012-001 [[12 ~ YUSUF (NABI YUSUF A. S.) Pendahuluan: Makkiyyah, 111 ayat ~ Surat ini termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah. Kisah Yûsuf dalam surat ini diceritakan pada 78 ayat. Surat ini dimulai dengan tiga ayat yang menyebutkan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad. Di ayat yang pertama disebut sebagai kitab suci yang jelas dan menjelaskan (al-kitâb al-mubîn). Sementara di ayat kedua disebut sebagai bacaan yang berbahasa Arab (al-Qur'ân al-'Arabiyy). Hal ini berarti, al-Qur'ân harus dipelihara dalam bentuk tulisan dan hafalan sekaligus. Kemudian pada ayat ketiga disebutkan bahwa al-Qur'ân mengandung kisah-kisah terbaik yang belum diketahui oleh Nabi Muhammad saw. sebelum turunnya wahyu. Hal ini membuktikan bahwa al-Qur'ân adalah wahyu Allah. Surat dan kisah di dalam surat ini ditutup dengan menegaskan kembali apa yang telah ditetapkan di awal-awal surat. Pada sepuluh ayat terakhir, Allah mengarahkan Nabi-Nya bahwa kisah ini termasuk berita-berita gaib yang belum pernah Nabi ketahui hakikat dan rinciannya sebelum wahyu turun. Dan juga ketika saudara- saudara Yûsuf sepakat berencana mencelakakannya, Nabi tidak berada ditengah-tengah mereka. Kemudian Allah memberitahukan rasul-Nya bahwa kepongahan dan kedengkianlah yang membuat kebanyakan manusia tetap mempertahankan kekufurannya, dan bahwa usaha keras yang dilakukan Nabi agar kebanyakan mereka beriman tidak berguna sama sekali. Di sini dijelaskan bahwa dalam menjalankan tugas Nabi tidak mengharap upah sedikit pun. Al-Qur'ân yang dibawanya itu hanyalah petunjuk dan peringatan bagi semua manusia. Sebagai penutup surat, Allah menyinggung hal ihwal para rasul yang kisahnya telah diceritakan, bagaimana sikap kaumnya dan kemenangan yang pada akhirnya mereka peroleh dari orang-orang kafir yang jahat. Allah menegaskan bahwa kisah-kisah para nabi itu merupakan pelajaran berharga bagi orang-orang berakal. Dan al-Qur'ân yang berbicara tentang kisah-kisah tersebut, juga yang lainnya, bukanlah dongeng palsu dari Allah. Akan tetapi al-Qur'ân itu adalah suatu kebenaran dan kitab yang membenarkan kitab-kitab suci samawi lainnya. Dia juga merupakan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang mau berfikir, menjadikan pelajaran dan beriman. Ciri yang paling menonjol dari surat ini, adalah kisah Yûsuf diceritakan secara lengkap. Tersebarnya dengki di keluarga itu karena kasih sayang yang diberikan kepada sebagian anak saja juga tampak di surat ini. Kedengkian putra-putra Ya'qûb terhadap saudara mereka, Yûsuf, membuat Yûsuf diceburkan ke dalam sumur. Akan tetapi Allah melindunginya dari rencana jahat mereka seperti halnya Dia menjaga Yûsuf dari godaan istri pembesar Mesir (al-'Azîz) ketika telah menginjak dewasa, sampai akhirnya Yûsuf mempunyai posisi penting di Mesir, negeri yang menjadi tumpuan saudara-saudaranya yang telah bersekongkol mencelakakannya. Demikian pula sikap Allah terhadap para nabi yang akan memenangkan mereka atas musuh dan membuat mereka eksis di muka bumi selama mereka berpegang teguh pada kebenaran, mempercayainya dan bersikukuh pada tali kebenaran.]] Alif, Lâm, Râ'. Huruf-huruf tersebut, dan huruf-huruf serupa lainnya yang merupakan bagian dari bahasa kalian, bangsa Arab, adalah juga bagian dari ayat-ayat al-Qur'ân yang mengandung mukjizat. Al-Qur'ân itu juga jelas dan menjelaskan kepada orang yang mencari kebenaran dan petunjuk. Huruf-huruf fonetis ini juga untuk menggugah perhatian mereka sehingga memperhatikan apa yang akan dibacakan walaupun mereka telah sepakat untuk tidak mendengarkannya.
012-002 Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu, Muhammad, sebuah firman berbahasa Arab yang dapat dibaca dan dihafal oleh bangsa Arab, agar mereka dapat memahaminya dan menyampaikannya kepada orang lain.
Naĥnu Naquşşu `Alayka 'Aĥsana Al-Qaşaşi Bimā 'Awĥaynā 'Ilayka Hādhā Al-Qur'āna Wa 'In Kunta MinQablihi Lamina Al-Ghāfilīna
012-003 Kami menyampaikan kepadamu, Muhammad, kisah yang paling baik dengan cara mewahyukan kitab suci al-Qur'ân ini kepadamu. Sebelum menerima wahyu itu kamu termasuk orang-orang yang belum mengetahui isinya dan yang mengandung nasihat-nasihat dan ayat-ayat yang jelas.
'IdhQāla Yūsufu Li'abīhi Yā 'Abati 'Innī Ra'aytu 'Aĥada `Ashara Kawkabāan Wa Ash-Shamsa Wa Al-QamaraRa'aytuhum Lī Sājidīna
012-004 Di antara kisah-kisah itu adalah kisah Yûsuf(1) ketika ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, tunduk dan bersujud di hadapanku." (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini.
012-005 Ayahnya berkata, "Hai anakku, jangan kamu ceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaramu, sebab akan menimbulkan kedengkian di hati mereka sehingga mereka tergoda oleh setan untuk mengatur siasat mencelakakanmu. Mereka akan membuat tipu daya dan berbuat makar terhadapmu. Sesungguhnya setan adalah musuh manusia yang sangat nyata.
Wa Kadhalika Yajtabīka Rabbuka Wa Yu`allimuka Min Ta'wīli Al-'Aĥādīthi Wa Yutimmu Ni`matahu `Alayka Wa `Alá 'Āli Ya`qūba Kamā 'Atammahā `Alá 'Abawayka MinQablu 'Ibrāhīma Wa 'Isĥāqa ۚ 'Inna Rabbaka `Alīmun Ĥakīmun
012-006 Seperti halnya kamu lihat dirimu dalam mimpi sebagai tuan yang ditaati, memiliki kehormatan dan kedudukan, Tuhanmu memilih kamu dan mengajarkanmu takwil mimpi yang membuat kamu dihormati. Allah juga menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan keluarga Ya`qub dengan kenabian dan kerasulan, sama halnya ketika Dia menyempurnakan rahmat-Nya kepada dua orang tua sebelum bapakmu yaitu Ibrâhîm dan Ishâq. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksna sehingga tidak pernah salah, Maha Mengetahui sehingga Dia memilih hamba-Nya yang diketahui pantas untuk dipilih.
Laqad Kāna Fī Yūsufa Wa 'Ikhwatihi~ 'Āyātun Lilssā'ilīna
012-007 Di dalam kisah Yûsuf dan saudara-saudaranya terdapat pelajaran dan bukti-bukti kekuasaan Allah bagi orang-orang yang menanyakan dan ingin mengetahuinya.
'IdhQālū Layūsufu Wa 'Akhūhu 'Aĥabbu 'Ilá 'Abīnā Minnā Wa Naĥnu `Uşbatun 'Inna 'Abānā Lafī Đalālin Mubīnin
012-008 Yaitu, ketika saudara-saudara Yûsuf berkata kepada sesama mereka, "Sesungguhnya Yûsuf dan saudara kandungnya lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita adalah satu kelompok yang kuat dan lebih bermanfaat bagi ayah daripada mereka berdua. Dengan lebih menganakemaskan Yûsuf dan saudara kandungnya daripada kita, sesungguhnya ayah kita telah keliru dan jauh dari kebenaran. Padahal kebenaran itu amat jelas."
Aqtulū Yūsufa 'Awi Aţraĥūhu 'Arđāan Yakhlu Lakum Wajhu 'Abīkum Wa Takūnū Min Ba`dihiQawmāanŞāliĥīna
012-009 Bunuh saja Yûsuf atau buang ia ke suatu daerah yang jauh dari ayahnya dan tidak bisa dijamah oleh ayah supaya kecintaan dan perhatian ayah hanya tertuju pada kalian. Sesudah kalian menjauhkan Yûsuf darinya dengan membunuh atau membuangnya kalian, akan menjadi orang-orang yang baik, sebab Allah menerima tobat kalian dan ayah pun akan memaafkan perbuatan kalian.
012-010 Salah seorang pembicara di antara mereka berkata, "Jangan kalian bunuh Yûsuf, sebab, itu perbuatan yang amat jahat. Tetapi masukkanlah ia ke dalam lobang sumur yang tidak seorang pun melihatnya. Nantinya ia akan ditemukan oleh beberapa orang musafir, jika embernya diulurkan ke dalam sumur, dan membawanya pergi jauh dari kalian dan ayah kalian. Lakukanlah itu jika kalian ingin menjauhkannya dan mewujudkan maksud kalian.
012-011 Setelah sepakat untuk menjauhkan Yûsuf, mereka berkata, "Wahai ayah, apa yang membuatmu ragu untuk melepas Yûsuf dan merasa tidak aman kalau ia bersama kami? Kami tegaskan kepadamu bahwa kami sangat mencintai dan menyayanginya serta selalu menginginkan kebaikan baginya. Tidak akan engkau dapatkan dari kami selain cinta dan nasihat yang tulus."
'Arsilhu Ma`anā Ghadāan Yarta` Wa Yal`ab Wa 'Innā Lahu Laĥāfižūna
012-012 Izinkan ia pergi bersama kami besok ke tempat bermain, agar ia bisa bermain-main dan bersenang- senang dengan makanan yang enak. Kami akan berusaha keras untuk menjaga dan melindunginya dari segala bentuk gangguan."
Qāla 'Innī Layaĥzununī 'An Tadh/habū Bihi Wa 'Akhāfu 'An Ya'kulahu Adh-Dhi'bu Wa 'Antum `Anhu Ghāfilūna
012-013 Ayah mereka berkata, "Aku sungguh merasa sedih melepas kalian pergi jauh dariku. Aku khawatir, jika aku percayakan ia kepada kalian, ia akan dimakan serigala, sementara kalian lengah."
