Roman Script    Reciting key words            Previous Sūrah    Quraan Index    Home  

5) Sūrat Al-Mā'idah

Printed format

5) سُورَة المَائِدَه

Toggle thick letters. Most people make the mistake of thickening thin letters in the words that have other (highlighted) thick letter Toggle to highlight thick letters خصضغطقظ رَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū 'Awfū Bil-`Uqūdi ۚ 'Uĥillat Lakum Bahīmatu Al-'An`āmi 'Illā Mā Yutlá `Alaykum Ghayra Muĥillī Aş-Şaydi Wa 'Antum Ĥurumun ۗ 'Inna Allāha Yaĥkumu Mā Yurīdu 005-001 [[5 ~ AL-MA'IDAH (HIDANGAN) Pendahuluan: Madaniyyah, 120 ayat ~ Surat al-Mâ'idah termasuk kelompok surat Madaniyyah. Surat ini berisikan 120 ayat, dan merupakan surat yang terakhir kali turun. Dalam surat ini terdapat berbagai hukum mengenai kewajiban memenuhi janji secara umum, baik janji antara hamba dengan Tuhannya maupun janji antar sesama manusia, mengenai makanan yang halal dan yang haram, dan mengawini wanita Ahl al-Kitâb; serta rukun wudu dan tayamum. Selain itu, juga terdapat keterangan mengenai pencarian keadilan bersama musuh, isyarat akan nikmat Allah kepada orang-orang Islam, kewajiban menjaga dan memelihara kitab suci, keterangan mengenai orang-orang Yahudi yang mengubah firman-firman Allah dari yang sebenarnya, keterangan mengenai orang-orang Nasrani yang melupakan sebagian dari apa yang diingatkan kepada mereka. Juga terdapat keterangan mengenai kekafiran orang-orang Nasrani itu dengan mengatakan bahwa 'Isâ al-Masîh adalah anak Allah, dan keterangan mengenai sikap orang-orang Yahudi yang menganggap bohong orang-orang Nasrani dengan mengaku bahwa Yahudi adalah anak-anak dan kekasih-kekasih Allah. Di samping itu, surat ini juga berisi kisah kaum Yahudi, kisah dua anak Adam yang melukiskan bahwa permusuhan merupakan tabiat anak cucu Adam, hukum kisas sebagai pendidikan bagi jiwa yang cenderung memusuhi yang lain, hukuman zina dan mencuri. Setelah itu, surat ini menerangkan kembali tentang orang-orang Yahudi yang telah mengubah syariat yang terdapat dalam kitab Tawrât, keterangan bahwa Tawrât dan Injîl mengandung kebenaran sebelum terjadi perubahan. Keharusan menerapkan hukum kitab suci yang diturunkan Allah, juga diterangkan dalam surat ini. Kemudian surat ini juga menerangkan tentang, sikap permusuhan orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap masyarakat Islam dan larangan tunduk serta rela dengan apa yang mereka lakukan. Surat ini juga menetapkan kekafiran kaum Nasrani yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari tiga tuhan, dan penjelasan al-Qur'ân bahwa sebagian kaum Nasrani telah mengikuti kebenaran dan beriman kepadanya, larangan bagi orang yang beriman untuk mengharamkan sebagian makanan yang dihalalkan baginya, kafarat melanggar sumpah, larangan meminum khamar, keterangan manasik haji dan kemuliaan Ka'bah serta bulan-bulan suci, kebatilan orang-orang Arab yang telah mengharamkan sesuatu kepada diri mereka tanpa bukti dan alasan, dan hukum wasiat dalam bepergian. Selanjutnya pada akhir surat ini dijelaskan mengenai mukjizat Nabi 'Isâ a. s dan kekufuran Banû Isrâ'îl terhadapnya serta terbebasnya Nabi 'Isâ dari mereka yang menyembahnya. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah semata, dan Dia adalah Mahakuasa.]] Hai orang-orang yang beriman, penuhilah semua janji kalian kepada Allah dan janji antara sesama kalian. Allah telah menghalalkan daging unta, sapi dan kambing, kecuali apa yang telah diharamkan-Nya. Kalian tidak boleh berburu binatang darat pada saat melaksanakan ihram, atau ketika sedang berada di tanah haram. Sesungguhnya Allah menetapkan semua apa yang dikehendaki dengan adil, dan ini semua adalah perjanjian Allah dengan kalian(1). (1) termasuk dalam janji yang harus dipenuhi dalam ayat ini adalah janji yang diucapkan kepada sesama manusia. 'Uqûd (bentuk jamak dari 'aqd ['janji', 'perjanjian']) yang digunakan dalam ayat ini, pada dasarnya berlangsung antara dua pihak. Kata 'aqd itu sendiri mengandung arti 'penguatan', 'pengukuhan', berbeda dengan 'ahd ('janji', 'perjanjian') yang berasal dari satu pihak saja, dan termasuk di dalamnya memenuhi kehendak pribadi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa al-Qur'ân lebih dahulu berbicara mengenai pemenuhan janji daripada undang-undang positif. Ayat ini bersifat umum dan menyeluruh. Sebab, dalam Islam terdapat hukum mengenai dua pihak yang melakukan perjanjian. Tidak ada hukum positif mana pun yang lebih mencakup, lebih jelas dan lebih terperinci daripada ayat ini mengenai pentingnya memenuhai dan menghormati janji. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُ‍‍و‌ا‌ ‌أَ‌وْفُو‌ا‌ بِ‍الْعُ‍‍قُ‍‍و‌دِ‌ ۚ ‌أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ ‌الأَنع‍‍َ‍امِ ‌إِلاَّ‌ مَا‌ يُتْلَى‌ عَلَيْكُمْ غَ‍‍يْ‍رَ‌ مُحِلِّي ‌ال‍‍صَّ‍‍يْ‍‍دِ‌ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ حُرُم‌‍ٌۗ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ يَحْكُمُ مَا‌ يُ‍‍رِيدُ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Lā Tuĥillū Sha`ā'ira Allāhi Wa Lā Ash-Shahra Al-Ĥarāma Wa Lā Al-Hadya Wa Lā Al-Qalā'ida Wa Lā 'Āmmīna Al-Bayta Al-Ĥarāma Yabtaghūna Fađlāan Min Rabbihim Wa Riđwānāan ۚ Wa 'Idhā Ĥalaltumşţādū ۚ Wa Lā Yajrimannakum Shana'ānu Qawmin 'An Şaddūkum `Ani Al-Masjidi Al-Ĥarāmi 'An Ta`tadū ۘ Wa Ta`āwanū `Alá Al-Birri Wa At-Taqۖ Wa Lā Ta`āwanū `Alá Al-'Ithmi Wa Al-`Udwāni ۚ Wa Attaqū Allaha ۖ 'Inna Allāha Shadīdu Al-`Iqābi 005-002 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melanggar syiar-syiar Allah seperti manasik haji pada waktu ihram sebelum tahallul ('berhalal' dengan cara mencukur rambut) dan hukum-hukum syariat yang lainnya. Jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram dengan mengobarkan api peperangan, dan jangan pula menghalangi binatang yang dikhususkan untuk dibawa ke Bayt Allâh (Baitullah, Ka'bah) dengan merampas atau menghalanginya untuk sampai ke tempatnya. Jangan melepas kalung-kalung yang ada pada leher binatang sebagai tanda bahwa binatang itu akan dibawa ke Bayt Allâh untuk disembelih pada musim haji, dan jangan pula menghalangi orang-orang yang pergi ke Bayt Allâh dengan maksud mencari karunia dan keridaan-Nya. Jika kalian selesai melaksanakan ihram kemudian melakukan tahallul, maka kalian boleh berburu. Janganlah kebencian kalian kepada kaum yang menghalangi kalian pergi ke al-Masjid al-Haram, mendorong kalian untuk memusuhi mereka. Hendaknya kalian, wahai orang-orang Mukmin, saling menolong(1) alam berbuat baik dan dalam melaksanakan semua bentuk ketaatan dan jangan saling menolong dalam berbuat kemaksiatan dan melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Takutlah hukuman dan siksa Allah, karena siksa-Nya amat kejam bagi orang-orang yang menentang-Nya. (1) Ayat ini menunjukkan bahwa al-Qur'ân telah terlebih dahulu beberapa ratus tahun menganjurkan konsep kerjasama dalam kebaikan, dibanding semua undang-undang positif yang ada. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ لاَ‌ تُحِلُّو‌ا‌ شَع‍‍َ‍ائِ‍‍ر‍َ‍‌ ‌اللَّ‍‍هِ ‌وَلاَ‌ ‌ال‍‍شَّهْ‍رَ‌الْحَ‍رَ‍‌امَ ‌وَلاَ‌ ‌الْهَ‍‍دْيَ ‌وَلاَ‌ ‌الْ‍‍قَ‍‍لاَئِدَ‌ ‌وَلاَ‌ ‌آمّ‍‍ِ‍ي‍‍نَ ‌الْبَ‍‍يْ‍‍تَ ‌الْحَ‍رَ‍‌امَ يَ‍‍بْ‍‍تَ‍‍غُ‍‍ونَ فَ‍‍ضْ‍‍لا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَبِّهِمْ ‌وَ‌رِ‍‍ضْ‍‍وَ‌انا‌ ًۚ ‌وَ‌إِ‌ذَ‌ا‌ حَلَلْتُمْ فَاصْ‍‍طَ‍‍ا‌دُ‌و‌اۚ ‌وَلاَ‌ يَ‍‍جْ‍‍رِمَ‍‍نَّ‍‍كُمْ شَنَآنُ قَ‍‍وْمٍ ‌أَ‌نْ صَ‍‍دُّ‌وكُمْ عَنِ ‌الْمَسْجِدِ‌ ‌الْحَ‍رَ‍‌امِ ‌أَ‌نْ تَعْتَدُ‌و‌اۘ ‌وَتَعَا‌وَنُو‌ا‌ عَلَى‌ ‌الْبِ‍‍ر‍ّ‍ِ‌ ‌وَ‌ال‍‍تَّ‍‍قْ‍‍وَ‌ى‌ ۖ ‌وَلاَ‌ تَعَا‌وَنُو‌ا‌ عَلَى‌ ‌الإِثْمِ ‌وَ‌الْعُ‍‍دْ‌و‍َ‍‌انِ ۚ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ۖ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ شَد‍ِ‍ي‍‍دُ‌ ‌الْعِ‍‍قَ‍‍ابِ
Ĥurrimat `Alaykumu Al-Maytatu Wa Ad-Damu Wa Laĥmu Al-Khinzīri Wa Mā 'Uhilla Lighayri Allāhi Bihi Wa Al-Munkhaniqatu Wa Al-Mawqūdhatu Wa Al-Mutaraddiyatu Wa An-Naţīĥatu Wa Mā 'Akala As-Sabu`u 'Illā Mā Dhakkaytum Wa Mā Dhubiĥa `Alá An-Nuşubi Wa 'An Tastaqsimū Bil-'Azlāmi ۚ Dhālikum Fisqun ۗ Al-Yawma Ya'isa Al-Ladhīna Kafarū Min Dīnikum Falā Takhshawhum Wa Akhshawnī ۚ Al-Yawma 'Akmaltu Lakum Dīnakum Wa 'Atmamtu `Alaykum Ni`matī Wa Rađītu Lakumu Al-'Islāma Dīnāan ۚ Famani Ađţurra Fī Makhmaşatin Ghayra Mutajānifin L'ithmin ۙ Fa'inna Allāha Ghafūrun Raĥīmun 005-003 Hai orang-orang yang beriman, diharamkan bagi kalian memakan daging bangkai (binatang yang mati dengan tidak disembelih), darah yang mengalir, daging babi, binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, binatang yang mati tercekik, binatang yang mati dipukul, binatang yang mati karena jatuh, binatang yang mati ditanduk oleh binatang lain, dan binatang yang mati dimakan binatang buas. Tetapi jika binatang itu masih hidup dan halal untuk dimakan, lalu kamu menyembelihnya, maka binatang itu halal. Allah mengharamkan kepada kalian binatang yang disembelih untuk mendekatkan diri kepada berhala, mengetahui sesuatu yang telah ditentukan di alam gaib dengan cara undian dengan melempar anak panah. Memakan makanan yang telah diharamkan Allah itu adalah dosa besar dan merupakan sikap tidak patuh kepada Allah. Mulai sekarang telah pupus harapan orang kafir untuk menghapus agama kalian. Maka, jangan khawatir mereka akan dapat menguasai kalian, dan jangan berani melanggar perintah-Ku. Hari ini Aku sempurnakan hukum-hukum agama, Aku sempurnakan nikmat-Ku kepada kalian dengan memberikan kejayaan dan menguatkan pendirian kalian, dan Aku jadikan Islam sebagai agama kalian. Barangsiapa terpaksa memakan makanan yang diharamkan Allah karena alasan lapar dan demi mempertahankan diri dari kematian, dengan tidak cenderung berbuat maksiat, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni orang yang terpaksa atas makanan yang dimakannya demi mempertahankan hidup. Allah Maha Penyayang kepadanya dalam hal-hal lain yang dibolehkan(1). (1) Kematian binatang dapat disebabkan oleh ketuaan, penyakit organik, parasit, atau karena terkena racun luar yang, dengan sendirinya, mengakibatkan daging binatang itu mengandung zat yang membahayakan pemakannya. Lebih dari itu, binatang yang mati bukan karena disembelih, darahnya akan mengalami pemacetan. Keadaan seperti itu dapat berlangsung lama dan sulit diketahui dengan pasti, sehingga dapat mengakibatkan disolusi dan kerusakan. Darah merupakan saluran yang mengandung seluruh zat metabolis (asimilasi) yang sebagiannya bermanfaat dan yang lain berbahaya. Zat yang membahayakan itu dapat merusak anggota tubuh yang dapat menghilangkan dan mengeluarkan racun yang ada dalam tubuh. Selain itu, di dalam darah juga terdapat racun yang dikeluarkan oleh hewan-hewan parasit dalam tubuh. Di antara hewan parasit yang hidup dalam tubuh manusia itu banyak yang melalui beberapa fase, ada yang panjang dan ada juga yang pendek. Karena alasan-alasan itulah, terutama, memakan darah diharamkan. Sedangkan babi merupakan binatang yang mudah terserang hewan parasit yang menyerang tubuh manusia seperti berbagai virus, sporadis, leptoseri dan protozoa, cacing pipih dan cacing gelang. Di antara parasit yang paling berbahaya adalah: a. Hewan ciliata yang diberi nama antidium-colay yang dapat menyebabkan disentri plantidi yang ganasnya sama dengan disentri amuba. Sumber satu-satunya penyakit ini adalah babi. Penyakit ini hanya akan menyerang orang yang memelihara dan menyembelih serta menjual-beli danging babi. b. Gelendong hati dan usus yang berjangkit di negara-negara Timur Jauh, khususnya gelendong usus besar yang banyak menyebar di Cina, gelendong usus kecil yang banyak berjangkit di Bangladesh, Burma dan Asam, dan gelendong hati yang banyak tersebar di Cina, Jepang dan Korea. Nah, babi merupakan binatang yang banyak menyimpan parasit-parasit ini. Oleh karena itu, pembasmian penyakit yang diakibatkan oleh parasit-parasit ini tidak dapat dilakukan hanya pada manusia penderita, tetapi juga harus sampai kepada sumber asalnya: babi. c. Cacing pita yang ada dalam tubuh babi. Sel telur cacing ini berpindah dari manusia kepada babi yang melahirkan cacing ganda dalam daging babi. Cacing itu kemudian berpindah lagi kepada manusia yang memakan daging babi dan cacing pita yang hidup dan berkembang di dalam usus. Pada dasarnya penyakit ini tidak begitu berbahaya, karena hampir sama dengan cacing pita yang terdapat dalam daging sapi. Tetapi cacing pita yang terdapat dalam daging babi sangat berbeda dengan cacing pita yang ada dalam daging sapi. Apabila sel telur cacing itu tertelan oleh manusia melalui tangannya yang kotor, atau melalui makanan yang kotor, atau apabila ia memotong bagian cacing yang mengandung telur, atau memotong telur cacing dari ususnya hingga telur itu pecah dan larvanya mengena bagian otot yang bersangkutan, maka hal itu kemungkinan besar menyebabkan kematian apabila menyerang otak, urat saraf, atau hati dan organ penting lainnya. Penyakit berbahaya seperti ini hampir tidak kita dapatkan di negara-negara Islam, karena Islam telah mengharamkan memakan daging babi. d. Cacing berbentuk spiral. Terjangkitnya seseorang dengan cacing spiral yang larvanya berceceran pada otot-ototnya akan menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya, seperti rematik, sulit mengunyah dan bernafas serta menggerakkan mata, radang otak dan jaringan urat saraf serta radang selaput otak. Penyakit urat saraf dan otak yang menyebabkan keracunan, stress dan komplikasi. Jika seseorang terkena penyakit yang mematikan ini, ia akan meninggal dunia dalam jangka waktu antara empat sampai enam minggu. Dan babi adalah penyebab utamanya. Penyakit ini banyak menyebar di Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Sedangkan di dunia Islam, alhamdulillah, penyakit seperti ini tidak banyak berjangkit. Usaha untuk mencegah berjangkitnya penyakit ini dilakukan dengan cara memelihara babi secara sehat dan pengobatan secara medis terhadap daging babi. Tetapi itu semua tidak membuahkan hasil. Sebagai contoh, Amerika Serikat adalah salah satu dari tiga negara terbesar di dunia yang terjangkit penyakit ini, mencapai 16%. Jumlah ini sangat jauh dari yang sebenarnya. Di negara-negara bagian Amerika Serikat persentase berjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh babi ini berkisar antara 5%-27%. Selain itu, lemak minyak babi sangat berbeda dengan minyak nabati dan lemak hewani lainnya. Oleh karena itu, kelayakan daging babi untuk digunakan sebagai bahan makanan sangat diragukan sebagian besar ahli. Hal ini dijelaskan oleh Prof. Ram, seorang ahli kimia dari Denmark yang memperoleh hadiah nobel, bahwa seseorang tidak boleh banyak mengkonsumsi minyak babi karena akan menyebabkan penyakit empedu dan menutupi salurannya, pengerasan urat nadi dan penyakit jantung. Perlu disebutkan di sini bahwa jumhûr (mayoritas) ahli hukum Islam mengartikan kata "lahm" sebagai 'daging', termasuk 'lemak'. Sedangkan soal hewan yang disembelih dengan tidak menyebut nama Allah, dan hewan yang yang disembelih dengan nama berhala, berkaitan dengan persoalan ibadah. Sedang hewan yang mati tercekik, terpukul, mati ditanduk dan diterkam binatang buas, mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan bangkai, meskipun sebab kematiannya berbeda. حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ‌الْمَيْتَةُ ‌وَ‌ال‍‍دَّمُ ‌وَلَحْمُ ‌الْ‍‍خِ‍‍‌‍ن‍‍ز‍ِ‍ي‍‍ر‍ِ‍‌ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أُهِلَّ لِ‍‍غَ‍‍يْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌اللَّ‍‍هِ بِ‍‍هِ ‌وَ‌الْمُ‍‌‍نْ‍‍‍‍خَ‍‍نِ‍‍قَ‍‍ةُ ‌وَ‌الْمَوْ‍قُ‍‍و‌ذَةُ ‌وَ‌الْمُتَ‍رَ‌دِّيَةُ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍‍‍طِ‍‍يحَةُ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أَكَلَ ‌ال‍‍سَّبُعُ ‌إِلاَّ‌ مَا‌ ‌ذَكَّيْتُمْ ‌وَمَا‌ ‌ذُبِحَ عَلَى‌ ‌ال‍‍نُّ‍‍‍‍صُ‍‍بِ ‌وَ‌أَ‌نْ تَسْتَ‍‍قْ‍‍سِمُو‌ا‌ بِ‍الأَ‌زْلاَمِ ۚ ‌ذَلِكُمْ فِسْ‍‍ق‌‍ٌۗ ‌الْيَ‍‍وْمَ يَئِسَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ مِ‍‌‍نْ ‌دِينِكُمْ فَلاَ‌ تَ‍‍خْ‍‍شَوْهُمْ ‌وَ‌اخْ‍‍شَوْنِي ۚ ‌الْيَ‍‍وْمَ ‌أَكْمَلْتُ لَكُمْ ‌دِينَكُمْ ‌وَ‌أَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي ‌وَ‌‍رَضِ‍‍ي‍‍تُ لَكُمُ ‌الإِسْلاَمَ ‌دِينا‌‌ ًۚ فَمَنِ ‌اضْ‍‍طُ‍رَّ‌ فِي مَ‍‍خْ‍‍مَ‍‍صَ‍‍ةٍ غَ‍‍يْ‍رَ‌ مُتَجَانِف‍ٍ‌ لإِثْم‌‍ٍۙ فَإِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ غَ‍‍ف‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌‍رَحِيمٌ
Yas'alūnaka Mādhā 'Uĥilla Lahum ۖ Qul 'Uĥilla Lakumu Aţ-Ţayyibātu ۙ Wa Mā `Allamtum Mina Al-Jawāriĥi Mukallibīna Tu`allimūnahunna Mimmā `Allamakumu Allāhu ۖ Fakulū Mimmā 'Amsakna `Alaykum Wa Adhkurū Asma Allāhi `Alayhi ۖ Wa Attaqū Allaha ۚ 'Inna Allāha Sarī`u Al-Ĥisābi 005-004 Orang-orang Mukmin bertanya kepadamu, Muhammad, mengenai makanan dan lain-lain yang dihalalkan untuk mereka. Katakan kepada mereka, "Allah menghalalkan semua yang baik menurut akal yang sehat, dan hewan buruan yang ditangkap oleh binatang buas yang telah kalian latih sesuai dengan apa yang diajarkan Allah kepada kalian. Makanlah dari apa yang ditangkap oleh binatang itu untuk kalian, dan sebutlah nama Allah ketika menyembelihnya. Bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan apa yang disyariatkan kepada kalian dan jangan melanggar perintah-Nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. يَسْأَلُونَكَ مَا‌ذَ‌ا‌ ‌أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُ‍‍لْ ‌أُحِلَّ لَكُمُ ‌ال‍‍طَّ‍‍يِّب‍‍َ‍اتُ ۙ ‌وَمَا‌ عَلَّمْتُمْ مِنَ ‌الْجَوَ‌ا‌رِحِ مُكَلِّب‍‍ِ‍ي‍‍نَ تُعَلِّمُونَهُ‍‍نَّ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ عَلَّمَكُمُ ‌اللَّ‍‍هُ ۖ فَكُلُو‌ا‌ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ ‌وَ‌ا‌ذْكُرُ‌و‌ا‌اسْمَ ‌اللَّ‍‍هِ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ ۖ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ۚ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ سَ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍عُ ‌الْحِسَابِ
