ba`đahu ۚ Qul 'Innamā 'Umirtu 'An 'A`buda Allāha Wa Lā 'Ushrika Bihi~ ۚ 'Ilayhi 'Ad`ū Wa 'Ilayhi Ma'ābi
013-036 Orang-orang diberi pengetahuan tentang kitab suci, semestinya bergembira dengan diturunkannya al-Qur'ân kepadamu. Sebab, kitab sucimu itu adalah kelanjutan dari pesan-pesan suci Allah terdahulu. Katakan kepada orang-orang yang beragama secara parsial, mengingkari sebagian dari apa yang diturunkan kepadamu karena sikap permusuhan dan fanatisme, "Aku hanya diperintahkan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Juga, selain itu, untuk mengajak orang lain agar beribadah hanya kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku akan kembali."
Wa Kadhalika 'Anzalnāhu Ĥukmāan `Arabīyāan ۚ Wa La'ini Attaba`ta 'Ahwā'ahum Ba`damā Jā'aka Mina Al-`Ilmi Mā Laka Mina Allāhi Min Wa Līyin Wa Lā Wāqin
013-037 Seperti Kami menurunkan kitab-kitab suci sebelumnya, Kami pun menurunkan kitab suci al-Qur'ân kepadamu yang menjadi penentu hukum di antara manusia dan pembenar kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur'ân Kami turunkan dengan bahasa Arab. Maka, jangan lagi kamu ikuti orang-orang musyrik dan Ahl al-Kitâb setelah kamu mendapat wahyu dan ilmu. Jika kamu masih mengikuti mereka, kamu tidak akan mempunyai penolong yang dapat membelamu dari siksa Allah. Kata-kata itu ditujukan kepada Rasulullah saw. dan juga, lebih-lebih, orang-orang Mukmin. Peringatan kepada orang-orang Mukmin itu bersifat sebenarnya, sedangkan untuk nabi bersifat menerangkan bahwa meskipun Rasulullah saw. adalah orang pilihan dan mempunyai derajat yang tinggi, beliau masih dapat diperingatkan.
Wa Laqad 'Arsalnā Rusulāan MinQablika Wa Ja`alnā Lahum 'Azwājāan Wa Dhurrīyatan ۚ Wa Mā Kāna Lirasūlin 'An Ya'tiya Bi'āyatin 'Illā Bi'idhni Allāhi ۗ Likulli 'Ajalin Kitābun
013-038 Apabila orang-orang musyrik heran bahwa kamu mempunyai istri dan keturunan, serta meminta mukjizat selain al-Qur'ân, maka sebetulnya Kami telah mengutus sebelummu rasu-rasul yang juga mempunyai istri dan anak. Rasul adalah manusia biasa, lengkap dengan sifat-sifatnya. Hanya saja, dia adalah orang yang terbaik di antara mereka. Seorang nabi tidak mungkin mendatangkan suatu mukjizat menurut kehendaknya atau kehendak kaumnya. Tetapi, yang mendatangkannya adalah Allah, dan Dialah yang mengizinkan nabi untuk mendatangkan mukjizat itu. Atas dasar itu setiap generasi mempunyai ketentuan dan mukjizat dari Allah yang sesuai dengan keadaan mereka.
Yamĥū Allahu Mā Yashā'u Wa Yuthbitu ۖ Wa `Indahu~ 'Ummu Al-Kitābi
013-039 Allah bebas menghapus dan menetapkan syariat dan mukjizat yang Dia kehendaki. Inti ajaran semua syariat yang tetap dan tidak mungkin berubah, yaitu kemahaesaan-Nya, inti-inti kebaikan, dan lain-lain, ada pada-Nya.