Qālū La'in 'Akalahu Adh-Dhi'bu Wa Naĥnu `Uşbatun 'Innā 'Idhāan Lakhāsirūna
012-014 Mereka berkata, "Kami bersumpah kepadamu, kalau ia sampai dimakan serigala, sementara kami orang-orang yang kuat, maka itu merupakan suatu keaiban dan kerugian. Kalau kekhawatiranmu itu terjadi, sungguh kami telah kehilangan sesuatu yang harus dijaga dan tidak boleh dilalaikan. Percayalah, kami tidak akan lengah menjaganya. Sebab, kalau kami lalai, berarti kami telah merugikan dan menghinakan diri kami sendiri."
Falammā Dhahabū Bihi Wa 'Ajma`ū 'An Yaj`alūhu Fī Ghayābati Al-Jubbi ۚ Wa 'Awĥaynā 'Ilayhi Latunabbi'annahum Bi'amrihim Hādhā Wa Hum Lā Yash`urūna
012-015 Ketika mereka telah pergi jauh dari ayahnya dan sepakat untuk menceburkan Yûsuf ke dalam sumur, mereka segera melaksanakan keinginannya. Yûsuf Kami berikan wahyu berupa ketenangan dan keyakinan pada Allah. Juga Kami wahyukan bahwa Allah akan membuka mereka siasat yang mereka rencanakan dan mereka laksanakan. Mereka tidak ingat lagi ketika ia beritahukan mereka bahwa dirinya adalah Yûsuf, orang yang menjadi sasaran persengkokolan mereka. Mereka mengira telah menghilangkan jejaknya dan merasa terlepas dari Yûsuf.
Qālū Yā 'Abānā 'Innā Dhahabnā Nastabiqu Wa Taraknā Yūsufa `Inda Matā`inā Fa'akalahu Adh-Dhi'bu ۖ Wa Mā 'Anta Bimu'uminin Lanā Wa Law Kunnā Şādiqīna
012-017 Mereka berkata, "Wahai ayah, ketika kami pergi berlomba memanah dan lari kami tinggalkan Yûsuf di dekat barang-barang kami untuk menjaganya. Lalu ia dimakan serigala saat kami berada di kejauhan dan sibuk dengan perlombaan. Ayah tentu tidak akan percaya omongan kami walaupun apa yang kami katakan itu benar."
Wa Jā'ū `Alá Qamīşihi Bidamin Kadhibin ۚ Qāla Bal Sawwalat Lakum 'Anfusukum 'Amrāan ۖ Faşabrun Jamīlun Wa ۖ Allāhu Al-Musta`ānu `Alá Mā Taşifūna
012-018 Mereka mendatangkan baju gamisnya yang berlumuran darah, untuk menjadi bukti pengakuan mereka, yang mereka katakan itu sebagai darah Yûsuf, agar ayah mereka percaya. Akan tetapi sang ayah berkata, "Serigala tidak memakan Yûsuf seperti yang kalian katakan. Tetapi diri kalian telah memandang baik perbuatan jahat itu, sehingga kalian pun melakukannya. Aku hanya bisa bersabar yang tidak disertai rasa cemas terhadap apa yang aku derita dari kalian. Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan atas kebohongan yang kalian katakan.
Wa Jā'at Sayyāratun Fa'arsalū Wa Aridahum Fa'adlá Dalwahu ۖ Qāla Yā Bushrá Hādhā Ghulāmun ۚ Wa 'Asarrūhu Biđā`atan Wa ۚ Allāhu `Alīmun Bimā Ya`malūna
012-019 Kemudian datanglah sekelompok orang musafir, yang akan menuju Mesir, ke sumur itu. Mereka mengutus orang yang akan mengambil air untuk memberi minum mereka. Orang itu menurunkan timba, kemudian mengangkatnya. Tiba-tiba Yûsuf terangkat dan bergantungan di timba tersebut. Pengambil air itu berteriak gembira, "Ada berita gembira. . . ! Aku menemukan seorang anak muda. . . !" Mereka lalu menyembunyikan Yûsuf di antara barang-barang dagangan yang diperjualbelikan. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.
Wa Sharawhu Bithamanin Bakhsin Darāhima Ma`dūdatin Wa Kānū Fīhi Mina Az-Zāhidīna
012-020 Mereka menjual Yûsuf dengan harga sangat rendah, hanya beberapa dirham saja. Mereka merasa tidak tertarik oleh Yûsuf karena khawatir keluarganya akan mengetahuinya dan merampasnya dari mereka.
Wa Qāla Al-Ladhī Ashtarāhu Min Mişra Li'imra'atihi~ 'Akrimī Mathwāhu `Asá 'An Yanfa`anā 'Aw Nattakhidhahu Waladāan ۚ Wa Kadhalika Makkannā Liyūsufa Fī Al-'Arđi Wa Linu`allimahu Min Ta'wīli Al-'Aĥādīthi Wa ۚ Allāhu Ghālibun `Alá 'Amrihi Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna
012-021 Orang Mesir yang membeli Yûsuf berkata kepada istrinya, "Perlakukan dan layani anak ini dengan baik, agar ia betah tinggal bersama kita, siapa tahu ia akan bermanfaat bagi kita. Atau, kita angkat ia sebagai anak. Seperti halnya posisi terhormat dan tempat tinggal mulia ini, Kami berikan kepada Yûsuf di Mesir kedudukan besar lainnya, agar ia dapat bertindak secara adil dan terencana, dan agar Kami dapat mengajarkannya takwil mimpi sehingga ia bersiap-siap setelah mengetahui apa yang akan terjadi. Allah Mahakuat lagi Mahakuasa untuk melaksanakan segala apa yang dikehendaki-Nya. Tidak ada yang dapat menghalangi-Nya untuk melakukan sesuatu. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hikmah- Nya yang tersembunyi dan siasat-Nya yang halus.
Wa Lammā Balagha 'Ashuddahu~ 'Ātaynāhu Ĥukmāan Wa `Ilmāan ۚ Wa Kadhalika Najzī Al-Muĥsinīna
012-022 Tatkala Yûsuf telah cukup dewasa, Kami berikan kepada-Nya pemahaman yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Seperti halnya Kami memberikan balasan kepadanya lantaran kebaikan yang ia lakukan, Kami juga memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik karena perbuatan baik mereka.
Wa Rāwadat/hu Allatī Huwa Fī Baytihā `An Nafsihi Wa Ghallaqati Al-'Abwāba Wa Qālat Hayta Laka ۚ Qāla Ma`ādha Allāhi ۖ 'InnahuRabbī 'Aĥsana Mathwāya ۖ 'Innahu Lā Yufliĥu Až-Žālimūna
012-023 Wanita yang rumahnya ditempati Yûsuf di bawah kekuasaannya ingin merayu Yûsuf agar ia mau menggaulinya. Wanita itu mendekat ke hadapan Yûsuf dan menampakkan keindahan tubuhnya. Ia menutup semua pintu rapat-rapat dan berkata, "Kemarilah mendekat kepadaku, telah kusediakan diriku untukmu." Yûsuf berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari segala bentuk kejahatan. Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu besamamu sementara suamimu yang mulia itu adalah tuanku yang telah memposisikan aku dengan baik? Sesungguhnya tidak akan beruntung orang-orang yang menzalimi manusia dengan berkhianat melakukan zina."
Wa Laqad Hammat Bihi ۖ Wa Hamma Bihā Lawlā 'AnRa'á Burhāna Rabbihi ۚ Kadhālika Linaşrifa `Anhu As-Sū'a Wa Al-Faĥshā'a ۚ 'Innahu Min `Ibādinā Al-Mukhlaşīna
012-024 Wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan itu dengan Yûsuf. Yûsuf pun demikian juga, andaikata ia tidak melihat sinar cahaya Allah yang benar. Akhirnya Yûsuf tidak mengikuti kecenderungan dan hawa nafsunya dan terhindar dari maksiat, perbuatan khianat serta tetap dalam kesuciannya. Demikianlah kami buat Yûsuf tegar dalam kesuciannya agar ia Kami palingkan dari kejahatan khianat dan zina. Sesungguhnya Yûsuf termasuk dalam hamba-hamba Allah yang ikhlas dalam sikap beragama mereka kepada-Nya.
Wa Astabaqā Al-Bāba Wa Qaddat Qamīşahu Min Duburin Wa 'Alfayā Sayyidahā Ladá Al-Bābi ۚ Qālat Mā Jazā'u Man 'Arāda Bi'ahlika Sū'āan 'Illā 'An Yusjana 'Aw `Adhābun 'Alīmun
012-025 Dengan cepat Yûsuf berlari menuju pintu keluar. Wanita itu pun segera mendahuluinya untuk menghalanginya keluar, dan menarik baju gamisnya dari belakang hingga koyak. Di depan pintu, keduanya mendapatkan suami wanita itu. Ia pun mencoba untuk membangkitkan amarah suaminya dengan mengatakan, "Tidak ada balasan bagi orang yang hendak berbuat serong dengan istrimu kecuali penjara atau siksa yang menyakitkan."
Qāla Hiya Rāwadatnī `An Nafsī ۚ Wa Shahida Shāhidun Min 'Ahlihā 'In Kāna QamīşuhuQudda MinQubulin Faşadaqat Wa Huwa Mina Al-Kādhibīna
012-026 Untuk membela dirinya, Yûsuf berkata, "Istrimulah yang memintaku dan berusaha memperdayaku." Keduanya saling melempar tuduhan. Kemudian salah seorang dari keluarga bertindak sebagai penengah dan mengatakan, "Jika baju gamisnya koyak di muka, maka pengakuan wanita itu benar, dan Yûsuf termasuk orang-orang yang dusta.
Falammā Ra'áQamīşahuQudda Min DuburinQāla 'Innahu Min Kaydikunna ۖ 'Inna Kaydakunna `Ažīmun
012-028 Tatkala sang suami melihat baju gamis Yûsuf koyak di belakang, ia berkata kepada istrinya, "Sesungguhnya tuduhan berbuat serong yang kamu lemparkan kepada Yûsuf, padahal kamu sendiri yang melakukannya, itu memang tipu daya wanita belaka. Sesungguhnya tipu daya kalian, wanita, amatlah kejam.
Yūsufu 'A`riđ `An Hādhā ۚ Wa Astaghfirī Lidhanbiki ۖ 'Innaki Kunti Mina Al-Khāţi'īna
012-029 Kamu, Yûsuf, lupakanlah peristiwa ini. Rahasiakan dan jangan kau sebut-sebut lagi. Dan kamu, istriku, mintalah ampunan atas dosamu. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang berdosa yang sengaja melakukan kesalahan dan dosa, kemudian melemparkan tuduhan dosa itu kepada orang lain."