Al-Yawma 'Uĥilla Lakumu Aţ-Ţayyibātu ۖ Wa Ţa`āmu Al-Ladhīna 'Ūtū Al-Kitāba Ĥillun Lakum Wa Ţa`āmukum Ĥillun Lahum Wa ۖ Al-Muĥşanātu Mina Al-Mu'umināti Wa Al-Muĥşanātu Mina Al-Ladhīna 'Ūtū Al-Kitāba Min Qablikum 'Idhā 'Ātaytumūhunna 'Ujūrahunna Muĥşinīna Ghayra Musāfiĥīna Wa Lā Muttakhidhī 'Akhdānin ۗ Wa Man Yakfur Bil-'Īmāni Faqad Ĥabiţa `Amaluhu Wa Huwa Fī Al-'Ākhirati Mina Al-Khāsirīna 005-005 Pada hari ini--hari diturunkannya ayat--Allah telah menghalalkan segala yang baik menurut selera yang sehat, makanan dan sembelihan Ahl al-Kitâb selama tidak ada ketentuan baru yang mengharamkannya. Selain itu, Allah juga menghalalkan makanan kalian untuk mereka dan membolehkan kalian mengawini wanita-wanita yang menjaga kehormatannya di antara wanita-wanita Ahl al-Kitâb yang beriman, bila kalian membayar maskawin mereka dengan maksud mengawininya, dan bukan untuk melegalkan hubungan yang tidak sah (zina), atau menjadikan mereka sebagai wanita simpanan. Barangsiapa mengingkari agama, maka hilanglah pahala amal perbuatannya yang semula dikira sebagai usaha pendekatan diri kepada Allah. Di akhirat kelak, ia akan termasuk orang-orang yang binasa. الْيَ‍‍وْمَ ‌أُحِلَّ لَكُمُ ‌ال‍‍طَّ‍‍يِّب‍‍َ‍اتُ ۖ ‌وَ‍طَ‍‍ع‍‍َ‍امُ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أ‍ُ‍‌وتُو‌ا‌الْكِت‍‍َ‍ابَ حِلّ ٌ‌ لَكُمْ ‌وَ‍طَ‍‍عَامُكُمْ حِلّ ٌ‌ لَهُمْ ۖ ‌وَ‌الْمُحْ‍‍صَ‍‍ن‍‍َ‍اتُ مِنَ ‌الْمُؤْمِن‍‍َ‍اتِ ‌وَ‌الْمُحْ‍‍صَ‍‍ن‍‍َ‍اتُ مِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أ‍ُ‍‌وتُو‌ا‌الْكِت‍‍َ‍ابَ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِكُمْ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌آتَيْتُمُوهُ‍‍نَّ ‌أُجُو‌‍رَهُ‍‍نَّ مُحْ‍‍صِ‍‍ن‍‍ِ‍ي‍‍نَ غَ‍‍يْ‍رَ‌ مُسَافِح‍‍ِ‍ي‍‍نَ ‌وَلاَ‌ مُتَّ‍‍خِ‍‍ذِي ‌أَ‍خْ‍‍د‍َ‍‌انٍۗ ‌وَمَ‍‌‍نْ يَكْفُرْ‌ بِ‍الإِيم‍‍َ‍انِ فَ‍‍قَ‍‍دْ‌ حَبِ‍‍طَ عَمَلُ‍‍هُ ‌وَهُوَ‌ فِي ‌الآ‍‍خِ‍رَةِ مِنَ ‌الْ‍‍خَ‍‍اسِ‍‍رِينَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū 'Idhā Qumtum 'Ilá Aş-Şalāati Fāghsilū Wujūhakum Wa 'Aydiyakum 'Ilá Al-Mafiqi Wa Amsaĥū Biru'ūsikum Wa 'Arjulakum 'Ilá Al-Ka`bayni ۚ Wa 'In Kuntum Junubāan Fa Aţţahharū ۚ Wa 'In Kuntum Marđá 'Aw `Alá Safarin 'Aw Jā'a 'Aĥadun Minkum Mina Al-Ghā'iţi 'Aw Lāmastumu An-Nisā' Falam Tajidū Mā'an Fatayammamū Şa`īdāan Ţayyibāanmsaĥū Biwujūhikum Wa 'Aydīkum Minhu ۚ Mā Yurīdu Allāhu Liyaj`ala `Alaykum Min Ĥarajin Wa Lakin Yurīdu Liyuţahhirakum Waliyutimma Ni`matahu `Alaykum La`allakum Tashkurūna 005-006 Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan salat, sedang kalian belum berwudu, maka berwudulah dengan membasuh muka dan tangan sampai sikunya. Lalu usaplah kepala--seluruhnya atau sebagian--dan basuhlah kaki sampai dengan kedua matanya. Apabila hendak melaksanakan salat, dan kalian dalam keadaan junub karena menggauli istri, maka mandilah dengan membasuh seluruh badan. Jika kalian menderita sakit yang tidak memungkinkan penggunaan air, atau dalam perjalanan yang tidak memungkinkan kalian mendapatkan air, atau ketika kalian selesai buang air, atau menggauli istri(1) lalu kalian tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan debu yang suci. Usaplah muka dan tangan kalian dengan debu itu. Sesungguhnya Allah tidak bermaksud menyulitkan kalian pada semua perintah-Nya. Allah menetapkan ketentuan itu semua dengan maksud untuk membersihkan kalian secara lahir dan batin, dan menyempurnakan nikmat-Nya dengan memberi petunjuk dan kemudahan kepada kalian, agar kalian bersyukur atas petunjuk dan hidayah-Nya dengan selalu menaati-Nya. (2). (1) bagian besar ahli tafsir mengartikan kata "lâmastum" dalam ayat ini dengan 'menyentuh'. Ada juga yang mengartikannya dengan 'menggauli'. Perbedaan penafsiran ini mempunyai konsekuensi hukum masing-masing. Jika kata "lâmastum" diartikan 'menyentuh', maka wudu seseorang menjadi batal dengan sekadar sentuhan. Tetapi jika diartikan 'menggauli', wudu seseorang tidak batal hanya karena menyentuh wanita. (2) rsuci (thahârah) dalam Islam mengandung dua pengertian. Pertama, mengarahkan hati kepada Allah dengan penuh persiapan agar dapat menghadap Allah dengan jiwa bersih dan ikhlas. Kedua, bersuci secara lahiriah dengan melakukan wudu, yaitu membersihkan sebagian anggota badan dari kotoran. Bersuci dalam pengertian kedua ini kadang-kadang terulang sampai lima kali dalam sehari. Dapat pula dengan cara mandi setelah mengadakan hubungan suami istri, atau setelah bersuci dari haid dan nifas. Wudu dan mandi ini mempunyai manfaat yang besar, yaitu membersihkan dan menjaga tubuh dari kotoran dan debu yang membawa bibit penyakit, melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot-otot. Oleh karena itu, Rasulullah saw. bersabda, "Kalau kamu [sedang] marah, berwudulah." Sedangkan tayamum mengandung makna bersuci dalam pengertian pertama, yaitu mengarahkan hati kepada Allah dengan penuh persiapan, agar dapat mengahadap Allah dengan jiwa bersih dan ikhlas. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُ‍‍و‌ا‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ قُ‍‍مْتُمْ ‌إِلَى‌ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةِ فَاغْ‍‍سِلُو‌ا‌ ‌وُجُوهَكُمْ ‌وَ‌أَيْدِيَكُمْ ‌إِلَى‌ ‌الْمَ‍رَ‌افِ‍‍قِ ‌وَ‌امْسَحُو‌ا‌ بِرُ‌ء‍ُ‍‌وسِكُمْ ‌وَ‌أَ‌رْجُلَكُمْ ‌إِلَى‌ ‌الْكَعْبَ‍‍يْ‍‍نِ ۚ ‌وَ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍نْ‍‍تُمْ جُنُبا‌‌ ً‌ فَاطَّ‍‍هَّرُ‌و‌اۚ ‌وَ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍نْ‍‍تُمْ مَرْ‍ضَ‍‍ى‌ ‌أَ‌وْ‌ عَلَى‌ سَفَرٍ‌ ‌أَ‌وْ‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌أَحَد‌ٌ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ مِنَ ‌الْ‍‍غَ‍‍ائِ‍‍طِ ‌أَ‌وْ‌ لاَمَسْتُمُ ‌ال‍‍نِس‍‍َ‍ا‌ء‌ فَلَمْ تَجِدُ‌و‌ا‌ م‍‍َ‍ا‌ء‌‌ ً‌ فَتَيَ‍‍مَّ‍‍مُو‌اصَ‍‍عِيد‌ا‌‌ ًطَ‍‍يِّبا‌‌ ً‌ فَامْسَحُو‌ا‌ بِوُجُوهِكُمْ ‌وَ‌أَيْدِيكُمْ مِ‍‌‍نْ‍‍هُ ۚ مَا‌ يُ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍دُ‌ ‌اللَّ‍‍هُ لِيَ‍‍جْ‍‍عَلَ عَلَيْكُمْ مِ‍‌‍نْ حَ‍رَجٍ‌ ‌وَلَكِ‍‌‍نْ يُ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍دُ‌ لِيُ‍‍طَ‍‍هِّ‍رَكُمْ ‌وَلِيُتِ‍‍مَّ نِعْمَتَ‍‍هُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُ‌ونَ
Wa Adhkurū Ni`mata Allāhi `Alaykum Wa Mīthāqahu Al-Ladhī Wa Athaqakum Bihi~ 'Idh Qultum Sami`nā Wa 'Aţa`nā ۖ Wa Attaqū Allaha ۚ 'Inna Allāha `Alīmun Bidhāti Aş-Şudūri 005-007 Renungkanlah, wahai orang-orang yang beriman, nikmat Allah kepada kalian dengan menunjukkan kalian kepada agama Islam. Peliharalah pelaksanaan janji yang telah kalian ucapkan saat membaiat Rasulullah, Muhammad, untuk mau mendengar dan patuh. Bertakwalah kepada Allah dengan menjaga dan melaksanakan janji-janji itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati kalian, dan Dialah yang akan memberi balasannya. وَ‌ا‌ذْكُرُ‌و‌ا‌ نِعْمَةَ ‌اللَّ‍‍هِ عَلَيْكُمْ ‌وَمِيثَاقَ‍‍هُ ‌الَّذِي ‌وَ‌اثَ‍‍قَ‍‍كُمْ بِهِ ‌إِ‌ذْ‌ قُ‍‍لْتُمْ سَمِعْنَا‌ ‌وَ‌أَ‍طَ‍‍عْنَا‌ ۖ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ۚ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ عَل‍‍ِ‍ي‍‍م‌‍ٌ‌ بِذ‍َ‍‌اتِ ‌ال‍‍صُّ‍‍دُ‌و‌رِ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Kūnū Qawwāmīna Lillāh Shuhadā'a Bil-Qisţi ۖ Wa Lā Yajrimannakum Shana'ānu Qawmin `Alá 'Allā Ta`dilū ۚ A`dilū Huwa 'Aqrabu Lilttaqۖ Wa Attaqū Allaha ۚ 'Inna Allāha Khabīrun Bimā Ta`malūna 005-008 Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan melaksanakan persaksian di antara manusia dengan benar. Janganlah kebencian kalian yang sangat kepada suatu kaum membawa kalian untuk bersikap tidak adil kepada mereka. Tetaplah berlaku adil, karena keadilan merupakan jalan terdekat menuju ketakwaan kepada Allah dan menjauhi kemurkaan-Nya(1). Takutlah kalian kepada Allah dalam setiap urusan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua yang kalian perbuat dan Dia akan memberi balasan yang setimpal. (1) Islam telah menyeru umat manusia untuk selalu konsisten dengan keadilan, baik dengan penguasa maupun dengan musuh. Maka, merupakan tindakan yang tidak benar kalau kebencian mengakibatkan perlakuan tidak adil. Hal itu diterapkan pada hubungan antar individu, dan hubungan antar institusi atau negara. Bersikap adil terhadap musuh diterangkan oleh al-Qur'ân secara sangat jelas, sebagai sikap yang mendekatkan diri kepada takwa. Seandainya prinsip keadilan itu diterapkan dalam hukum internasional, maka tidak akan ada peperangan. Dan kalau setiap agama mempunyai ciri khas tersendiri, maka ciri khas Islam adalah konsep tauhid dan keadilan. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ كُونُو‌اقَ‍‍وَّ‌ام‍‍ِ‍ي‍‍نَ لِلَّهِ شُهَد‍َ‍‌ا‌ءَ‌ بِ‍الْ‍‍قِ‍‍سْ‍‍طِ ۖ ‌وَلاَ‌ يَ‍‍جْ‍‍رِمَ‍‍نَّ‍‍كُمْ شَنَآنُ قَ‍‍وْمٍ عَلَ‍‍ى‌ ‌أَلاَّ‌ تَعْدِلُو‌اۚ ‌اعْدِلُو‌ا‌ هُوَ‌ ‌أَ‍قْ‍‍‍رَبُ لِلتَّ‍‍قْ‍‍وَ‌ى‌ ۖ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ۚ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ خَ‍‍ب‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٌ‌ بِمَا‌ تَعْمَلُونَ
Wa`ada Allāhu Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti ۙ Lahum Maghfiratun Wa 'Ajrun `Ažīmun 005-009 Allah memberi karunia-Nya dengan menjanjikan orang-orang yang beriman kepada agama-Nya dan selalu mengerjakan amal saleh, untuk mengampuni dosa-dosa dan melimpahkan pahala yang besar kepada mereka. وَعَدَ‌ ‌اللَّ‍‍هُ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ ‌وَعَمِلُو‌ا‌ال‍‍صَّ‍‍الِح‍‍َ‍اتِ ۙ لَهُمْ مَ‍‍غْ‍‍فِ‍رَةٌ‌ ‌وَ‌أَجْ‍‍رٌ‌ عَ‍‍ظِ‍‍يمٌ
Wa Al-Ladhīna Kafarū Wa Kadhdhabū Bi'āyātinā 'Ūlā'ika 'Aşĥābu Al-Jaĥīmi 005-010 Orang-orang yang membangkang terhadap agama Allah dan mendustakan ayat-ayat yang membuktikan keesaan dan kebenaran risalah-Nya adalah penghuni neraka yang akan kekal di dalamnya. وَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ ‌وَكَذَّبُو‌ا‌ بِآيَاتِنَ‍‍ا‌ ‌أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ ‌أَ‍صْ‍‍ح‍‍َ‍ابُ ‌الْجَحِيمِ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Adhkurū Ni`mata Allāhi `Alaykum 'Idh Hamma Qawmun 'An Yabsuţū 'Ilaykum 'Aydiyahum Fakaffa 'Aydiyahum `Ankum ۖ Wa Attaqū Allaha ۚ Wa `Alá Allāhi Falyatawakkali Al-Mu'uminūna 005-011 Hai orang-orang yang beriman, renungkanlah nikmat Allah saat kalian mengalami kesusahan, ketika suatu kaum--yaitu sekelompok orang musyrik--hendak menghancurkan kalian dan Rasulullah, lalu Allah melindungi dan menyelamatkan kalian dari siksa mereka. Bertakwalah kepada Allah dan bersandarlah hanya kepada-Nya dalam segala urusan, karena Dia yang mencukupimu. Selayaknya bagi orang yang beriman untuk selalu bersandar kepada Allah. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ا‌ذْكُرُ‌و‌ا‌ نِعْمَةَ ‌اللَّ‍‍هِ عَلَيْكُمْ ‌إِ‌ذْ‌ هَ‍‍مَّ قَ‍‍وْمٌ ‌أَ‌نْ يَ‍‍بْ‍‍سُ‍‍طُ‍‍و‌ا‌ ‌إِلَيْكُمْ ‌أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ ‌أَيْدِيَهُمْ عَ‍‌‍نْ‍‍كُمْ ۖ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ۚ ‌وَعَلَى‌ ‌اللَّ‍‍هِ فَلْيَتَوَكَّلِ ‌الْمُؤْمِنُونَ
Wa Laqad 'Akhadha Allāhu Mīthāqa Banī 'Isrā'īla Wa Ba`athnā Minhumu Athnay `Ashara Naqībāan ۖ Wa Qāla Allāhu 'Innī Ma`akum ۖ La'in 'Aqamtumu Aş-Şalāata Wa 'Ātaytumu Az-Zakāata Wa 'Āmantum Birusulī Wa `Azzartumūhum Wa 'Aqrađtumu Allāha Qarđāan Ĥasanāan La'ukaffiranna `Ankum Sayyi'ātikum Wa La'udkhilannakum Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'Anhāru ۚ Faman Kafara Ba`da Dhālika Minkum Faqad Đalla Sawā'a As-Sabīli 005-012 Sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari Banû Isrâ'îl untuk selalu mendengar dan taat kepada perintah-Nya. Dia mengangkat dua belas pemimpin di antara mereka untuk melaksanakan perjanjian itu. Allah menguatkan janji-Nya akan menolong dan memberi kemenangan, jika mereka melaksanakan salat sebagaimana mestinya, mengeluarkan zakat yang diwajibkan, beriman kepada semua rasul-Nya dan membelanjakan harta di jalan kebaikan. Jika mereka melaksanakan itu semua, maka Allah akan mengampuni dosa mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga yang dialiri bermacam-macam sungai di dalamnya. Barangsiapa ingkar dan merusak perjanjian itu, maka mereka telah tersesat dari jalan yang benar dan lurus. وَلَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌أَ‍خَ‍‍ذَ‌ ‌اللَّ‍‍هُ مِيث‍‍َ‍اقَ بَنِ‍‍ي ‌إِسْر‍َ‍‌ائ‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌وَبَعَثْنَا‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمُ ‌اثْنَيْ عَشَ‍رَ‌ نَ‍‍قِ‍‍يبا‌ ًۖ ‌وَ‍قَ‍‍الَ ‌اللَّ‍‍هُ ‌إِنِّ‍‍ي مَعَكُمْ ۖ لَئِ‍‌‍نْ ‌أَ‍قَ‍‍مْتُمُ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةَ ‌وَ‌آتَيْتُمُ ‌ال‍‍زَّك‍‍َ‍اةَ ‌وَ‌آمَ‍‌‍نْ‍‍تُمْ بِرُسُلِي ‌وَعَزَّ‌رْتُمُوهُمْ ‌وَ‌أَ‍قْ‍‍‍رَضْ‍‍تُمُ ‌اللَّ‍‍هَ قَ‍‍رْ‍ض‍‍اً‌ حَسَنا‌ ً‌ لَأُكَفِّ‍رَنَّ عَ‍‌‍نْ‍‍كُمْ سَيِّئ‍‍َ‍‍اتِكُمْ ‌وَلَأُ‌دْ‍‍خِ‍‍لَ‍‍نَّ‍‍كُمْ جَ‍‍نّ‍‍َ‍ات‌‍ٍ‌ تَ‍‍جْ‍‍رِي مِ‍‌‍نْ تَحْتِهَا‌ ‌الأَ‌نْ‍‍ه‍‍َ‍ا‌رُ‌ ۚ فَمَ‍‌‍نْ كَفَ‍رَ‌ بَعْدَ‌ ‌ذَلِكَ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ فَ‍‍قَ‍‍دْ‌ ضَ‍‍لَّ سَو‍َ‍‌ا‌ءَ‌ ‌ال‍‍سَّبِيلِ
Fabimā Naqđihimthāqahum La`annāhum Wa Ja`alnā Qulūbahum Qāsiyatan ۖ Yuĥarrifūna Al-Kalima `An Mawāđi`ihi ۙ Wa Nasū Ĥažžāan Mimmā Dhukkirū Bihi ۚ Wa Lā Tazālu Taţţali`u `Alá Khā'inatin Minhum 'Illā Qalīlāan Minhum ۖ Fā`fu `Anhum Wa Aşfaĥ ۚ 'Inna Allāha Yuĥibbu Al-Muĥsinīna 005-013 Karena Banû Isrâ'îl telah melanggar janji, maka mereka berhak dilaknat dan dijauhkan dari rahmat Allah. Hati mereka menjadi keras dan tidak dapat menerima kebenaran. Mereka kemudian mulai mengubah arti firman Allah menurut kehendak dan hawa nafsu mereka dan meninggalkan apa yang telah diperintahkan kepada mereka dalam Tawrât. Kamu, Rasulullah, masih akan melihat berbagai bentuk pengkhianatan dan perusakan perjanjian, kecuali sebagian kecil dari mereka yang beriman kepadamu. Mereka tidak akan berkhianat. Maka maafkanlah kesalahan mereka, wahai Rasulullah, ampuni dan berbuat baiklah kepada mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. فَبِمَا‌ نَ‍‍قْ‍‍‍‍ضِ‍‍هِمْ مِيثَاقَ‍‍هُمْ لَعَ‍‍نَّ‍‍اهُمْ ‌وَجَعَلْنَا‌ قُ‍‍لُوبَهُمْ قَ‍‍اسِيَة ًۖ يُحَرِّف‍‍ُ‍ونَ ‌الْكَلِمَ عَ‍‌‍نْ مَوَ‌اضِ‍‍عِ‍‍هِ ۙ ‌وَنَسُو‌ا‌ حَ‍‍ظّ‍‍ا‌ ً‌ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌ذُكِّرُ‌و‌ا‌ بِ‍‍هِ ۚ ‌وَلاَ‌ تَز‍َ‍‌الُ تَ‍‍طَّ‍‍لِعُ عَلَى‌ خَ‍‍ائِنَةٍ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ‌إِلاَّ‌ قَ‍‍لِيلا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ۖ فَاعْفُ عَ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ‌وَ‌اصْ‍‍فَحْ ۚ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ يُحِبُّ ‌الْمُحْسِنِينَ
Wa Mina Al-Ladhīna Qālū 'Innā Naşārá 'Akhadhnā Mīthāqahum Fanasū Ĥažžāan Mimmā Dhukkirū Bihi Fa'aghraynā Baynahumu Al-`Adāwata Wa Al-Baghđā'a 'Ilá Yawmi Al-Qiyāmati ۚ Wa Sawfa Yunabbi'uhumu Allāhu Bimā Kānū Yaşna`ūna 005-014 Allah juga mengambil perjanjian dari orang-orang Nasrani yang berkata, "Dengan beriman kepada Injîl dan dengan mengakui konsep keesaan Tuhan, kami adalah orang-orang Nasrani." Tetapi kemudian mereka melupakan sebagian besar dari apa yang diperintahkan kepada mereka dalam Injîl. Allah akan menyiksa mereka dengan menimbulkan permusuhan di antara mereka, sehingga mereka menjadi beberapa kelompok yang saling bermusuhan sampai hari kiamat nanti. Allah akan memberitahukan apa yang mereka perbuat dan akan memberi balasannya. وَمِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌إِنَّ‍‍ا‌ نَ‍‍صَ‍‍ا‌‍رَ‌ى‌ ‌أَ‍خَ‍‍ذْنَا‌ مِيثَاقَ‍‍هُمْ فَنَسُو‌ا‌ حَ‍‍ظّ‍‍ا‌ ً‌ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌ذُكِّرُ‌و‌ا‌ بِ‍‍هِ فَأَ‍‍غْ‍رَيْنَا‌ بَيْنَهُمُ ‌الْعَدَ‌ا‌وَةَ ‌وَ‌الْبَ‍‍غْ‍‍ضَ‍‍ا‌ءَ‌ ‌إِلَى‌ يَ‍‍وْمِ ‌الْ‍‍قِ‍‍يَامَةِ ۚ ‌وَسَ‍‍وْفَ يُنَبِّئُهُمُ ‌اللَّ‍‍هُ بِمَا‌ كَانُو‌ا‌ يَ‍‍صْ‍‍نَعُونَ
Yā 'Ahla Al-Kitābi Qad Jā'akum Rasūlunā Yubayyinu Lakum Kathīrāan Mimmā Kuntum Tukhfūna Mina Al-Kitābi Wa Ya`fū `An Kathīrin ۚ Qad Jā'akum Mina Allāhi Nūrun Wa Kitābun Mubīnun 005-015 Wahai Ahl al-Kitâb, sungguh telah datang kepada kalian utusan Kami, Muhammad, yang menyeru kepada kebenaran dan menampakkan kepada kalian sebagian besar isi Tawrât dan Injîl yang kalian sembunyikan dan meninggalkan banyak lainnya yang memang tidak perlu dijelaskan. Sesungguhnya telah datang kepada kalian syariat sempurna dari sisi Allah, yang merupakan cahaya, dan dijelaskan dalam kitab suci. يَ‍‍ا‌ ‌أَهْلَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ قَ‍‍دْ‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَكُمْ ‌‍رَسُولُنَا‌ يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ كُ‍‌‍نْ‍‍تُمْ تُ‍‍خْ‍‍ف‍‍ُ‍ونَ مِنَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ ‌وَيَعْفُو‌ عَ‍‌‍نْ كَث‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٍۚ قَ‍‍دْ‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَكُمْ مِنَ ‌اللَّ‍‍هِ ن‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌وَكِت‍‍َ‍ابٌ‌ مُبِينٌ
Yahdī Bihi Allāhu Mani Attaba`a Riđwānahu Subula As-Salāmi Wa Yukhrijuhum Mina Až-Žulumāti 'Ilá An-Nūri Bi'idhnihi Wa Yahdīhim 'Ilá Şirāţin Mustaqīmin 005-016 Dengan kitab suci itu Allah telah memberi petunjuk orang-orang yang mengharapkan keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari gelapnya kekufuran kepada terangnya cahaya keimanan serta memberi petunjuk ke jalan yang benar. يَهْدِي بِهِ ‌اللَّ‍‍هُ مَنِ ‌اتَّبَعَ ‌رِ‍‍ضْ‍‍وَ‌انَ‍‍هُ سُبُلَ ‌ال‍‍سَّلاَمِ ‌وَيُ‍‍خْ‍‍رِجُهُمْ مِنَ ‌ال‍‍ظُّ‍‍لُم‍‍َ‍اتِ ‌إِلَى‌ ‌ال‍‍نّ‍‍ُ‍و‌ر‍ِ‍‌ بِإِ‌ذْنِ‍‍هِ ‌وَيَهْدِيهِمْ ‌إِلَى‌ صِ‍رَ‍‌اطٍ‌ مُسْتَ‍‍قِ‍‍يمٍ
Laqad Kafara Al-Ladhīna Qālū 'Inna Allāha Huwa Al-Masīĥu Abnu Maryama ۚ Qul Faman Yamliku Mina Allāhi Shay'āan 'In 'Arāda 'An Yuhlika Al-Masīĥa Abna Maryama Wa 'Ummahu Wa Man Al-'Arđi Jamī`āan ۗ Wa Lillāh Mulku As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Mā Baynahumā ۚ Ykhluqu Mā Yashā'u Wa ۚ Allāhu `Alá Kulli Shay'in Qadīrun 005-017 Orang-orang yang mendakwakan--secara tidak benar--bahwa Allah adalah 'Isâ al-Masîh putra Maryam, sungguh telah kafir. Katakan, wahai Muhammad, kepada orang-orang yang berani menuhankan 'Isâ a. s. itu, "Tidak ada seorang pun yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah bila Dia berkehendak membinasakan 'Isâ dan bundanya serta semua orang di muka bumi ini. Sebab hanya milik Allahlah kerajaan langit dan bumi serta apa-apa yang berada di antara keduanya. Dia menciptakan bentuk apa saja yang dikehendaki." Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya. لَ‍قَ‍‍دْ‌ كَفَ‍رَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ هُوَ‌ ‌الْمَس‍‍ِ‍ي‍‍حُ ‌ابْ‍‍نُ مَرْيَمَ ۚ قُ‍‍لْ فَمَ‍‌‍نْ يَمْلِكُ مِنَ ‌اللَّ‍‍هِ شَ‍‍يْ‍‍ئا‌‌ ً‌ ‌إِ‌نْ ‌أَ‌رَ‍‌ا‌دَ‌ ‌أَ‌نْ يُهْلِكَ ‌الْمَس‍‍ِ‍ي‍‍حَ ‌ابْ‍‍نَ مَرْيَمَ ‌وَ‌أُمَّ‍‍هُ ‌وَمَ‍‌‍نْ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ جَمِيعا‌ ًۗ ‌وَلِلَّهِ مُلْكُ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌وَمَا‌ بَيْنَهُمَا‌ ۚ ي‍‍خْ‍‍لُ‍‍قُ مَا‌ يَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ۚ ‌وَ‌اللَّهُ عَلَى‌ كُلِّ شَ‍‍يْء‌‌ٍقَ‍‍دِيرٌ
Wa Qālati Al-Yahūdu Wa An-Naşārá Naĥnu 'Abnā'u Allāhi Wa 'Aĥibbā'uuhu ۚ Qul Falima Yu`adhdhibukum Bidhunūbikum ۖ Bal 'Antum Basharun Mimman Khalaqa ۚ Yaghfiru Liman Yashā'u Wa Yu`adhdhibu Man Yashā'u ۚ Wa Lillāh Mulku As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Mā Baynahumā ۖ Wa 'Ilayhi Al-Maşīru 005-018 Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutamakan, karena kami adalah anak-anak dan kekasih-kekasih Allah." Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, "Kalau benar demikian, mengapa Allah menyiksa kalian karena dosa yang kalian perbuat dan memasukkan kalian ke dalam neraka Jahanam? Sungguh, kalian benar-benar dusta! Sebab kalian, seperti manusia lainnya, adalah makhluk ciptaan Allah: seluruh amal perbuatan kalian akan diperhitungkan kelak. Hanya Allah yang mengampuni dan menyiksa siapa saja yang dikehendaki-Nya, karena langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya adalah milik Allah, dan semua akan kembali kepada-Nya. وَ‍قَ‍‍الَتِ ‌الْيَه‍‍ُ‍و‌دُ‌ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍‍‍صَ‍‍ا‌‍رَ‌ى‌ نَحْنُ ‌أَبْ‍‍ن‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ‌اللَّ‍‍هِ ‌وَ‌أَحِبّ‍‍َ‍ا‌ؤُهُ ۚ قُ‍‍لْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ ۖ بَلْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ بَشَر‌ٌ‌ مِ‍‍مَّ‍‍‌‍نْ خَ‍‍لَ‍‍قَ ۚ يَ‍‍غْ‍‍فِ‍‍ر‍ُ‍‌ لِمَ‍‌‍نْ يَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ‌وَيُعَذِّبُ مَ‍‌‍نْ يَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ۚ ‌وَلِلَّهِ مُلْكُ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌وَمَا‌ بَيْنَهُمَا‌ ۖ ‌وَ‌إِلَ‍‍يْ‍‍هِ ‌الْمَ‍‍صِ‍‍يرُ