Wa 'In Mā Nuriyannaka Ba`đa Al-Ladhī Na`iduhum 'Aw Natawaffayannaka Fa'innamā `Alayka Al-Balāghu Wa `Alaynā Al-Ĥisābu
013-040 Apabila Kami tunjukkan kepadamu pahala atau siksa yang Kami janjikan kepada mereka, atau Kami matikan kamu sebelum itu, niscaya kamu akan menyaksikan kedahsyatan siksa yang menimpa orang-orang musyrik dan nikmat yang diberikan kepada orang-orang Mukmin. Tetapi itu semua bukan urusanmu. Tugasmu hanyalah menyampaikan pesan-pesan Kami, sedang yang akan mengadakan perhitungan nanti adalah Kami sendiri.
'Awalam Yaraw 'Annā Na'tī Al-'Arđa Nanquşuhā Min 'Aţrāfihā Wa ۚ Allāhu Yaĥkumu Lā Mu`aqqiba Liĥukmihi ۚ Wa Huwa Sarī`u Al-Ĥisābi
013-041 Sesungguhnya tanda-tanda siksa dan kekalahan telah ada. Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi tanah yang telah mereka kuasai, pada saat orang-orang Mukmin mengambilnya dari orang-orang musyrik sebagian demi sebagian. Dengan demikian, Kami telah mengikis daerah kekuasaan di sekitar mereka. Allah sendirilah yang menentukan kemenangan, kekalahan, pahala, dan siksa. Tidak ada yang dapat menolak keputusan-Nya. Perhitungan-Nya cepat dan tepat, tidak memerlukan waktu yang panjang, karena bagi-Nya pengetahuan segala sesuatu, sedang bukti-bukti nyata telah ada(1). (1) Ayat ini mengandung penemuan penemuan baru tentang bumi. Yaitu, pertama, bahwa kecepatan rotasi bumi dan resultannya menyebabkan dua kutubnya bertambah datar, maka terjadi pengurangan pada dua tepian bumi. Kedua, molekul-molekul atmosfer yang meluncur sangat cepat apabila telah melampaui ruang gravitasi bumi akan terlempar jauh ke luar kawasannya. Karena hal itu terjadi secara terus menerus, maka terjadi pengurangan pada tepian-tepian bumi secara terus-menerus pula. Penemuan ini bisa kita pakai sebagai tafsiran lain dari kata al-ardl yang di sini dan mayoritas buku tafsir diartikan dengan tanah kekuasaan musuh Islam.
Wa Qad Makara Al-Ladhīna MinQablihim Falillāhi Al-Makru Jamī`āan ۖ Ya`lamu Mā Taksibu Kullu Nafsin ۗ Wa Saya`lamu Al-Kuffāru Liman `Uqbá Ad-Dāri
013-042 Orang-orang sebelum mereka telah membuat rencana jahat terhadap rasul-rasulnya. Akan tetapi Allah Swt. telah mempunyai ketetapan untuk mengatur segala urusan orang-orang kafir di saat ini dan di masa akan datang. Pembalasan mereka nantinya akan sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Dialah yang mengetahui semua yang dilakukan oleh tiap orang. Jika mereka, dulu, tidak mengetahui bahwa akibat baik adalah untuk orang-orang Mukmin, maka kelak, pada hari kiamat mereka akan melihat dengan mata kepala sendiri, untuk siapa akibat baik berupa tinggal di surga.
Wa Yaqūlu Al-Ladhīna Kafarū Lasta Mursalāan ۚ Qul Kafá Billāhi Shahīdāan Baynī Wa Baynakum Wa Man `Indahu `Ilmu Al-Kitābi
013-043 Tujuan yang dilakukan oleh orang-orang yang ingkar dan tidak tunduk kepada kebenaran adalah agar mereka mengatakan kepadamu, wahai Nabi, "Kamu bukan seorang utusan Allah." Katakan kepada mereka, "Cukuplah bagiku, bahwa Allah dan orang yang mengetahui hakikat al-Qur'ân dengan bukti-bukti kebenaran yang dapat dipahami oleh akal sehat, menjadi hakim antara aku dan kalian."