012-030 Kemudian berita tentang peristiwa itu pun sampai kepada sekelompok wanita di kota itu. Mereka ramai memperbincangkannya dan mengatakan, "Istri al-'Azîz (pembesar kerajaan) telah menggoda dan memperdaya Yûsuf untuk mengikuti keinginannya. Cintanya kepada pemuda itu sangat mendalam. Kami yakin, jalan yang ditempuh oleh wanita itu bersama bujangnya adalah kesesatan dan kesalahan yang nyata."
Falammā Sami`at Bimakrihinna 'Arsalat 'Ilayhinna Wa 'A`tadat Lahunna Muttaka'an Wa 'Ātat Kulla Wāĥidatin Minhunna Sikkīnāan Wa Qālati Akhruj `Alayhinna ۖ Falammā Ra'aynahu~ 'Akbarnahu Wa Qaţţa`na 'Aydiyahunna Wa Qulna Ĥāsha Lillāh Mā Hādhā Basharāan 'In Hādhā 'Illā Malakun Karīmun
012-031 Tatkala istri al-'Azîz mendengar gosip dan cercaan mereka tentang dirinya, ia pun mengundang mereka ke rumahnya. Mereka disediakan bantal untuk bersandar. Setelah mereka datang dan duduk bersandar, masing-masing diberi sebuah pisau, lalu disediakan makanan untuk dimakan dengan pisau yang telah mereka terima. Wanita itu berkata kepada Yûsuf, "Tampakkan dirimu kepada mereka." Ketika Yûsuf muncul dan dilihat oleh wanita-wanita itu, mereka terpesona oleh ketampanannya. Begitu kagum dan takjubnya, mereka tidak sadar melukai tangan ketika memotong makanan. Dengan terkagum-kagum, mereka berkata, "Allah Mahasuci! Yang kami lihat ini bukanlah manusia, sebab manusia tidak mungkin setampan dan seelok ini. Ia tidak lain hanyalah malaikat yang sangat sempurna dan mulia sifat-sifatnya."
Qālat Fadhālikunna Al-Ladhī Lumtunnanī Fīhi ۖ Wa LaqadRāwadttuhu `An Nafsihi Fāsta`şama ۖ Wa La'in Lam Yaf`al Mā 'Āmuruhu Layusjananna Wa Layakūnāan Mina Aş-Şāghirīna
012-032 Istri al-'Azîz mengomentari omongan mereka dengan berkata, "Pemuda tampan yang telah memesona dan membuat kalian terkagum-kagum itulah yang membuat kalian mencerca aku. Aku telah memintanya dan mencoba memperdayanya untuk memenuhi ajakanku, tetapi ia enggan, seakan-akan dirinya terjaga dan ia ingin selalu terus menjaganya. Sungguh, jika ia tidak menuruti perintahku, maka ia akan dijebloskan ke dalam penjara dan akan menjadi terhina."
Qāla Rabbi As-Sijnu 'Aĥabbu 'Ilayya Mimmā Yad`ūnanī 'Ilayhi ۖ Wa 'Illā Taşrif `Annī Kaydahunna 'Aşbu 'Ilayhinna Wa 'Akun Mina Al-Jāhilīna
012-033 Yûsuf berkata, setelah mendengar ancaman istri al-'Azîz dan juga mendengar nasihat wanita-wanita itu agar menuruti saja keinginannya, "Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada permintaan mereka kepadaku. Sebab, itu berarti melanggar perintah-Mu. Kalau saja Engkau tidak melindungi aku dari makar dan tipu daya mereka, niscaya aku cenderung mengikuti mereka, sehingga aku termasuk orang-orang bodoh dan bersalah."
Fāstajāba LahuRabbuhu Faşarafa `Anhu Kaydahunna ۚ 'Innahu Huwa As-Samī`u Al-`Alīmu
012-034 Lalu Allah memperkenankan doa Yûsuf dan menghindarkannya dari tipu daya jahat mereka. Sesungguhnya hanya Dialah yang Maha Mendengar segala permohonan hamba-hamba-Nya yang memohon, Maha Mengetahui keadaan mereka dan yang maslahat untuk mereka.
012-035 Setelah melihat bukti-bukti nyata yang menyatakan Yûsuf tidak bersalah, al-'Azîz dan keluarganya menyepakati suatu rencana dan berjanji akan melaksanakannya. Yaitu, mereka akan memasukkan Yûsuf ke dalam penjara dalam waktu singkat atau lama. Dengan demikian, istrinya terhindar dari omongan orang yang tidak baik dan selamat dari kesesatan.
012-036 Bersama Yûsuf, masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda dari pelayan raja. Salah seorang di antara mereka berkata kepada Yûsuf, "Aku bermimpi memeras anggur untuk kujadikan khamar." Yang lainnya berkata, "Aku bermimpi membawa roti di atas kepala, kemudian sebagian roti itu dimakan burung. Beritahulah kami, hai Yûsuf, takwil mimpi kami dan kesudahan nasib kami berdasarkan petunjuk mimpi itu. Sesungguhnya Kami sangat yakin bahwa kamu termasuk orang-orang yang mempunyai sifat baik dan kemampuan menakwil mimpi dengan baik."
012-037 Sambil menegaskan apa yang telah mereka berdua ketahui tentang dirinya, Yûsuf berkata, "Tidak didatangkan untuk kalian berdua makanan sebagai rezeki yang telah ditetapkan untuk kalian, melainkan aku dapat memberitahukan bahwa itu untuk kalian sebelum makanan itu datang, dan aku dapat menceritakan seluk beluknya, serta cara membuatnya. Itulah takwil mimpi dan berita-berita gaib yang telah diajarkan dan diwahyukan Tuhanku kepadaku oleh sebab aku hanya beribadah kepada-Nya dan menolak untuk menyekutukan-Nya. Aku juga meninggalkan agama orang-orang yang tidak percaya kepada Allah dan tidak beriman secara benar. Mereka ingkar kepada hari akhirat dan pembalasannya.
Wa Attaba`tu Millata 'Ābā'ī 'Ibrāhīma Wa 'Isĥāqa Wa Ya`qūba ۚ Mā Kāna Lanā 'An Nushrika Billāhi MinShay'in ۚ Dhālika Min Fađli Allāhi `Alaynā Wa `Alá An-Nāsi Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Yashkurūna
012-038 Aku tinggalkan agama orang-orang kafir itu dan aku ikuti agama leluhurku, Ibrâhîm, Ishâq, dan Ya'qûb. Aku hanya menyembah kepada Allah semata. Tidak patut bagi kami mempersekutukan sesuatu apa pun bentuknya--malaikat, jin atau manusia--dengan Allah, apalagi berhala-berhala yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat, tidak dapat mendengar dan melihat. Ajaran tauhid semacam itu adalah karunia yang diberikan oleh Allah kepada kami dan semua manusia, sebab kami deperintahkan untuk menyampaikannya kepada mereka. Kebanyakan manusia tidak mensyukuri karunia tersebut, tetapi malah mengingkarinya.
012-039 Wahai kedua teman sepenjaraku, apakah tuhan-tuhan yang banyak, yang masing-masing dipatuhi oleh manusia, lebih baik daripada Allah Yang Esa dan tidak terkalahkan?
Mā Ta`budūna Min Dūnihi~ 'Illā 'Asmā'an Sammaytumūhā 'Antum Wa 'Ābā'uukum Mā 'Anzala Allāhu Bihā Min Sulţānin ۚ 'Ini Al-Ĥukmu 'Illā Lillāh ۚ 'Amara 'Allā Ta`budū 'Illā 'Īyāhu ۚ Dhālika Ad-Dīnu Al-Qayyimu Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna
012-040 Apa yang kalian sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian katakan sebagai dongeng belaka, yang sama sekali tidak ada bukti kebenarannya dari Allah sebagai tuhan. Aturan peribadatan dan apa yang patut dan tidak patut disembah hanyalah milik Allah. Dia menyuruh agar kalian tidak tunduk kepada selain-Nya dan agar kalian hanya menyembah kepada-Nya. Itulah agama yang lurus dan benar yang ditunjukkan oleh bukti-bukti nyata. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengambil petunjuk dari bukti-bukti itu dan tidak mengetahui kebodohan dan kesesatan mereka.
012-041 Wahai kedua teman sepenjaraku, inilah takwil mimpi kalian. Kamu, yang bermimpi memeras anggur, akan keluar dari penjara dan menjadi penyuguh minuman khamar raja. Sedangkan kamu, akan disalib dan dibiarkan tersalib sehingga datang burung dan memakan sebagian kepalamu. Selesailah sudah perkara yang kalian tanyakan kepadaku berupa takwil mimpi seperti yang aku jelaskan tadi.
012-042 Kepada salah seorang dari dua temanya yang diperkirakan akan dibebaskan dari penjara, Yûsuf berkata, "Ceritalah tentang aku kepada raja. Semoga ia akan menyelamatkan aku dari penderitaan ini." Akan tetapi, orang itu disibukkan oleh setan hingga lupa menceritakan kisah Yûsuf kepada raja. Akhirnya Yûsuf tetap mendekam dalam penjara tidak kurang dari tiga tahun.
Wa Qāla Al-Maliku 'Innī 'Ará Sab`a Baqarātin Simānin Ya'kuluhunna Sab`un `Ijāfun Wa Sab`a Sunbulātin Khuđrin Wa 'Ukhara Yā ۖ Bisātin Yā 'Ayyuhā Al-Mala'u 'Aftūnī Fī Ru'uyā Ya 'In Kuntum Lilrru'uyā Ta`burūna
012-043 Raja berkata: Aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus dan lemah. Aku juga melihat tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir lainnya kering. Wahai para pakar dan cerdik pandai, terangkanlah mimpiku ini jika kalian tahu ta'bir mimpi.
Wa Qāla Al-Ladhī Najā Minhumā Wa Aiddakara Ba`da 'Ummatin 'Anā 'Unabbi'ukum Bita'wīlihi Fa'arsilūni
012-045 Salah seorang teman Yûsuf dipenjara yang selamat setelah beberapa lama ingat pesan Yûsuf. Iapun berkata; Aku akan beritahukan kalian ta'bir mimpi yang diceritakan oleh raja. Utuslah aku kepada orang yang pandai menta'bir mimpi, maka akan aku beritahukan kalian ta'birnya.