Yā 'Ahla Al-Kitābi Qad Jā'akum Rasūlunā Yubayyinu Lakum `Alá Fatratin Mina Ar-Rusuli 'An Taqūlū Mā Jā'anā Min Bashīrin Wa Lā Nadhīrin ۖ Faqad Jā'akum Bashīrun Wa Nadhīrun Wa ۗ Allāhu `Alá Kulli Shay'in Qadīrun 005-019 Wahai Ahl al-Kitâb, sesungguhnya telah datang rasul Kami kepada kalian untuk menjelaskan kebenaran, setelah terhentinya pengutusan rasul-rasul untuk beberapa waktu, supaya kalian tidak memiliki alasan bahwa Allah tidak mengutus seorang pembawa kabar gembira maupun seorang pemberi peringatan kepada kalian. Sekarang telah datang seorang pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada kalian. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, termasuk menurunkan risalah, dan akan membuat perhitungan terhadap apa yang kalian lakukan. يَ‍‍ا‌ ‌أَهْلَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ قَ‍‍دْ‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَكُمْ ‌‍رَسُولُنَا‌ يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى‌ فَتْ‍رَةٍ‌ مِنَ ‌ال‍‍رُّسُلِ ‌أَ‌نْ تَ‍‍قُ‍‍ولُو‌ا‌ مَا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَنَا‌ مِ‍‌‍نْ بَش‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٍ‌ ‌وَلاَ‌ نَذ‍ِ‍ي‍‍ر‌ٍۖ فَ‍‍قَ‍‍دْ‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَكُمْ بَش‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٌ‌ ‌وَنَذ‍ِ‍ي‍‍ر‌ٌۗ ‌وَ‌اللَّهُ عَلَى‌ كُلِّ شَ‍‍يْء‌‌ٍقَ‍‍دِيرٌ
Wa 'Idh Qāla Mūsá LiqawmihiQawmi Adhkurū Ni`mata Allāhi `Alaykum 'Idh Ja`ala Fīkum 'Anbiyā'a Wa Ja`alakum Mulūkāan Wa 'Ātākum Mā Lam Yu'uti 'Aĥadāan Mina Al-`Ālamīna 005-020 Ingatlah, wahai Rasulullah, ketika Mûsâ berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, renungkanlah nikmat Allah yang diberikan kepada kalian dengan mensyukuri dan menaati-Nya, karena Dia telah memilih banyak nabi dari kalangan kalian dan menjadikan kalian berjaya, setelah sebelumnya kalian hina di bawah kekuasaan Fir'aun. Selain itu, Dia juga memberikan nikmat yang belum pernah diberikan kepada seorang pun di antara umat yang lain. وَ‌إِ‌ذْ‌ قَ‍‍الَ مُوسَى‌ لِ‍‍قَ‍‍وْمِ‍‍هِ يَا‌ قَ‍‍وْمِ ‌ا‌ذْكُرُ‌و‌ا‌ نِعْمَةَ ‌اللَّ‍‍هِ عَلَيْكُمْ ‌إِ‌ذْ‌ جَعَلَ فِيكُمْ ‌أَ‌نْ‍‍بِي‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌وَجَعَلَكُمْ مُلُوكا‌ ً‌ ‌وَ‌آتَاكُمْ مَا‌ لَمْ يُؤْتِ ‌أَحَد‌ا‌ ً‌ مِنَ ‌الْعَالَمِينَ
Qawmi Adkhulū Al-'Arđa Al-Muqaddasata Allatī Kataba Allāhu Lakum Wa Lā Tartaddū `Alá 'Adrikum Fatanqalibū Khāsirīna 005-021 Wahai kaumku, taatilah perintah Allah. Masuklah ke Bayt al-Maqdis (Jerusalem) yang telah ditentukan Allah untuk kalian. Jangan gentar menghadapi penghuninya yang perkasa lalu kembali dalam keadaan merugi dan tidak mendapatkan kemenangan dan keridaan Allah." يَا‌ قَ‍‍وْمِ ‌ا‌دْ‍‍خُ‍‍لُو‌ا‌الأَ‌رْ‍ضَ ‌الْمُ‍‍قَ‍‍دَّسَةَ ‌الَّتِي كَتَبَ ‌اللَّ‍‍هُ لَكُمْ ‌وَلاَ‌ تَرْتَدُّ‌و‌ا‌ عَلَ‍‍ى‌ ‌أَ‌دْبَا‌رِكُمْ فَتَ‍‌‍نْ‍‍‍‍قَ‍‍لِبُو‌اخَ‍‍اسِ‍‍رِينَ
Qālū Yā Mūsá 'Inna Fīhā Qawmāan Jabbārīna Wa 'Innā Lan Nadkhulahā Ĥattá Yakhrujū Minhā Fa'in Yakhrujū Minhā Fa'innā Dākhilūna 005-022 Dengan melanggar perintah Allah, Banû Isrâ'îl mengatakan, "Wahai Mûsâ, sesungguhnya di dalam negeri itu terdapat orang-orang yang gagah perkasa, dan kami tidak sanggup menghadapi mereka. Oleh karena itu, kami tidak akan memasuki negeri itu selama mereka masih berada di sana. Tetapi, jika mereka keluar, kami akan memasukinya." قَ‍‍الُو‌ا‌ يَا‌ مُوسَ‍‍ى‌ ‌إِنَّ فِيهَا‌ قَ‍‍وْما‌‌ ً‌ جَبَّا‌ر‍ِ‍ي‍‍نَ ‌وَ‌إِنَّ‍‍ا‌ لَ‍‌‍نْ نَ‍‍دْ‍‍خُ‍‍لَهَا‌ حَتَّى‌ يَ‍‍خْ‍‍رُجُو‌ا‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ فَإِ‌نْ يَ‍‍خْ‍‍رُجُو‌ا‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ فَإِنَّ‍‍ا‌ ‌دَ‌اخِ‍‍لُونَ
Qāla Rajulāni Mina Al-Ladhīna Yakhāfūna 'An`ama Allāhu `Alayhimā Adkhulū `Alayhimu Al-Bāba Fa'idhā Dakhaltumūhu Fa'innakum Ghālibūna ۚ Wa `Alá Allāhi Fatawakkalū 'In Kuntum Mu'uminīna 005-023 Dua orang dari pemimpin-pemimpin mereka yang takut kepada Allah dan diberi nikmat keimanan dan ketaatan berkata, "Wahai kaum, serbulah orang-orang yang perkasa itu dan masuklah melalui pintu gerbang negeri itu secara tiba-tiba. Jika kalian melakukannya, niscaya kalian akan memperoleh kemenangan. Bertawakallah kepada Allah dalam segala urusan jika kalian benar-benar beriman." قَ‍‍الَ ‌‍رَجُلاَنِ مِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يَ‍‍خَ‍‍اف‍‍ُ‍ونَ ‌أَ‌نْ‍‍عَمَ ‌اللَّ‍‍هُ عَلَيْهِمَا‌ ‌ا‌دْ‍‍خُ‍‍لُو‌ا‌ عَلَيْهِمُ ‌الْب‍‍َ‍ابَ فَإِ‌ذَ‌ا‌ ‌دَ‍خَ‍‍لْتُم‍‍ُ‍وهُ فَإِنَّ‍‍كُمْ غَ‍‍الِب‍‍ُ‍ونَ ۚ ‌وَعَلَى‌ ‌اللَّ‍‍هِ فَتَوَكَّلُ‍‍و‌ا‌ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ مُؤْمِنِينَ
Qālū Yā Mūsá 'Innā Lan Nadkhulahā 'Abadāan Mā Dāmū Fīhā ۖdh/hab 'Anta Wa Rabbuka Faqātilā 'Innā Hāhunā Qā`idūna 005-024 Mereka terus melanggar dan berkata, "Wahai Mûsâ, sesungguhnya kami sama sekali tidak akan memasuki negeri ini, selagi orang-orang yang perkasa itu masih berada di dalamnya. Biarkan kami, sebab kamu tidak mempunyai kekuasaan apa-apa atas kami. Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan perangilah mereka. Kami akan tetap tinggal di tempat ini." قَ‍‍الُو‌ا‌ يَا‌ مُوسَ‍‍ى‌ ‌إِنَّ‍‍ا‌ لَ‍‌‍نْ نَ‍‍دْ‍‍خُ‍‍لَهَ‍‍ا‌ ‌أَبَد‌ا‌ ً‌ مَا‌ ‌دَ‌امُو‌ا‌ فِيهَا‌ ۖ فَا‌ذْهَ‍‍بْ ‌أَ‌نْ‍‍تَ ‌وَ‌‍رَبُّكَ فَ‍‍قَ‍‍اتِلاَ‌ ‌إِنَّ‍‍ا‌ هَاهُنَا‌ قَ‍‍اعِدُ‌ونَ
Qāla Rabbi 'Innī Lā 'Amliku 'Illā Nafsī Wa 'Akhī ۖ Fāfruq Baynanā Wa Bayna Al-Qawmi Al-Fāsiqīna 005-025 Ketika itu Mûsâ meminta pertolongan kepada Tuhannya sambil berkata, "Ya Tuhanku, aku tidak kuasa selain atas diriku dan saudaraku. Maka tentukanlah keputusan, dengan keadilan-Mu, antara kami dan orang-orang yang durhaka itu." قَ‍‍الَ ‌‍رَبِّ ‌إِنِّ‍‍ي لاَ‌ ‌أَمْلِكُ ‌إِلاَّ‌ نَفْسِي ‌وَ‌أَ‍خِ‍‍ي ۖ فَافْرُ‍قْ بَيْنَنَا‌ ‌وَبَ‍‍يْ‍‍نَ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمِ ‌الْفَاسِ‍‍قِ‍‍ينَ
Qāla Fa'innahā Muĥarramatun `Alayhim ۛ 'Arba`īna Sanatan ۛ Yatīhūna Fī Al-'Arđi ۚ Falā Ta'sa `Alá Al-Qawmi Al-Fāsiqīna 005-026 Allah mengabulkan doa Nabi Mûsâ, dan mengharamkan orang-orang yang melanggar perintah tadi untuk memasuki tanah Bayt al-Maqdis selama empat puluh tahun. Mereka tersesat di padang pasir, tak tahu arah. Kemudian Allah berfirman kepada Mûsâ, "Janganlah kamu gelisah dengan musibah yang menimpa mereka, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik dan keluar dari perintah Allah." قَ‍‍الَ فَإِنَّ‍‍هَا‌ مُحَ‍رَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ ‌أَ‌رْبَع‍‍ِ‍ي‍‍نَ سَنَة ًۛ يَتِيه‍‍ُ‍ونَ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ ۚ فَلاَ‌ تَأْسَ عَلَى‌ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمِ ‌الْفَاسِ‍‍قِ‍‍ينَ
Wa Atlu `Alayhim Naba'a Abnay 'Ādama Bil-Ĥaqqi 'Idh QarraQurbānāan Fatuqubbila Min 'Aĥadihimā Wa Lam Yutaqabbal Mina Al-'Ākhari Qāla La'aqtulannaka ۖ Qāla 'Innamā Yataqabbalu Allāhu Mina Al-Muttaqīna 005-027 Senang kepada permusuhan adalah tabiat sebagian manusia. Oleh karena itu, wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada orang-orang Yahudi--dan kamu adalah orang yang jujur dan benar--kisah dua putra Adam (Qâbîl dan Hâbîl) ketika mempersembahkan korban kepada Allah. Lalu Allah menerima korban Hâbîl karena keikhlasannya, dan tidak menerima korban Qâbîl karena ia tidak ikhlas. Maka, dengan rasa dengki, Qâbîl mengancam akan membunuh Hâbîl. Hâbîl kemudian menjelaskan bahwa Allah tidak akan menerima suatu perbuatan selain dari orang-orang yang bertakwa dan ikhlas berkorban. وَ‌اتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ‌ ‌ابْ‍‍نَيْ ‌آ‌دَمَ بِ‍الْحَ‍‍قِّ ‌إِ‌ذْ‌ قَ‍رَّبَا‌ قُ‍‍رْبَانا‌‌ ً‌ فَتُ‍‍قُ‍‍بِّلَ مِ‍‌‍نْ ‌أَحَدِهِمَا‌ ‌وَلَمْ يُتَ‍‍قَ‍‍بَّلْ مِنَ ‌الآ‍‍خَ‍‍ر‍ِ‍‌ قَ‍‍الَ لَأَ‍قْ‍‍تُلَ‍‍نَّ‍‍كَ ۖ قَ‍‍الَ ‌إِنَّ‍‍مَا‌ يَتَ‍‍قَ‍‍بَّلُ ‌اللَّ‍‍هُ مِنَ ‌الْمُتَّ‍‍قِ‍‍ينَ
La'in Basaţta 'Ilayya Yadaka Litaqtulanī Mā 'Anā Bibāsiţin Yadiya 'Ilayka Li'qtulaka ۖ 'Innī 'Akhāfu Allāha Rabba Al-`Ālamīna 005-028 Hâbîl berkata kepada Qâbîl, "Kalaupun kamu tersesatkan oleh setan untuk menggerakkan tanganmu hendak membunuhku, aku tidak akan melakukan seperti yang kamu lakukan. Aku tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu, karena aku takut siksa Tuhanku. Dialah Allah Tuhan semesta alam. لَئِ‍‌‍نْ بَسَ‍‍ط‍‍تَ ‌إِلَيَّ يَدَكَ لِتَ‍‍قْ‍‍تُلَنِي مَ‍‍ا‌ ‌أَنَا‌ بِبَاسِ‍‍طٍ‌ يَدِيَ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كَ لِأ‍قْ‍‍تُلَكَ ۖ ‌إِنِّ‍‍ي ‌أَ‍خَ‍‍افُ ‌اللَّ‍‍هَ ‌‍رَبَّ ‌الْعَالَمِينَ
'Innī 'Urīdu 'An Tabū'a Bi'ithmī Wa 'Ithmika Fatakūna Min 'Aşĥābi An-Nāri ۚ Wa Dhalika Jazā'u Až-Žālimīna 005-029 Aku tidak akan melawanmu kalau kamu membunuhku, supaya kamu menanggung sendiri dosa pembunuhan terhadap diriku dan dosa dirimu karena tidak berbuat ikhlas kepada Allah sebelumnya. Dengan demikian, kamu berhak mendapat siksa api neraka di akhirat kelak. Itulah balasan yang adil dari Allah bagi orang yang zalim." إِنِّ‍‍ي ‌أُ‌ر‍ِ‍ي‍‍دُ‌ ‌أَ‌نْ تَب‍‍ُ‍و‌ءَ‌ بِإِثْمِي ‌وَ‌إِثْمِكَ فَتَك‍‍ُ‍ونَ مِ‍‌‍نْ ‌أَ‍صْ‍‍ح‍‍َ‍ابِ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍ا‌ر‍ِ‍‌ ۚ ‌وَ‌ذَلِكَ جَز‍َ‍‌ا‌ءُ‌ ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمِينَ
Faţawwa`at Lahu Nafsuhu Qatla 'Akhīhi Faqatalahu Fa'aşbaĥa Mina Al-Khāsirīna 005-030 Qâbîl terdorong oleh hawa nafsunya untuk melawan fitrah dan membunuh saudaranya. Ia pun benar- benar membunuh Hâbîl. Dalam ketentuan hukum Allah, Qâbîl termasuk orang-orang yang merugi, sebab telah kehilangan imannya dan kehilangan saudaranya. فَ‍طَ‍‍وَّعَتْ لَ‍‍هُ نَفْسُ‍‍هُ قَ‍‍تْلَ ‌أَ‍خِ‍‍ي‍‍هِ فَ‍‍قَ‍‍تَلَ‍‍هُ فَأَ‍صْ‍‍بَحَ مِنَ ‌الْ‍‍خَ‍‍اسِ‍‍رِينَ
Faba`atha Allāhu Ghubāan Yabĥathu Fī Al-'Arđi Liyuriyahu Kayfa Yuwārī Saw'ata 'Akhīhi ۚ Qāla Yā Waylatā 'A`ajaztu 'An 'Akūna Mithla Hādhā Al-Ghurābi Fa'uwāriya Saw'ata 'Akhī ۖ Fa'aşbaĥa Mina An-Nādimīna 005-031 Setelah membunuh Hâbîl, Qâbîl merasa menyesal dan bingung, tak tahu apa yang harus diperbuat dengan mayat saudaranya. Lalu Allah mengutus burung gagak yang kemudian menggali tanah untuk mengubur mayat burung gagak lain yang telah mati. Qâbîl pun akhirnya mengetahui bagaimana cara mengubur jasad saudaranya yang telah meninggal. Dengan merasakan akibat buruk apa yang dilakukannya dan penyesalan atas kejahatannya, Qâbîl berkata, "Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku?" Karena itu, ia pun menjadi orang yang menyesal atas kejahatan dan perbuatannya yang menyalahi fitrah(1). (1) Ayat ini menunjukkan penguburan pertama dalam sejarah umat manusia, di samping menunjukkan bahwa cara penguburan itu merupakan wahyu dari Allah melalui burung gagak. Di antara hikmahnya adalah untuk memberi petunjuk kepada manusia bahwa penguburan itu dapat mencegah tersebarnya berbagai penyakit. Lebih dari itu, penguburan seperti itu merupakan penghormatan kepada mayat. فَبَعَثَ ‌اللَّ‍‍هُ غُ‍رَ‌ابا‌ ً‌ يَ‍‍بْ‍‍حَثُ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ لِيُ‍‍رِيَ‍‍هُ كَ‍‍يْ‍‍فَ يُوَ‌ا‌رِي سَ‍‍وْ‌أَةَ ‌أَ‍خِ‍‍ي‍‍هِ ۚ قَ‍‍الَ يَا‌وَيْلَتَ‍‍ا‌ ‌أَعَجَزْتُ ‌أَ‌نْ ‌أَك‍‍ُ‍ونَ مِثْلَ هَذَ‌ا‌ ‌الْ‍‍غُ‍رَ‍‌ابِ فَأ‍ُ‍‌وَ‌ا‌رِيَ سَ‍‍وْ‌أَةَ ‌أَ‍خِ‍‍ي فَأَ‍صْ‍‍بَحَ ۖ مِنَ ‌ال‍‍نَّ‍‍ا‌دِمِينَ
Min 'Ajli Dhālika Katabnā `Alá Banī 'Isrā'īla 'Annahu Man Qatala Nafsāan Bighayri Nafsin 'Aw Fasādin Al-'Arđi Faka'annamā Qatala An-Nāsa Jamī`āan Wa Man 'Aĥyāhā Faka'annamā 'Aĥyā An-Nāsa Jamī`āan ۚ Wa Laqad Jā'at/hum Rusulunā Bil-Bayyināti Thumma 'Inna Kathīrāan Minhum Ba`da Dhālika Fī Al-'Arđi Lamusrifūna 005-032 Karena kezaliman dan sikap menyukai permusuhan yang ada pada sebagian manusia itu, maka Kami mewajibkan hukum bunuh terhadap orang yang menganiaya. Sebab, barangsiapa yang membunuh seseorang tanpa sebab, atau tanpa alasan perbuatan kerusakan di muka bumi, ia seakan-akan membunuh semua manusia karena telah merusak kehormatan darah mereka. Kemurkaan dan siksa Allah akibat tindakan membunuh satu orang sama seperti kemurkaan dan siksa-Nya akibat tindakan membunuh semua orang. Barangsiapa memelihara kehidupan manusia, dengan menegakkan hukum kisas, maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan semua orang, karena telah melindungi darah mereka. Untuk itu, mereka akan mendapatkan pahala yang besar dari Tuhannya. Sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul Kami kepada mereka dengan memperkuat hukum Kami dengan bukti-bukti dan keterangan yang jelas. Akan tetapi, kemudian, banyak di antara Banû Isrâ'îl sesudah itu yang benar-benar melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi (1). (1) Ayat ini menerangkan bahwa melakukan kezaliman dengan membunuh satu nyawa berarti melakukan kezaliam kepada semua anggota masyarakat. Hal ini telah membenarkan cara dakwa tentang hak masyarakat yang dilakukan olah seorang ketua atau wakilnya atau badan-badan yang didirikan oleh negara untuk melaksanakan tugas ini seperti yang kita dapatkan dalam undang-undang modern. Hal ini sama dengan hak Allah yang ada dalam syariat Islam. Barangsiapa berbuat baik kepada seseorang dengan menyelamatkan hidupnya, maka ia telah berbuat baik kepada masyarakat. Ayat di atas mengandung dua makna yang menerangkan bahwa Islam telah memelihara undang-undang dalam suatu masyarakat dan dasar tolong menolong sesama individu dan masyarakat. Dengan kata lain, Islam telah memelihara keselamatan, keamanan dan tolong menolong antara individu dan masyarakat. مِ‍‌‍نْ ‌أَجْ‍‍لِ ‌ذَلِكَ كَتَ‍‍بْ‍‍نَا‌ عَلَى‌ بَنِ‍‍ي ‌إِسْر‍َ‍‌ائ‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌أَنَّ‍‍هُ مَ‍‌‍نْ قَ‍‍تَلَ نَفْسا‌ ً‌ بِ‍‍غَ‍‍يْ‍‍ر‍ِ‍‌ نَفْسٍ ‌أَ‌وْ‌ فَس‍‍َ‍ا‌د‌‌ٍ‌ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ فَكَأَنَّ‍‍مَا‌ قَ‍‍تَلَ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسَ جَمِيعا‌ ً‌ ‌وَمَ‍‌‍نْ ‌أَحْيَاهَا‌ فَكَأَنَّ‍‍مَ‍‍ا‌ ‌أَحْيَا‌ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسَ جَمِيعا‌ ًۚ ‌وَلَ‍‍قَ‍‍دْ‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَتْهُمْ ‌رُسُلُنَا‌ بِ‍الْبَيِّن‍‍َ‍اتِ ثُ‍‍مَّ ‌إِنَّ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ بَعْدَ‌ ‌ذَلِكَ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ لَمُسْ‍‍رِفُونَ
'Innamā Jazā'u Al-Ladhīna Yuĥāribūna Allāha Wa Rasūlahu Wa Yas`awna Fī Al-'Arđi Fasādāan 'An Yuqattalū 'Aw Yuşallabū 'Aw Tuqaţţa`a 'Aydīhim Wa 'Arjuluhum Min Khilāfin 'Aw Yunfaw Mina Al-'Arđi ۚ Dhālika Lahum Khizyun Ad-Dunۖ Wa Lahum Al-'Ākhirati `Adhābun `Ažīmun 005-033 Sesungguhnya hukuman orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dengan keluar dari aturan dan hukum-hukum agama, dan membuat kerusakan di muka bumi dengan jalan membegal di jalan atau merampas harta benda adalah sebagai berikut: hukum bunuh bagi orang yang membunuh, hukum salib bagi orang yang membunuh dan merampas harta, hukum potong tangan dan kaki secara silang bagi orang yang merampok di jalan dan merampas harta tetapi tidak membunuh, hukum buang dari satu negeri ke negeri lain atau hukum penjara bagi orang yang hanya menakut-nakuti saja. Hukuman itu merupakan penghinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat kelak mereka akan mendapatkan siksa yang pedih yaitu siksa api neraka(1). (1) Pada ayat ini dan ayat 38 surat ini, al-Qur'ân menerangkan bahwa hukuman yang ditetapkan itu hanya bermaksud untuk kemaslahatan dan mencegah kejahatan. Kalau saja ketentuan hukum ini diterapkan dengan benar, maka akan dapat menghapus kejahatan dan menciptakan masyarakat yang harmonis, tenteram, aman dan damai. Di samping itu, hukuman ini dengan sendirinya akan dapat mencegah kejahatan dan mengurangi kekacauan. Hukuman ini sangat sesuai dengan kehormatan nyawa pribadi dan masyarakat. Orang yang melihat begitu mengerikannya hukuman ini, akan sangat berhati-hati dan tidak akan melakukan kejahatan. Hukum ini telah mencapai suatu hasil yang tidak dicapai oleh hukum sipil buatan manusia dalam mencegah terjadinya suatu kejahatan. Di samping itu, hukum ini juga sesuai di segala zaman dan masyarakat. Itulah syariat abadi yang telah Allah turunkan untuk merealisasikan kemaslahatan. Bagi siapa yang mengklaim bahwa hukuman itu mengerikan, hendaknya ia melihat terlebih dahulu dampak buruk kejahatan itu sendiri. إِنَّ‍‍مَا‌ جَز‍َ‍‌ا‌ءُ‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يُحَا‌رِب‍‍ُ‍ونَ ‌اللَّ‍‍هَ ‌وَ‌‍رَسُولَ‍‍هُ ‌وَيَسْعَ‍‍وْنَ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ فَسَا‌د‌اً‌ ‌أَ‌نْ يُ‍‍قَ‍‍تَّلُ‍‍و‌ا‌ ‌أَ‌وْ‌ يُ‍‍صَ‍‍لَّبُ‍‍و‌ا‌ ‌أَ‌وْ‌ تُ‍‍قَ‍‍طَّ‍‍عَ ‌أَيْدِيهِمْ ‌وَ‌أَ‌رْجُلُهُمْ مِ‍‌‍نْ خِ‍‍لاَفٍ ‌أَ‌وْ‌ يُ‍‌‍ن‍‍فَوْ‌ا‌ مِنَ ‌الأَ‌رْ‍ضِ ۚ ‌ذَلِكَ لَهُمْ خِ‍‍زْي‌‍ٌ‌ فِي ‌ال‍‍دُّن‍‍يَا‌ ۖ ‌وَلَهُمْ فِي ‌الآ‍‍خِ‍رَةِ عَذ‍َ‍‌ابٌ عَ‍‍ظِ‍‍يمٌ
'Illā Al-Ladhīna Tābū Min Qabli 'An Taqdirū `Alayhim ۖ Fā`lamū 'Anna Allāha Ghafūrun Raĥīmun 005-034 Hukum itu tidak berlaku bagi orang-orang yang bertobat di antara orang-orang yang memerangi dan membegal di jalan sebelum kalian menguasai dan menangkap mereka. Mereka tidak akan mendapat siksa Allah yang tersebut di atas, dan mereka hanya bertanggung jawab terhadap hak-hak manusia saja. Ketahuilah bahwa ampunan dan rahmat Allah amat luas. إِلاَّ‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ تَابُو‌ا‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِ ‌أَ‌نْ تَ‍‍قْ‍‍دِ‌رُ‌و‌ا‌ عَلَيْهِمْ ۖ فَاعْلَمُ‍‍و‌ا‌ ‌أَنَّ ‌اللَّ‍‍هَ غَ‍‍ف‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌‍رَحِيمٌ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Attaqū Allaha Wa Abtaghū 'Ilayhi Al-Wasīlata Wa Jāhidū Fī Sabīlihi La`allakum Tufliĥūna 005-035 Hai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mohonlah kebaikan atau ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada pahala-Nya. Berjuanglah di jalan Allah dengan menegakkan agama dan memerangi musuh-musuh-Nya, agar kalian memperoleh kemuliaan dan pahala-Nya. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌وَ‌ابْ‍‍تَ‍‍غُ‍‍و‌ا‌ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍هِ ‌الْوَسِيلَةَ ‌وَجَاهِدُ‌و‌ا‌ فِي سَبِيلِ‍‍هِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
'Inna Al-Ladhīna Kafarū Law 'Anna Lahum Mā Fī Al-'Arđi Jamī`āan Wa Mithlahu Ma`ahu Liyaftadū Bihi Min `Adhābi Yawmi Al-Qiyāmati Mā Tuqubbila Minhum ۖ Wa Lahum `Adhābun 'Alīmun 005-036 Seandainya orang-orang kafir itu memiliki seluruh kekayaan yang ada di bumi ini dan berbagai keindahan hidup lainnya, atau memiliki kekayaan lebih dari yang ada di muka bumi ini, untuk menebus diri mereka dari siksa Allah pada hari kiamat atas kekufuran mereka, sungguh mereka tidak akan dapat menebusnya. Allah tidak akan menerima tebusan itu, dan mereka tidak akan selamat dari siksa yang amat pedih. إِنَّ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ لَوْ‌ ‌أَنَّ لَهُمْ مَا‌ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ جَمِيعا‌ ً‌ ‌وَمِثْلَ‍‍هُ مَعَ‍‍هُ لِيَفْتَدُ‌و‌ا‌ بِ‍‍هِ مِ‍‌‍نْ عَذ‍َ‍‌ابِ يَ‍‍وْمِ ‌الْ‍‍قِ‍‍يَامَةِ مَا‌ تُ‍‍قُ‍‍بِّلَ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ۖ ‌وَلَهُمْ عَذ‍َ‍‌ابٌ ‌أَلِيمٌ
Yurīdūna 'An Yakhrujū Mina An-Nāri Wa Mā Hum Bikhārijīna Minhā ۖ Wa Lahum `Adhābun Muqīmun 005-037 Orang-orang kafir selalu mendambakan untuk dapat keluar dari neraka, padahal mereka sama sekali tidak akan dapat keluar. Mereka akan mendapatkan siksa yang kekal. يُ‍‍رِيد‍ُ‍‌ونَ ‌أَ‌نْ يَ‍‍خْ‍‍رُجُو‌ا‌ مِنَ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍ا‌ر‍ِ‍‌ ‌وَمَا‌ هُمْ بِ‍‍خَ‍‍ا‌رِج‍‍ِ‍ي‍‍نَ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ ۖ ‌وَلَهُمْ عَذ‍َ‍‌ابٌ‌ مُ‍‍قِ‍‍يمٌ
Wa As-Sāriqu Wa As-Sāriqatu Fāqţa`ū 'Aydiyahumā Jazā'an Bimā Kasabā Nakālāan Mina Allāhi Wa ۗ Allāhu `Azīzun Ĥakīmun 005-038 Laki-laki dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan mereka sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai peringatan bagi orang lain agar tidak melakukannya. Itulah ketentuan hukum mereka dari Allah. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana dalam menentukan hukum-Nya dan menetapkan sanksi dan hukuman bagi setiap kejahatan, yang dapat mencegah merebaknya kejahatan itu. وَ‌السَّا‌رِ‍‍قُ ‌وَ‌ال‍‍سَّا‌رِ‍‍قَ‍‍ةُ فَا‍قْ‍‍‍‍طَ‍‍عُ‍‍و‌ا‌ ‌أَيْدِيَهُمَا‌ جَز‍َ‍‌ا‌ء‌ ً‌ بِمَا‌ كَسَبَا‌ نَكَالا‌ ً‌ مِنَ ‌اللَّ‍‍هِ ۗ ‌وَ‌اللَّهُ عَز‍ِ‍ي‍‍زٌ‌ حَكِيمٌ
Faman Tāba Min Ba`di Žulmihi Wa 'Aşlaĥa Fa'inna Allāha Yatūbu `Alayhi ۗ 'Inna Allāha Ghafūrun Raĥīmun 005-039 Barangsiapa bertobat, memperbaiki perbuatannya dan beristikamah setelah melakukan kezaliman, maka Allah akan menerima pertobatannya. Sesungguhnya Allah Mahaluas ampunan dan rahmat-Nya فَمَ‍‌‍نْ ت‍‍َ‍ابَ مِ‍‌‍نْ بَعْدِ‌ ظُ‍‍لْمِ‍‍هِ ‌وَ‌أَ‍صْ‍‍لَحَ فَإِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ يَت‍‍ُ‍وبُ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ ۗ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ غَ‍‍ف‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌‍رَحِيمٌ
'Alam Ta`lam 'Anna Allāha Lahu Mulku As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Yu`adhdhibu Man Yashā'u Wa Yaghfiru Liman Yashā'u Wa ۗ Allāhu `Alá Kulli Shay'in Qadīrun 005-040 Wahai orang mukallaf (orang yang terkena tugas-tugas agama), ketahuilah dengan yakin bahwa Allah mempunyai apa yang ada di langit dan di bumi. Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki dengan kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya, dan mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dengan kebijaksanaan dan rahmat-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. أَلَمْ تَعْلَمْ ‌أَنَّ ‌اللَّ‍‍هَ لَ‍‍هُ مُلْكُ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ يُعَذِّبُ مَ‍‌‍نْ يَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ‌وَيَ‍‍غْ‍‍فِ‍‍ر‍ُ‍‌ لِمَ‍‌‍نْ يَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ۗ ‌وَ‌اللَّهُ عَلَى‌ كُلِّ شَ‍‍يْء‌‌ٍقَ‍‍دِيرٌ
Yā 'Ayyuhā Ar-Rasūlu Lā Yaĥzunka Al-Ladhīna Yusāri`ūna Fī Al-Kufri Mina Al-Ladhīna Qālū 'Āmannā Bi'afwāhihim Wa Lam Tu'umin Qulūbuhum ۛ Wa Mina Al-Ladhīna Hādū ۛ Sammā`ūna Lilkadhibi Sammā`ūna Liqawmin 'Ākharīna Lam Ya'tūka ۖ Yuĥarrifūna Al-Kalima Min Ba`di Mawāđi`ihi ۖ Yaqūlūna 'In 'Ūtītumdhā Fakhudhūhu Wa 'In Lam Tu'utawhu Fāĥdharū ۚ Wa Man Yuridi Allāhu Fitnatahu Falan Tamlika Lahu Mina Allāhi Shay'āan ۚ 'Ūlā'ika Al-Ladhīna Lam Yuridi Allāhu 'An Yuţahhira Qulūbahum ۚ Lahum Ad-DunKhizyun ۖ Wa Lahum Al-'Ākhirati `Adhābun `Ažīmun 005-041 Wahai Rasulullah, janganlah perbuatan orang-orang kafir yang tingkat kekufurannya selalu berpidah- pindah dan segera menampakkan kekufuran itu membuatmu sedih dan gelisah. Di antara mereka ada orang-orang yang selalu menipu dan mengatakan, "Kami beriman," padahal hati mereka tidak mengikuti kebenaran. Juga orang-orang Yahudi yang selalu mendengarkan berita-berita dusta dari para pendeta mereka dan mempercayainya, dan mereka suka mendengarkan dan mempercayai perkataan dari sebagian golongan mereka yang tidak menghadiri majlismu karena sombong dan benci. Mereka mengubah apa yang ada dalam kitab Tawrât setelah ditetapkan Allah pada tempatnya, dan berkata kepada para pengikutnya, "Jika didatangkan kepada kalian perkataan yang diubah dan diganti ini, maka terimalah dan taatilah; dan jika tidak didatangkan kepadamu, maka berhati-hatilah untuk menerima perkataan yang lain. Janganlah kamu bersedih hati, wahai Muhammad. Sebab barangsiapa disesatkan oleh Allah dan ditutup hatinya, maka kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepadanya. Mereka itu benar-benar sesat dan durhaka, dan Allah tidak akan menyucikan hati mereka dari sifat dengki, durhaka dan kufur. Mereka di dunia akan mendapat kehinaan berupa aib dan kekalahan, sedang di akhirat kelak mereka akan mendapat siksa yang amat pedih. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌ال‍رَّس‍‍ُ‍ولُ لاَ‌ يَحْزُ‌نْ‍‍كَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يُسَا‌رِع‍‍ُ‍ونَ فِي ‌الْكُفْ‍‍ر‍ِ‍‌ مِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌آمَ‍‍نَّ‍‍ا‌ بِأَفْوَ‌اهِهِمْ ‌وَلَمْ تُؤْمِ‍‌‍نْ قُ‍‍لُوبُهُمْ ۛ ‌وَمِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ هَا‌دُ‌و‌اۛ سَ‍‍مَّ‍‍اع‍‍ُ‍ونَ لِلْكَذِبِ سَ‍‍مَّ‍‍اع‍‍ُ‍ونَ لِ‍‍قَ‍‍وْم‌‍ٍ‌ ‌آ‍‍خَ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍نَ لَمْ يَأْت‍‍ُ‍وكَ ۖ يُحَرِّف‍‍ُ‍ونَ ‌الْكَلِمَ مِ‍‌‍نْ بَعْدِ‌ مَوَ‌اضِ‍‍عِ‍‍هِ ۖ يَ‍‍قُ‍‍ول‍‍ُ‍ونَ ‌إِ‌نْ ‌أ‍ُ‍‌وتِيتُمْ هَذَ‌ا‌ فَ‍‍خُ‍‍ذ‍ُ‍‌وهُ ‌وَ‌إِ‌نْ لَمْ تُؤْتَ‍‍وْهُ فَاحْذَ‌رُ‌و‌اۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ يُ‍‍رِ‌دِ‌ ‌اللَّ‍‍هُ فِتْنَتَ‍‍هُ فَلَ‍‌‍نْ تَمْلِكَ لَ‍‍هُ مِنَ ‌اللَّ‍‍هِ شَ‍‍يْ‍‍ئاً‌ ۚ ‌أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ لَمْ يُ‍‍رِ‌دِ‌ ‌اللَّ‍‍هُ ‌أَ‌نْ يُ‍‍طَ‍‍هِّ‍‍ر‍َ‍‌ قُ‍‍لُوبَهُمْ ۚ لَهُمْ فِي ‌ال‍‍دُّ‌نْ‍‍يَا‌ خِ‍‍زْيٌۖ ‌وَلَهُمْ فِي ‌الآ‍‍خِ‍رَةِ عَذ‍َ‍‌ابٌ عَ‍‍ظِ‍‍يمٌ
Sammā`ūna Lilkadhibi 'Akkālūna Lilssuĥti ۚ Fa'in Jā'ūka Fāĥkum Baynahum 'Aw 'A`riđ `Anhum ۖ Wa 'In Tu`riđ `Anhum Falan Yađurrūka Shay'āan ۖ Wa 'In Ĥakamta Fāĥkum Baynahum Bil-Qisţi ۚ 'Inna Allāha Yuĥibbu Al-Muqsiţīna 005-042 Mereka adalah orang-orang yang suka mendengarkan berita bohong, banyak memakan harta haram yang tidak berkah seperti suap, riba dan lainnya. Jika mereka datang kepadamu untuk meminta putusan perkara, maka putuskanlah perkara di antara mereka apabila dalam hal itu kamu mendapatkan kebaikan. Atau, berpalinglah dari mereka. Sebab jika kamu berpaling dari mereka, mereka tidak akan dapat mendatangkan bahaya sedikit pun kepadamu, karena Allah telah menjagamu dari manusia. Jika kamu memutuskan perkara di antara mereka, maka putuskanlah dengan adil sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil, dan Dia akan menjaga serta memberi pahala kepada mereka. سَ‍‍مَّ‍‍اع‍‍ُ‍ونَ لِلْكَذِبِ ‌أَكَّال‍‍ُ‍ونَ لِلسُّحْتِ ۚ فَإِ‌نْ ج‍‍َ‍ا‌ء‍ُ‍‌وكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ ‌أَ‌وْ‌ ‌أَعْ‍‍رِ‍‍ضْ عَ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ۖ ‌وَ‌إِ‌نْ تُعْ‍‍رِ‍‍ضْ عَ‍‌‍نْ‍‍هُمْ فَلَ‍‌‍نْ يَ‍‍ضُ‍‍رّ‍ُ‍‌وكَ شَ‍‍يْ‍‍ئا‌ ًۖ ‌وَ‌إِ‌نْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِ‍الْ‍‍قِ‍‍سْ‍‍طِ ۚ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ يُحِبُّ ‌الْمُ‍‍قْ‍‍سِ‍‍طِ‍‍ينَ
Wa Kayfa Yuĥakkimūnaka Wa `Indahumu At-Tawatu Fīhā Ĥukmu Allāhi Thumma Yatawallawna Min Ba`di Dhālika ۚ Wa Mā 'Ūlā'ika Bil-Mu'uminīna 005-043 Sungguh aneh mereka itu! Bagaimana mereka meminta kamu untuk memutuskan perkara, sedangkan hukum Allah telah termaktub dalam kitab suci mereka, Tawrât! Lebih aneh lagi, mereka berpaling dari apa yang kamu putuskan, jika keputusan itu tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, padahal keputusan itu sesuai dengan apa yang ada dalam kitab suci mereka. Mereka itu tidak termasuk orang-orang beriman yang tunduk kepada kebenaran. وَكَ‍‍يْ‍‍فَ يُحَكِّمُونَكَ ‌وَعِ‍‌‍نْ‍‍دَهُمُ ‌ال‍‍تَّوْ‌رَ‍‌اةُ فِيهَا‌ حُكْمُ ‌اللَّ‍‍هِ ثُ‍‍مَّ يَتَوَلَّ‍‍وْنَ مِ‍‌‍نْ بَعْدِ‌ ‌ذَلِكَ ۚ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ بِ‍الْمُؤْمِنِينَ
'Innā 'Anzalnā At-Tawata Fīhā Hudan Wa Nūrun ۚ Yaĥkumu Bihā An-Nabīyūna Al-Ladhīna 'Aslamū Lilladhīna Hādū Wa Ar-Rabbānīyūna Wa Al-'Aĥbāru Bimā Astuĥfižū Min Kitābi Allāhi Wa Kānū `Alayhi Shuhadā'a ۚ Falā Takhshaw An-Nāsa Wa Akhshawnī Wa Lā Tashtarū Bi'āyātī Thamanāan Qalīlāan ۚ Wa Man Lam Yaĥkum Bimā 'Anzala Allāhu Fa'ūlā'ika Humu Al-Kāfirūna 005-044 Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada Mûsâ kitab Tawrât yang berisikan petunjuk kepada kebenaran dan penjelasan tentang hukum-hukum yang digunakan oleh nabi-nabi untuk memutuskan perkara, oleh orang-orang yang ikhlas menyerahkan diri kepada Tuhannya, dan ulama-ulama yang mengikuti para nabi, serta orang-orang yang diperintahkan untuk menjaga kitab mereka dan menjadi saksi atas kebenarannya. Maka janganlah kalian takut kepada manusia, karena keputusan yang telah kalian tetapkan. Takutlah kepada-Ku, Tuhan alam semesta. Janganlah kalian mengganti ayat-ayat-Ku yang telah Aku turunkan dengan harga yang lebih murah dari kenikmatan dunia seperti suap dan pangkat. Barangsiapa tidak memutuskan hukum menurut syariat yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir. إِنَّ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلْنَا‌ ‌ال‍‍تَّوْ‌رَ‍‌اةَ فِيهَا‌ هُ‍‍د‌ى‌ ً‌ ‌وَن‍‍ُ‍و‌ر‌ٌۚ يَحْكُمُ بِهَا‌ ‌ال‍‍نَّ‍‍بِيّ‍‍ُ‍ونَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أَسْلَمُو‌ا‌ لِلَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ هَا‌دُ‌و‌ا‌ ‌وَ‌ال‍رَّبَّانِيّ‍‍ُ‍ونَ ‌وَ‌الأَحْب‍‍َ‍ا‌رُ‌ بِمَا‌ ‌اسْتُحْفِ‍‍ظُ‍‍و‌ا‌ مِ‍‌‍نْ كِت‍‍َ‍ابِ ‌اللَّ‍‍هِ ‌وَكَانُو‌ا‌ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ شُهَد‍َ‍‌ا‌ءَ‌ ۚ فَلاَ‌ تَ‍‍خْ‍‍شَوْ‌ا‌ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسَ ‌وَ‌اخْ‍‍شَوْنِي ‌وَلاَ‌ تَشْتَرُ‌و‌ا‌ بِآيَاتِي ثَمَنا‌‌ ًقَ‍‍لِيلا‌ ًۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ فَأ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ هُمُ ‌الْكَافِرُ‌ونَ
Wa Katabnā `Alayhim Fīhā 'Anna An-Nafsa Bin-Nafsi Wa Al-`Ayna Bil-`Ayni Wa Al-'Anfa Bil-'Anfi Wa Al-'Udhuna Bil-'Udhuni Wa As-Sinna Bis-Sinni Wa Al-Jurūĥa Qişāşun ۚ Faman Taşaddaqa Bihi Fahuwa Kaffāratun Lahu ۚ Wa Man Lam Yaĥkum Bimā 'Anzala Allāhu Fa'ūlā'ika Humu Až-Žālimūna 005-045 Di dalam Tawrât, Kami mewajibkan hukum kisas kepada orang-orang Yahudi agar Kami memelihara kelangsungan hidup manusia. Kami tetapkan bahwa nyawa dibalas dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung dan gigi dengan gigi. Luka-luka pun sedapat mungkin dikenakan kisas pula. Barangsiapa memaafkan dan menyedekahkan hak kisasnya terhadap pelaku kejahatan, maka sedekah itu merupakan kafarat yang dapat menghapus sebagian dosanya. Barangsiapa yang tidak menerapkan hukum kisas dan lain-lainnya yang telah ditetapkan Allah, akan termasuk orang-orang yang zalim. وَكَتَ‍‍بْ‍‍نَا‌ عَلَيْهِمْ فِيهَ‍‍ا‌ ‌أَنَّ ‌ال‍‍نَّ‍‍فْسَ بِ‍ال‍‍نَّ‍‍فْسِ ‌وَ‌الْعَ‍‍يْ‍‍نَ بِ‍الْعَ‍‍يْ‍‍نِ ‌وَ‌الأَ‌ن‍‍فَ بِ‍الأَ‌ن‍‍فِ ‌وَ‌الأُ‌ذُنَ بِ‍الأُ‌ذُنِ ‌وَ‌ال‍‍سِّ‍‍نَّ بِ‍ال‍‍سِّ‍‍نِّ ‌وَ‌الْجُر‍ُ‍‌وحَ قِ‍‍صَ‍‍اص‌‍ٌۚ فَمَ‍‌‍نْ تَ‍‍صَ‍‍دَّ‍‍قَ بِ‍‍هِ فَهُوَ‌ كَفَّا‌‍رَة ٌ‌ لَ‍‍هُ ۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ فَأ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ هُمُ ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمُونَ
Wa Qaffaynā `Aláthārihim Bi`īsá Abni Maryama Muşaddiqāan Limā Bayna Yadayhi Mina At-Tawati ۖ Wa 'Ātaynāhu Al-'Injīla Fīhi Hudan Wa Nūrun Wa Muşaddiqāan Limā Bayna Yadayhi Mina At-Tawati Wa Hudan Wa Maw`ižatan Lilmuttaqīna 005-046 Setelah nabi-nabi itu, Kami mengutus 'Isâ putra Maryam yang mengikuti jejak mereka dan mempercayai Tawrât yang diturunkan sebelumnya. Kepada 'Isâ, Kami menurunkan Injîl yang mengandung petunjuk kepada kebenaran dan keterangan tentang hukum. Di samping itu, Injîl merupakan pembenar terhadap Tawrât yang diturunkan sebelumnya yang mengandung petunjuk dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. وَ‍قَ‍‍فَّيْنَا‌ عَلَ‍‍ى‌ ‌آثَا‌رِهِمْ بِعِيسَى‌ ‌ابْ‍‍نِ مَرْيَمَ مُ‍‍صَ‍‍دِّ‍‍ق‍‍ا‌ ً‌ لِمَا‌ بَ‍‍يْ‍‍نَ يَدَيْ‍‍هِ مِنَ ‌ال‍‍تَّوْ‌رَ‍‌اةِ ۖ ‌وَ‌آتَيْن‍‍َ‍اهُ ‌الإِ‌ن‍‍ج‍‍ِ‍ي‍‍لَ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ هُ‍‍د‌ى‌ ً‌ ‌وَن‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌وَمُ‍‍صَ‍‍دِّ‍‍ق‍‍ا‌ ً‌ لِمَا‌ بَ‍‍يْ‍‍نَ يَدَيْ‍‍هِ مِنَ ‌ال‍‍تَّوْ‌رَ‍‌اةِ ‌وَهُ‍‍د‌ى‌ ً‌ ‌وَمَوْعِ‍‍ظَ‍‍ة ً‌ لِلْمُتَّ‍‍قِ‍‍ينَ
Wa Līaĥkum 'Ahlu Al-'Injīli Bimā 'Anzala Allāhu Fīhi ۚ Wa Man Lam Yaĥkum Bimā 'Anzala Allāhu Fa'ūlā'ika Humu Al-Fāsiqūna 005-047 Kemudian Kami memerintahkan pengikut 'Isâ, pemilik Injîl, untuk menerapkan ketentuan-ketentuan hukum yang terkandung di dalamnya. Barangsiapa tidak menerapkan hukum yang telah ditetapkan Allah, akan termasuk orang-orang yang tidak patuh dan menentang syariat Allah. وَلْيَحْكُمْ ‌أَهْلُ ‌الإِ‌ن‍‍ج‍‍ِ‍ي‍‍لِ بِمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ ۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ فَأ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ هُمُ ‌الْفَاسِ‍‍قُ‍‍ونَ
Wa 'Anzalnā 'Ilayka Al-Kitāba Bil-Ĥaqqi Muşaddiqāan Limā Bayna Yadayhi Mina Al-Kitābi Wa Muhaymināan `Alayhi ۖ Fāĥkum Baynahum Bimā 'Anzala Allāhu ۖ Wa Lā Tattabi` 'Ahwā'ahum `Ammā Jā'aka Mina Al-Ĥaqqi ۚ Likullin Ja`alnā Minkum Shir`atan Wa Minhājāan ۚ Wa Law Shā'a Allāhu Laja`alakum 'Ummatan Wāĥidatan Wa Lakin Liyabluwakum Fī Mā 'Ātākum ۖ Fāstabiqū Al-Khayrāti ۚ 'Ilá Allāhi Marji`ukum Jamī`āan Fayunabbi'ukum Bimā Kuntum Fīhi Takhtalifūna 005-048 Kami turunkan kepadamu, Muhammad, kitab suci yang sempurna, yaitu al-Qur'ân, yang berisikan kebenaran dalam segala hukum dan beritanya, membenarkan kitab-kitab suci Kami sebelumnya, sebagai saksi atas kebenarannya dan sebagai pengawas kitab-kitab suci yang lain, karena terpelihara dari perubahan. Maka, apabila Ahl al-Kitâb mengadukan suatu perkara kepadamu, putuskanlah menurut apa yang Allah turunkan kepadamu. Jangan mengikuti hawa nafsu dan keinginan mereka dalam mengambil keputusan, sehingga kamu menyeleweng dari kebenaran yang datang dari Kami. Tiap-tiap umat di antara kalian, wahai manusia, Kami berikan cara untuk menjelaskan kebenaran dan cara beragama yang jelas. Jika Allah berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan kalian satu kelompok yang jalan petunjuknya tidak berbeda sepanjang masa. Akan tetapi Allah menjadikan kalian sedemikian rupa, untuk menguji pelaksanaan kalian terhadap syariat-syariat yang diberikan, sehingga dapat diketahui siapa yang taat dan siapa yang ingkar di antara kalian. Pergunakanlah kesempatan dan bergegaslah dalam berbuat kebaikan. Sesungguhnya hanya kepada Allahlah kalian akan kembali. Allah akan memberitahukan kepada kalian hakikat apa yang kalian perselisihkan. Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang di antara kalian sesuai dengan perbuatannya. وَ‌أَ‌ن‍‍زَلْنَ‍‍ا‌ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابَ بِ‍الْحَ‍‍قِّ مُ‍‍صَ‍‍دِّ‍‍ق‍‍ا‌ ً‌ لِمَا‌ بَ‍‍يْ‍‍نَ يَدَيْ‍‍هِ مِنَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ ‌وَمُهَيْمِناً‌ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ ۖ ‌وَلاَ‌ تَتَّبِعْ ‌أَهْو‍َ‍‌ا‌ءَهُمْ عَ‍‍مَّ‍‍ا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَكَ مِنَ ‌الْحَ‍‍قِّ ۚ لِكُلّ‌‍ٍ‌ جَعَلْنَا‌ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ شِ‍‍رْعَة ً‌ ‌وَمِ‍‌‍نْ‍‍هَاجا‌ ًۚ ‌وَلَوْ‌ ش‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌اللَّ‍‍هُ لَجَعَلَكُمْ ‌أُمَّ‍‍ة ً‌ ‌وَ‌احِدَة ً‌ ‌وَلَكِ‍‌‍نْ لِيَ‍‍بْ‍‍لُوَكُمْ فِي مَ‍‍ا‌ ‌آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِ‍‍قُ‍‍و‌ا‌الْ‍‍خَ‍‍يْ‍رَ‍‌اتِ ۚ ‌إِلَى‌ ‌اللَّ‍‍هِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعا‌‌ ً‌ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا‌ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ ف‍‍ِ‍ي‍‍هِ تَ‍‍خْ‍‍تَلِفُونَ
Wa 'Ani Aĥkum Baynahum Bimā 'Anzala Allāhu Wa Lā Tattabi` 'Ahwā'ahum Wa Aĥdharhum 'An Yaftinūka `An Ba`đi Mā 'Anzala Allāhu 'Ilayka ۖ Fa'in Tawallaw Fā`lam 'Annamā Yurīdu Allāhu 'An Yuşībahum Biba`đi Dhunūbihim ۗ Wa 'Inna Kathīrāan Mina An-Nāsi Lafāsiqūna 005-049 Kami telah memerintahkan kepadamu, wahai Rasulullah, untuk memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah. Jangan kau ikuti hawa nafsu mereka dalam menentukan keputusan. Berhati-hatilah, supaya mereka tidak memalingkanmu dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka barpaling dari hukum Allah dan menginginkan yang lainnya, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah akan menimpakan kerusakan dalam urusan-urusan mereka di dunia, karena jiwa mereka yang rusak oleh sebab dosa-dosa yang mereka perbuat dengan melanggar hukum dan syariat Allah. Sedang di akhirat kelak, Allah akan memberikan ganjaran atas segala perbuatan mereka. (1) Sesungguhnya kebanyakan manusia menentang hukum-hukum Allah. (1) Ayat ini menunjukkan bahwa al-Qur'ân menetapkan asas teritorial hukum, dalam artian bahwa syariat Islam diterapkan pada penduduk di wilayah-wilayah Islam. Belakangan asas ini baru dikenal dalam hukum modern. وَ‌أَنِ ‌احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ ‌وَلاَ‌ تَتَّبِعْ ‌أَهْو‍َ‍‌ا‌ءَهُمْ ‌وَ‌احْذَ‌رْهُمْ ‌أَ‌نْ يَفْتِن‍‍ُ‍وكَ عَ‍‌‍نْ بَعْ‍‍ضِ مَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كَ ۖ فَإِ‌نْ تَوَلَّوْ‌ا‌ فَاعْلَمْ ‌أَنَّ‍‍مَا‌ يُ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍دُ‌ ‌اللَّ‍‍هُ ‌أَ‌نْ يُ‍‍صِ‍‍يبَهُمْ بِبَعْ‍‍ضِ ‌ذُنُوبِهِمْ ۗ ‌وَ‌إِنَّ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِنَ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسِ لَفَاسِ‍‍قُ‍‍ونَ