012-046 Penyuguh minuman raja itu pun pergi memanggil Yûsuf, "Wahai Yûsuf yang selalu menjaga kejujuran, beritahulah kami takwil mimpi tentang tujuh sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi kurus. Terangkan pula takwil mimpi tentang tujuh bulir gandung yang hijau dan tujuh bulir lain yang kering. Aku berharap dapat kembali kepada kaumku dengan membawa penjelasan darimu, agar mereka mengerti makna mimpi- mimpi itu dan tahu akan ilmu dan kemuliaanmu.
012-047 Yûsuf berkata, "Takwil mimpi itu adalah bahwa kalian akan bertani gandum selama tujuh tahun berturut-turut dan sungguh-sungguh. Kemudian, ketika kalian menuai hasilnya, simpanlah buah itu bersama tangkainya. Ambillah sedikit saja sekadar cukup untuk kalian makan pada tahun-tahun itu dengan tetap menjaga asas hemat."(1) (1) Ayat ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern bahwa membiarkan biji atau buah dengan tangkainya saat disimpan akan mempu mengawetkan dan mencegah kebusukan akibat faktor udara. Lebih dari itu, buah itu akan tetap mengandung zat-zat makanannya secara utuh.
012-048 "Setelah tujuh tahun masa subur itu," kata Yûsuf melanjutkan, "akan datang tujuh tahun masa kering. Pada saat itu kalian dapat memakan apa yang selama ini kalian simpan, dengan tetap menyisakan sedikit untuk disimpan, guna dijadikan benih pada musim tanam berikutnya.
Thumma Ya'tī Min Ba`di Dhālika `Āmun Fīhi Yughāthu An-Nāsu Wa Fīhi Ya`şirūna
012-049 Setelah tujuh tahun masa kering dan gersang itu berlalu, akan datang suatu masa di mana orang-orang mendapat curahan air hujan. Saat itu mereka dapat membuat minuman dari anggur, zaitun dan segala jenis minuman buah."
012-050 Sang raja tergugah oleh kemampuan Yûsuf dalam menakwilkan mimpinya lalu berkenan mengundangnya. Ia memerintahkan pembantu-pembantunya untuk mendatangkan Yûsuf. Ketika seorang utusan yang ditugaskan memanggil Yûsuf datang menemuinya, hal itu tidak mengurangi penderitaannya meskipun mengandung berita tentang pembebasannya. Kepedihan seorang narapidana tidak mampu mendorongnya untuk segera membebaskan diri dari sempit dan kejamnya penjara. Sebaliknya, ia lebih memilih untuk menangguhkannya sebelum terbukti bahwa ia tidak bersalah daripada mempercepat keluar, sementara tuduhan terhadapnya masih tetap menyangkut pada dirinya. Yûsuf lalu berkata kepada sang utusan, "Kembalilah kepada tuanmu dan mintalah kepadanya agar meninjau kembali tuduhannya terhadap diriku dengan bertanya kepada wanita-wanita yang dikumpulkan oleh istri raja sebagai upaya memperdaya aku yang, karena dikuasai rasa kagum, sampai memotong tangan mereka. Apakah dengan kejadian itu lantas muncul keyakinan bahwa aku tidak bersalah dan aku tetap suci? Atau sebaliknya, bahwa aku ini kotor? Semua itu aku minta untuk membeberkan kebenaran di mata orang banyak. Tuhanku sungguh Maha Mengetahui tipu muslihat mereka.
012-051 Raja lalu mendatangkan wanita-wanita itu dan bertanya kepada mereka, "Apa yang terjadi pada diri kalian ketika kalian berusaha membujuk Yûsuf agar ia terlena dan lengah akan kemurnian dan kesucian dirinya? Apakah kalian melihat bahwa Yûsuf tertarik kepada kalian?" Mereka menjawab, "Allah Mahasuci dari sifat lupa terhadap hamba-Nya sehingga kesucian sang hamba tercemari. Kami tidak menemukan pada dirinya suatu aib." Ketika itu naluri baik pada istri al-'Azýîz itu muncul dan mendominasi, sehingga ia terdorong untuk mengatakan, "Sekarang sudah jelas mana yang benar. Akulah yang memperdaya dirinya. Aku telah berusaha untuk memperdayanya dengan cara merayu, tapi ia tetap berpegang teguh pada kesuciannya. Aku tegaskan di sini bahwa ia adalah orang yang jujur. Ia adalah benar ketika menolak tuduhan dan melemparkan tuduhan itu kepadaku."
012-052 Istri al-'Azîz melanjutkan, "Ini adalah pernyataanku yang benar, dan aku kemukakan pernyataan ini agar Yûsuf tahu bahwa aku tidak memanfaatkan kesempatan ketika dia dipenjara untuk terus memperkuat bukti tuduhan yang dilemparkan kepadanya, dan terus menerus dalam mengkhianati dirinya ketika ia tidak ada. Sesungguhnya Allah tidak akan meluluskan siasat buruk para pengkhianat.
012-053 Aku tidak mengklaim bahwa diriku suci dan terhindar dari kesalahan. Sebab, secara naluri, jiwa manusia selalu condong kepada kesenangan dan menganggap indah keburukan dan kejahatan, kecuali jiwa yang dijaga oleh Allah dan dihindarkan dari kejelekan. Sesungguhnya aku adalah orang yang sangat mengharapkan rahmat dan pengampunan Allah. Dia sangat luas ampunan-Nya atas dosa-dosa orang yang bertobat.
012-054 Ketika sang raja mengetahui bahwa Yûsuf tidak bersalah, ia ingin memanggilnya. Ia memerintahkan para pengawal agar memanggil Yûsuf untuk dijadikan sebagai orang yang dekat dan terhormat di lingkungan kerajaan. Di saat Yûsuf sudah datang dan terjadi pembicaraan antara keduanya, raja paham benar bahwa dalam diri Yûsuf terpancar kesucian jiwa dan pandangan yang cemerlang. Ia berkata kepada Yûsuf, "Sungguh, kamu memiliki kedudukan yang sangat terhormat dalam pandanganku dan kamu adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya."
012-055 Dari sikap dan perilaku Yûsuf, raja tahu bahwa Yûsuf seorang yang cakap dalam mengatur dan terampil dalam setiap apa yang dikerjakannya. Yûsuf pun merasakan hal itu. Yûsuf meminta kepada Raja agar diangkat sebagai salah satu pejabatnya seraya berkata, "Jadikanlah aku sebagai penjaga gudang tempat kau menyimpan kekayaan dan hasil bumi milikmu. Karena, seperti telah paduka buktikan sendiri, aku dapat memegang dan memelihara urusan kerajaan dengan baik, dapat menjaga dan memberdayakan harta- hartamu untuk sasaran yang tepat.
Wa Kadhalika Makkannā Liyūsufa Fī Al-'Arđi Yatabawwa'u Minhā Ĥaythu Yashā'u ۚ Nuşību Biraĥmatinā Man Nashā'u ۖ Wa Lā Nuđī`u 'Ajra Al-Muĥsinīna
012-056 Tawaran Yûsuf itu diterima oleh raja. Yûsuf diangkat dan diberi kedudukan. Dengan begitu Allah telah menurunkan nikmat yang sangat besar kepada Yûsuf. Diberikan kepadanya kekuasaan atas tanah Mesir. Di sana ia bebas singgah di tempat yang ia sukai. Ini adalah kekuasaan Allah atas hamba-hamba-Nya, Dia memberikan nikmat-Nya kepada siapa yang Dia pilih dari mereka, dan Allah tidak pernah menyia-nyiakan pahala kebaikan, tapi pasti membalasnya dengan kebaikan pula di dunia.
Wa La'ajru Al-'Ākhirati Khayrun Lilladhīna 'Āmanū Wa Kānū Yattaqūna
012-057 Sesungguhnya balasan di akhirat nanti lebih mulia dan memuaskan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Mereka selalu menjadikan Allah sebagai pengawasnya, dan takut akan hari pembalasan.
Wa Jā'a 'Ikhwatu Yūsufa Fadakhalū `Alayhi Fa`arafahum Wa Hum Lahu Munkirūna
012-058 Kemudian terjadi paceklik di daerah-daerah sekitar Mesir. Sebagaimana yang lain, keluarga Ya'qûb juga tertimpa musibah itu. Orang-orang lantas berbondong-bondong menuju Mesir karena mereka tahu cara yang dilakukan Yûsuf dalam mengelola logistik dan upaya persiapannya untuk masa bertahun-tahun ke depan. Ya'qûb mengutus anak-anaknya ke sana untuk meminta makanan, kecuali Benyamin karena khawatir akan keselamatannya. Ketika tiba di Mesir, mereka langsung menghadap Yûsuf. Yûsuf mengetahui siapa mereka, tapi mereka tidak tahu siapa Yûsuf.
Wa Lammā Jahhazahum BijahāzihimQāla A'tūnī Bi'akhin Lakum Min 'Abīkum ۚ 'Alā Tarawna 'Annī 'Ūfī Al-Kayla Wa 'Anā Khayru Al-Munzilīna
012-059 Yûsuf memerintahkan kepada para pembantunya untuk menjamu mereka dengan jamuan istimewa, dan menyiapkan bungkusan untuk dibawa kepada keluarga mereka. Setelah selesai makan, Yûsuf duduk bersama mereka dan berbincang-bincang menanyakan keadaan mereka seperti orang yang sama sekali tidak tahu. Padahal Yûsuf mengerti benar keadaan mereka. Mereka bercerita bahwa salah seorang adiknya tidak diajak karena ayah mereka tidak mau berpisah dengannya. Ia adalah Benyamin, saudara kandung Yûsuf. Lalu Yûsuf berkata, "Ajaklah saudara kalian itu datang bersama. Kalian tidak perlu khawatir. Kalian telah melihat sendiri bagaimana aku memenuhi jatah kalian, dan kalian juga tahu bagaimana aku menghormati kalian sebagai tamu."
012-060 "Jika nanti kalian tidak mengajak saudara kalian itu," kata Yûsuf melanjutkan, "aku tidak akan menyediakan makanan lagi untuk kalian. Dan jangan datang lagi kepadaku."
012-061 Mereka menjawab, "Kami akan benar-benar berusaha meminta ayah untuk melepaskan Benyamin pergi bersama kami dan untuk tidak mengkhawatirkan keselamatannya. Sungguh kami tidak akan melanggar janji ini."
012-062 Ketika mereka hendak berangkat pulang, Yûsuf berkata kepada para pembantunya, "Letakkan kembali barang-barang yang mereka serahkan tadi di tempat barang-barang bawaan mereka, supaya mereka melihatnya ketika kembali kepada keluarganya nanti. Dengan demikian, kedatangan kembali mereka lebih bisa diharapkan, karena ingin mendapatkan makanan. Di samping itu, mereka juga yakin bahwa janji itu akan ditepati dan bahwa saudaranya akan teramankan. Dengan itu pula, ayahnya dapat dengan tenang melepas keberangkatan saudaranya.
012-063 Ketika mereka kembali kepada ayahnya, mereka menceritakan kepadanya pengalaman mereka bersama penguasa Mesir, keramahannya kepada mereka dan ancamannya untuk tidak memberi mereka jatah makanan jika pada waktu yang akan datang mereka tidak mengajak Benyamin. Mereka juga bercerita tentang janji penguasa Mesir yang akan memberi mereka jatah dan menjamu secara istimewa jika mereka datang bersama Benyamin. Kemudian mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah, izinkanlah Benyamin pergi bersama kami. Jika ayah mengabulkan permohonan ini, kami akan mendapat jatah makanan yang cukup. Kami berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa kami akan berjuang sekuat tenaga untuk menjaga Benyamin."
Qāla Hal 'Āmanukum `Alayhi 'Illā Kamā 'Amintukum `Alá 'Akhīhi MinQablu ۖ Fa-Allāhu Khayrun Ĥāfižāan ۖ Wa Huwa 'Arĥamu Ar-Rāĥimīna
012-064 Mendengar cerita dan permohonan anak-anaknya, hati Ya'qûb tergugah oleh ingatan-ingatan masa lalu, kemudian berusaha mengaitkannya dengan apa yang sedang ia dengar. Ya'qûb berkata kepada mereka, "Jika aku terima permohonan kalian, sungguh ini merupakan sesuatu yang aneh. Sebab, jika aku percayakan Benyamin kepada kalian, maka yang akan terjadi tidak akan berbeda dengan apa yang pernah terjadi ketika aku percayakan Yûsuf kepada kalian. Saat itu kalian kembali sambil berkata bahwa Yûsuf dimangsa serigala. Sesungguhnya hanya Allahlah tempat aku bergantung untuk melindungi anakku. Dialah penjaga yang Mahakuat. Allahlah tempat aku bergantung untuk melindungi anakku. Dia Mahakuat. Rahmat- Nya lebih luas dari rasa takutku akan kehilangan Benyamin setelah kehilangan Yûsuf."
Wa Lammā Fataĥū Matā`ahum Wa Jadū Biđā`atahumRuddat 'Ilayhim ۖ Qālū Yā 'Abānā Mā Nabghī ۖ Hadhihi Biđā`atunā Ruddat 'Ilaynā ۖ Wa Namīru 'Ahlanā Wa Naĥfažu 'Akhānā Wa Nazdādu Kayla Ba`īrin ۖ Dhālika Kaylun Yasīrun
012-065 Saudara-saudara Yûsuf tidak tahu bahwa Yûsuf meletakkan harta mereka dalam tas-tas mereka. Maka, ketika mereka membukanya, mereka mendapatkan harta tersebut, lantas mereka tahu betapa mulia yang diperbuat oleh Yûsuf terhadap mereka. Hal itu oleh mereka dijadikan alasan untuk lebih menenangkan hati ayahnya serta meyakinkannya untuk mengabulkan permintaan raja Mesir. Mereka memaksa ayahnya untuk mengabulkan permintaan itu. Mereka juga mengatakan bahwa antara saudara mereka dengan mereka sendiri diikat dengan hubungan yang kuat yaitu saudara satu ayah. Mereka berkata, "Wahai ayah kami, adakah yang ayah inginkan itu lebih baik dari apa yang sudah dan akan terjadi? Lihatlah, ini harta kami dikembalikan tanpa ada sedikit pun yang diambil. Oleh karena itu, izinkanlah kami pergi bersama Benyamin untuk mendapatkan bingkisan bagi keluarga kita. Kami akan menjaganya. Dan bingkisan itu akan bertambah jika dibawa oleh unta milik saudara kami, karena sesungguhnya sang raja telah menetapkan untuk memberi setiap orang bahan makanan seberat beban unta.
Qāla Lan 'Ursilahu Ma`akum Ĥattá Tu'utūni Mawthiqāan Mina Allāhi Lata'tunanī Bihi~ 'Illā 'An Yuĥāţa Bikum ۖ Falammā 'Ātawhu MawthiqahumQāla Allāhu `Alá Mā Naqūlu Wa Kīlun
012-066 Usaha anak-anak Ya'qûb berhasil dalam meyakinkannya. Ya'qûb menjadi lunak dari sikap semula yang melarang anaknya untuk pergi bersama saudara-saudaranya ke Mesir. Meskipun demikian hatinya masih belum tenang sepenuhnya, maka ia pun berkata kepada anak-anaknya, "Ia tidak akan aku kirim bersama kalian sebelum kalian memberikan jaminan yang cukup kuat. Bersumpahlah kalian atas nama Allah, bahwa kalian akan membawanya kembali kepadaku. Jangan ada yang menghalangi kalian untuk mengembalikannya kepadaku kecuali jika kalian meninggal atau terkepung oleh musuh yang lebih kuat dari kalian untuk mempertahankan saudara kalian itu." Mereka menerima syarat yang diajukan sang ayah. Mereka lalu berjanji, dan pada saat itu Ya'qûb memohon kepada Allah atas kesaksian janji mereka dengan berkata, "Sesungguhnya Allah melihat dan mengawasi apa yang sedang berlangsung di antara kita."
Wa Qāla Yā Banīya Lā Tadkhulū Min Bābin Wāĥidin Wa Adkhulū Min 'Abwābin Mutafarriqatin ۖ Wa Mā 'Ughnī `Ankum Mina Allāhi MinShay'in ۖ 'Ini Al-Ĥukmu 'Illā Lillāh ۖ `Alayhi Tawakkaltu ۖ Wa `Alayhi Falyatawakkali Al-Mutawakkilūna
012-067 Ya'qûb merasa mantap dengan janji anak-anaknya. Perasaan haru yang ada dalam hatinya mendorongnya untuk memberikan pesan kepada mereka agar mereka, dalam memasuki kota Mesir, melewati pintu yang berbeda-beda supaya tidak menjadi pusat perhatian orang lain ketika mereka masuk dan agar tidak diawasi. Sebab hal itu bisa berakibat tidak baik bagi mereka. "Sedangkan aku," kata Ya'qûb, "tidak mampu melindungi kalian dari bahaya. Yang mampu menahan aniaya hanyalah Allah. Dialah Yang Mahakuasa. Aku bertawakkal kepada-Nya dan aku serahkan kepada-Nya perkaraku dan perkara kalian. Hanya kepada-Nyalah seharusnya orang-orang beriman dan orang-orang yang menyerahkan segala perkaranya itu bertawakkal.
Wa Lammā Dakhalū Min Ĥaythu 'Amarahum 'Abūhum Mmā Kāna Yughnī `Anhum Mmina Allāhi MinShay'in 'Illā Ĥājatan Fī Nafsi Ya`qūba Qađāhā ۚ Wa 'Innahu Ladhū `Ilmin Limā `Allamnāhu Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna
012-068 Mereka menerima pesan ayah mereka, dan mereka pun masuk Mesir melalui pintu yang berbeda-beda. Hal itu bukan untuk menghindari bahaya yang telah digariskan oleh Allah, sebab Ya'qûb tahu persis akan hal itu dengan ilmu yang diajarkan Allah. Tetapi, pesan Ya'qûb tersebut sebenarnya adalah untuk dirinya sendiri, yaitu keharuan seorang ayah kepada anak-anaknya, sebagaimana diungkapkan di dalam pesan ini. Tapi sebagian besar umat manusia tidak memiliki ilmu seperti ilmu Ya'qûb, maka mereka menyerahkan seluruh perkara dirinya kepada Allah dan berlaku hati-hati.
012-069 Ketika mereka sampai kepada Yûsuf, mereka ditempatkan pada kedudukan yang sangat terhormat. Yûsuf memberikan keistimewaan kepada saudara kandungnya dengan memeluknya. Sambil berbisik, ia berkata, "Aku adalah Yûsuf, saudaramu. Jangan bersedih dengan apa yang mereka lakukan terhadap dirimu dan diriku.
012-070 Kemudian, setelah Yûsuf menjamu mereka dengan baik, memberi jatah makanan mereka dan menambahnya dengan bahan makanan seberat beban unta untuk saudaranya, mereka bersiap-siap untuk kembali. Yûsuf memerintahkan kepada pembantu-pembantunya itu untuk menyelipkan bejana (tempat minuman) di tempat perbekalan Benyamin. Setelah itu salah satu dari pembantu Yûsuf berkata, "Wahai rombongan yang sedang membawa perbekalan, berhentilah! Kalian telah mencuri."
012-071 Saudara-saudara Yûsuf gemetar mendengarkan seruan itu. Mereka pun bergerak ke arah orang yang berkata tadi dan bertanya, "Apa yang hilang dari kalian dan apa yang kalian cari."
Qālū Nafqidu Şuwā`a Al-Maliki Wa Liman Jā'a Bihi Ĥimlu Ba`īrin Wa 'Anā Bihi Za`īmun
012-072 Para pembantu raja menjawab, "Kami sedang mencari bejana tempat minum raja. Kami akan memberikan hadiah bagi orang yang menemukannya berupa makanan seberat beban unta." Pemimpin mereka pun menyatakan dan menegaskan hal itu dengan berkata, "Aku menjamin janji ini."
012-073 Saudara-saudara Yûsuf berkata, "Tuduhan mencuri yang kalian arahkan kepada kami itu sungguh aneh! Sungguh, tingkah laku dan keteguhan kami dalam beragama yang kalian lihat selama dua kali kedatangan kami ke negeri kalian ini tidak menunjukkan bahwa kami bermaksud melakukan kejahatan. Bukan kebiasaan kami untuk mencuri."
012-074 Yûsuf membisikkan pembantu-pembantunya untuk meminta ketentuan hukum kepada saudara- saudaranya mengenai sanksi yang pantas diterima oleh orang yang terbukti menyimpan bejana raja di dalam tasnya sebagai "prolog" untuk mengambil Benyamin dengan berdasar pada ketentuan mereka sendiri. Selain itu, juga agar keputusan mereka itu terlaksana tanpa ada pengampunan. Pembantu- pembantu Yûsuf pun berkata, "Menurut kalian, apa balasan untuk pencuri jika terbukti bahwa pencuri itu adalah salah seorang di antara kalian?"