'Afaĥukma Al-Jāhilīyati Yabghūna ۚ Wa Man 'Aĥsanu Mina Allāhi Ĥukmāan Liqawminqinūna 005-050 Apakah mereka, orang-orang yang melanggar perintah dan larangan Allah, hendak berhukum dengan hukum jahiliah yang tidak mengandung keadilan, bahkan hawa nafsulah yang berkuasa dengan menjadikan kecenderungan dan kepura-puraan sebagai asas hukum? Ini adalah cara orang-orang jahiliah. Adakah hukum yang lebih baik dari hukum Allah bagi kaum yang yakin akan syariat dan tunduk kepada kebenaran? Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang tahu akan kebaikan hukum-hukum Allah. أَفَحُكْمَ ‌الْجَاهِلِيَّةِ يَ‍‍بْ‍‍‍‍غُ‍‍ونَ ۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ ‌أَحْسَنُ مِنَ ‌اللَّ‍‍هِ حُكْما‌ ً‌ لِ‍‍قَ‍‍وْمٍ‌ يُوقِ‍‍نُونَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Lā Tattakhidhū Al-Yahūda Wa An-Naşārá 'Awliyā'a ۘ Ba`đuhum 'Awliyā'u Ba`đin ۚ Wa Man Yatawallahum Minkum Fa'innahu Minhum ۗ 'Inna Allāha Lā Yahdī Al-Qawma Až-Žālimīna 005-051 Wahai orang-orang yang beriman, kalian tidak diperkenankan menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai penolong yang kalian taati. Mereka itu sama saja dalam menentang kalian. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka ia telah masuk ke dalam golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka yang menzalimi diri sendiri, dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai penguasa mereka. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ لاَ‌ تَتَّ‍‍خِ‍‍ذُ‌و‌ا‌الْيَه‍‍ُ‍و‌دَ‌ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍‍‍صَ‍‍ا‌‍رَ‌ى‌ ‌أَ‌وْلِي‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ۘ بَعْ‍‍ضُ‍‍هُمْ ‌أَ‌وْلِي‍‍َ‍ا‌ءُ‌ بَعْ‍‍ضٍۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ يَتَوَلَّهُمْ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ فَإِنَّ‍‍هُ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ۗ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ لاَ‌ يَهْدِي ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمَ ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمِينَ
Fatará Al-Ladhīna Fī Qulūbihim Marađun Yusāri`ūna Fīhim Yaqūlūna Nakhshá 'An Tuşībanā Dā'iratun ۚ Fa`asá Allāhu 'An Ya'tiya Bil-Fatĥi 'Aw 'Amrin Min `Indihi Fayuşbiĥū `Alá Mā 'Asarrū Fī 'Anfusihim Nādimīna 005-052 Jika yang mengikuti mereka hanya orang-orang yang menzalimi diri sendiri, maka kamu akan melihat betapa mereka telah dihinggapi penyakit berupa sikap lemah dan kemunafikan, ketika mereka mengatakan, "Kami takut suatu saat tertimpa bencana, sedang mereka tidak menolong kami." Mudah-mudahan Allah mendatangkan kemenangan kepada Rasul-Nya dan kemenangan umat Islam atas musuh-musuhnya serta memperlihatkan kepura-puraan orang munafik, sehingga mereka menyesali keingkaran dan keraguan yang mereka sembunyikan dalam diri mereka. فَتَ‍رَ‌ى‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ فِي قُ‍‍لُوبِهِمْ مَ‍رَضٌ‌ يُسَا‌رِع‍‍ُ‍ونَ فِيهِم يَ‍‍قُ‍‍ول‍‍ُ‍ونَ نَ‍‍خْ‍‍شَ‍‍ى‌ ‌أَ‌نْ تُ‍‍صِ‍‍يبَنَا‌ ‌د‍َ‍‌ائِ‍رَة‌‍ٌۚ فَعَسَى‌ ‌اللَّ‍‍هُ ‌أَ‌نْ يَأْتِيَ بِ‍الْفَتْحِ ‌أَ‌وْ‌ ‌أَمْر‌ٍ‌ مِ‍‌‍نْ عِ‍‌‍نْ‍‍دِهِ فَيُ‍‍صْ‍‍بِحُو‌ا‌ عَلَى‌ مَ‍‍ا‌ ‌أَسَرُّ‌و‌ا‌ فِ‍‍ي ‌أَ‌ن‍‍فُسِهِمْ نَا‌دِمِينَ
Wa Yaqūlu Al-Ladhīna 'Āmanū 'Ahā'uulā' Al-Ladhīna 'Aqsamū Billāhi Jahda 'Aymānihim ۙ 'Innahum Lama`akum ۚ Ĥabiţat 'A`māluhum Fa'aşbaĥū Khāsirīna 005-053 Dengan penuh keheranan terhadap orang-orang munafik, pada saat itu orang-orang yang beriman berkata, "Mereka itukah orang-orang yang bersumpah--bahkan dengan sangat berlebihan--dengan nama Allah bahwa mereka akan bersama kalian dalam agama dan beriman seperti kalian? Mereka telah berbohong dan perbuatan mereka menjadi sia-sia, hingga rugi iman dan rugi pertolongan orang-orang Mukmin." وَيَ‍قُ‍‍ولُ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُ‍‍و‌ا‌ ‌أَه‍‍َ‍ا‌ؤُلاَ‌ء‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أَ‍قْ‍‍سَمُو‌ا‌ بِ‍اللَّ‍‍هِ جَهْدَ‌ ‌أَيْمَانِهِمْ ۙ ‌إِنَّ‍‍هُمْ لَمَعَكُمْ ۚ حَبِ‍‍طَ‍‍تْ ‌أَعْمَالُهُمْ فَأَ‍صْ‍‍بَحُو‌اخَ‍‍اسِ‍‍رِينَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Man Yartadda Minkum `An Dīnihi Fasawfa Ya'tī Al-Lahu Biqawmin Yuĥibbuhum Wa Yuĥibbūnahu~ 'Adhillatin `Alá Al-Mu'uminīna 'A`izzatin `Alá Al-Kāfirīna Yujāhidūna Fī Sabīli Allāhi Wa Lā Yakhāfūna Lawmata Lā'imin ۚ Dhālika Fađlu Allāhi Yu'utīhi Man Yashā'u Wa ۚ Allāhu Wāsi`un `Alīmun 005-054 Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian kembali kepada kekafiran setelah sebelumnya beriman, mereka tidak akan mendatangkan mudarat sedikit pun bagi Allah dengan kekufurannya itu. Allah Mahasuci dari itu semua. Allah akan mendatangkan suatu kaum yang lebih baik sebagai pengganti mereka. Mereka dicintai oleh Allah sehingga mereka diberikan petunjuk dan ketaatan. Sebaliknya, mereka pun mencintai Allah dan taat kepada-Nya. Mereka bersikap merendah dan saling menyayangi sesama Mukmin, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, berjuang di jalan Allah dan tidak merasa takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki untuk menjadi baik. Karunia Allah amat luas dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang berhak menerimanya. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ مَ‍‌‍نْ يَرْتَدَّ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ عَ‍‌‍نْ ‌دِينِ‍‍هِ فَسَ‍‍وْفَ يَأْتِي ‌اللَّهُ بِ‍‍قَ‍‍وْمٍ‌ يُحِبُّهُمْ ‌وَيُحِبُّونَهُ~ُ ‌أَ‌ذِلَّةٍ عَلَى‌ ‌الْمُؤْمِن‍‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أَعِزَّةٍ عَلَى‌ ‌الْكَافِ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍نَ يُجَاهِد‍ُ‍‌ونَ فِي سَب‍‍ِ‍ي‍‍لِ ‌اللَّ‍‍هِ ‌وَلاَ‌ يَ‍‍خَ‍‍اف‍‍ُ‍ونَ لَوْمَةَ لاَئِم‌‍ٍۚ ‌ذَلِكَ فَ‍‍ضْ‍‍لُ ‌اللَّ‍‍هِ يُؤْت‍‍ِ‍ي‍‍هِ مَ‍‌‍نْ يَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ۚ ‌وَ‌اللَّهُ ‌وَ‌اسِعٌ عَلِيمٌ
'Innamā Wa Līyukumu Allāhu Wa Rasūluhu Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Al-Ladhīna Yuqīmūna Aş-Şalāata Wa Yu'utūna Az-Zakāata Wa Hum ki`ūna 005-055 Sesungguhnya penolong kalian, wahai orang-orang Mukmin, hanyalah Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang melaksanakan salat, mengeluarkan zakat dengan tunduk sepenuhnya kepada Allah. إِنَّ‍‍مَا‌ ‌وَلِيُّكُمُ ‌اللَّ‍‍هُ ‌وَ‌‍رَسُولُ‍‍هُ ‌وَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يُ‍‍قِ‍‍يم‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةَ ‌وَيُؤْت‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍زَّك‍‍َ‍اةَ ‌وَهُمْ ‌‍رَ‌اكِعُونَ
Wa Man Yatawalla Allāha Wa Rasūlahu Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Fa'inna Ĥizba Allāhi Humu Al-Ghālibūna 005-056 Barangsiapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman sebagai penguasa dan penolongnya, sesungguhnya mereka termasuk golongan Allah dan mereka pasti akan menang. وَمَ‍‌‍نْ يَتَوَلَّ ‌اللَّ‍‍هَ ‌وَ‌‍رَسُولَ‍‍هُ ‌وَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ فَإِنَّ حِزْبَ ‌اللَّ‍‍هِ هُمُ ‌الْ‍‍غَ‍‍الِبُونَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Lā Tattakhidhū Al-Ladhīna Attakhadhū Dīnakum Huzūan Wa La`ibāan Mina Al-Ladhīna 'Ūtū Al-Kitāba Min Qablikum Wa Al-Kuffāra 'Awliyā'a ۚ Wa Attaqū Allaha 'In Kuntum Mu'uminīna 005-057 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan musuh-musuh Islam--yaitu orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik--yang menjadikan agama kalian sebagai bahan ejekan dan main- mainan, sebagai penolong. Jangan jadikan perwalian kalian kepada mereka. Takutlah kepada Allah jika kalian benar-benar beriman. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ لاَ‌ تَتَّ‍‍خِ‍‍ذُ‌و‌ا‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌اتَّ‍‍خَ‍‍ذُ‌و‌ا‌ ‌دِينَكُمْ هُز‍ُ‍‌و‌ا‌ ً‌ ‌وَلَعِبا‌ ً‌ مِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أ‍ُ‍‌وتُو‌ا‌الْكِت‍‍َ‍ابَ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِكُمْ ‌وَ‌الْكُفّ‍‍َ‍ا‌‍رَ‌ ‌أَ‌وْلِي‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ۚ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ مُؤْمِنِينَ
Wa 'Idhā Nādaytum 'Ilá Aş-Şalāati Attakhadhūhā Huzūan Wa La`ibāan ۚ Dhālika Bi'annahum Qawmun Lā Ya`qilūna 005-058 Di antara hinaan mereka terhadap kalian adalah bahwa apabila kalian mengajak salat dengan azan, mereka mengejek, menertawakan salat dan mempermainkannya. Hal itu disebabkan karena mereka adalah kaum yang tidak berakal, tidak mengetahui perbedaan antara petunjuk dan kesesatan. وَ‌إِ‌ذَ‌ا‌ نَا‌دَيْتُمْ ‌إِلَى‌ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةِ ‌اتَّ‍‍خَ‍‍ذُ‌وهَا‌ هُز‍ُ‍‌و‌ا‌ ً‌ ‌وَلَعِبا‌‌ ًۚ ‌ذَلِكَ بِأَنَّ‍‍هُمْ قَ‍‍وْم ٌ‌ لاَ‌ يَعْ‍‍قِ‍‍لُونَ
Qul Yā 'Ahla Al-Kitābi Hal Tanqimūna Minnā 'Illā 'An 'Āmannā Billāhi Wa Mā 'Unzila 'Ilaynā Wa Mā 'Unzila Min Qablu Wa 'Anna 'Aktharakum Fāsiqūna 005-059 Wahai Muhammad, katakan kepada Ahl al-Kitâb, "Apakah kalian memandang kami saleh karena kami beriman kepada Allah dan kepada apa-apa yang diturunkan kepada kami, serta kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya kepada para nabi? Kami yakin bahwa kebanyakan dari kalian telah keluar dari syariat Allah." قُ‍‍لْ يَ‍‍ا‌ ‌أَهْلَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ هَلْ تَ‍‌‍ن‍‍قِ‍‍م‍‍ُ‍ونَ مِ‍‍نَّ‍‍ا‌ ‌إِلاَّ‌ ‌أَ‌نْ ‌آمَ‍‍نَّ‍‍ا‌ بِ‍اللَّ‍‍هِ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَيْنَا‌ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أُ‌نْ‍‍زِلَ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لُ ‌وَ‌أَنَّ ‌أَكْثَ‍رَكُمْ فَاسِ‍‍قُ‍‍ونَ
Qul Hal 'Unabbi'ukum Bisharrin Min Dhālika Mathūbatan `Inda Allāhi ۚ Man La`anahu Allāhu Wa Ghađiba `Alayhi Wa Ja`ala Minhumu Al-Qiradata Wa Al-Khanāzīra Wa `Abada Aţ-Ţāghūta ۚ 'Ūlā'ika Sharrun Makānāan Wa 'Ađallu `An Sawā'i As-Sabīli 005-060 Katakan kepada mereka, "Maukah kalian aku beritahukan perbuatan yang paling jelek balasannya di sisi Allah? Itulah perbuatan kalian, wahai orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Allah dan dimurkai karena keingkaran dan kemaksiatan, dikunci mata hatinya sehingga mereka bagaikan kera dan babi, menyembah setan dan mengikuti kesesatan! Kejahatan mereka adalah yang paling besar karena mereka adalah orang-orang yang paling jauh dari jalan kebenaran." قُ‍‍لْ هَلْ ‌أُنَبِّئُكُمْ بِشَرّ‌ٍ‌ مِ‍‌‍نْ ‌ذَلِكَ مَثُوبَةً عِ‍‌‍نْ‍‍دَ‌ ‌اللَّ‍‍هِ ۚ مَ‍‌‍نْ لَعَنَهُ ‌اللَّ‍‍هُ ‌وَ‍‍غَ‍‍ضِ‍‍بَ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ ‌وَجَعَلَ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمُ ‌الْ‍‍قِ‍رَ‌دَةَ ‌وَ‌الْ‍‍خَ‍‍نَا‌ز‍ِ‍ي‍رَ‌ ‌وَعَبَدَ‌ ‌ال‍‍طَّ‍‍اغُ‍‍وتَ ۚ ‌أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ شَرّ‌ٌ‌ مَكَانا‌ ً‌ ‌وَ‌أَ‍ضَ‍‍لُّ عَ‍‌‍نْ سَو‍َ‍‌ا‌ءِ‌ ‌ال‍‍سَّبِيلِ
Wa 'Idhā Jā'ūkum Qālū 'Āmannā Wa Qad Dakhalū Bil-Kufri Wa Hum Qad Kharajū Bihi Wa ۚ Allāhu 'A`lamu Bimā Kānū Yaktumūna 005-061 Apabila orang-orang munafik datang kepada kalian, mereka membohongi kalian dengan ucapan, "Kami telah beriman," padahal mereka datang dan pergi dari kalian dengan kekafirannya. Allah lebih mengetahui kepura-puraan yang mereka sembunyikan dan akan memberikan balasannya. وَ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ج‍‍َ‍ا‌ء‍ُ‍‌وكُمْ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌آمَ‍‍نَّ‍‍ا‌ ‌وَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌دَ‍خَ‍‍لُو‌ا‌ بِ‍الْكُفْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌وَهُمْ قَ‍‍دْ‌ خَ‍رَجُو‌ا‌ بِ‍‍هِ ۚ ‌وَ‌اللَّهُ ‌أَعْلَمُ بِمَا‌ كَانُو‌ا‌ يَكْتُمُونَ
Wa Tará Kathīrāan Minhum Yusāri`ūna Fī Al-'Ithmi Wa Al-`Udwāni Wa 'Aklihimu As-Suĥta ۚ Labi'sa Mā Kānū Ya`malūna 005-062 Kalian akan melihat kebanyakan mereka selalu bersegera dalam berbuat maksiat, menyakiti sesama dan memakan harta haram seperti harta yang didapat dari suap dan riba. Sungguh amat buruk perbuatan jelek yang mereka lakukan itu. وَتَ‍رَ‌ى‌ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ يُسَا‌رِع‍‍ُ‍ونَ فِي ‌الإِثْمِ ‌وَ‌الْعُ‍‍دْ‌و‍َ‍‌انِ ‌وَ‌أَكْلِهِمُ ‌ال‍‍سُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا‌ كَانُو‌ا‌ يَعْمَلُونَ
Lawlā Yanhāhumu Ar-Rabbānīyūna Wa Al-'Aĥbāru `An Qawlihimu Al-'Ithma Wa 'Aklihimu As-Suĥta ۚ Labi'sa Mā Kānū Yaşna`ūna 005-063 Mengapa ulama-ulama dan pendeta-pendeta mereka tidak melarang mengucapkan perkataan bohong dan memakan harta yang haram? Sungguh buruk perbuatan mereka yang berupa meninggalkan amar makruf nahi munkar (al-amr bi al-ma'rûf wa al-nahy 'an al-munkar). لَوْلاَ‌ يَ‍‌‍نْ‍‍هَاهُمُ ‌ال‍رَّبَّانِيّ‍‍ُ‍ونَ ‌وَ‌الأَحْب‍‍َ‍ا‌رُ‌ عَ‍‌‍نْ قَ‍‍وْلِهِمُ ‌الإِثْمَ ‌وَ‌أَكْلِهِمُ ‌ال‍‍سُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا‌ كَانُو‌ا‌ يَ‍‍صْ‍‍نَعُونَ
Wa Qālati Al-Yahūdu Yadu Allāhi Maghlūlatun ۚ Ghullat 'Aydīhim Wa Lu`inū Bimā Qālū ۘ Bal Yadāhu Mabţatāni Yunfiqu Kayfa Yashā'u ۚ Wa Layazīdanna Kathīrāan Minhum Mā 'Unzila 'Ilayka Min Rabbika Ţughyānāan Wa Kufan ۚ Wa 'Alqaynā Baynahumu Al-`Adāwata Wa Al-Baghđā'a 'Ilá Yawmi Al-Qiyāmati ۚ Kullamā 'Awqadū Nāan Lilĥarbi 'Aţfa'ahā Al-Lahu ۚ Wa Yas`awna Fī Al-'Arđi Fasādāan Wa ۚ Allāhu Lā Yuĥibbu Al-Mufsidīna 005-064 Orang-orang Yahudi berkata, "Tangan Allah terbelenggu, tidak terulur untuk memberi." Semoga Allah membelenggu tangan mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya. Allah Mahakaya dan Maha Pemurah: memberikan apa saja kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Kebanyakan mereka--karena terpukau pada kesesatan--bertambah kekafiran dan kezaliman dengan diturunkannya al-Qur'ân kepadamu akibat rasa iri dan dengki. Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan melawan Rasulullah dan orang-orang Mukmin, Allah memadamkan api itu dengan kekalahan mereka dan kemenangan Rasulullah dan para pengikutnya. Mereka bersungguh-sungguh dalam menyebarkan kerusakan di muka bumi dengan tipu daya, fitnah dan menimbulkan peperangan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. وَ‍قَ‍‍الَتِ ‌الْيَه‍‍ُ‍و‌دُ‌ يَدُ‌ ‌اللَّ‍‍هِ مَ‍‍غْ‍‍لُولَةٌ ۚ غُ‍‍لَّتْ ‌أَيْدِيهِمْ ‌وَلُعِنُو‌ا‌ بِمَا‌ قَ‍‍الُو‌اۘ بَلْ يَد‍َ‍‌اهُ مَ‍‍بْ‍‍سُوطَ‍‍ت‍‍َ‍انِ يُ‍‌‍ن‍‍فِ‍‍قُ كَ‍‍يْ‍‍فَ يَش‍‍َ‍ا‌ءُ‌ ۚ ‌وَلَيَزِيدَنَّ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ مَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كَ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَبِّكَ طُ‍‍غْ‍‍يَانا‌ ً‌ ‌وَكُفْر‌ا‌ ًۚ ‌وَ‌أَلْ‍‍قَ‍‍يْنَا‌ بَيْنَهُمُ ‌الْعَدَ‌ا‌وَةَ ‌وَ‌الْبَ‍‍غْ‍‍ضَ‍‍ا‌ءَ‌ ‌إِلَى‌ يَ‍‍وْمِ ‌الْ‍‍قِ‍‍يَامَةِ ۚ كُلَّمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌وْ‍قَ‍‍دُ‌و‌ا‌ نَا‌ر‌ا‌ ً‌ لِلْحَرْبِ ‌أَ‍طْ‍‍فَأَهَا‌ ‌اللَّهُ ۚ ‌وَيَسْعَ‍‍وْنَ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ فَسَا‌د‌ا‌ ًۚ ‌وَ‌اللَّهُ لاَ‌ يُحِبُّ ‌الْمُفْسِدِينَ
Wa Law 'Anna 'Ahla Al-Kitābi 'Āmanū Wa Attaqaw Lakaffarnā `Anhum Sayyi'ātihim Wa La'adkhalnāhum Jannāti An-Na`īmi 005-065 Sekiranya Ahl al-Kitâb, Yahudi dan Nasrani, meyakini Islam dan nabinya serta menjauhi dosa-dosa yang telah Kami sebutkan, maka Kami pasti akan menghapus dosa-dosa kecil mereka. Kami akan memasukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan. وَلَوْ‌ ‌أَنَّ ‌أَهْلَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ ‌آمَنُو‌ا‌ ‌وَ‌اتَّ‍‍قَ‍‍وْ‌ا‌ لَكَفَّرْنَا‌ عَ‍‌‍نْ‍‍هُمْ سَيِّئ‍‍َ‍‍اتِهِمْ ‌وَلَأَ‌دْ‍‍خَ‍‍لْنَاهُمْ جَ‍‍نّ‍‍َ‍اتِ ‌ال‍‍نَّ‍‍عِيمِ
Wa Law 'Annahum 'Aqāmū At-Tawata Wa Al-'Injīla Wa Mā 'Unzila 'Ilayhim Min Rabbihim La'akalū Min Fawqihim Wa Min Taĥti 'Arjulihim ۚ Minhum 'Ummatun Muqtaşidatun ۖ Wa Kathīrun Minhum Sā'a Mā Ya`malūna 005-066 Dan sekiranya mereka menjaga keaslian Tawrât dan Injîl sebagaimana diturunkan dan menjalankan ajarannya, percaya kepada al-Qur'ân, maka niscaya Allah akan melapangkan rezeki-Nya yang dapat diperoleh dari segala penjuru. Tidak semua mereka berada dalam kesesatan, akan tetapi di antara mereka ada kelompok yang adil dan berakal, yaitu mereka yang beriman kepada Muhammad dan al-Qur'ân. Alangkah buruknya ucapan dan perbuatan kebanyakan mereka yang jauh dari kebenaran. وَلَوْ‌ ‌أَنَّ‍‍هُمْ ‌أَ‍قَ‍‍امُو‌ا‌ال‍‍تَّوْ‌رَ‍‌اةَ ‌وَ‌الإِ‌ن‍‍ج‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَيْهِمْ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَبِّهِمْ لَأَكَلُو‌ا‌ مِ‍‌‍نْ فَوْ‍قِ‍‍هِمْ ‌وَمِ‍‌‍نْ تَحْتِ ‌أَ‌رْجُلِهِمْ ۚ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ‌أُمَّ‍‍ةٌ‌ مُ‍‍قْ‍‍تَ‍‍صِ‍‍دَةٌۖ ‌وَكَث‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٌ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ س‍‍َ‍ا‌ءَ‌ مَا‌ يَعْمَلُونَ
Yā 'Ayyuhā Ar-Rasūlu Balligh Mā 'Unzila 'Ilayka Min Rabbika ۖ Wa 'In Lam Taf`al Famā Ballaghta Risālatahu Wa ۚ Allāhu Ya`şimuka Mina An-Nāsi ۗ 'Inna Allāha Lā Yahdī Al-Qawma Al-Kāfirīna 005-067 Wahai utusan Allah, berikanlah kabar kepada manusia akan apa-apa yang telah diwahyukan Tuhan kepadamu. Ajaklah mereka untuk mengikutinya. Jangan takut disakiti oleh seseorang. Bila kamu takut, maka berarti kamu tidak menyampaikan risalah Allah. Sebab, kamu telah diperintahkan untuk menyampaikannya kepada semua. Allah akan memelihara kamu dari gangguan orang-orang kafir. Sebab, sudah merupakan ketentuan Allah yang berlaku bahwa kebatilan tidak akan mengalahkan kebenaran. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang-orang kafir kepada jalan yang lurus. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌ال‍رَّس‍‍ُ‍ولُ بَلِّ‍‍غْ مَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كَ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَبِّكَ ۖ ‌وَ‌إِ‌نْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا‌ بَلَّ‍‍غْ‍‍تَ ‌رِسَالَتَ‍‍هُ ۚ ‌وَ‌اللَّهُ يَعْ‍‍صِ‍‍مُكَ مِنَ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسِ ۗ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ لاَ‌ يَهْدِي ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمَ ‌الْكَافِ‍‍رِينَ
Qul Yā 'Ahla Al-Kitābi Lastum `Alá Shay'in Ĥattá Tuqīmū At-Tawata Wa Al-'Injīla Wa Mā 'Unzila 'Ilaykum Min Rabbikum ۗ Wa Layazīdanna Kathīrāan Minhum Mā 'Unzila 'Ilayka Min Rabbika Ţughyānāan Wa Kufan ۖ Falā Ta'sa `Alá Al-Qawmi Al-Kāfirīna 005-068 Wahai Rasulullah, katakan kepada Ahl al-Kitâb, "Sesungguhnya kalian tidak beragama dengan benar kecuali jika kalian menegakkan dan mengerjakan semua hukum-hukum Tawrât dan Injîl, serta beriman kepada al-Qur'ân yang telah diwahyukan kepada Rasul-Nya agar dapat menjadi petunjuk bagi manusia. Yakinlah, wahai Muhammad, bahwa kebanyakan Ahl al-Kitâb akan terus bertambah zalim, ingkar dan keras kepala terhadap al-Qur'ân disebabkan rasa iri dan dengki mereka. Maka janganlah bersedih hati terhadap mereka yang dijadikan selalu ingkar. قُ‍‍لْ يَ‍‍ا‌ ‌أَهْلَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ لَسْتُمْ عَلَى‌ شَ‍‍يْءٍ‌ حَتَّى‌ تُ‍‍قِ‍‍يمُو‌ا‌ال‍‍تَّوْ‌رَ‍‌اةَ ‌وَ‌الإِ‌ن‍‍ج‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَيْكُمْ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَبِّكُمْ ۗ ‌وَلَيَزِيدَنَّ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ مَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍كَ مِ‍‌‍نْ ‌‍رَبِّكَ طُ‍‍غْ‍‍يَانا‌ ً‌ ‌وَكُفْر‌ا‌‌ ًۖ فَلاَ‌ تَأْسَ عَلَى‌ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمِ ‌الْكَافِ‍‍رِينَ
'Inna Al-Ladhīna 'Āmanū Wa Al-Ladhīna Hādū Wa Aş-Şābi'ūna Wa An-Naşārá Man 'Āmana Billāhi Wa Al-Yawmi Al-'Ākhiri Wa `Amila Şāliĥāan Falā Khawfun `Alayhim Wa Lā Hum Yaĥzanūna 005-069 Sesungguhnya orang-orang yang percaya kepada Allah, kaum Yahudi, pengikut Mûsâ, orang-orang yang tidak beragama dan kaum Nasrani pengikut 'Isâ, jika mereka dengan tulus beriman kepada Allah dan hari kebangkitan dan beramal saleh sebagaimana yang diajarkan Islam, maka mereka akan selamat dari siksaan. Mereka berada dalam kesenangan surga pada hari kiamat nanti. إِنَّ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ ‌وَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ هَا‌دُ‌و‌ا‌ ‌وَ‌ال‍‍صَّ‍‍ابِئ‍‍ُ‍ونَ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍‍‍صَ‍‍ا‌‍رَ‌ى‌ مَ‍‌‍نْ ‌آمَنَ بِ‍اللَّ‍‍هِ ‌وَ‌الْيَ‍‍وْمِ ‌الآ‍‍خِ‍‍رِ‌ ‌وَعَمِلَ صَ‍‍الِحا‌‌ ً‌ فَلاَ‌ خَ‍‍وْفٌ عَلَيْهِمْ ‌وَلاَ‌ هُمْ يَحْزَنُونَ