012-075 Karena begitu yakinnya anak-anak Ya'qûb bahwa mereka tidak mencuri bejana raja, mereka menjawab pertanyaan itu tanpa ragu-ragu, "Orang yang mencuri bejana harus dijadikan budak. Dengan hukuman seperti itulah kami membalas orang-orang zalim yang mengambil harta orang lain."
012-076 Mereka pun akhirnya diperiksa. Pemeriksaan itu tentu harus dilakukan dengan seksama agar pelaksanaan taktik itu tidak tampak dibuat-buat. Yûsuf a. s. memimpin sendiri pemeriksaan itu, setelah sebelumnya memberikan "prolog". Mulailah ia memerikasa tas sepuluh orang bersaudara itu. Ketika giliran pemeriksaan itu tiba pada Benyamin, saudaranya, Yûsuf menemukan bejana raja. Dengan begitu, taktiknya berhasil. Yûsuf pun berhak menghukum Benyamin dengan ketentuan yang ditetapkan saudara-saudaranya tadi, yaitu menangkap dan menahannya. Begitulah Allah mengatur strategi untuk Yûsuf. Yûsuf tidak akan menghukum saudaranya itu sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Mesir, kecuali atas kehendak Allah. Saat itu Allah benar-benar berkehendak, maka kemudian mengatur strategi untuk Yûsuf. Allah memberikan kemudahan bagi Yûsuf untuk mengatur segala sarana dan taktiknya dengan seksama dan penuh hati-hati. Itu semua adalah sebagian karunia Allah yang meninggikan derajat ilmu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan di atas orang yang berilmu selalu ada yang Lebih Besar dan Lebih Berilmu. Selalu ada saja yang lebih tahu.
012-077 Ditemukannya bejana dari tas Benyamin, saudaranya, mengagetkan dan membuat malu saudara- saudara Yûsuf yang lain. Mereka pun mencari-cari alasan untuk membebaskan diri dari pencurian yang dilakukan oleh Benyamin. Sebuah alasan yang menohok Benyamin dan Yûsuf dan mengisyaratkan bahwa mencuri adalah watak yang mereka berdua warisi dari ibunya. Mereka mengatakan, "Tidak aneh kalau ia mencuri, sebab saudara kandungnya pun pernah melakukan hal yang sama sebelumnya!" Yûsuf merasakan dalamnya dan pedihnya tuduhan tersembunyi itu, tetapi ia menyimpan perasaan itu dalam dirinya, yang kalau diutarakan akan berbunyi, "Derajat kalian lebih rendah dan hina. Allah lebih tahu dengan benar tentang apa yang kalian katakan mengenai tindakan mencuri yang dilakukan Benyamin itu."
012-078 Mereka harus melakukan pembelaan terhadap saudaranya atau malah bersedia menjadi tebusannya, dengan harapan agar janji mereka kepada ayahnya, Ya'qûb, terbukti. Mereka kemudian mengetuk hati Yûsuf dengan mengingatkan ayah mereka yang telah tua renta. "Wahai pembesar kerajaan, saudara kami ini mempunyai orangtua yang sudah amat lanjut usianya. Jika paduka berkenan dan merasa kasihan kepadanya, terimalah salah seorang kami sebagai tebusannya untuk menerima hukuman, karena Benyamin amat disayang ayah kami. Kami sangat berharap paduka dapat menerima permohonan kami. Kami merasakan dan mengalami sendiri keramahan paduka, sehingga kami yakin dan berkesan bahwa paduka adalah orang yang suka berbuat baik," kata mereka kepada Yûsuf.
012-079 Yûsuf tentu tidak akan menggagalkan strategi yang telah diatur oleh Allah untuk kemudian kehilangan Benyamin. Oleh karena itu, ia tidak menerima permohonan saudara-saudaranya itu lalu menjawab dengan tegas, "Aku berlindung kepada Allah dan tidak mau berbuat zalim, lalu menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab, kalau hukuman itu kami lakukan kepada orang selain dia, tentu kami akan termasuk orang-orang yang melampaui batas yang menghukum orang yang tidak bersalah dengan hukuman yang semestinya dijatuhkan kepada orang yang bersalah."
Falammā Astay'asū Minhu Khalaşū Najīyāan ۖ Qāla Kabīruhum 'Alam Ta`lamū 'Anna 'AbākumQad 'Akhadha `Alaykum Mawthiqāan Mina Allāhi Wa MinQablu Mā Farraţtum Fī Yūsufa ۖ Falan 'Abraĥa Al-'Arđa Ĥattá Ya'dhana Lī 'Abī 'Aw Yaĥkuma Allāhu Lī ۖ Wa Huwa Khayru Al-Ĥākimīna
012-080 Ketika harapan anak-anak Ya'qûb itu pupus, mereka pun berkumpul dan bermusyawarah menentukan sikap dalam menghadapi ayah mereka. Musyawarah itu berakhir dengan pendapat saudara tertua yang mengurus mereka selama ini. Ia berkata, "Kita tidak boleh lupa dengan janji dan sumpah dengan nama Allah yang telah kita ucapkan kepada orangtua kita, bahwa kita akan menjaga Benyamin sampai kita kembali membawanya pulang kepada ayah. Kita juga tidak boleh lupa bahwa kita pernah berjanji kepadanya sebelum itu untuk menjaga Yûsuf, kemudian Yûsuf kita lempar ke sumur. Maka dari itu, aku akan menetap di Mesir. Aku tidak akan pergi dari Mesir kecuali kalau bapak kita memahami kenyataan yang sebenarnya dan mengizinkan aku pulang, atau kalau Allah menentukan aku pulang secara terhormat. Sesungguhnya Allah adalah Penentu ketetapan Yang Mahaadil.
Arji`ū 'Ilá 'Abīkum Faqūlū Yā 'Abānā 'Inna Abnaka Saraqa Wa Mā Shahidnā 'Illā Bimā `Alimnā Wa Mā Kunnā Lilghaybi Ĥāfižīna
012-081 Kembalilah kalian kepada ayah dan ceritakan kepada beliau kisah ini. Katakan kepada beliau bahwa tangan Benyamin nakal hingga mencuri bejana raja yang kemudian ditemukan di dalam tasnya. Ia dihukum dengan dijadikan sebagai budak. Katakan, 'Kami memberitahukan kepadamu apa yang kami saksikan sendiri. Kami tidak tahu ketentuan Allah yang tersembunyi ketika kami meminta Benyamin dan berjanji akan menjaganya dan mengembalikannya kepadamu.
Wa As'ali Al-Qaryata Allatī Kunnā Fīhā Wa Al-`Īra Allatī 'Aqbalnā Fīhā ۖ Wa 'Innā Laşādiqūna
012-082 Kalau engkau meragukan apa yang kami sampaikan ini, kirimlah utusan untuk mendengar persaksian penduduk Mesir. Mintalah persaksian teman-teman yang kembali bersama kami dalam satu kafilah, agar engkau tahu bahwa kami tidak bersalah dan telah kami katakan kepadamu bahwa kami benar dalam mengatakan itu semua. '"
012-083 Anak-anak Ya'qûb itu kembali menemui ayahnya dan memberitahukannya sesuai apa yang dipesankan kakak mereka. Ya'qûb amat sedih mendengar kabar itu. Lebih sedih lagi, karena kehilangan anak keduanya. Ia tidak merasa lega dengan pengakuan tak bersalah mereka yang menyebabkan hilangnya anak itu. Ya'qûb merasa sangat terpukul dengan apa yang dulu diperbuat anak-anaknya terhadap Yûsuf, lalu menuduh mereka secara terang-terangan dan mengatakan, "Niat kalian untuk menjaga anakku itu tidak benar. Kalian lebih terdorong oleh hawa nafsu yang ingin mengenyahkan ia seperti yang dulu kalian lakukan terhadap Yûsuf. Kalau bukan karena putusan hukum yang kalian ucapkan bahwa sanksi seorang pencuri adalah dijadikan budak, pembesar kerajaan itu tentu tidak akan menahan anakku, dan tentu kakak kalian tidak akan menetap di Mesir. Aku tidak punya jalan lain kecuali berduka dengan cara terpuji, sambil mengharap Allah akan mengembalikan seluruh anakku. Dia Mahatahu keadaanku dan keadaan mereka. Dia memiliki kebijaksanaan yang tinggi, dan dalam kerangka kebijaksanaan itulah Dia berbuat dan mengatur segala sesuatu untukku.
Wa Tawallá `Anhum Wa Qāla Yā 'Asafá `Alá Yūsufa Wa Abyađđat `Aynāhu Mina Al-Ĥuzni Fahuwa Kažīmun
012-084 Ya'qûb tidak puas dengan perkataan anak-anaknya, lalu menyendiri dari mereka dan merasakan sendiri kedukaannya atas musibah kehilangan Yûsuf. Akibat kesedihannya yang sangat, Ya'qûb kehilangan penglihatannya. Ia memang sangat menahan amarah dan kesedihannya(1). (1) Akibat kesedihan yang mendalam akan timbul kondisi kejiwaan yang dapat mengakibatkan tekanan pada mata. Pada gilirannya, mata dapat terkena berbagai penyakit, lemah penglihatan secara lambat laun, yang pada akhirnya dapat pula menimbulkan kebutaan dan mata tampak putih.
012-085 Hari-hari berlalu, sementara Ya'qûb terus larut dalam kesedihannya. Anak-anaknya merasa khawatir hal itu akan berakibat buruk. Mereka kemudian mendatangi ayahnya kembali dan meringankan kesedihannya. Dengan hati antara iba dan tidak suka kepada ayahnya karena selalu menyebut-nyebut Yûsuf, mereka berkata kepada Ya'qûb, "Kalau engkau tidak mau istirahat, engkau akan semakin tersiksa dan bertambah sedih dengan selalu menyebut-nyebut Yûsuf, sampai akhirnya engkau akan larut dalam kesedihan, lalu mendekati mati atau dianggap mati oleh orang."
Qāla 'Innamā 'Ashkū Baththī Wa Ĥuznī 'Ilá Allāhi Wa 'A`lamu Mina Allāhi Mā Lā Ta`lamūna
012-086 Namun, ucapan mereka tidak berpengaruh sama sekali pada diri Ya'qûb. Ia kemudian menjawab, "Aku tidak mengadu kepada kalian. Juga tidak meminta kalian untuk meringankan kesedihanku: yang sulit, yang mudah, yang dapat aku rahasiakan, maupun yang tidak dapat aku rahasiakan. Sebab, aku tahu benar kebaikan tindakan dan keluasan kasih sayang-Nya yang tidak kalian ketahui."