Laqad 'Akhadhnā Mīthāqa Banī 'Isrā'īla Wa 'Arsalnā 'Ilayhim Rusulāan ۖ Kullamā Jā'ahum Rasūlun Bimā Lā Tahwá 'Anfusuhum Farīqāan Kadhdhabū Wa Farīqāan Yaqtulūna 005-070 Sesungguhnya kami telah mengambil perjanjian dengan orang-orang Yahudi Banû Isrâ'îl dengan tegas untuk mengikuti ajaran-ajaran Tawrât. Kami telah mengutus kepada mereka nabi-nabi untuk menjelaskan Tawrât dan menegaskan perjanjian yang telah Kami buat. Tetapi mereka melanggar perjanjian itu. Setiap kali seorang rasul datang kepada mereka dengan membawa ajaran yang bertentangan dengan hawa nafsu, mereka mendustakan sebagian dari rasul-rasul itu dan membunuh sebagian yang lain. لَ‍قَ‍‍دْ‌ ‌أَ‍خَ‍‍ذْنَا‌ مِيث‍‍َ‍اقَ بَنِ‍‍ي ‌إِسْر‍َ‍‌ائ‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌وَ‌أَ‌رْسَلْنَ‍‍ا‌ ‌إِلَيْهِمْ ‌رُسُلا‌‌ ًۖ كُلَّمَا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَهُمْ ‌‍رَس‍‍ُ‍ول‌‍ٌ‌ بِمَا‌ لاَ‌ تَهْوَ‌ى‌ ‌أَ‌ن‍‍فُسُهُمْ فَ‍‍رِي‍‍ق‍‍ا‌‌ ً‌ كَذَّبُو‌ا‌ ‌وَفَ‍‍رِي‍‍ق‍‍ا‌ ً‌ يَ‍‍قْ‍‍تُلُونَ
Wa Ĥasibū 'Allā Takūna Fitnatun Fa`amū Wa Şammū Thumma Tāba Allāhu `Alayhim Thumma `Amū Wa Şammū Kathīrun Minhum Wa ۚ Allāhu Başīrun Bimā Ya`malūna 005-071 Orang-orang Yahudi Banû Isrâ'îl itu mengira bahwa tidak akan diturunkan kepada mereka bencana yang akan menyeleksi orang-orang yang tabah dan yang tidak. Maka dari itu, mereka tidak bersabar dalam menghadapi bencana. Bahkan kebanyakan mereka sesat hingga menjadi seperti orang buta dan tuli. Mereka berpaling dari kebenaran. Lalu Allah menjadikan orang-orang yang hina menguasai mereka. Setelah beberapa saat, mereka kembali bertobat kepada Allah. Pertobatan mereka pun diterima. Allah mengembalikan keinginan keras mereka untuk menjadi benar. Akan tetapi setelah itu mereka sesat kembali, sehingga menjadi buta dan tuli. Allah Maha Mengetahui ihwal mereka, menyaksikan perbuatan mereka dan akan memberi balasannya. وَحَسِبُ‍‍و‌ا‌ ‌أَلاَّ‌ تَك‍‍ُ‍ونَ فِتْنَة‌‍ٌ‌ فَعَمُو‌ا‌ ‌وَ‍صَ‍‍مُّ‍‍و‌ا‌ ثُ‍‍مَّ ت‍‍َ‍ابَ ‌اللَّ‍‍هُ عَلَيْهِمْ ثُ‍‍مَّ عَمُو‌ا‌ ‌وَ‍صَ‍‍مُّ‍‍و‌ا‌ كَث‍‍ِ‍ي‍‍ر‌ٌ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ۚ ‌وَ‌اللَّهُ بَ‍‍صِ‍‍ي‍‍ر‌ٌ‌ بِمَا‌ يَعْمَلُونَ
Laqad Kafara Al-Ladhīna Qālū 'Inna Allāha Huwa Al-Masīĥu Abnu Maryama ۖ Wa Qāla Al-Masīĥu Yā Banī 'Isrā'īla A`budū Allaha Rabbī Wa Rabbakum ۖ 'Innahu Man Yushrik Billāhi Faqad Ĥarrama Allāhu `Alayhi Al-Jannata Wa Ma'wāhu An-Nāru ۖ Wa Mā Lilžžālimīna Min 'Anşārin 005-072 Tidak beriman kepada Allah orang-orang yang mengira bahwa Allah masuk ke dalam tubuh 'Isâ putra Maryam dan menjadikan 'Isâ sebagai Tuhan, sebagaimana dikatakan orang-orang Nasrani sekarang ini. Padahal, 'Isâ sendiri terbebas dari sangkaan itu. Sesungguhnya 'Isâ memerintahkan Banû Isrâ'îl agar dengan tulus beriman kepada Allah semata dengan mengatakan, "Sesungguhnya Allahlah yang menciptakan aku dan kalian, dan menguasai segala urusan kita. Barangsiapa mengira bahwa Allah mempunyai sekutu, maka neraka adalah ganjaran baginya. Ia tidak akan masuk surga selamanya karena telah melampaui batas-batas yang telah ditentukan Allah. Orang-orang yang melampaui batas dan berbuat zalim, tidak akan mendapatkan penolong yang menyelamatkan mereka dari siksaan-Nya. لَ‍قَ‍‍دْ‌ كَفَ‍رَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ هُوَ‌ ‌الْمَس‍‍ِ‍ي‍‍حُ ‌ابْ‍‍نُ مَرْيَمَ ۖ ‌وَ‍قَ‍‍الَ ‌الْمَس‍‍ِ‍ي‍‍حُ يَابَنِ‍‍ي ‌إِسْر‍َ‍‌ائ‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌اعْبُدُ‌و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌‍رَبِّي ‌وَ‌‍رَبَّكُمْ ‌إِنَّ‍‍هُ ۖ مَ‍‌‍نْ يُشْ‍‍رِكْ بِ‍اللَّ‍‍هِ فَ‍‍قَ‍‍دْ‌ حَ‍رَّمَ ‌اللَّ‍‍هُ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ ‌الْجَ‍‍نَّ‍‍ةَ ‌وَمَأْ‌و‍َ‍‌اهُ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍ا‌رُ‌ ‌وَمَا‌ ۖ لِل‍‍ظَّ‍‍الِم‍‍ِ‍ي‍‍نَ مِ‍‌‍نْ ‌أَ‌ن‍‍صَ‍‍ا‌رٍ
Laqad Kafara Al-Ladhīna Qālū 'Inna Allāha Thālithu Thalāthatin ۘ Wa Mā Min 'Ilahin 'Illā 'Ilahun Wāĥidun ۚ Wa 'In Lam Yantahū `Ammā Yaqūlūna Layamassanna Al-Ladhīna Kafarū Minhum `Adhābun 'Alīmun 005-073 Juga tidak beriman kepada Allah orang yang mengira bahwa Allah adalah salah satu dari tiga tuhan, sebagaimana yang diyakini orang-orang Nasrani sekarang. Yang benar dan pasti adalah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Jika orang-orang yang sesat itu tidak meninggalkan keyakinan mereka yang salah dan kembali taat kepada Allah, maka mereka pasti akan disiksa dengan siksaan yang pedih. لَ‍قَ‍‍دْ‌ كَفَ‍رَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍۘ ‌وَمَا‌ مِ‍‌‍نْ ‌إِلَه‌‍ٍ‌ ‌إِلاَّ‌ ‌إِلَهٌ‌ ‌وَ‌احِد‌ٌۚ ‌وَ‌إِ‌نْ لَمْ يَ‍‌‍ن‍‍تَهُو‌ا‌ عَ‍‍مَّ‍‍ا‌ يَ‍‍قُ‍‍ول‍‍ُ‍ونَ لَيَمَسَّ‍‍نَّ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ عَذ‍َ‍‌ابٌ ‌أَلِيمٌ
'Afalā Yatūbūna 'Ilá Allāhi Wa Yastaghfirūnahu Wa ۚ Allāhu Ghafūrun Raĥīmun 005-074 Tidakkah mereka meninggalkan keyakinan-keyakinan yang salah dan kembali beriman kepada Allah serta meminta ampun dari dosa-dosa yang telah mereka perbuat? Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. أَفَلاَ‌ يَتُوب‍‍ُ‍ونَ ‌إِلَى‌ ‌اللَّ‍‍هِ ‌وَيَسْتَ‍‍غْ‍‍فِرُ‌ونَ‍‍هُ ۚ ‌وَ‌اللَّهُ غَ‍‍ف‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌‍رَحِيمٌ
Al-Masīĥu Abnu Maryama 'Illā Rasūlun Qad Khalat Min Qablihi Ar-Rusulu Wa 'Ummuhu Şiddīqatun ۖ Kānā Ya'kulāni Aţ-Ţa`āma ۗ Anžur Kayfa Nubayyinu Lahumu Al-'Āyāti Thumma Anžur 'Anná Yu'ufakūna 005-075 'Isâ putra Maryam tidak lain hanyalah seorang hamba yang dikaruniakan risalah oleh Allah, sebagaimana yang telah Allah karuniakan kepada hamba-hamba sebelumnya. Bunda 'Isâ adalah wanita biasa yang selalu benar dalam setiap ucapannya dan mempercayai Tuhannya. Keduanya membutuhkan makanan dan minuman untuk mempertahankan hidup. Itulah bukti bahwa mereka manusia biasa. Maka perhatikanlah, wahai orang-orang yang mendengar, keadaan mereka yang buta akan tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah dijelaskan kepada mereka. Kemudian perhatikan pula bagaimana mereka berpaling dari kebenaran, padahal kebenaran itu sangat jelas. مَا‌ ‌الْمَس‍‍ِ‍ي‍‍حُ ‌ابْ‍‍نُ مَرْيَمَ ‌إِلاَّ‌ ‌‍رَس‍‍ُ‍ول‌‍ٌقَ‍‍دْ‌ خَ‍‍لَتْ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِهِ ‌ال‍‍رُّسُلُ ‌وَ‌أُمُّ‍‍هُ صِ‍‍دِّي‍‍قَ‍‍ة‌‍ٌۖ كَانَا‌ يَأْكُلاَنِ ‌ال‍‍طَّ‍‍ع‍‍َ‍امَ ۗ ‌ان‍‍ظُ‍‍رْ‌ كَ‍‍يْ‍‍فَ نُبَيِّنُ لَهُمُ ‌الآي‍‍َ‍اتِ ثُ‍‍مَّ ‌ان‍‍ظُ‍‍رْ‌ ‌أَنَّ‍‍ى‌ يُؤْفَكُونَ
Qul 'Ata`budūna Min Dūni Allāhi Mā Lā Yamliku Lakum Đaran Wa Lā Naf`āan Wa ۚ Allāhu Huwa As-Samī`u Al-`Alīmu 005-076 Katakanlah kepada mereka yang sesat, "Mengapa kalian menyembah berhala yang, bila ditinggalkan, tidak mendatangkan mudarat bagi kalian dan, bila disembah, tidak mendatangkan manfaat. Bagaimana kalian meninggalkan ibadah kepada Allah, padahal Dia Mahakuasa atas segala sesuatu lagi Maha Mendengar dan Mengetahui." قُ‍‍لْ ‌أَتَعْبُد‍ُ‍‌ونَ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌اللَّ‍‍هِ مَا‌ لاَ‌ يَمْلِكُ لَكُمْ ضَ‍‍رّ‌ا‌ ً‌ ‌وَلاَ‌ نَفْعا‌ ًۚ ‌وَ‌اللَّهُ هُوَ‌ ‌ال‍‍سَّم‍‍ِ‍ي‍‍عُ ‌الْعَلِيمُ
Qul Yā 'Ahla Al-Kitābi Lā Taghlū Fī Dīnikum Ghayra Al-Ĥaqqi Wa Lā Tattabi`ū 'Ahwā'a Qawmin Qad Đallū Min Qablu Wa 'Ađallū Kathīrāan Wa Đallū `An Sawā'i As-Sabīli 005-077 Katakanlah, wahai Rasulullah, kepada Ahl al-Kitâb (Yahudi dan Nasrani), "Sesungguhnya Allah melarang kalian melampaui batas-batas keyakinan yang benar kepada yang palsu sehingga kalian menjadikan sebagian ciptaan-Nya sebagai Tuhan. Allah juga melarang kalian mengingkari risalah sebagian rasul dan mengikuti hawa nafsu orang-orang sebelum kalian yang telah jauh dari jalan kebenaran. Mereka mencegah banyak orang untuk menempuh jalan itu. Mereka terus berada jauh dari kebenaran yang nyata. قُ‍‍لْ يَ‍‍ا‌ ‌أَهْلَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ لاَ‌ تَ‍‍غْ‍‍لُو‌ا‌ فِي ‌دِينِكُمْ غَ‍‍يْ‍رَ‌الْحَ‍‍قِّ ‌وَلاَ‌ تَتَّبِعُ‍‍و‌ا‌ ‌أَهْو‍َ‍‌ا‌ءَ‌ قَ‍‍وْم‌‍ٍقَ‍‍دْ‌ ضَ‍‍لُّو‌ا‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لُ ‌وَ‌أَ‍ضَ‍‍لُّو‌ا‌ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ ‌وَ‍ضَ‍‍لُّو‌ا‌ عَ‍‌‍نْ سَو‍َ‍‌ا‌ءِ‌ ‌ال‍‍سَّبِيلِ
Lu`ina Al-Ladhīna Kafarū Min Banī 'Isrā'īla `Alá Lisāni Dāwūda Wa `Īsá Abni Maryama ۚ Dhālika Bimā `Aşaw Wa Kānū Ya`tadūna 005-078 Allah menjauhkan orang-orang kafir Banû Isrâ'îl dari kasih sayang-Nya. Hal ini tercantum dalam Zabûr yang diturunkan kepada Dâwûd dan dalam Injîl yang diturunkan kepada 'Isâ putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan karena mereka mendurhakai Allah dan selalu berbuat kezaliman dan kerusakan. لُعِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ مِ‍‌‍نْ بَنِ‍‍ي ‌إِسْر‍َ‍‌ائ‍‍ِ‍ي‍‍لَ عَلَى‌ لِس‍‍َ‍انِ ‌دَ‌ا‌و‍ُ‍‌و‌دَ‌ ‌وَعِيسَى‌ ‌ابْ‍‍نِ مَرْيَمَ ۚ ‌ذَلِكَ بِمَا‌ عَ‍‍صَ‍‍وْ‌ا‌ ‌وَكَانُو‌ا‌ يَعْتَدُ‌ونَ
Kānū Lā Yatanāhawna `An Munkarin Fa`alūhu ۚ Labi'sa Mā Kānū Yaf`alūna 005-079 Kebiasaan mereka adalah tidak mau saling menasihati satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada seseorang dari mereka yang mau melarang lainnya dari perbuatan buruk. Sesungguhnya perbuatan mereka yang mungkar dan menolak untuk saling melarang berbuat buruk itu merupakan perbuatan yang sangat jelek. كَانُو‌ا‌ لاَ‌ يَتَنَاهَ‍‍وْنَ عَ‍‌‍نْ مُ‍‌‍ن‍‍كَر‌‌ٍ‌ فَعَل‍‍ُ‍وهُ ۚ لَبِئْسَ مَا‌ كَانُو‌ا‌ يَفْعَلُونَ
Tará Kathīrāan Minhum Yatawallawna Al-Ladhīna Kafarū ۚ Labi'sa Mā Qaddamat Lahum 'Anfusuhum 'An Sakhiţa Allāhu `Alayhim Wa Fī Al-`Adhābi Hum Khālidūna 005-080 Kami melihat kebanyakan Banû Isrâ'îl bersekutu dengan orang-orang musyrik. Mereka menjadikan orang-orang musyrik itu sebagai penolong, saling membahu dalam memerangi Islam. Sesungguhnya kejahatan ini merupakan perbuatan yang mereka simpan dalam diri mereka, agar mendapatkan ganjaran yang berupa murka Allah dan kekekalan siksa di dalam neraka Jahanam. تَ‍رَ‌ى‌ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ يَتَوَلَّ‍‍وْنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌اۚ لَبِئْسَ مَا‌ قَ‍‍دَّمَتْ لَهُمْ ‌أَ‌ن‍‍فُسُهُمْ ‌أَ‌نْ سَ‍‍خِ‍‍طَ ‌اللَّ‍‍هُ عَلَيْهِمْ ‌وَفِي ‌الْعَذ‍َ‍‌ابِ هُمْ خَ‍‍الِدُ‌ونَ
Wa Law Kānū Yu'uminūna Billāhi Wa An-Nabīyi Wa Mā 'Unzila 'Ilayhi Mā Attakhadhūhum 'Awliyā'a Wa Lakinna Kathīrāan Minhum Fāsiqūna 005-081 Jika akidah mereka dalam mengimani Allah dan rasul-Nya, Muhammad, serta al-Qur'ân yang diturunkan kepadanya itu benar, niscaya keimanan itu akan dapat mencegah mereka dari menolong orang-orang kafir dalam melawan orang-orang Mukmin. Akan tetapi kebanyakan Banû Isrâ'îl berbuat maksiat dan keluar dari agama. وَلَوْ‌ كَانُو‌ا‌ يُؤْمِن‍‍ُ‍ونَ بِ‍اللَّ‍‍هِ ‌وَ‌ال‍‍نَّ‍‍بِيِّ ‌وَمَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَ‍‍يْ‍‍هِ مَا‌ ‌اتَّ‍‍خَ‍‍ذُ‌وهُمْ ‌أَ‌وْلِي‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌وَلَكِ‍‍نَّ كَثِي‍‍ر‌ا‌ ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ فَاسِ‍‍قُ‍‍ونَ
Latajidanna 'Ashadda An-Nāsi `Adāwatan Lilladhīna 'Āmanū Al-Yahūda Wa Al-Ladhīna 'Ashraۖ Wa Latajidanna 'Aqrabahum Mawaddatan Lilladhīna 'Āmanū Al-Ladhīna Qālū 'Innā Naşārá ۚ Dhālika Bi'anna Minhum Qissīsīna Wa Ruhbānāan Wa 'Annahum Lā Yastakbirūna 005-082 Kami tegaskan kepadamu, wahai Rasulullah, bahwa kamu akan mendapati para penganut Yahudi dan mereka yang menyekutukan Allah sebagai orang-orang yang paling keras kedengkian dan kebenciannya kepadamu dan kepada orang-orang yang beriman kepadamu. Dan kamu akan mendapati pengikut Nabi 'Isâ yang menyebut dirinya Nasrani sebagai orang-orang yang paling dekat kasih sayang dan kecintaannya kepadamu. Hal itu disebabkan karena di antara mereka terdapat pendeta-pendeta yang mengerti agama, dan rahib-rahib yang selalu takut kepada Tuhannya. Selain itu, juga karena mereka tidak menyombongkan diri bila mendengar kebenaran. لَتَجِدَنَّ ‌أَشَدَّ‌ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسِ عَدَ‌ا‌وَة ً‌ لِلَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌الْيَه‍‍ُ‍و‌دَ‌ ‌وَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أَشْ‍رَكُو‌اۖ ‌وَلَتَجِدَنَّ ‌أَ‍قْ‍‍‍رَبَهُمْ مَوَ‌دَّة ً‌ لِلَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌إِنَّ‍‍ا‌ نَ‍‍صَ‍‍ا‌‍رَ‌ى‌ ۚ ‌ذَلِكَ بِأَنَّ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ قِ‍‍سِّيس‍‍ِ‍ي‍‍نَ ‌وَ‌رُهْبَانا‌ ً‌ ‌وَ‌أَنَّ‍‍هُمْ لاَ‌ يَسْتَكْبِرُ‌ونَ
Wa 'Idhā Sami`ū Mā 'Unzila 'Ilá Ar-Rasūli Tará 'A`yunahum Tafīđu Mina Ad-Dam`i Mimmā `Arafū Mina Al-Ĥaqqi ۖ Yaqūlūna Rabbanā 'Āmannā Fāktubnā Ma`a Ash-Shāhidīna 005-083 Di samping itu, juga disebabkan karena mereka, bila mendengar al-Qur'ân yang diturunkan kepada Rasulullah saw., merasa terkesan dan mencucurkan air mata, karena tahu bahwa apa yang mereka dengar itu benar. Hati mereka pun condong untuk mengikutinya. Mereka mengucapkan doa, "Ya Tuhan, kami beriman kepada-Mu dan kepada rasul-rasul-Mu serta kepada kebenaran yang telah Engkau turunkan kepada rasul-rasul-Mu. Maka terimalah keimanan kami. Jadikanlah kami umat Muhammad yang Engkau jadikan saksi-saksi dan hujjah atas manusia di hari kiamat. وَ‌إِ‌ذَ‌ا‌ سَمِعُو‌ا‌ مَ‍‍ا‌ ‌أُ‌ن‍‍زِلَ ‌إِلَى‌ ‌ال‍رَّس‍‍ُ‍ولِ تَ‍رَ‌ى‌ ‌أَعْيُنَهُمْ تَف‍‍ِ‍ي‍‍ضُ مِنَ ‌ال‍‍دَّمْعِ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ عَ‍رَفُو‌ا‌ مِنَ ‌الْحَ‍‍قِّ ۖ يَ‍‍قُ‍‍ول‍‍ُ‍ونَ ‌‍رَبَّنَ‍‍ا‌ ‌آمَ‍‍نَّ‍‍ا‌ فَاكْتُ‍‍بْ‍‍نَا‌ مَعَ ‌ال‍‍شَّاهِدِينَ
Wa Mā Lanā Lā Nu'uminu Billāhi Wa Mā Jā'anā Mina Al-Ĥaqqi Wa Naţma`u 'An Yudkhilanā Rabbunā Ma`a Al-Qawmi Aş-Şāliĥīna 005-084 Larangan apakah yang menghalangi kami untuk beriman kepada Allah dan kepada ajaran-ajaran yang diturunkan kepada Muhammad? Kami memohon kepada Tuhan agar dimasukkan ke dalam surga bersama orang-orang yang benar akidah dan perbuatannya." وَمَا‌ لَنَا‌ لاَ‌ نُؤْمِنُ بِ‍اللَّ‍‍هِ ‌وَمَا‌ ج‍‍َ‍ا‌ءَنَا‌ مِنَ ‌الْحَ‍‍قِّ ‌وَنَ‍‍طْ‍‍مَعُ ‌أَ‌نْ يُ‍‍دْ‍‍خِ‍‍لَنَا‌ ‌‍رَبُّنَا‌ مَعَ ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمِ ‌ال‍‍صَّ‍‍الِحِينَ
Fa'athābahumu Allāhu Bimā Qālū Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'Anhāru Khālidīna Fīhā ۚ Wa Dhalika Jazā'u Al-Muĥsinīna 005-085 Karena pengakuan mereka, Allah memberikan pahala berupa surga-surga yang dialiri bermacam sungai di bawah pepohonan dan istana-istananya. Mereka hidup kekal di dalamnya. Balasan yang mereka terima itu adalah balasan bagi setiap orang yang berbuat kebaikan seperti mereka. فَأَثَابَهُمُ ‌اللَّ‍‍هُ بِمَا‌ قَ‍‍الُو‌ا‌ جَ‍‍نّ‍‍َ‍ات‌‍ٍ‌ تَ‍‍جْ‍‍رِي مِ‍‌‍نْ تَحْتِهَا‌ ‌الأَ‌نْ‍‍ه‍‍َ‍ا‌رُ‌ خَ‍‍الِد‍ِ‍ي‍‍نَ فِيهَا‌ ۚ ‌وَ‌ذَلِكَ جَز‍َ‍‌ا‌ءُ‌ ‌الْمُحْسِنِينَ
Wa Al-Ladhīna Kafarū Wa Kadhdhabū Bi'āyātinā 'Ūlā'ika 'Aşĥābu Al-Jaĥīmi 005-086 Orang-orang yang mengingkari Allah dan rasul-rasul-Nya serta mengingkari ayat-ayat yang diturunkan kepada mereka sebagai petunjuk kebenaran, hanya merekalah yang mendapat siksaan yang pedih di dalam neraka Jahanam. وَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ ‌وَكَذَّبُو‌ا‌ بِآيَاتِنَ‍‍ا‌ ‌أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ ‌أَ‍صْ‍‍ح‍‍َ‍ابُ ‌الْجَحِيمِ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Lā Tuĥarrimū Ţayyibāti Mā 'Aĥalla Allāhu Lakum Wa Lā Ta`tadū ۚ 'Inna Allāha Lā Yuĥibbu Al-Mu`tadīna 005-087 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengharamkan sesuatu yang baik yang telah dihalalkan Allah untuk kalian. Jangan pula melampaui batas-batas yang disyariatkan Allah kepada kalian dengan menjaga keseimbangan dalam segala urusan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ لاَ‌ تُحَرِّمُو‌اطَ‍‍يِّب‍‍َ‍اتِ مَ‍‍ا‌ ‌أَحَلَّ ‌اللَّ‍‍هُ لَكُمْ ‌وَلاَ‌ تَعْتَدُ‌و‌اۚ ‌إِنَّ ‌اللَّ‍‍هَ لاَ‌ يُحِبُّ ‌الْمُعْتَدِينَ
Wa Kulū Mimmā Razaqakumu Allāhu Ĥalālāan Ţayyibāan ۚ Wa Attaqū Allaha Al-Ladhī 'Antum Bihi Mu'uminūna 005-088 Makanlah apa saja yang halal dan baik menurut selera kalian, dari makanan yang diberikan dan dimudahkan Allah untuk kalian. Takutlah dan taatlah selalu kepada Allah selama kalian beriman kepada- Nya. وَكُلُو‌ا‌ مِ‍‍مَّ‍‍ا‌ ‌‍رَ‌زَ‍قَ‍‍كُمُ ‌اللَّ‍‍هُ حَلالا‌‌ ًطَ‍‍يِّبا‌ ًۚ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌الَّذِي ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ بِ‍‍هِ مُؤْمِنُونَ
Lā Yu'uākhidhukumu Allāhu Bil-Laghwi Fī 'Aymānikum Wa Lakin Yu'uākhidhukum Bimā `Aqqadtumu Al-'Īmāna ۖ Fakaffāratuhu~ 'Iţ`āmu `Asharati Masākīna Min 'Awsaţi Mā Tuţ`imūna 'Ahlīkum 'Aw Kiswatuhum 'Aw Taĥrīru Raqabatin ۖ Faman Lam Yajid Faşiyāmu Thalāthati 'Ayyāmin ۚ Dhālika Kaffāratu 'Aymānikum 'Idhā Ĥalaftum ۚ Wa Aĥfažū 'Aymānakum ۚ Kadhālika Yubayyinu Allāhu Lakum 'Āyātihi La`allakum Tashkurūna 005-089 Allah tidak akan menghukum kalian karena sumpah yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh. Allah hanya akan menghukum kalian oleh sebab melanggar sumpah yang kalian maksudkan dan kalian yakini sebagai sumpah. Jika kalian melanggar sumpah, maka kalian harus melakukan sesuatu yang dapat menebus dosa-dosa kalian akibat pelanggaran sumpah. Sesuatu yang harus kalian lakukan itu adalah memberi makan kepada sepuluh fakir miskin dalam satu hari, dari makanan yang biasa kalian berikan kepada keluarga, tanpa berlebihan dan tanpa harus kikir. Atau memberikan pakaian kepada mereka dengan pakaian yang pantas, atau memerdekakan seorang budak. Jika orang-orang yang bersumpah itu tidak mampu melakukan demikian, maka ia harus berpuasa selama tiga hari. Masing-masing ketentuan itu dapat menebus dosa akibat melanggar sumpah yang dimaksud. Peliharalah sumpah kalian dan janganlah kalian tempatkan pada bukan tempatnya. Dengan cara seperti ini, Allah menjelaskan hukum-hukum-Nya agar kalian mensyukuri nikmat-Nya dengan mengetahui dan melaksanakan hak-Nya(1). (1) Seperti halnya ayat-ayat al-Qur'an yang lain, ayat ini juga mengisyaratkan pembebasan budak. Al-Qur'ân memang memperluas jalan ke arah pembebasan budak dan penghapusan perbudakan. لاَ‌ يُؤ‍َ‍‌اخِ‍‍ذُكُمُ ‌اللَّ‍‍هُ بِ‍ال‍‍لَّ‍‍غْ‍‍وِ‌ فِ‍‍ي ‌أَيْمَانِكُمْ ‌وَلَكِ‍‌‍نْ يُؤ‍َ‍‌اخِ‍‍ذُكُمْ بِمَا‌ عَ‍‍قَّ‍‍دْتُمُ ‌الإِيْم‍‍َ‍انَ ۖ فَكَفَّا‌‍رَتُهُ~ُ ‌إِ‍طْ‍‍ع‍‍َ‍امُ عَشَ‍رَةِ مَسَاك‍‍ِ‍ي‍‍نَ مِ‍‌‍نْ ‌أَ‌وْسَ‍‍طِ مَا‌ تُ‍‍طْ‍‍عِم‍‍ُ‍ونَ ‌أَهْلِيكُمْ ‌أَ‌وْ‌ كِسْوَتُهُمْ ‌أَ‌وْ‌ تَحْ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍رُ‌ ‌‍رَقَ‍‍بَة‌‍ٍۖ فَمَ‍‌‍نْ لَمْ يَجِ‍‍دْ‌ فَ‍‍صِ‍‍ي‍‍َ‍امُ ثَلاَثَةِ ‌أَيّ‍‍َ‍ام‌‍ٍۚ ‌ذَلِكَ كَفَّا‌‍رَةُ ‌أَيْمَانِكُمْ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ حَلَفْتُمْ ۚ ‌وَ‌احْفَ‍‍ظُ‍‍و‌ا‌ ‌أَيْمَانَكُمْ ۚ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ ‌اللَّ‍‍هُ لَكُمْ ‌آيَاتِ‍‍هِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُ‌ونَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū 'Innamā Al-Khamru Wa Al-Maysiru Wa Al-'Anşābu Wa Al-'Azlāmu Rijsun Min `Amali Ash-Shayţāni Fājtanibūhu La`allakum Tufliĥūna 005-090 Hai orang-orang yang beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya dan tunduk kepada kebenaran, sesungguhnya meminum minuman keras yang memabukkan, berjudi, menancapkan batu sebagai landasan menyembelih kurban untuk mendekatkan diri kepada patung-patung yang kalian sembah, melepaskan anak panah, batu kerikil atau daun untuk mengetahui ketentuan-ketentuan yang gaib, semua itu tiada lain hanyalah kekotoran jiwa yang merupakan tipu daya setan bagi pelakunya. Maka, tinggalkanlah itu semua agar kalian mendapatkan kemenangan di dunia dengan kehidupan yang mulia dan di akhirat dengan kenikmatan surga. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُ‍‍و‌ا‌ ‌إِنَّ‍‍مَا‌ ‌الْ‍‍خَ‍‍مْرُ‌ ‌وَ‌الْمَيْسِ‍‍ر‍ُ‍‌ ‌وَ‌الأَ‌ن‍‍صَ‍‍ابُ ‌وَ‌الأَ‌زْلاَمُ ‌رِجْ‍‍سٌ‌ مِ‍‌‍نْ عَمَلِ ‌ال‍‍شَّيْ‍‍طَ‍‍انِ فَاجْ‍‍تَنِب‍‍ُ‍وهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
'Innamā Yurīdu Ash-Shayţānu 'Anqi`a Baynakumu Al-`Adāwata Wa Al-Baghđā'a Fī Al-Khamri Wa Al-Maysiri Wa Yaşuddakum `An Dhikri Allāhi Wa `Ani Aş-Şalāati ۖ Fahal 'Antum Muntahūna 005-091 Sesungguhnya setan telah memperdaya kalian dengan meminum khamar dan bermain judi, agar terjadi perselisihan, perpecahan dan kebencian di antara kalian. Dengan demikian, kalian menjadi lemah dengan hilangnya rasa kasih sayang di antara kalian dan pecahnya persatuan yang disebabkan oleh tipu daya setan yang berupa meminum minuman yang memabukkan dan berjudi. Setan berbuat seperti itu juga untuk merintangi kalian dari menyembah Allah dan melaksanakan salat sehingga kehidupan kalian di dunia dan akhirat menjadi buruk. Maka, setelah kalian ketahui akibat-akibat buruk tersebut, jauhilah larangan- larangan-Ku agar selamat dari godaan iblis(1). (1) Dalam ayat ini Allah menyebutkan empat sebab mengapa minuman keras (khamar, khamr) dan perjudian diharamkan. Pertama, khamar adalah sesuatu yang kotor dan buruk, sehingga tidak mungkin disandangkan sifat baik karena mengandung unsur negatif yang jelas. Khamar, misalnya, dapat merusak akal. Begitu pula judi yang mengandung unsur negatif yaitu menghabiskan harta. Kedua- duanya mengandung perusakan mental. Setanlah yang membuat minuman keras dan judi itu tampak baik, menarik dan indah. Kedua, menyebarkan permusuhan dan saling dengki. Perjudian sering kali berakhir dengan perkelahian. Kalaupun tidak berakhir dengan perkelahian, pada umumnya perjudian sangat berpotensi menimbulkan rasa iri dan dengki. Khamar merupakan induk dosa besar. Secara garis besar, alasan diharamkannya khamar adalah sebagai berikut. Allah telah memuliakan manusia dengan memberinya akal yang mengandung sel-sel di dalam otak yang berfungsi mengendalikan kehendak, kecerdasan, kemampuan membedakan antara baik dan buruk, dan sifat-sifat baik lainnya. Khamar, khususnya, dan narkotik lainnya, umumnya, dapat menyerang bagian-bagian otak ini. Akibatnya, sel-sel itu menjadi tidak berfungsi lagi, baik sementara maupun selamanya, sesuai kadar yang diminum. Ketika sel-sel itu mengalami rangsangan atau hambatan, hal itu akan mempengaruhi bagian bawah sel-sel tadi hingga mengakibatkan orang yang bersangkutan bereaksi. Akibatnya, otak akan terserang atau tidak berfungsi. Itu artinya bahwa orang yang bersangkutan kehilangan keseimbangan akal yang pada gilirannya akan berdampak pada tindakan yang dilakukannya. Selain itu, khamar memiliki dampak negatif terhadap pencernaan, ginjal dan hati. Di antara itu semua, dampak terhadap hati merupakan yang paling besar, karena dapat menimbulkan sirosis hati Ketiga, bila seseorang telah kehilangan keseimbangan, maka ia akan lupa berzikir kepada Allah yang merupakan sarana untuk menghidupkan kalbu. Keempat, pada gilirannya khamar dapat menghalangi orang untuk melaksanakan salat secara sempurna. Pengharaman khamar dalam jumlah sedikit, meskipun tidak memabukkan, didasarkan pada asas kehati-hatian dan khawatir terbiasa atau larut yang berakhir pada kecanduan. Oleh para ahli fikih disepakati bahwa khamar mempunyai pengertian 'segala sesuatu yang dapat memabukkan dengan sendirinya, baik berupa minuman atau bukan'. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah saw., "Segala sesuatu yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram." Selain itu, juga didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abû Dâwûd, bahwa Rasulullah saw. melarang segala sesuatu yang memabukkan dan melemahkan. إِنَّ‍‍مَا‌ يُ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍دُ‌ ‌ال‍‍شَّيْ‍‍طَ‍‍انُ ‌أَ‌نْ يُوقِ‍‍عَ بَيْنَكُمُ ‌الْعَدَ‌ا‌وَةَ ‌وَ‌الْبَ‍‍غْ‍‍ضَ‍‍ا‌ءَ‌ فِي ‌الْ‍‍خَ‍‍مْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌وَ‌الْمَيْسِرِ‌ ‌وَيَ‍‍صُ‍‍دَّكُمْ عَ‍‌‍نْ ‌ذِكْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌اللَّ‍‍هِ ‌وَعَنِ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةِ ۖ فَهَلْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ مُ‍‌‍ن‍‍تَهُونَ
Wa 'Aţī`ū Allaha Wa 'Aţī`ū Ar-Rasūla Wa Aĥdharū ۚ Fa'in Tawallaytum Fā`lamū 'Annamā `Alá Rasūlinā Al-Balāghu Al-Mubīnu 005-092 Taatilah perintah Allah dan perintah Rasul-Nya pada setiap hal yang disampaikan Tuhannya. Jauhilah apa-apa yang memungkinkan kalian mendapat siksaan jika kalian melanggar. Sebab, jika kalian menolak ajakannya, Rasulullah tentu tidak akan memerintahkan kalian. Yakinlah bahwa Allah akan menghukum kalian. Tidak ada alasan bagi kalian setelah Rasulullah menjelaskan hukuman orang-orang yang melanggar. Tugas Rasul Kami hanyalah menyampaikan hukum-hukum Kami dan menjelaskannya dengan penjelasan yang sempurna. وَ‌أَ‍طِ‍‍يعُو‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌وَ‌أَ‍طِ‍‍يعُو‌ا‌ال‍رَّس‍‍ُ‍ولَ ‌وَ‌احْذَ‌رُ‌و‌اۚ فَإِ‌نْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُ‍‍و‌ا‌ ‌أَنَّ‍‍مَا‌ عَلَى‌ ‌‍رَسُولِنَا‌ ‌الْبَلاَ‍‍غُ ‌الْمُبِينُ
Laysa `Alá Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti Junāĥun Fīmā Ţa`imū 'Idhā Mā Attaqaw Wa 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti Thumma Attaqaw Wa 'Āmanū Thumma Attaqaw Wa 'Aĥsanū Wa ۗ Allāhu Yuĥibbu Al-Muĥsinīna 005-093 Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta beramal saleh tidaklah berdosa karena memakan makanan yang baik dan halal. Juga tiada dosa bagi mereka yang memakan makanan haram di masa lalu sebelum diketahui pengharamannya, selagi mereka takut kepada Allah dan menjauhinya setelah mengetahui pengharamannya, kemudian selalu takut kepada Allah dan membenarkan hukum-hukum yang disyariatkan, tetap dalam ketakutan kepada Allah di setiap masa, tulus ikhlas dalam perbuatan dan melaksanakannya dengan sempurna. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang ikhlas dalam perbuatannya sesuai dengan tingkat keikhlasan dan perbuatan mereka. لَ‍‍يْ‍‍سَ عَلَى‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ ‌وَعَمِلُو‌ا‌ال‍‍صَّ‍‍الِح‍‍َ‍اتِ جُن‍‍َ‍اح‌‍ٌ‌ فِيمَا‌ طَ‍‍عِمُ‍‍و‌ا‌ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ مَا‌ ‌اتَّ‍‍قَ‍‍وْ‌ا‌ ‌وَ‌آمَنُو‌ا‌ ‌وَعَمِلُو‌ا‌ال‍‍صَّ‍‍الِح‍‍َ‍اتِ ثُ‍‍مَّ ‌اتَّ‍‍قَ‍‍وْ‌ا‌ ‌وَ‌آمَنُو‌ا‌ ثُ‍‍مَّ ‌اتَّ‍‍قَ‍‍وْ‌ا‌ ‌وَ‌أَحْسَنُو‌اۗ ‌وَ‌اللَّهُ يُحِبُّ ‌الْمُحْسِنِينَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Layabluwannakumu Allāhu Bishay'in Mina Aş-Şaydi Tanāluhu~ 'Aydīkum Wa Rimāĥukum Liya`lama Allāhu Man Yakhāfuhu Bil-Ghaybi ۚ Famani A`tadá Ba`da Dhālika Falahu `Adhābun 'Alīmun 005-094 Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kalian di musim haji dengan mengharamkan sebagian hewan dan burung yang mudah ditangkap, baik dengan tangan maupun dengan tombak. Yang demikian itu agar tampak orang-orang yang tetap bertakwa meskipun jauh dari penglihatan orang banyak. Orang-orang yang melampaui batas setelah Allah menjelaskannya, akan memperoleh azab yang pedih. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ لَيَ‍‍بْ‍‍لُوَنَّ‍‍كُمُ ‌اللَّ‍‍هُ بِشَ‍‍يْء‌ٍ‌ مِنَ ‌ال‍‍صَّ‍‍يْ‍‍دِ‌ تَنَالُهُ~ُ ‌أَيْدِيكُمْ ‌وَ‌رِمَاحُكُمْ لِيَعْلَمَ ‌اللَّ‍‍هُ مَ‍‌‍نْ يَ‍‍خَ‍‍افُ‍‍هُ بِ‍الْ‍‍غَ‍‍يْ‍‍بِ ۚ فَمَنِ ‌اعْتَدَ‌ى‌ بَعْدَ‌ ‌ذَلِكَ فَلَ‍‍هُ عَذ‍َ‍‌ابٌ ‌أَلِيمٌ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Lā Taqtulū Aş-Şayda Wa 'Antum Ĥurumun ۚ Wa Man Qatalahu Minkum Muta`ammidāan Fajazā'un Mithlu Mā Qatala Mina An-Na`ami Yaĥkumu Bihi Dhawā `Adlin Minkum Hadyāan Bāligha Al-Ka`bati 'Aw Kaffāratun Ţa`āmu Masākīna 'Aw `Adlu Dhālika Şiyāmāan Liyadhūqa Wabāla 'Amrihi ۗ `Afā Al-Lahu `Ammā Salafa ۚ Wa Man `Āda Fayantaqimu Allāhu Minhu Wa ۗ Allāhu `Azīzun Dhū Antiqāmin 005-095 Hai orang-orang yang beriman, jika kalian telah berniat melaksanakan ibadah haji dan umrah, janganlah kalian membunuh binatang buruan. Barangsiapa di antara kalian membunuhnya dengan sengaja, maka ia harus membayar denda yang setara dengan binatang yang dibunuh, yaitu dengan mengeluarkan unta, sapi atau kambing. Hewan pengganti yang setara itu harus diketahui oleh dua orang yang adil untuk memutuskannya. Daging hewan-hewan tersebut dibagikan kepada fakir miskin yang tinggal di sekitar Ka'bah. Bisa juga dengan membayar kepada mereka seharga hewan pengganti. Atau dengan memberi makan kepada fakir miskin--masing-masing memperoleh bagian yang cukup untuk sehari--sebesar harga hewan pengganti binatang yang dibunuhnya. Hal itu dimaksudkan untuk menebus dosa yang dilanggar akibat berburu. Selain itu, denda dapat pula dilakukan dengan puasa beberapa hari sejumlah fakir miskin yang berhak menerima makanan. Ketetapan itu telah ditentukan agar orang yang melanggar merasakan dampak kejahatannya dan keburukan akibatnya. Allah memaafkan pelanggaran-pelanggaran yang telah lalu sebelum ketentuan ini ditetapkan. Barangsiapa kembali melanggar setelah mengetahui pengharamannya, maka sesungguhnya Allah akan menghukum kejahatan yang diperbuat. Allah Mahakuasa dan hukuman-Nya amat keras bagi siapa yang terus menerus berbuat dosa. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ لاَ‌ تَ‍‍قْ‍‍تُلُو‌ا‌ال‍‍صَّ‍‍يْ‍‍دَ‌ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ حُرُمٌۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ قَ‍‍تَلَ‍‍هُ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ مُتَعَ‍‍مِّ‍‍د‌ا‌‌ ً‌ فَجَز‍َ‍‌ا‌ء‌ٌ‌ مِثْلُ مَا‌ قَ‍‍تَلَ مِنَ ‌ال‍‍نَّ‍‍عَمِ يَحْكُمُ بِ‍‍هِ ‌ذَ‌وَ‌ا‌ عَ‍‍دْلٍ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ هَ‍‍دْيا‌ ً‌ بَالِ‍‍غَ ‌الْكَعْبَةِ ‌أَ‌وْ‌ كَفَّا‌‍رَة‌‍ٌطَ‍‍ع‍‍َ‍امُ مَسَاك‍‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أَ‌وْ‌ عَ‍‍دْلُ ‌ذَلِكَ صِ‍‍يَاما‌ ً‌ لِيَذ‍ُ‍‌و‍قَ ‌وَب‍‍َ‍الَ ‌أَمْ‍‍رِهِ ۗ عَفَا‌ ‌اللَّهُ عَ‍‍مَّ‍‍ا‌ سَلَفَ ۚ ‌وَمَ‍‌‍نْ ع‍‍َ‍ا‌دَ‌ فَيَ‍‌‍ن‍‍تَ‍‍قِ‍‍مُ ‌اللَّ‍‍هُ مِ‍‌‍نْ‍‍هُ ۗ ‌وَ‌اللَّهُ عَز‍ِ‍ي‍‍ز‌‌ٌ‌ ‌ذُ‌و‌ ‌ان‍‍تِ‍‍قَ‍‍امٍ
'Uĥilla Lakum Şaydu Al-Baĥri Wa Ţa`āmuhu Matā`āan Lakum Wa Lilssayyārati ۖ Wa Ĥurrima `Alaykum Şaydu Al-Barri Mā Dumtum Ĥurumāan ۗ Wa Attaqū Allaha Al-Ladhī 'Ilayhi Tuĥsharūna 005-096 Allah menghalalkan kalian berburu dan memakan binatang laut. Orang-orang yang menetap (tidak berada dalam perjalanan) dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, keduanya juga dibolehkan memanfaatkannya. Kalian diharamkan menangkap binatang buruan darat yang liar, yang biasa terlatih di dalam rumah, selama kalian menunaikan ibadah haji dan umrah di tanah suci. Hadirkanlah Allah dalam diri kalian setiap saat dan takutlah hukuman-Nya. Janganlah kalian melanggar perintah-perintah-Nya. Sesungguhnya kepada-Nyalah kalian kembali pada hari kiamat dan Dia akan membalas perbuatan kalian. أُحِلَّ لَكُمْ صَ‍‍يْ‍‍دُ‌ ‌الْبَحْ‍‍ر‍ِ‍‌ ‌وَ‍طَ‍‍عَامُ‍‍هُ مَتَاعا‌ ً‌ لَكُمْ ‌وَلِلسَّيَّا‌‍رَةِ ۖ ‌وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَ‍‍يْ‍‍دُ‌ ‌الْبَرِّ‌ مَا‌ ‌دُمْتُمْ حُرُما‌ ًۗ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌الَّذِي ‌إِلَ‍‍يْ‍‍هِ تُحْشَرُ‌ونَ
Ja`ala Allāhu Al-Ka`bata Al-Bayta Al-Ĥarāma Qiyāmāan Lilnnāsi Wa Ash-Shahra Al-Ĥarāma Wa Al-Hadya Wa Al-Qalā'ida ۚ Dhālika Lita`lamū 'Anna Allāha Ya`lamu Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi Wa 'Anna Allāha Bikulli Shay'in `Alīmun 005-097 Allah telah menjadikan Ka'bah--yaitu rumah yang diagungkan, di mana menyakiti manusia dan hewan liar di dalamnya dan di sekitarnya tidak diperbolehkan--berdiri tegak dan diagungkan yang melindungi dan memberikan keamanan bagi manusia. Kepadanya orang-orang menghadapkan wajah dalam salat, dan kepadanya orang-orang berkunjung untuk melaksanakan ibadah haji sebagai tamu Allah dan dalam membentuk persatuan. Demikian pula, Allah menjadikan bulan haji dan hewan korban yang dipersembahkan ke Ka'bah, khususnya yang di lehernya digantungkan kalung supaya orang-orang yang melihat merasakan itu sebagai persembahan Ka'bah. Dengan melaksanakan itu semua, diharapkan kalian yakin bahwa pengetahuan Allah meliputi langit, tempat asal turunnya wahyu, dan meliputi bumi, sehingga dapat menentukan syariat yang sesuai dengan maslahat mereka. Sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. جَعَلَ ‌اللَّ‍‍هُ ‌الْكَعْبَةَ ‌الْبَ‍‍يْ‍‍تَ ‌الْحَ‍رَ‍‌امَ قِ‍‍يَاما‌ ً‌ لِل‍‍نّ‍‍َ‍اسِ ‌وَ‌ال‍‍شَّهْ‍رَ‌الْحَ‍رَ‍‌امَ ‌وَ‌الْهَ‍‍دْيَ ‌وَ‌الْ‍‍قَ‍‍لاَئِدَ‌ ۚ ‌ذَلِكَ لِتَعْلَمُ‍‍و‌ا‌ ‌أَنَّ ‌اللَّ‍‍هَ يَعْلَمُ مَا‌ فِي ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَمَا‌ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌وَ‌أَنَّ ‌اللَّ‍‍هَ بِكُلِّ شَ‍‍يْءٍ‌ عَلِيمٌ
A`lamū 'Anna Allāha Shadīdu Al-`Iqābi Wa 'Anna Allāha Ghafūrun Raĥīmun 005-098 Ketahuilah, wahai manusia, bahwa siksaan Allah itu pedih, diperuntukkan bagi siapa yang menghalalkan hal-hal yang haram. Allah Maha Pengampun atas dosa-dosa orang yang bertobat dan mempertahankan ketaatan kepadanya. Dia juga Maha Penyayang, tidak segera menghukum mereka oleh sebab dosa yang mereka lakukan. اعْلَمُ‍‍و‌ا‌ ‌أَنَّ ‌اللَّ‍‍هَ شَد‍ِ‍ي‍‍دُ‌ ‌الْعِ‍‍قَ‍‍ابِ ‌وَ‌أَنَّ ‌اللَّ‍‍هَ غَ‍‍ف‍‍ُ‍و‌ر‌ٌ‌ ‌‍رَحِيمٌ
Mā `Alá Ar-Rasūli 'Illā Al-Balāghu Wa ۗ Allāhu Ya`lamu Mā Tubdūna Wa Mā Taktumūna 005-099 Kewajiban rasul hanyalah menyampaikan kepada manusia apa yang diwahyukan kepadanya, agar bukti- bukti menjadi jelas dan tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak beriman. Maka laksanakanlah apa yang telah disampaikan kepada kalian. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian tampakkan dan yang kalian sembunyikan. مَا‌ عَلَى‌ ‌ال‍رَّس‍‍ُ‍ولِ ‌إِلاَّ‌ ‌الْبَلاَ‍‍غُ ۗ ‌وَ‌اللَّهُ يَعْلَمُ مَا‌ تُ‍‍بْ‍‍د‍ُ‍‌ونَ ‌وَمَا‌ تَكْتُمُونَ
Qul Lā Yastawī Al-Khabīthu Wa Aţ-Ţayyibu Wa Law 'A`jabaka Kathratu Al-Khabīthi Fa ۚ Attaqū Allaha Yā 'Ūlī Al-'Albābi La`allakum Tufliĥūna 005-100 Katakanlah kepada manusia, wahai Rasulullah, "Tidaklah sama kebaikan-kebaikan yang dihalalkan dan keburukan-keburukan yang diharamkan Allah kepada kalian. Sesungguhnya perbedaan antara keduanya sangat besar menurut Allah, meskipun yang buruk itu banyak jumlahnya dan memesona hati orang banyak. Jadikanlah ketaatan kepada Allah itu, hai orang-orang yang berakal, sebagai penangkal kalian dari siksanya, dengan memilih kebaikan dan menjauhi keburukan agar kalian termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat." قُ‍‍لْ لاَ‌ يَسْتَوِي ‌الْ‍‍خَ‍‍ب‍‍ِ‍ي‍‍ثُ ‌وَ‌ال‍‍طَّ‍‍يِّبُ ‌وَلَوْ‌ ‌أَعْجَبَكَ كَثْ‍رَةُ ‌الْ‍‍خَ‍‍ب‍‍ِ‍ي‍‍ثِ ۚ فَاتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ يَ‍‍ا‌ ‌أ‍ُ‍‌ولِي ‌الأَلْب‍‍َ‍ابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Lā Tas'alū `An 'Ashyā'a 'In Tubda Lakum Tasu'ukum Wa 'In Tas'alū `Anhā Ĥīna Yunazzalu Al-Qur'ānu Tubda Lakum `Afā Al-Lahu `Anhā Wa ۗ Allāhu Ghafūrun Ĥalīmun 005-101 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meminta kepada Nabi untuk menampakkan perkara- perkara yang disembunyikan Allah. Apabila kalian menanyakan tentang hal itu ketika Rasulullah masih hidup, saat al-Qur'ân diturunkan kepadanya, Allah pasti akan menjelaskannya kepada kalian. Tentang hal itu, Allah memaafkan kalian tanpa memberikan hukuman. Allah amat banyak ampunan-Nya dan amat luas santun-Nya, hingga tidak tergesa-gesa memberi hukuman. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ لاَ‌ تَسْأَلُو‌ا‌ عَ‍‌‍نْ ‌أَشْي‍‍َ‍ا‌ءَ‌ ‌إِ‌نْ تُ‍‍بْ‍‍دَ‌ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ ‌وَ‌إِ‌نْ تَسْأَلُو‌ا‌ عَ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ ح‍‍ِ‍ي‍‍نَ يُنَزَّلُ ‌الْ‍‍قُ‍‍رْ‌آنُ تُ‍‍بْ‍‍دَ‌ لَكُمْ عَفَا‌ ‌اللَّهُ عَ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ ۗ ‌وَ‌اللَّهُ غَ‍‍ف‍‍ُ‍و‌رٌ‌ حَلِيمٌ
Qad Sa'alahā Qawmun Min Qablikum Thumma 'Aşbaĥū Bihā Kāfirīna 005-102 Telah ada segolongan orang sebelum kalian yang menanyakan masalah-masalah yang rumit seperti ini. Kemudian, setelah mereka dibebankan berbagai kewajiban itu melalui para nabi, mereka merasa berat melaksanakannya. Mereka pun berpaling darinya dan menjadi ingkar. Allah melarang kalian seperti itu, karena Dia menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan, di samping karena Dia hanya membebankan manusia sesuai kemampuannya. قَ‍‍دْ‌ سَأَلَهَا‌ قَ‍‍وْمٌ‌ مِ‍‌‍نْ قَ‍‍بْ‍‍لِكُمْ ثُ‍‍مَّ ‌أَ‍صْ‍‍بَحُو‌ا‌ بِهَا‌ كَافِ‍‍رِينَ
Mā Ja`ala Allāhu Min Baĥīratin Wa Lā Sā'ibatin Wa Lā Waşīlatin Wa Lā Ĥāmin ۙ Wa Lakinna Al-Ladhīna Kafarū Yaftarūna `Alá Allāhi Al-Kadhiba ۖ Wa 'Aktharuhum Lā Ya`qilūna 005-103 Allah tidak mengizinkan kalian untuk mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan seperti, misalnya, memotong telinga unta dan tidak mau menggunakannya yang kemudian kalian beri nama bahîrah. Atau seperti membiarkan hewan itu berdasarkan suatu nazar yang kemudian kalian namakan sâ'ibah. Atau, bisa juga, seperti mengharamkan domba jantan dari betinanya dan mempersembahkan yang jantan itu kepada patung-patung, sampai akhirnya ketika domba betina melahirkan anak jantan dan betina yang kalian beri nama washîlah, di mana anak jantannya itu tidak kalian sembelih. Allah juga tidak pernah membolehkan kalian untuk tidak memanfaatkan unta jantan yang telah mengawini sepuluh unta betina yang kalian beri nama hâm! Allah sama sekali tidak membolehkan semua itu! Akan tetapi orang-orang kafir menciptakan kebohongan dan menisbatkannya kepada Allah. Kebanyakan mereka tidak berpikir (1). (1) Orang-orang jahiliah mempunyai kebiasaan mengharamkan hal-hal yang tidak diharamkan Allah. Di antaranya: a. Apabila seekor unta betina melahirkan lima ekor anak dan yang terakhir adalah jantan, kuping unta betina itu dipotong, tidak boleh ditunggangi dan tidak boleh diusir dari ladang gembalaan. Unta betina itu kemudian dinamakan bahîrah, yaitu yang terpotong telinganya. b. Di antara mereka ada yang bernazar dengan mengatakan, "Jika saya tiba dari perjalanan dengan selamat atau tidak terjangkit penyakit, maka unta saya menjadi sâ'ibah." Sâ'ibah sama dengan bahîrah. c. Jika seekor domba betina beranak betina, anak betina itu diambil pemiliknya. Tetapi, apabila anak yang lahir itu jantan, ia akan dipersembahkan kepada tuhan mereka. Akan tetapi, apabila domba itu melahirkan jantan dan betina, anak yang jantan tidak disembelih dan dipersembahkan kepada tuhan mereka. Mereka malah menyembelih anak betina dengan anggapan bahwa anak betina itu cukup mewakili untuk "menyampaikan" persembahan itu kepada tuhan. Anak betina itu kemudian mereka namakan washîlah (asal kata washala: 'menyambungkan', 'menyampaikan'). d. Apabila unta jantan telah menghasilkan sepuluh anak betina, mereka mengatakan, "Punggung unta itu harus dilindungi dan tidak boleh ditunggangi atau dimanfaatkan untuk mengangkut sesuatu." Unta seperti itu dikenal dengan nama hâm (asal kata hamâ: 'melindungi'). مَا‌ جَعَلَ ‌اللَّ‍‍هُ مِ‍‌‍نْ بَحِي‍رَةٍ‌ ‌وَلاَ‌ س‍‍َ‍ائِبَةٍ‌ ‌وَلاَ‌ ‌وَ‍صِ‍‍يلَةٍ‌ ‌وَلاَ‌ ح‍‍َ‍امٍۙ ‌وَلَكِ‍‍نَّ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ يَفْتَر‍ُ‍‌ونَ عَلَى‌ ‌اللَّ‍‍هِ ‌الْكَذِبَ ۖ ‌وَ‌أَكْثَرُهُمْ لاَ‌ يَعْ‍‍قِ‍‍لُونَ