Yā Banīya Adh/habū Fataĥassasū Min Yūsufa Wa 'Akhīhi Wa Lā Tay'asū MinRawĥi Allāhi ۖ 'Innahu Lā Yay'asu MinRawĥi Allāhi 'Illā Al-Qawmu Al-Kāfirūna
012-087 Yakin dan percaya kepada Allah memang dapat membangkitkan harapan. Maka dari itu, kesedihan yang dialami Ya'qûb tidak mampu membuatnya putus asa bahwa kedua anaknya yang hilang pasti akan kembali ke pangkuannya. Nalurinya mengatakan bahwa kedua anaknya itu masih hidup, dan bahwa pertemuannya dengan mereka sudah semakin dekat. Ya'qûb kemudian meminta anak-anaknya pergi ke Mesir mencari kedua anaknya yang hilang itu dengan mengatakan, "Anak-anakku, pergilah kalian ke Mesir dan bergabunglah dengan kakakmu lalu carilah Yûsuf dan saudaranya, Benyamin. Tanyakan kepada orang-orang tentang mereka secara lemah lembut tanpa harus dirasakan orang. Jangan berputus asa terhadap sifat kasih sayang Allah yang pasti akan mengembalikan mereka kepada kita. Sebab, sesungguhnya yang berputus asa terhadap kasih sayang Allah hanyalah orang-orang yang ingkar dan kafir."
Falammā Dakhalū `Alayhi Qālū Yā 'Ayyuhā Al-`Azīzu Massanā Wa 'Ahlanā Ađ-Đurru Wa Ji'nā Bibiđā`atin Muzjāatin Fa'awfi Lanā Al-Kayla Wa Taşaddaq `Alaynā ۖ 'Inna Allāha Yajzī Al-Mutaşaddiqīna
012-088 Saudara-saudara Yûsuf itu kemudian melaksanakan perintah ayahnya dan pergi ke Mesir. Ketika tampak penguasa kerajaan yang dari kejauhan mirip Yûsuf, mereka pun berusaha menyamar agar dapat bertemu dengan penguasa Mesir itu. Ketika menghadap sang penguasa itu mereka berkata, "Paduka, kami sekeluarga tertimpa musibah kelaparan yang menyebabkan jiwa dan raga kami sakit. Kami dahulu pernah datang kepada paduka dengan membawa sedikit barang, tapi kemudian barang itu dikembalikan kepada kami karena berjumlah sedikit dan tak berharga, serta tidak seimbang dengan apa yang kami harapkan dari paduka. Karena kami mengharap paduka untuk tidak mengurangi dan tidak melebihkan timbangan, maka penuhilah timbangan kami. Jadikanlah yang lebih dari hak yang kami terima sebagai sedekah. Sesungguhnya Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah dengan pahala yang lebih baik."
Qāla Hal `Alimtum Mā Fa`altum Biyūsufa Wa 'Akhīhi 'Idh 'Antum Jāhilūna
012-089 Naluri kesaudaraan Yûsuf yang sayang dan memaafkan kesalahan pun muncul. Yûsuf mulai membuka tabir yang selama ini tertutup, dengan mencela dan mengatakan kepada mereka, "Apakah kalian menyadari keburukan perbuatan yang kalian lakukan terhadap Yûsuf ketika kalian melemparnya ke dalam sumur, dan Benyamin yang kalian sakiti? Ketika itu kalian terdorong oleh kebodohan yang membuat kalian lupa sikap kasih dan persaudaraan!"
Qālū 'A'innaka La'anta Yūsufu ۖ Qāla 'Anā Yūsufu Wa Hadhā 'Akhī ۖ Qad Manna Allāhu `Alaynā ۖ 'Innahu Man Yattaqi Wa Yaşbir Fa'inna Allāha Lā Yuđī`u 'Ajra Al-Muĥsinīna
012-090 Kejutan yang dilakukan Yûsuf itu menggugah mereka bahwa penguasa yang mereka hadapi itu adalah Yûsuf. Mereka pun kemudian berkata, "Tentu padukalah Yûsuf itu. Benar, engkaulah Yûsuf." Yûsuf pun membenarkan dugaan mereka dan berkata, "Benar, akulah Yûsuf dan ini Benyamin, saudaraku. Allah telah menyelamatkan kami dari kematian, dan memberikan karunia serta kekuasaan kepada kami. Hal itu adalah balasan Allah atas keikhlasan dan kebaikanku. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik."
Qālū Ta-Allāhi Laqad 'Ātharaka Allāhu `Alaynā Wa 'In Kunnā Lakhāţi'īna
012-091 Mereka berkata, "Engkau benar, Yûsuf. Kami berani bersumpah bahwa engkau sungguh telah dikaruniai ketakwaan, kesabaran, kelakuan baik dan kerajaan serta kedudukan yang tinggi oleh Allah. Kamilah yang berdosa atas apa yang kami perbuat terhadapmu dan saudaramu. Maka Allah pun merendahkan kami dan memberikan balasan orang-orang yang berdosa kepada kami."
Qāla Lā Tathrība `Alaykumu Al-Yawma ۖ Yaghfiru Allāhu Lakum ۖ Wa Huwa 'Arĥamu Ar-Rāĥimīna
012-092 Yûsuf, sang nabi, menjawab, "Tidak apa-apa. Hari ini kalian tidak terhina. Kalian aku maafkan karena alasan menghormati keturunan dan hak saudara. Aku akan memohon kepada Allah agar memaafkan dan mengampuni kalian. Sesungguhnya Dia adalah pemilik kasih sayang yang amat luas."
012-093 Yûsuf kemudian menanyakan ayahnya kepada mereka. Ketika mereka menceritakan kondisi buruknya dan keadaan matanya akibat terlalu sedih dan banyak menangis, Yûsuf memberikan bajunya kepada mereka lalu berkata, "Bawalah baju ini pulang dan lemparkanlah ke wajah ayah. Ia pasti akan gembira dan yakin bahwa aku masih hidup. Baju itu juga akan mengembalikan penglihatannya kembali. Saat ayah dapat melihat kembali, ajaklah ia dan semua keluarga kalian ke sini."
012-094 Mereka pun lalu pergi membawa baju Yûsuf. Saat itu hati Ya'qûb berdebar menanti berita yang akan dibawa anak-anaknya. Saat menanti itu Allah selalu bersama Ya'qûb dan menghubungkan antara jiwanya dan jiwa anak-anaknya. Maka, tatkala kafilah anak-anaknya telah melewati perbatasan Mesir menuju kepadanya, Allah melapangkan harapannya dan memberikan ketenangan tentang dekatnya kabar gembira mengenai keselamatan Yûsuf. Ya'qûb memberitahukan hal itu kepada keluarganya seraya berkata, "Aku mencium bau Yûsuf yang sangat aku sukai. Kalau bukan karena takut kalian tuduh aku berbuat sesuatu yang tidak baik, tentu aku akan ceritakan kepada kalian lebih dari sekadar perasaan dan naluri."
012-095 Keluarganya malah membalas dengan keras dan tetap yakin bahwa Ya'qûb belum sadar dan terbuai dalam khayalan. Akibatnya terjadilah apa yang terjadi, karena begitu cintanya kepada Yûsuf, begitu seringnya ia menyebut namanya karena ingin berjumpa.
012-096 Ia masih terus berharap menanti kasih sayang Allah sementara keluarganya masih terus berburuk sangka kepadanya, hingga datang orang-orang dengan membawa baju Yûsuf dan memberitahukan bahwa Yûsuf selamat dan masih hidup. Ketika baju itu dilempar ke arah Ya'qûb, ia mencium bau Yûsuf. Hatinya pun sangat gembira, hingga matanya dapat melihat kembali. Ketika mereka menceritakan kepadanya kondisi Yûsuf yang meminta ayah dan keluarganya untuk menjenguknya, Ya'qûb menoleh kepada orang-orang di sekelilingnya seraya mengingatkan mereka akan kenabian Yûsuf. Ya'qûb mencela mereka yang mendustakan Yûsuf. Ya'qûb mengarahkan pikiran mereka kepada apa yang ia tekankan tadi bahwa ia mendapat kasih sayang Allah yang tidak mereka dapat.
012-097 Mereka kemudian menghadap kepadanya seraya meminta maaf atas apa yang telah mereka perbuat dahulu. Mereka mengharap ayahnya sudi memaafkan kesalahan-kesalahan mereka dan sudi meminta ampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka. Sebab mereka, seperti terungkap dalam pernyataan permohonan maaf itu, adalah orang-orang yang berdosa.
Qāla Sawfa 'Astaghfiru LakumRabbī ۖ 'Innahu Huwa Al-Ghafūru Ar-Raĥīmu
012-098 Ya'qûb pun berkata, "Aku akan selalu meminta maaf kepada Allah atas dosa-dosa kalian. Hanya Dialah Pemilik ampunan tetap dan kasih sayang abadi.
012-099 Ya'qûb pun pergi ke Mesir bersama keluarganya. Ketika mereka tiba di Mesir dan Yûsuf pun menyambut mereka di pintu gerbang, Yûsuf sangat merasakan rindu kepada ayah dan ibunya. Yûsuf segera mendekati orangtuanya itu dan meminta mereka dan keluarganya untuk tinggal di Mesir dengan aman dan selamat, insya Allah.