Wa 'Idhā Qīla Lahum Ta`ālaw 'Ilá Mā 'Anzala Allāhu Wa 'Ilá Ar-Rasūli Qālū Ĥasbunā Mā Wajadnā `Alayhi 'Ābā'anā ۚ 'Awalaw Kāna 'Ābā'uuhum Lā Ya`lamūna Shay'āan Wa Lā Yahtadūna 005-104 Apabila dikatakan kepada orang-orang kafir, "Marilah mengikuti al-Qur'ân yang diturunkan oleh Allah dan mengikuti apa yang dijelaskan Rasul-Nya agar kita berpetunjuk," mereka menjawab, "Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami." Benarkah yang mereka katakan ini, walaupun nenek moyang mereka seperti binatang ternak yang tidak mengetahui kebenaran dan jalan yang benar? وَ‌إِ‌ذَ‌ا‌ قِ‍‍ي‍‍لَ لَهُمْ تَعَالَوْ‌ا‌ ‌إِلَى‌ مَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زَلَ ‌اللَّ‍‍هُ ‌وَ‌إِلَى‌ ‌ال‍رَّس‍‍ُ‍ولِ قَ‍‍الُو‌ا‌ حَسْبُنَا‌ مَا‌ ‌وَجَ‍‍دْنَا‌ عَلَ‍‍يْ‍‍هِ ‌آب‍‍َ‍ا‌ءَنَ‍‍اۚ ‌أَ‌وَلَوْ‌ ك‍‍َ‍انَ ‌آب‍‍َ‍ا‌ؤُهُمْ لاَ‌ يَعْلَم‍‍ُ‍ونَ شَ‍‍يْ‍‍ئا‌ ً‌ ‌وَلاَ‌ يَهْتَدُ‌ونَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū `Alaykum 'Anfusakum ۖ Lā Yađurrukum Man Đalla 'Idhā Ahtadaytum ۚ 'Ilá Allāhi Marji`ukum Jamī`āan Fayunabbi'ukum Bimā Kuntum Ta`malūna 005-105 Hai orang-orang yang beriman, berusahalah memperbaiki diri dengan taat kepada Allah. Kesesatan orang lain tidak akan membahayakan kalian selama kalian telah mendapat petunjuk dan menyerukan kebenaran. Hanya kepada Allahlah kalian kembali pada hari kiamat. Dia akan memberitahukan perbuatan kalian dan membalas masing-masing kalian sesuai dengan perbuatannya. Dia tidak akan menghukum seseorang karena dosa orang lain. يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ عَلَيْكُمْ ‌أَ‌ن‍‍فُسَكُمْ ۖ لاَ‌ يَ‍‍ضُ‍‍رُّكُمْ مَ‍‌‍نْ ضَ‍‍لَّ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ ‌اهْتَدَيْتُمْ ۚ ‌إِلَى‌ ‌اللَّ‍‍هِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعا‌‌ ً‌ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا‌ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ تَعْمَلُونَ
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Shahādatu Baynikum 'Idhā Ĥađara 'Aĥadakumu Al-Mawtu Ĥīna Al-Waşīyati Athnāni Dhawā `Adlin Minkum 'Aw 'Ākharāni Min Ghayrikum 'In 'Antum Đarabtum Al-'Arđi Fa'aşābatkum Muşībatu Al-Mawti ۚ Taĥbisūnahumā Min Ba`di Aş-Şalāati Fayuqsimāni Billāhi~ 'Ini Artabtum Lā Nashtarī Bihi Thamanāan Wa Law Kāna Dhā Qurbá ۙ Wa Lā Naktumu Shahādata Allāhi 'Innā 'Idhāan Lamina Al-'Āthimīna 005-106 Hai orang-orang yang beriman, manakala tampak tanda-tanda kematian salah seorang di antara kalian, sedang ia hendak berwasiat, hendaknya ada persaksian atas wasiat itu oleh dua orang saksi yang adil dari kerabat karib, atau dua orang saksi dari selain kerabat, jika kalian sedang bepergian lalu tampak tanda-tanda kematian. Tahanlah dua orang saksi itu setelah menunaikan salat di mana orang banyak berkumpul. Kedua saksi itu hendaknya bersumpah dengan nama Allah dengan mengucapkan, "Kami tidak mengganti sumpah kami walaupun manfaat ada pada kami atau ada pada salah seorang kerabat karib. Kami tidak menyembunyikan persaksian sebagaimana yang diperintahkan Allah untuk melaksanakannya dengan benar. Sesungguhnya jika kami menyembunyikan persaksian atau menyatakan sesuatu yang tidak benar, kami akan termasuk orang-orang zalim yang berhak menerima siksa Allah." يَ‍‍ا‌ ‌أَيُّهَا‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌آمَنُو‌ا‌ شَهَا‌دَةُ بَيْنِكُمْ ‌إِ‌ذَ‌ا‌ حَ‍‍ضَ‍رَ‌ ‌أَحَدَكُمُ ‌الْمَ‍‍وْتُ ح‍‍ِ‍ي‍‍نَ ‌الْوَ‍صِ‍‍يَّةِ ‌اثْن‍‍َ‍انِ ‌ذَ‌وَ‌ا‌ عَ‍‍دْلٍ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ ‌أَ‌وْ‌ ‌آ‍‍خَ‍رَ‍‌انِ مِ‍‌‍نْ غَ‍‍يْ‍‍رِكُمْ ‌إِ‌نْ ‌أَ‌نْ‍‍تُمْ ضَ‍رَبْ‍‍تُمْ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ فَأَ‍صَ‍‍ابَتْكُمْ مُ‍‍صِ‍‍يبَةُ ‌الْمَ‍‍وْتِ ۚ تَحْبِسُونَهُمَا‌ مِ‍‌‍نْ بَعْدِ‌ ‌ال‍‍صَّ‍‍لاَةِ فَيُ‍‍قْ‍‍سِم‍‍َ‍انِ بِ‍اللَّ‍‍هِ ‌إِنِ ‌ا‌رْتَ‍‍بْ‍‍تُمْ لاَ‌ نَشْتَ‍‍رِي بِ‍‍هِ ثَمَنا‌ ً‌ ‌وَلَوْ‌ ك‍‍َ‍انَ ‌ذَ‌ا‌ قُ‍‍رْبَى‌ ۙ ‌وَلاَ‌ نَكْتُمُ شَهَا‌دَةَ ‌اللَّ‍‍هِ ‌إِنَّ‍‍ا‌ ‌إِ‌ذ‌ا‌ ً‌ لَمِنَ ‌الآثِمِينَ
Fa'in `Uthira `Alá 'Annahumā Astaĥaqqā 'Ithmāan Fa'ākharāni Yaqūmāni Maqāmahumā Mina Al-Ladhīna Astaĥaqqa `Alayhimu Al-'Awlayāni Fayuqsimāni Billāhi Lashahādatunā 'Aĥaqqu Min Shahādatihimā Wa Mā A`tadaynā 'Innā 'Idhāan Lamina Až-Žālimīna 005-107 Jika diketahui bahwa kedua saksi itu berbohong atau menyembunyikan sesuatu dalam persaksiannya, maka dua orang terdekat penerima hak waris adalah yang paling berhak untuk menempati posisi kedua saksi itu, lalu bersumpah atas nama Allah, "Dua saksi itu telah berbohong dan persaksian kami lebih layak diterima daripada kedua saksi itu. Kami tidak pernah melampaui kebenaran dalam bersumpah dan tidak pernah menuduh persaksian kedua orang itu palsu. Sesungguhnya jika kami melakukan hal itu, maka kami termasuk orang-orang zalim yang akan menerima hukuman." فَإِ‌نْ عُثِ‍‍ر‍َ‍‌ عَلَ‍‍ى‌ ‌أَنَّ‍‍هُمَا‌ ‌اسْتَحَ‍‍قَّ‍‍ا‌ ‌إِثْما‌‌ ً‌ فَآ‍‍خَ‍رَ‍‌انِ يَ‍‍قُ‍‍وم‍‍َ‍انِ مَ‍‍قَ‍‍امَهُمَا‌ مِنَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ ‌اسْتَحَ‍‍قَّ عَلَيْهِمُ ‌الأَ‌وْلَي‍‍َ‍انِ فَيُ‍‍قْ‍‍سِم‍‍َ‍انِ بِ‍اللَّ‍‍هِ لَشَهَا‌دَتُنَ‍‍ا‌ ‌أَحَ‍‍قُّ مِ‍‌‍نْ شَهَا‌دَتِهِمَا‌ ‌وَمَا‌ ‌اعْتَدَيْنَ‍‍ا‌ ‌إِنَّ‍‍ا‌ ‌إِ‌ذ‌ا‌ ً‌ لَمِنَ ‌ال‍‍ظَّ‍‍الِمِينَ
Dhālika 'Adná 'An Ya'tū Bish-Shahādati `Alá Wajhihā 'Aw Yakhāfū 'An Turadda 'Aymānun Ba`da 'Aymānihim Wa Attaqū ۗ Allaha Wa Asma`ū Wa Allāhu ۗ Lā Yahdī Al-Qawma Al-Fāsiqīna 005-108 Ketentuan ini adalah cara yang paling efektif untuk menjadikan para saksi mengemukakan persaksiannya secara benar dan memelihara sumpah mereka kepada Allah. Di samping itu, juga efektif untuk mencegah kekhawatiran terungkapnya kebohongan mereka jika ahli waris bersumpah menolak sumpah mereka. Hadirkanlah Allah dalam melaksanakan sumpah dan amanat kalian. Taatilah hukum- hukum-Nya dengan penuh kerelaan. Sesungguhnya di situ terdapat maslahat bagi kalian. Janganlah kalian melanggarnya, sebab, dengan begitu, kalian termasuk orang-orang yang keluar dari jalan Allah. Petunjuk Allah tidak akan bermanfaat bagi orang-orang yang tidak menaati-Nya. ذَلِكَ ‌أَ‌دْنَ‍‍ى‌ ‌أَ‌نْ يَأْتُو‌ا‌ بِ‍ال‍‍شَّهَا‌دَةِ عَلَى‌ ‌وَجْ‍‍هِهَ‍‍ا‌ ‌أَ‌وْ‌ يَ‍‍خَ‍‍افُ‍‍و‌ا‌ ‌أَ‌نْ تُ‍رَ‌دَّ‌ ‌أَيْم‍‍َ‍ان‌‍ٌ‌ بَعْدَ‌ ‌أَيْمَانِهِمْ ۗ ‌وَ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌وَ‌اسْمَعُو‌اۗ ‌وَ‌اللَّهُ لاَ‌ يَهْدِي ‌الْ‍‍قَ‍‍وْمَ ‌الْفَاسِ‍‍قِ‍‍ينَ
Yawma Yajma`u Allāhu Ar-Rusula Fayaqūlu Mādhā 'Ujibtum ۖ Qālū Lā `Ilma Lanā ۖ 'Innaka 'Anta `Allāmu Al-Ghuyūbi 005-109 Ingatlah kalian akan hari kiamat, di mana Allah mengumpulkan dan menanyakan para rasul dengan berkata, "Apa jawaban kaum kalian? Berimankah mereka, atau ingkar?" Pada hari itu semua umat hadir untuk mendengarkan persaksian rasul-rasul-Nya. Para rasul pun menjawab, "Kami tidak mengetahui ihwal mereka setelah kami tinggalkan. Hanya Engkaulah yang mengetahui itu semua, karena hanya Engkaulah yang mengetahui apa-apa yang tersembunyi dan yang tampak." يَ‍‍وْمَ يَ‍‍جْ‍‍مَعُ ‌اللَّ‍‍هُ ‌ال‍‍رُّسُلَ فَيَ‍‍قُ‍‍ولُ مَا‌ذَ‌ا‌ ‌أُجِ‍‍بْ‍‍تُمْ ۖ قَ‍‍الُو‌ا‌ لاَ‌ عِلْمَ لَنَ‍‍اۖ ‌إِنَّ‍‍كَ ‌أَ‌نْ‍‍تَ عَلاَّمُ ‌الْ‍‍غُ‍‍يُوبِ
'Idh Qāla Allāhu Yā `Īsá Abna Maryama Adhkur Ni`matī `Alayka Wa `Alá Wa A-Datika 'Idh 'Ayyadttuka Birūĥi Al-Qudusi Tukallimu An-Nāsa Fī Al-Mahdi Wa Kahlāan ۖ Wa 'Idh `Allamtuka Al-Kitāba Wa Al-Ĥikmata Wa At-Tawata Wa Al-'Injīla ۖ Wa 'Idh Takhluqu Mina Aţ-Ţīni Kahay'ati Aţ-Ţayri Bi'idhnī Fatanfukhu Fīhā Fatakūnu Ţayan Bi'idhۖ Wa Tubri'u Al-'Akmaha Wa Al-'Abraşa Bi'idhۖ Wa 'Idh Tukhriju Al-Mawtá Bi'idhۖ Wa 'Idh Kafaftu Banī 'Isrā'īla `Anka 'Idh Ji'tahum Bil-Bayyināti Faqāla Al-Ladhīna Kafarū Minhum 'In Hādhā 'Illā Siĥrun Mubīnun 005-110 Saat itu Allah memanggil 'Isâ putra Maryam lalu berfirman, "Ingatlah apa yang Aku karuniakan kepadamu dan ibumu di dunia, yaitu ketika Aku menguatkanmu dengan wahyu, dan Aku menjadikanmu dapat berbicara yang membebaskan bundamu dari tuduhan mereka, sedang kamu masih dalam buaian. Aku juga memberikan kepadamu kemampuan berbicara melalui wahyu-Ku saat kamu dewasa. Ingatlah ketika Aku mengajarkanmu menulis dan Aku menunjukkan ucapan dan perbuatanmu kepada kebenaran. Telah Aku ajarkan kepadamu kitab Tawrât dan Injîl. Ingatlah pula ketika Aku berikan mukjizat kepadamu manakala kamu membentuk burung dari tanah dengan seizin-Ku, lalu kamu meniupkan kepadanya sehingga menjadi burung yang sebenarnya karena kekuasaan-Ku, bukan karena kehebatanmu. Aku berikan mukjizat berupa kemampuan menyembuhkan orang yang buta sejak kanak-kanak, menyembuhkan penyakit lepra dengan seizin dan kekuasaan-Ku. Juga mukjizat menghidupkan orang mati dengan seizin-Ku. Ingatlah ketika Aku menghalang-halangi orang Yahudi untuk membunuh dan menyalibmu ketika kamu menunjukkan mukjizat agar mereka beriman. Akan tetapi segolongan dari mereka menentangnya. Mereka mengira bahwa mukjizat-mukjizat yang telah kamu tunjukkan tiada lain kecuali sihir yang nyata. إِ‌ذْ‌ قَ‍‍الَ ‌اللَّ‍‍هُ يَاعِيسَى‌ ‌ابْ‍‍نَ مَرْيَمَ ‌ا‌ذْكُرْ‌ نِعْمَتِي عَلَ‍‍يْ‍‍كَ ‌وَعَلى‌ ‌وَ‌الِدَتِكَ ‌إِ‌ذْ‌ ‌أَيَّ‍‍دتُّكَ بِر‍ُ‍‌وحِ ‌الْ‍‍قُ‍‍دُسِ تُكَلِّمُ ‌ال‍‍نّ‍‍َ‍اسَ فِي ‌الْمَهْدِ‌ ‌وَكَهْلا‌ ً‌ ‌وَ‌إِ‌ذْ‌ ۖ عَلَّمْتُكَ ‌الْكِت‍‍َ‍ابَ ‌وَ‌الْحِكْمَةَ ‌وَ‌ال‍‍تَّوْ‌رَ‍‌اةَ ‌وَ‌الإِ‌ن‍‍ج‍‍ِ‍ي‍‍لَ ‌وَ‌إِ‌ذْ‌ ۖ تَ‍‍خْ‍‍لُ‍‍قُ مِنَ ‌ال‍‍طِّ‍‍ي‍‍نِ كَهَ‍‍يْ‍‍ئَةِ ‌ال‍‍طَّ‍‍يْ‍‍ر‍ِ‍‌ بِإِ‌ذْنِي فَتَ‍‌‍ن‍‍فُ‍‍خُ فِيهَا‌ فَتَك‍‍ُ‍ونُ طَ‍‍يْر‌ا‌ ً‌ بِإِ‌ذْنِي ‌وَتُ‍‍بْ‍‍رِئُ ۖ ‌الأَكْمَهَ ‌وَ‌الأَبْ‍‍‍رَصَ بِإِ‌ذْنِي ‌وَ‌إِ‌ذْ‌ ۖ تُ‍‍خْ‍‍رِجُ ‌الْمَوْتَى‌ بِإِ‌ذْنِي ‌وَ‌إِ‌ذْ‌ ۖ كَفَفْتُ بَنِ‍‍ي ‌إِسْر‍َ‍‌ائ‍‍ِ‍ي‍‍لَ عَ‍‌‍نْ‍‍كَ ‌إِ‌ذْ‌ جِئْتَهُمْ بِ‍الْبَيِّن‍‍َ‍اتِ فَ‍‍قَ‍‍الَ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ كَفَرُ‌و‌ا‌ مِ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ‌إِ‌نْ هَذَ‌ا‌ ‌إِلاَّ‌ سِحْر‌ٌ‌ مُبِينٌ
Wa 'Idh 'Awĥaytu 'Ilá Al-Ĥawārīyīna 'An 'Āminū Bī Wa Birasūlī Qālū 'Āmannā Wa Ash/had Bi'annanā Muslimūna 005-111 Ingatkanlah umatmu, wahai Rasulullah, yang terjadi ketika Aku ilhamkan kepada sekelompok orang yang menyeru beriman kepada Allah dan rasul-Nya, 'Isâ, lalu mereka menyambut seruan itu sehingga mereka menjadi sahabat-sahabat setianya. Mereka berkata, "Kami beriman dan saksikanlah, wahai Tuhan kami, bahwa kami orang-orang yang takut dengan perintah-perintah-Mu." وَ‌إِ‌ذْ‌ ‌أَ‌وْحَ‍‍يْ‍‍تُ ‌إِلَى‌ ‌الْحَوَ‌ا‌رِيّ‍‍ِ‍ي‍‍نَ ‌أَ‌نْ ‌آمِنُو‌ا‌ بِي ‌وَبِ‍رَسُولِي قَ‍‍الُ‍‍و‌ا‌ ‌آمَ‍‍نَّ‍‍ا‌ ‌وَ‌اشْهَ‍‍دْ‌ بِأَنَّ‍‍نَا‌ مُسْلِمُونَ
'Idh Qāla Al-Ĥawārīyūna Yā `Īsá Abna Maryama Hal Yastaţī`u Rabbuka 'An Yunazzila `Alaynā Mā'idatan Mina As-Samā'i ۖ Qāla Attaqū Allaha 'In Kuntum Mu'uminīna 005-112 Ingatlah, wahai Muhammad, yang terjadi ketika para pengikut setia 'Isâ berkata, "Hai 'Isâ putra Maryam, apakah Tuhanmu mengabulkan permintaanmu agar diturunkan makanan dari langit?" 'Isâ menjawab, "Takutlah kalian kepada Allah jika kalian beriman kepada-Nya. Taatilah perintah dan larangan- Nya dan janganlah mencari alasan-alasan selain yang aku kemukakan." إِ‌ذْ‌ قَ‍‍الَ ‌الْحَوَ‌ا‌رِيّ‍‍ُ‍ونَ يَا‌ عِيسَى‌ ‌ابْ‍‍نَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَ‍‍طِ‍‍ي‍‍عُ ‌‍رَبُّكَ ‌أَ‌نْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا‌ م‍‍َ‍ائِدَة ً‌ مِنَ ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءِ‌ ۖ قَ‍‍الَ ‌اتَّ‍‍قُ‍‍و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُمْ مُؤْمِنِينَ
Qālū Nurīdu 'An Na'kula Minhā Wa Taţma'inna Qulūbunā Wa Na`lama 'An Qad Şadaqtanā Wa Nakūna `Alayhā Mina Ash-Shāhidīna 005-113 Mereka berkata, "Sesungguhnya kami ingin memakan hidangan itu, supaya hati kami tenteram dengan keimanan kami kepada kekuasaan Allah. Melalui pengamatan, kami mengetahui bahwa kami telah berkata benar dengan mukjizat ini dan kami sebagai saksi bagi orang-orang yang tidak menyaksikannya. قَ‍‍الُو‌ا‌ نُ‍‍ر‍ِ‍ي‍‍دُ‌ ‌أَ‌نْ نَأْكُلَ مِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ ‌وَتَ‍‍طْ‍‍مَئِ‍‍نَّ قُ‍‍لُوبُنَا‌ ‌وَنَعْلَمَ ‌أَ‌نْ قَ‍‍دْ‌ صَ‍‍دَ‍قْ‍‍تَنَا‌ ‌وَنَك‍‍ُ‍ونَ عَلَيْهَا‌ مِنَ ‌ال‍‍شَّاهِدِينَ
Qāla `Īsá Abnu Maryama Allāhumma Rabbanā 'Anzil `Alaynā Mā'idatan Mina As-Samā'i Takūnu Lanā `Īdāan Li'wwalinā Wa 'Ākhirinā Wa 'Āyatan Minka ۖ Wa Arzuqnā Wa 'Anta Khayru Ar-ziqīna 005-114 'Isâ putra Maryam mengabulkan permohonan mereka dan berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya hidangan dari langit kepada kami yang hari turunnya menjadi hari raya bagi orang-orang yang beriman, baik yang telah lalu maupun yang datang kemudian. Juga agar menjadi mukjizat yang akan memperkuat seruan-Mu. Karuniakanlah kepada kami rezeki yang baik. Engkau adalah sebaik-baik Pemberi rezeki." قَ‍‍الَ عِيسَى‌ ‌ابْ‍‍نُ مَرْيَمَ ‌اللَّ‍‍هُ‍‍مَّ ‌‍رَبَّنَ‍‍ا‌ ‌أَ‌ن‍‍زِلْ عَلَيْنَا‌ م‍‍َ‍ائِدَة ً‌ مِنَ ‌ال‍‍سَّم‍‍َ‍ا‌ءِ‌ تَك‍‍ُ‍ونُ لَنَا‌ عِيد‌ا‌ ً‌ لِأ‌وَّلِنَا‌ ‌وَ‌آ‍‍خِ‍‍رِنَا‌ ‌وَ‌آيَة ً‌ مِ‍‌‍نْ‍‍كَ ۖ ‌وَ‌ا‌رْ‌زُ‍قْ‍‍نَا‌ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تَ خَ‍‍يرُ‌ ‌ال‍رَّ‌ا‌زِقِ‍‍ينَ
Qāla Allāhu 'Innī Munazziluhā `Alaykum ۖ Faman Yakfur Ba`du Minkum Fa'innī 'U`adhdhibuhu `Adhābāan Lā 'U`adhdhibuhu~ 'Aĥadāan Mina Al-`Ālamīna 005-115 Allah berfirman, "Aku akan menurunkan kepadamu hidangan dari langit. Barangsiapa di antara kalian yang ingkar terhadap nikmat ini setelah diturunkan hidangan, maka Aku pasti akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara manusia karena ingkar setelah menyaksikan bukti keimanan yang mereka usulkan." قَ‍‍الَ ‌اللَّ‍‍هُ ‌إِنِّ‍‍ي مُنَزِّلُهَا‌ عَلَيْكُمْ ۖ فَمَ‍‌‍نْ يَكْفُرْ‌ بَعْدُ‌ مِ‍‌‍نْ‍‍كُمْ فَإِنِّ‍‍ي ‌أُعَذِّبُ‍‍هُ عَذَ‌ابا‌ ً‌ لاَ‌ ‌أُعَذِّبُهُ~ُ ‌أَحَد‌ا‌ ً‌ مِنَ ‌الْعَالَمِينَ
Wa 'Idh Qāla Allāhu Yā `Īsá Abna Maryama 'A'anta Qulta Lilnnāsi Attakhidhūnī Wa 'Ummiya 'Ilahayni Min Dūni Allāhi ۖ Qāla Subĥānaka Mā Yakūnu Lī 'An 'Aqūla Mā Laysa Lī Biĥaqqin ۚ 'In Kuntu Qultuhu Faqad `Alimtahu ۚ Ta`lamu Mā Fī Nafsī Wa Lā 'A`lamu Mā Fī Nafsika ۚ 'Innaka 'Anta `Allāmu Al-Ghuyūbi 005-116 Ingatlah, wahai Nabi, apa yang akan terjadi pada hari kiamat, ketika Allah berfirman kepada 'Isâ putra Maryam, "Adakah kamu mengatakan kepada mereka, 'Jadikanlah aku dan ibuku Tuhan' dengan mengabaikan keesaan-Ku?"'Isâ menjawab, "Engkau Mahasuci dari segala bentuk sekutu. Tidaklah patut bagiku memohon sesuatu yang tidak berhak aku pinta. Jika aku pernah mengatakannya, pasti Engkau telah mengetahuinya. Sebab Engkau Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam diriku dan apa yang tampak dari ucapanku. Aku tidak mengetahui apa yang Engkau sembunyikan dariku. Hanya Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi dan yang gaib." وَ‌إِ‌ذْ‌ قَ‍‍الَ ‌اللَّ‍‍هُ يَا‌ عِيسَى‌ ‌ابْ‍‍نَ مَرْيَمَ ‌أَ‌أَ‌ن‍‍تَ قُ‍‍لْتَ لِل‍‍نّ‍‍َ‍اسِ ‌اتَّ‍‍خِ‍‍ذُ‌ونِي ‌وَ‌أُمِّ‍‍يَ ‌إِلَهَ‍‍يْ‍‍نِ مِ‍‌‍نْ ‌د‍ُ‍‌ونِ ‌اللَّ‍‍هِ ۖ قَ‍‍الَ سُ‍‍بْ‍‍حَانَكَ مَا‌ يَك‍‍ُ‍ونُ لِ‍‍ي ‌أَ‌نْ ‌أَ‍قُ‍‍ولَ مَا‌ لَ‍‍يْ‍‍سَ لِي بِحَ‍‍قّ‌‍‌‍ٍۚ ‌إِ‌نْ كُ‍‌‍ن‍‍تُ قُ‍‍لْتُ‍‍هُ فَ‍‍قَ‍‍دْ‌ عَلِمْتَ‍‍هُ ۚ تَعْلَمُ مَا‌ فِي نَفْسِي ‌وَلاَ‌ ‌أَعْلَمُ مَا‌ فِي نَفْسِكَ ۚ ‌إِنَّ‍‍كَ ‌أَ‌نْ‍‍تَ عَلاَّمُ ‌الْ‍‍غُ‍‍يُوبِ
Qultu Lahum 'Illā Mā 'Amartanī Bihi~ 'Ani A`budū Allaha Rabbī Wa Rabbakum ۚ Wa Kuntu `Alayhim Shahīdāan Mā Dumtu Fīhim ۖ Falammā Tawaffaytanī Kunta 'Anta Ar-Raqība `Alayhim ۚ Wa 'Anta `Alá Kulli Shay'in Shahīdun 005-117 Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk disampaikan kepada mereka. Telah aku katakan kepada mereka, 'Sembahlah Allah Yang Mahakuasa. Aku tahu keadaan mereka karena aku berada di tengah-tengah mereka. ' Maka ketika ajalku telah tiba sebagaimana yang Engkau tetapkan, Engkaulah satu-satunya pemeriksa atas mereka. Hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. مَا‌ قُ‍‍لْتُ لَهُمْ ‌إِلاَّ‌ مَ‍‍ا‌ ‌أَمَرْتَنِي بِهِ ‌أَنِ ‌اعْبُدُ‌و‌ا‌اللَّ‍‍هَ ‌‍رَبِّي ‌وَ‌‍رَبَّكُمْ ۚ ‌وَكُ‍‌‍ن‍‍تُ عَلَيْهِمْ شَهِيد‌ا‌ ً‌ مَا‌ ‌دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَ‍‍مَّ‍‍ا‌ تَوَفَّيْتَنِي كُ‍‌‍ن‍‍تَ ‌أَ‌نْ‍‍تَ ‌ال‍رَّ‍قِ‍‍ي‍‍بَ عَلَيْهِمْ ۚ ‌وَ‌أَ‌نْ‍‍تَ عَلَى‌ كُلِّ شَ‍‍يْء‌‌ٍ‌ شَهِيدٌ
'In Tu`adhdhibhum Fa'innahum `Ibāduka ۖ Wa 'In Taghfir Lahum Fa'innaka 'Anta Al-`Azīzu Al-Ĥakīmu 005-118 Jika Engkau menyiksa mereka oleh sebab perbuatan yang mereka lakukan, sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba-Mu. Dan, jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya hanya Engkaulah yang Mahaperkasa, sangat Bijaksana dalam setiap ketentuan yang Engkau buat." إِ‌نْ تُعَذِّبْ‍‍هُمْ فَإِنَّ‍‍هُمْ عِبَا‌دُكَ ۖ ‌وَ‌إِ‌نْ تَ‍‍غْ‍‍فِ‍‍رْ‌ لَهُمْ فَإِنَّ‍‍كَ ‌أَ‌نْ‍‍تَ ‌الْعَز‍ِ‍ي‍‍زُ‌ ‌الْحَكِيمُ
Qāla Allāhu Hādhā Yawmu Yanfa`u Aş-Şādiqīna Şidquhum ۚ Lahum Jannātun Tajrī Min Taĥtihā Al-'Anhāru Khālidīna Fīhā 'Abadāan ۚ Rađiya Allāhu `Anhum Wa Rađū `Anhu ۚ Dhālika Al-Fawzu Al-`Ažīmu 005-119 Allah berfirman, "Ini adalah hari ketika keimanan orang-orang beriman menjadi bermanfaat. Mereka disediakan surga yang dialiri sungai-sungai di bawah pepohonannya dan mereka hidup kekal di dalamnya. Mereka menikmatinya dengan perkenan Allah dan mereka pun puas dengan pahala dari-Nya. Itulah kenikmatan dan keberuntungan yang besar." قَ‍‍الَ ‌اللَّ‍‍هُ هَذَ‌ا‌ يَ‍‍وْمُ يَ‍‌‍ن‍‍فَعُ ‌ال‍‍صَّ‍‍ا‌دِقِ‍‍ي‍‍نَ صِ‍‍دْ‍‍قُ‍‍هُمْ ۚ لَهُمْ جَ‍‍نّ‍‍َ‍ات‌‍ٌ‌ تَ‍‍جْ‍‍رِي مِ‍‌‍نْ تَحْتِهَا‌ ‌الأَنه‍‍َ‍ا‌رُ‌ خَ‍‍الِد‍ِ‍ي‍‍نَ فِيهَ‍‍ا‌ ‌أَبَد‌ا‌ ًۚ ‌‍رَضِ‍‍يَ ‌اللَّ‍‍هُ عَ‍‌‍نْ‍‍هُمْ ‌وَ‌‍رَضُ‍‍و‌ا‌ عَ‍‌‍نْ‍‍هُ ۚ ‌ذَلِكَ ‌الْفَ‍‍وْ‌زُ‌ ‌الْعَ‍‍ظِ‍‍يمُ
Lillāh Mulku As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Mā Fīhinna ۚ Wa Huwa `Alá Kulli Shay'in Qadīrun 005-120 Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya. Dialah satu-satunya yang patut disembah. Dia memiliki kekuasaan yang sempurna untuk mewujudkan segala kehendak-Nya. ‍لِلَّهِ مُلْكُ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتِ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌وَمَا‌ فِيهِ‍‍نَّ ۚ ‌وَهُوَ‌ عَلَى‌ كُلِّ شَ‍‍يْء‌‌ٍقَ‍‍دِيرٌ
Toggle thick letters. Most people make the mistake of thickening thin letters in the words that have other (highlighted) thick letter Toggle to highlight thick letters خصضغطقظ رَ
Next Sūrah