Wa Rafa`a 'Abawayhi `Alá Al-`Arshi Wa Kharrū Lahu Sujjadāan ۖ Wa Qāla Yā 'Abati Hādhā Ta'wīlu Ru'uyā Y MinQablu Qad Ja`alahā Rabbī ۖ Ĥaqqāan Wa Qad 'Aĥsana Bī 'Idh 'Akhrajanī Mina As-Sijni Wa Jā'a Bikum Mina Al-Badwi Min Ba`di 'An Nazagha Ash-Shayţānu Baynī Wa Bayna ۚ 'Ikhwatī 'Inna Rabbī Laţīfun Limā ۚ Yashā'u 'Innahu Huwa Al-`Alīmu Al-Ĥakīmu
012-100 Mereka pun berjalan, di dalam Mesir, hingga akhirnya tiba dan masuk ke dalam rumah Yûsuf. Yûsuf berjalan di muka, mengawali ayah dan ibunya, lalu mendudukkan mereka di atas singgasananya. Ya'qûb dan keluarganya merasakan betapa besar karunia Allah kepada mereka yang diberikan melalui Yûsuf. Betapa Allah menyatukan kembali keluarga yang telah terpisah dan menempatkan mereka di tempat yang penuh penghormatan dan kemuliaan. Mereka, Ya'qûb dan keluarganya, pun memberi salam hormat kepada Yûsuf dengan ucapan yang oleh masyarakat dahulu dikenal sebagai ucapan salam hormat untuk pemimpin dan penguasa. Mereka memperlihatkan sikap tunduk dan hormat kepada Yûsuf. Hal itu mengingatkan kepada Yûsuf apa yang dahulu dilihatnya dalam mimpi ketika ia masih kecil. Yûsuf pun berkata kepada ayahnya, "Ini adalah takbir mimpi yang dulu pernah aku ceritakan kepadamu, Ayah. Saat itu, aku mimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan sujud kepadaku. Kini Tuhan mewujudkan mimpi itu dalam kenyataan. Allah sungguh telah memberikan kehormatan dan kebaikan kepadaku dengan membuktikan bahwa aku tidak bersalah dan mengeluarkanku dari dalam penjara. Selain itu, Dia juga mengantarkan kalian, Ibu, Bapak, dan Saudara-saudaraku, dari tempat yang jauh ke tempat ini, sehingga kita pun akhirnya bertemu kembali setelah sebelumnya setan merusak hubungan di antara aku dan saudara- saudaraku dengan merayu mereka. Itu semua, tidak mungkin dapat terjadi tanpa kehendak Allah. Allah adalah pemilik siasat, mengatur dan menundukkan segalanya untuk melaksanakan kehendak-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dan ketentuan-Nya mencakup segala tindakan dan takdir."
Rabbi Qad 'Ātaytanī Mina Al-Mulki Wa `Allamtanī Min Ta'wīli Al-'Aĥādīthi ۚ Fāţira As-Samāwāti Wa Al-'Arđi 'Anta Wa Līyi Fī Ad-Dunyā Wa Al-'Ākhirati ۖ Tawaffanī Muslimāan Wa 'Alĥiqnī Biş-Şāliĥīna
012-101 Yûsuf menghadapkan diri kepada Allah, bersyukur atas karunia yang dilimpahkan kepadanya dan mengharap tambahan karunia seraya berkata, "Ya Tuhanku, sungguh banyak dan besar nikmat-Mu kepadaku. Engkau berikan aku kekuasaan yang membuatku bersyukur memuji-Mu. Engkau berikan pula aku ilmu tentang takbir mimpi. Wahai Pencipta langit dan bumi, Engkau adalah pemilik urusanku dan pengatur karuniaku semasa hidupku dan sesudah aku mati. Matikanlah aku dalam keadaan memeluk agama yang Engkau perkenankan untuk nabi-nabi-Mu, yaitu agama kepasrahan (Islam). Masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang Engkau tunjukkan kepada kebaikan, yaitu leluhur-leluhurku dan hamba-hamba-Mu yang saleh dan ikhlas."
Dhālika Min 'Anbā'i Al-Ghaybi Nūĥīhi 'Ilayka ۖ Wa Mā Kunta Ladayhim 'Idh 'Ajma`ū 'Amrahum Wa Hum Yamkurūna
012-102 Itulah cerita masa lalu yang Kami ceritakan kepadamu, Muhammad. Cerita-cerita itu tidak akan sampai kepadamu tanpa melalui wahyu dari Kami. Engkau belum ada saat saudara-saudara Yûsuf mengatur siasat makar terhadap Yûsuf. Engkau tidak akan dapat mengetahui makar mereka tanpa melalui wahyu Kami.
Wa Mā 'Aktharu An-Nāsi Wa Law Ĥaraşta Bimu'uminīna
012-103 Kebanyakan watak manusia mempunyai penyakit yang membuatnya tidak siap mempercayai wahyu yang Kami sampaikan kepadamu, meskipun hatimu sangat mengharap mereka mau beriman, atau kamu telah berusaha keras agar mereka mendapat petunjuk.
Wa Mā Tas'aluhum `Alayhi Min 'Ajrin ۚ 'In Huwa 'Illā Dhikrun Lil`ālamīna
012-104 Kami tidak bermaksud, dari apa yang Kami wahyukan kepadamu itu, untuk menerima balasan atau keuntungan. Maka, kalau mereka tidak mau menerima petunjuk, engkau tidak perlu merasa sedih. Allah akan memberi petunjuk kepada kaum lain selain mereka. Kami tidak menurunkan petunjuk itu khusus untuk mereka. Petunjuk itu tidak lain hanyalah sebagai pelajaran dan nasihat bagi semua makhluk yang diciptakan Allah di langit dan di bumi.
Wa Ka'ayyin Min 'Āyatin Fī As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Yamurrūna `Alayhā Wa Hum `Anhā Mu`riđūna
012-105 Betapa banyak bukti tentang wujud, kemahaesaan dan kemahasempurnaan Tuhan yang terdapat di langit dan di bumi dan dapat disaksikan oleh kaummu. Tetapi mereka tidak mau menerimanya karena sombong dan tidak mau mengambil pelajaran.
Wa Mā Yu'uminu 'Aktharuhum Billāhi~ 'Illā Wa Hum Mushrikūna
012-106 Di antara mereka ada yang mempercayai wujud Allah, mengakui-Nya sebagai Pemelihara dan sebagai Pencipta segala sesuatu. Akan tetapi, keimanan sebagian besar mereka tidak berdasar pada landasan tauhid yang benar. Mereka tidak mengakui kemahaesaan Allah dengan penuh tulus dan ikhlas. Keimanan mereka telah tercampuri oleh noda yang menggiring mereka ke jalan orang-orang musyrik.
'Afa'aminū 'An Ta'tiyahumGhāshiyatun Min `Adhābi Allāhi 'Aw Ta'tiyahumu As-Sā`atu Baghtatan Wa Hum Lā Yash`urūna
012-107 Apakah mereka mempunyai perjanjian untuk tidak disiksa, sehingga merasa terjamin selamat dan aman dari siksa dan hukuman Allah seperti yang Allah lakukan kepada pendahulu-pendahulu mereka sebelumnya? Atau, apakah mereka merasa aman dari kiamat yang akan datang secara tiba-tiba, sedangkan mereka dalam keadaan kufur dan syirik, kemudian berakhir dengan masuk neraka?
Qul Hadhihi Sabīlī 'Ad`ū 'Ilá Allāhi ۚ `Alá Başīratin 'Anā Wa Mani Attaba`anī ۖ Wa Subĥāna Allāhi Wa Mā 'Anā Mina Al-Mushrikīna
012-108 Ingatkanlah mereka, wahai Muhammad, tentang betapa tinggi dan mulianya tujuan dan tugasmu. Katakan kepada mereka, "Ini adalah jalanku. Aku mengajak manusia menuju jalan Allah dengan penuh keyakinan. Demikian pula orang-orang yang mengikuti jalanku dan mempercayai syariat yang aku bawa. Mereka pun mengajak kepada jalan Allah. Aku menyucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak pantas disandang-Nya, dan aku bukan orang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun."
012-109 Ketika Kami memilihmu, Muhammad, Kami tidak meninggalkan ketentuan yang telah Kami tetapkan dalam memilih rasul-rasul. Keadaan umatmu juga tidak keluar dari ketentuan yang berlaku pada umat- umat yang lalu. Sebelummu, Kami tidak pernah mengutus malaikat sebagai rasul. Kami hanya mengutus orang-orang dari penduduk setempat yang Kami beri wahyu. Mereka Kami utus sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Mereka disambut baik dan diterima oleh orang-orang yang mendapat petunjuk, dan ditolak oleh orang-orang yang sesat. Apakah umatmu tidak menyadari kenyataan ini? Atau, apakah mereka merasa lemah dan tidak mampu berusaha, lalu Kami binasakan di dunia, sehingga akhir perjalanan mereka adalah neraka? Tetapi, ada juga yang beriman kepada ajakan itu. Mereka Kami selamatkan dan Kami tolong di dunia. Pahala akhirat tentu lebih baik bagi orang-orang yang takut kepada Allah lalu tidak menyekutukan-Nya dan tidak mendurhakai-Nya. Apakah akal kalian dicabut, wahai orang-orang yang menolak, hingga kalian tidak dapat berfikir dan merenungkan?
Ĥattá 'Idhā Astay'asa Ar-Rusulu Wa Žannū 'AnnahumQad Kudhibū Jā'ahum Naşrunā Fanujjiya Man Nashā'u ۖ Wa Lā Yuraddu Ba'sunā `Ani Al-Qawmi Al-Mujrimīna
012-110 Wahai Muhammad, jangan mengira bahwa pertolongan Kami akan datang terlambat! Sebaliknya, pertolongan Kami dekat sekali dan pasti. Sebelummu, Kami telah mengutus sejumlah rasul. Saat itu, kebijaksanaan Kami menentukan bahwa pertolongan Kami tidak segera datang kepada mereka. Pendustaan pengikut-pengikut mereka pun menjadi lebih panjang. Kemudian, ketika jiwa mereka mulai goncang dan mulai merasakan putus asa, datanglah pertolongan Kami. Kemudian Kami berikan nikmat keselamatan kepada orang-orang yang pantas dikehendaki untuk selamat. Mereka adalah orang-orang yang beriman. Sedangkan orang-orang yang menunjukkan sikap membangkang dan tetap bersikap syirik, mereka Kami timpakan bencana. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegah siksa dan murka Kami terhadap orang-orang yang melakukan kejahatan.
Laqad Kāna Fī Qaşaşihim `Ibratun Li'wlī Al-'Albābi ۗ Mā Kāna Ĥadīthāan Yuftará Wa Lakin Taşdīqa Al-Ladhī Bayna Yadayhi Wa Tafşīla Kulli Shay'in Wa Hudan Wa Raĥmatan Liqawmin Yu'uminūna
012-111 Sungguh Kami telah mewahyukan kepadamu, Muhammad, kisah-kisah para Nabi, guna memantapkan hatimu dan sebagai petunjuk bagi pengikut-pengikutmu. Kisah-kisah itu berisikan pelajaran dan nasihat yang dapat menerangi orang-orang yang berakal dan menyadari bahwa al-Qur'ân itu benar. Cerita-cerita itu bukan dibuat-buat dan bukan merupakan dongeng. Kisah-kisah itu benar adanya dan merupakan wahyu yang menguatkan kebenaran kitab-kitab suci dan kebenaran nabi-nabi yang membawanya. Selain itu, kisah- kisah itu juga menerangkan persoalan-persoalan agama yang memerlukan penjelasan, menunjukkan kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus, dan membuka pintu rahmat bagi orang-orang yang beriman dengan tulus ikhlas, yang mau mengambil petunjuk dari al-Qur'ân itu.